Suara Keevan berseru dengan nada tinggi dan menggelegar memenuhi ruangan itu. Tampak emosi Keevan memuncak. Sepasang iris mata cokelat Keevan terhunus tajam penuh kemarahan pada Arletta yang berdiri di dapannya. Sorot mata Keevan menuntut meminta Arletta untuk segera menjawab ke mana wanita itu pergi.Arletta mendesah panjang melihat kemarahan di wajah Keevan. Raut wajah wanita itu nampak sangat jengkel dan kesal. Padahal ini adalah hidupnya. Keevan tak berhak ikut campur dengan hidupnya sama sekali. “Aku pergi ke mana pun bukan urusanmu, Keevan. Kamu nggak memiliki hak untuk melarangku. Aku bebas pergi ke mana pun yang aku mau.”Arletta menjawab dengan suara tegas dan penuh penekanan. Tatapan Arletta menatap dingin Keevan. Sungguh, Arletta tak mengerti dengan cara jalan pria di hadapannya itu berpikir. Baru saja dia pulang sudah disambut dengan amarah yang tak jelas.“Aku berhak tahu ke mana kamu pergi, Letta!” bentak Keevan keras. Dia tak suka mendengar apa yang Arletta katakan. Ya
Keevan menenggak vodka di tangannya. Kumpulan botol minuman keras ada di hadapan Keevan. Malam semakin larut, suasana klub malam di mana Keevan berada semakin meriah. Beberapa wanita cantik dan seksi berusaha menggoda Keevan, namun Keevan tak mengindahkan para wanita cantik itu. Malah dengan kejam, Keevan mengusir wanita-wanita yang menggodanya—dengan kata-kata kasar.“Pak, Anda sudah mabuk berat. Lebih baik Anda pulang,” ujar Angga mengingatkan Keevan.Keevan terus menenggak vodka wine di tangannya. “Arletta ingin mengundurkan diri dari perusahaan. Arvin sialan menawarkan pekerjaan pada Arletta.”Angga terdiam mendengar apa yang Keevan katakan. Rupanya akar masalah bersumber dari Arletta. Tidak heran kalau bosnya sampai serapuh sekarang ini. Sebelumnya memang Angga tak pernah tahu tentang kisah Keevan dan Arletta. Namun, seiring berjalannya waktu—bosnya itu mulai terbuka padanya memberi tahunya.“Pak, kenapa Anda belum cerita pada Bu Arletta?” ujar Angga serius.Keevan tersenyum para
Sinar matahari pagi menelusup masuk ke dalam sela jendela menyentuh wajah Keevan. Perlahan Keevan membuka matanya. Pria itu mengerjap beberapa kali seraya memijat pelipisnya. Tepat ketika mata Keevan telah terbuka—tatapan Keevan menatap terkejut Arletta yang berada di dalam pelukannya.Keevan terdiam beberapa saat mendapati Arletta yang tertidur dalam pelukannya. Ingatan pria itu langsung tergali tentang dirinya yang pergi ke klub malam hingga mabuk. Dia yakin pasti Arletta yang membantu dirinya sampai berada di ranjang seperti sekarang ini.Keevan mengembuskan napas berat seraya memejamkan mata singkat. Tadi malam pikirannya benar-benar sangat kacau. Itu kenapa dia melampiaskan dirinya ke klub malam. Namun tentu Keevan tak berkencan dengan wanita mana pun. Otak Keevan saat ini hanyalah penuh dengan Arletta dan Keanu. Tujuannya pergi ke klub malam untuk menenangkan pikirannya bukan untuk mencari pelampiasan.Keevan menatap dalam wajah cantik Arletta yang tertidur pulas. Pria itu membe
