Share

Kehilangan Kesekian

Musibah selalu datang pada waktu yang tidak bisa kita duga.

Sepia terbaring lemah di atas tempat tidur rumah sakit. Ia berusaha membuka matanya lebar-lebar meski kenyataannya matanya sembab karena tangis yang tak henti berlinang dalam pelupuk matanya. Perutnya masih terasa keram, suhu tubuhnya naik demam, dan ia masih tidak percaya dengan apa yang telah terjadi diluar kendali juga tanpa sepengetahuannya. Ia syok, benar-benar terguncang dengan apa yang ia alami.

“Maafkan aku … ini semua gara-gara aku, kalau kamu tidak mengejar jambret yang mengambil tasku kamu tidak akan merasakan sakit sedalam ini. Kumohon maafkan aku ….”

Gina juga menangis terisak di sampingnya, ia benar-benar merasa bersalah dan malah menyalahkan dirinya atas semua hal yang terjadi. Sepia tetap terbaring lemas, bola matanya perlahan bergerak menatap Gina. Sepia menggelengkan matanya perlahan, ia juga berusaha meraih tangan Gina.

“I—ibu tidak bersalah, jangan menyalahkan diri ibu. Ibu tidak boleh sedih berlebihan, ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status