"Telepon Violet dan suruh dia pulang.""Ha?"Levi yang berada di ujung telepon tercengang.Saat ini, Violet dan Gwen sedang bersenang-senang di ruang pribadi kelab malam.Violet jarang mendapat kesempatan untuk minum-minum. Sejak dia dilahirkan kembali, banyak hal yang sudah terjadi. Saat ini, di bawah pengaruh alkohol, rasa tidak senangnya lenyap seketika.Lalu, ponsel Violet berdering. Dia mengangkat telepon. Di ujung telepon, dia mendengar suara Levi berkata dengan ragu-ragu, "Nyonya, Tuan Romeo meminta Anda pulang ke rumah.""Ha? Apa katamu? Apa aku akan pulang hanya karena dia menyuruhku? Dia kira dia siapa?!"Violet terdengar mabuk dan Levi merasa ada yang tidak beres. "Nyonya, di mana Anda sekarang?""Di tempat yang nggak ada Romeo!"Setelah itu, Violet menutup telepon.Gwen memeluk Violet, lalu dia menyengir sambil berkata, "Bosan sekali kalau hanya kita berdua! Kakak akan mengajarimu sesuatu yang lebih seru!""Yang lebih seru?"Gwen menekan bel pelayan.Tak lama kemudian, seor
Meskipun William berkata seperti itu, dia bergerak makin cepat. Dua orang itu berlari keluar dari apartemen, kemudian mengemudi mobil dengan sangat cepat ke kelab malam.Dari awal pemilik kelab malam itu sudah menunggu di depan pintu. Setelah dia melihat William dan Charles turun dari mobil, dia buru-buru membungkuk kepada mereka. Kemudian, dia berkata, "Tuan Muda William, Tuan Charles, aku sudah menjaga dua nona itu dengan baik. Mereka masih di sini."William berhenti, lalu bertanya, "Berarti mereka masih bersama gigolo-gigolo itu di ruang pribadi?"Pemilik kelab malam itu tersenyum dengan canggung.Dua pria itu langsung mengerti."Dasar berengsek!" maki William.Setelah itu, William berjalan dengan cepat sambil bertanya, "Di mana ruangan mereka?""Yang ini."Pemilik kelab malam hendak membukakan pintu untuk William, tapi William langsung menendang terbuka pintu tersebut.Dia melihat beberapa pria sedang mengerumuni Violet dan Gwen. Dua wanita itu minum sampai wajah mereka sudah menja
Dari tadi Gwen sudah mendengkur, jadi dia tidak peduli dengan ucapan William.Violet yang duduk di belakang juga sedikit mengantuk karena dalam mobil terasa hangat. Wajahnya yang sudah merah menjadi makin merah.Charles mengambil selimut dari belakang, kemudian menyelimuti tubuh Violet."Tidurlah sebentar. Kita akan segera sampai."Violet menganggukkan kepalanya. Dia memang merasa lelah. Tanpa disadarinya, dia bersandar ke jendela mobil dan tertidur.Pada saat yang sama, Romeo baru mematikan komputernya di ruang kerja. Dia memijat pelipisnya, kemudian dia mengambil ponselnya. Dia masih belum mendapat kabar dari Violet.Beberapa saat kemudian, dia menerima telepon dari Levi.Romeo mengangkat telepon, lalu bertanya, "Di mana Violet?""Sepertinya Nyonya berada di kelab malam.""Kelab malam?"Romeo mengerutkan keningnya.Dulu Violet sangat jarang pergi ke tempat seperti itu. Belakangan ini dia cuma pernah pergi sekali, yaitu untuk bertemu dengan Nicholas.Waktu itu sudah terjadi keributan
Evelyn masih menunggu Romeo di ruang tamu. Ketika Evelyn melihat Romeo pulang dengan wajah masam, dia bertanya dengan hati-hati, "Kak Violet ... nggak pulang bersamamu?"Romeo berkata dengan ekspresi dingin, "Kalau dia nggak mau pulang, dia nggak usah pulang selamanya."Ketika mendengar Romeo berkata seperti itu, Evelyn diam-diam merasa senang.Violet benar-benar bodoh. Jelas-jelas dia punya kesempatan untuk mendapatkan hati Romeo, tapi dia malah sangat keras kepala.Namun, itu juga bagus. Selama Violet tidak ada di rumah ini, Evelyn bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekati Romeo dan menaklukkan hati Romeo.Evelyn menatap sisi wajah Romeo. Dia yakin dia bisa mendapatkan Romeo.Karena dulu dia dapat merasakan dengan samar kalau Romeo memiliki perasaan padanya, sikap Romeo kepadanya juga selalu berbeda dengan orang lain.Besok pagi, Violet bangun di tempat tidur dengan kepala pusing. Saat dia membuka matanya, dia melihat langit-langit putih. Interior di sekitarnya terlihat sangat
Begitu pertanyaan itu keluar dari mulut William, mata tiga orang itu tertuju pada Violet.Violet segera menyimpan pikirannya tadi. Dia menyentuh pipinya yang hangat dan berkata, "Mungkin ... aku masuk angin.""Kamu nggak boleh menganggap remeh masuk angin. Nanti aku akan meminta Charles mengantarmu ke rumah sakit."Gwen di sebelah segera menciptakan kesempatan agar mereka bisa berduaan.Violet menggelengkan kepalanya. "Ini bukan masalah besar. Aku akan baik-baik saja."Gwen menarik Violet untuk duduk. Sarapan Charles sangat sederhana, tapi sarapan mereka bertiga sangat bergizi.Kemarin Violet baru minum alkohol, jadi dia ingin memakan makanan yang berminyak dan pedas. Alhasil, pagi ini dia hanya dapat memakan sop bening yang lumayan mengunggah selera.Charles baru memakan beberapa suap, setelah itu dia membereskan piringnya. Melihat dia ingin keluar, William pun bertanya, "Kamu mau pergi ke mana pagi-pagi?""Aku keluar sebentar."Setelah Charles mengatakan itu, dia menutup pintu rumah.