Tubuh Arletta membeku mendengar apa yang Keevan katakan. Seluruh tubuhku seakan tak berkutik sama sekali. Mata Arletta nyaris berembun memerah hendak mengeluarkan air mata.Mati-matian Arletta menahan air matanya agar tak tumpah. Dalam hati, Arletta nyaris luluh mendengar kata indah yang diucapkan oleh Keevan. Akan tetapi logika Arletta muncul di mana tentang kejadian lima tahun lalu. Itu adalah hal yang tak akan pernah mungkin bisa Arletta lupakan begitu saja.Luka lima tahun yang Arletta rasakan tidak mungkin bisa hilang begitu saja. Berjuang di tengah badai, bukanlah hal yang mudah. Banyak air mata yang Arletta rasakan. Hancurnya hati Arletta layaknya piring yang pecah tidak lagi utuh.Sekarang, jika Arletta mendengar kata-kata manis—rasanya tak akan bisa mengobati luka yang Arletta rasakan beberapa tahun terakhir ini. Ya, Arletta tak ingin selemah itu. Hanya karena ucapan manis Keevan—tetap tidak akan mengubah segalanya.Hal yang Arletta tak mungkin lupa adalah Keevan Danuarga—sos
Keevan menenggak wine hingga tandas. Beberapa kali Keevan memejamkan mata singkat. Saat ini pria itu berada di ruang kerja yang ada di apartemen pribadinya. Pria itu sengaja menjauh dari Arletta. Alasannya jelas karena Keevan kian merasa bersalah.Hingga detik ini Keevan masih belum bisa menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Keevan merasa dirinya seperti pengecut dan pecundang yang tak berani berbicara dengan Arletta tentang semuanya.Akan tetapi, Keevan melakukan semua itu karena ada alasan yaitu dia terlalu takut kalau Arletta salah paham. Dia menyadari mengobati luka yang diderita Arletta tidaklah mudah.Butuh perjuangan yang cukup panjang untuknya agar mampu membuat hati Arletta bisa luluh. Yang pasti semua itu harus ada harga mahal dari apa yang telah dilakukannya dulu pada Arletta.Suara ketukan pintu terdengar. Detik itu juga, Keevan membuka matanya, dan mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Napas Keevan berembus panjang—dia menginterupsi orang yang mengetuk pintu untuk s
Keesokan hari, Arletta lebih dulu terbangun. Jika biasanya Arletta menyiapkan sarapan, kali ini wanita itu lebih memilih untuk mengurus Keanu. Wanita itu menyerahkan semuanya pada pelayan dalam hal menyiapkan sarapan. Bukan tak mau memasak, tapi hati dan pikiran Arletta begiu berkecamuk. Banyak hal-hal yang tak bisa dijabarkan yang membebani pikirannya.“Ma, nanti setelah sarapan Keanu boleh nggak main games di ponsel?” ucap Keanu meminta izin. Namun, sayangnya izin dari Keanu tak direspon oleh Arletta. Sejak tadi Arletta hanya melamun kala wanita itu sudah selesai memandikan sekaligus menggantikan baju untuk Keanu.“Ma?” panggil Keanu yang sukses membuyarkan lamunan Arletta.“Hm? Iya, Nak?” jawab Arletta cepat seraya mnatap hangat Keanu.“Mama lagi pikirin apa, Ma?” tanya Keanu polos.“Mama hanya mikirin pekerjaan aja, kok. Tadi Keanu bilang apa?” Arletta segera mengalihkan pembicaraan. Dia tak ingin Keanu kembali menanyakan tentang apa yang dia pikirkan.“Keanu minta izin boleh ngga
Mata Arletta memerah menahan air mata yang hendak tumpah. Dadanya seakan sesak. Tak lagi bisa menahan rasa sakit yang menelusup ke dalam diri. Tampak tatapan Arletta menatap nanar Keevan.Tatapan yang tersirat memiliki luka sangat teramat dalam. Hingga ketika bulir air mata Arletta terjatuh, wanita itu segera menyeka air matanya. Menahan segala juta rasa perih yang selama ingin ada di hatinya. Sungguh, Arletta ingin tahu apa yang sebenarnya Keevan tutupi padanya.Napas Keevan memberat. Manik mata cokelat Keevan tak lepas menatap manik mata cokelat Arletta. Pancaran mata Arletta jelas menunjukan luka. Dalam hati, Keevan merutuki dirinya sendiri. Tak pernah Keevan sangka, Arletta telah membuntutinya.“Kenapa kamu di sini, Arletta?” tanya Keevan dengan nada yang merasa bersalah.Keevan memutar otak untuk menjelaskan semua yang terjadi. Akan tetapi semua terlalu berat untuk dijelaskan. Pun berbohong membuat dirinya kian merasa bersalah. Arletta sudah melihat semuanya.Arletta nyaris terta
Suara Keevan berseru dengan lantang dan sukses membuat langkah kaki Arletta terhenti. Tampak wajah Arletta memucat. Tenggorokan wanita itu tercekat. Lidahnya kelu. Otaknya seketika menjadi blank.Arletta merasakan darahnya seperti berhenti mengalir dan terhenti tepat di kepalanya. Seperti bumi yang berhenti pada porosnya tubuh Arletta nyaris terhuyung ke belakang mendengar ucapan Keevan. Namun, mati-matian Arletta memperkokoh kakinya agar tetap berdiri tegak. Dada Arletta bergemuruh tak menentu. Segala hal yang dia rasakan begitu amat campur aduk. Emosi, marah, benci, dendam, kecewa—semua telah bercampur menjadi satu—membuatnya seakan kehabisan energy.Akan tetapi, Arletta berusaha untuk setenang mungkin sekalipun kondisi hatinya sedang sangat amat kacau. Detik selanjutnya, Arletta membalikkan tubuhnya—menatap Keevan dengan mata yang memiliki jutaan arti. Napas Arletta memburu. Emosi seakan ingin meledak kala mengingat apa yang dikatakan oleh pria itu.“Apa maksudmu, Keevan?” seru A
London, UK. Satu persatu salju turun cukup lebat di kota London. Beberapa jalanan penuh dengan balok es yang tertutup. Bahkan mobil-mobil yang kebetulan terparkir di pinggir jalan sudah tertutup oleh balok es. Salju turun masih bisa ditoleransi. Karena jika badai salju yang turun, maka pasti jalanan akan sepi. Tidak ada siapa pun di sana.“Papa … Mama … Keanu suka bermain salju,” pekik Keanu riang sambil melempar-lempar salju.“Keanu, pelan-pelan, Nak,” jawab Arletta dengan senyuman di wajahnya.Keanu tersenyum manis. “Mama tenang aja. Keanu anak pintar.”Arletta kembali tersenyum melihat Keanu yang ditemani Mirna bermain salju. Bocah laki-laki itu tengah membentu boneka salju. Untungnya, Keanu adalah anak cerdas. Cukup melihat satu kali contoh boneka salju, dia sudah mampu membuat boneka salju itu.Ya, London adalah kota di mana Keevan mengajak istri dan kedua anaknya berjalan-jalan. Musim salju adalah musim yang dipilih Keevan. Pria itu tahu pasti kedua anaknya akan senang jika dib
Sebuah gaun berwarna merah membalut tubuh Arletta begitu sempurna. Rambut panjang dan indah wanita itu digulung ke atas memperlihatkan leher jenjangnya. Kilauan kalung berlian di leher Arletta menyempurnakan penampilan wanita itu.Gaun merah yang dipakai Arletta sama seperti pakaian yang dipakai Arula. Ya, rupanya Arletta sengaja memesan dua gaun khusus untuknya dan Arula. Mereka layaknya kembar.Arula memiliki tubuh yang gemuk, kulit putih seperti boneka hidup, dan wajah yang sangat cantik. Arula perpaduan wajah Keevan dan Arletta. Tak heran jika banyak sekali yang gemas pada Arula. Karena memang balita kecil itu sangatlah cantik.Malam ini adalah malam di mana Arletta untuk hadir di pernikahan Arvin. Tentu Arletta tidak hanya datang sendiri saja. Wanita itu akan datang bersama dengan suami dan kedua anaknya.“Sayang, apa kamu udah siap?” Keevan masuk ke dalam walk-in closet sambil menggenggam tangan Keanu. Namun, seketika mata Keevan dan Keanu begitu berbinar kagum melihat penampila