Charles menjawabnya dengan datar.Violet berkata, "Kamu pandai memilih buah-buahan. Kamu bahkan lebih pandai daripada bibi di rumahku."Seulas senyuman tersungging di bibir Charles.Dia tentu tidak akan memberi tahu Violet kalau dia sudah mencoba satu per satu buah-buahan ini. Kalau tidak, dia juga tidak akan begitu lama di luar."Bzz, bzz ...."Di ruang tamu, suara bergetar yang samar terdengar dari kamar tidur.Gwen berkata, "Sepertinya ponsel seseorang berbunyi."Kemudian, mereka berempat saling bertatapan.William berkata, "Aku nggak pernah mendiamkan ponselku."Charles tidak berkata apa-apa. Gwen mengeluarkan ponselnya, lalu berkata, "Ponselku ada di sini."Violet baru mengingat semalam setelah dia menutup telepon Levi, dia langsung mendiamkan ponselnya karena dia merasa terganggu.Setelah mengingat itu, Violet buru-buru mendorong kursinya dan berlari ke kamar.Ponselnya sedang bergetar di kamar tidur. Ada telepon masuk dari Levi.Violet bergegas mengangkat telepon. "Halo?"Setela
"Nyonya, akhirnya Anda pulang!"Violet jarang melihat Bu Martha menangis seperti ini. Jelas sekali kalau dia sudah menderita beberapa hari ini di rumah."Bu Martha, apa Romeo ada di rumah?""Ada, ada! Tuan ada di rumah!"Bu Martha bimbang sejenak sebelum berkata, "Tapi, selain Tuan, di dalam juga ada wanita licik itu."Bu Martha menggertakkan giginya saat dia mengungkit Evelyn. Dia sangat membenci Evelyn.Violet sama sekali tidak terkejut Evelyn juga ada di rumah. Namun, Violet terkejut karena Evelyn masih bisa tinggal di Kediaman Fernandez setelah Nyonya Besar Fernandez muncul.Sepertinya Romeo sangat menyukai Evelyn sampai dia berani melawan Nyonya Besar Fernandez.Violet berjalan ke pintu, lalu dia menempel sidik jarinya. Namun, dia menyadari sidik jarinya gagal untuk membuka pintu.Bu Martha berkata, "Ketika Tuan pulang semalam, dia bilang dia sudah mengubah semua kata sandi pintu."Setelah itu, Bu Martha menekan kata sandi baru, baru Violet bisa melangkah masuk ke dalam Kediaman F
Violet pergi tanpa menoleh. Kemudian, Evelyn menarik-narik tangan Romeo sambil berkata, "Romeo, menurutku, Kak Violet hanya mengatakan itu karena dia marah. Kamu nggak bisa menganggap seriusnya. Jangan marah."Romeo menarik kembali tangannya dengan ekspresi datar.Evelyn tercengang saat dia melihat tangannya yang kosong.Romeo berkata, "Aku masih ada urusan di perusahaan. Kamu belajar baik-baik di rumah. Kalau kamu perlu apa-apa, beri tahu Bu Martha.""Ro ...."Evelyn ingin memanggil Romeo, tapi Romeo sudah beranjak pergi.Bu Martha sedang menyapu lantai. Ketika dia melihat pemandangan itu, dia mendengus pada Evelyn.Pasangan suami istri itu hanya sedang bertengkar, tapi Evelyn malah benar-benar menganggap dirinya sebagai nyonya rumah.Saat Evelyn melihat ekspresi Bu Martha, dia langsung merasa marah dan malu.Siang hari, Violet bersama Gwen kembali ke apartemen di seberang universitas.Gwen berkata dengan semangat, "Kamu benar-benar bilang kepada Romeo kamu mau bercerai? Apa dia setuj