“Udah selesai ngobrolnya?” Keevan menatap Arletta yang baru saja masuk ke dalam kamar pribadi yang ada di ruang kerjanya. Pria itu duduk di sofa kamar sambil memegang iPad.“Udah.” Arletta menatap Keanu dan Arula yang sekarang sudah tertidur pulas. “Keanu udah makan belum?” tanyanya.“Udah, tadi Keanu udah makan. Dia mengantuk sepertinya di sekolah, pelajarannya terlalu berat sampai membuatnya kecapean,” jawab Keevan dingin dan datar.Arletta duduk di samping Keevan. “Sayang, kamu nggak marah, kan?” tanyanya pelan dan hati-hati. Cukup dari nada bicara saja dia tahu kalau sang suami jengkel.Keevan meletakan iPad-nya ke atas meja dan menatap Arletta. “Apa yang aku duga bener, kan? Arvin itu udah lama naksir kamu.”“Keevan, aku nggak tahu. Arvin nggak pernah bilang kalau dia naksir aku,” jawab Arletta jujur. Selama ini memang Arvin tak pernah bilang padanya, kalau pria itu menyukainya. Dia hanya mendengar ucapan konyol Rima yang selalu bilang Arvin suka padanya.“Nggak perlu ngomong har
“Arletta, kamu ganti pakaian kamu. Aku mau ajak kamu ke kantor.”Kalimat yang Keevan ucap itu sedikit membuat Arletta terkejut. Arletta yang baru saja selesai menyusui Arula, langsung menatap Keevan lekat-lekat. Sangat jarang sekali suaminya mengajaknya untuk ke kantor. Apalagi sejak Arula sudah lahir. Arletta sangat jarang sekali pergi. Pun kalau pergi pasti Arletta pergi bersama dengan ibunya, ibu mertuanya, atau dengan Rima.“Sayang, kamu mau ajak aku ke kantor?” ulang Arletta memastikan. Dia takut kalau apa yang dia dengar ini salah.Keevan mengangguk sambil melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. “Ya, aku mau ajak kamu ke kantor. Tapi kita jemput Keanu dulu setelah itu kita ke kantor.”Hari ini Keevan sengaja berangkat ke kantor siang hari, karena memang dia ingin mengajak istri dan kedua anaknya untuk ke perusahaannya. Dia tahu sang istri merasa bosan di rumah. Jadi tak ada salahnya dia mengajak sang istri ke kantor demi mengurangi rasa jenuh.Arletta tersenyum m
Arletta bangun terlambat karena sepanjang malam mendapatkan serangan dari sang suami. Wanita itu bahkan tak menyiapkan sarapan, akibat kelelahan. Untungnya di rumahnya itu memiliki chef dan banyak pelayan. Jadi Arletta tak perlu repot untuk memasak.Keanu sudah berangkat sekolah. Arula tengah diajak pengasuhnya untuk berjemur. Sinar matahari pagi sangat baik untuk kulit. Sedangkan Arletta masih terbaring di ranjang, masih kelelahan.Tadi malam, Arletta baru bisa tertidur pada pukul tiga pagi. Lebih dari satu minggu tak bertemu dengan sang suami membuat suaminya itu seperti singa yang kelaparan. Tentu sebagai istri yang baik, Arletta wajib untuk melayani suaminya itu. Suara ketukan pintu terdengar. Refleks, Arletta yang tengah berbaring di ranjang, mengalihkan pandangannya melihat ke arah pintu dan meminta orang yang mengetuk pintu untuk masuk ke dalam.“Permisi, Bu.” Seorang pelayan melangkah menghampiri Arletta.Arletta menatap sang pelayan. “Iya? Ada apa?” tanyanya.“Bu, ini saya b
“Papa …” Keanu melompat-lompat gembira melihat Keevan yang baru saja turun dari mobil. Berikutnya, dia langsung menghamburkan tubuhnya ke Keevan. Refleks, Keevan menggendong Keanu dan menghujani putranya itu dengan kecupan.Arletta tersenyum melihat pemandangan itu. Bahkan Arula yang ada digendongannya juga nampak riang bertepuk tangan melihat Keevan sudah pulang. Tepatnya, tadi malam Keevan bilang kalau akan tiba di rumah pada pukul sepuluh pagi. Arletta senang karena Keevan menepati janjinya untuk pulang lebih cepat. Lihat saja Keanu sudah sangat senang melihat ayahnya pulang. Well, bukan hanya Keanu saja yang senang tapi juga Arletta serta Arula—si balita cantik nampak senang. Keevan melangkah mendekat ke arah Arletta sambil menggendong Keanu. Pria itu memberikan kecupan di bibir istrinya dan kecupan di pipi bulat Arula. “Maaf membuat kalian menunggu lama.”“Nggak apa-apa, Sayang. Yang penting kamu udah pulang sekarang.” Arletta memeluk lengan Keevan, dan memberikan kecupan di l
Dua tahun berlalu … “Mama, Keanu pulang…” Keanu berlari menghampiri Arletta yang sedang menggendong balita cantik dan gemuk. Tampak senyuman di wajah Arletta terlukis melihat Keanu sudah pulang.“Anak Mama yang paling ganteng udah pulang.” Arletta menundukan kepalanya mencium pipi bulat Keanu.Keanu tersenyum riang. “Sudah, Mama. Keanu sudah pulang. Mama Arula kenapa tidur pas Keanu belum pulang? Kan Keanu jadi nggak bisa main sama Arula.” Bibir Keanu tertekuk melihat adik cantiknya tertidur pulas digendongan Arletta.“Keanu cium Arula aja, ya, Nak. Tadi Arula udah nguap terus. Nanti kalau Arula udah bangun, Keanu boleh ajak Arula main.” Arletta mendekatkan Arula ke wajah Keanu.Keanu langsung menciumi lembut adiknya yang cantik dan menggemaskan itu.Arula Danuarga adalah putri kedua Keevan dan Arletta. Putri kedua Keevan dan Areletta itu sangat cantik dan gemuk. Tidak heran jika Keanu sangat gemas pada adiknya. Setiap kali Keanu pulang sekolah, maka selalu saja Keanu bermain dengan
Rima hampir saja jantungan mendapatkan undangan dari Arletta. Sebuah undangan yang tertulis jelas bahwa Arletta Pradipta akan menikah dengan Keevan Danuarga. Tidak, bukan hanya Rima saja yang terkejut, tapi juga seluruh devisi kantor Mahardika Company. Memang, banyak sekali gossip yang menceritakan tentang hubungan Arletta dan Keevan. Apalagi sejak family gathering Arletta digendong Keevan, tentu saja gossip hubungan antara Arletta dan Keevan begitu terdengar.Akan tetapi, seluruh karyawan Mahardika Company sama sekali tidak menyangka kalau hubungan Arletta dan Keevan akan berakhir sampai di pernikahan. Hal yang paling sama sekali tak mereka semua sangka adalah tentang gossip Arletta sudah memiliki anak berusia 4 tahun dari Keevan Danuarga.Selama ini, Arletta sangat tertutup rapat tentang kehidupan pribadinya. Bahkan Rima saja tak pernah tahu tentang kehidupan pribadi Arletta. Bukan tanpa sebab, itu semua karena Arletta tahu akan banyak orang yang besar kemungkinan memberikan koment
Obrolan hangat tercipta antara kedua orang tua Keevan dan kedua orang tua Arletta. Ya, sejak di mana Raka meminta orang tua Keevan untuk datang—detik itu juga Keevan langsung meminta kedua orang tuanya untuk datang ke Bali.Jarak Jakarta dan Bali sangat dekat membuat kedua orang tua Keevan bisa datang cepat. Pun memang kedua orang tua Keevan sudah ingin bertemu dengan kedua orang tua Arletta. Namun, kedua orang tua Keevan membiarkan Keevan yang bertemu dulu dengan kedua orang tua Arletta, karena mereka tahu bahwa Keevan harus meminta maaf pada kedua orang tua Arletta.“Rencana pernikahan Keevan dan Arletta lebih baik kita adakan secara meriah. Kita harus menyiapkan konsep terbaik.” Nadira nampak semangat membahas tentang pernikahan Keevan dan Arletta.“Aku setuju. Aku juga ingin pernikahan Keevan dan Arletta megah dan mewah,” jawab Melisa yang sependapat dengan ibu Keevan. Bagas dan Raka sama-sama tersenyum. Dua pria paruh baya itu sudah kalah jika membahas tentang pesta. Untuk urus