Home / Fantasi / Kesatria Tertinggi / 1. Awal dari Semua

Share

Kesatria Tertinggi
Kesatria Tertinggi
Author: Rio Java

1. Awal dari Semua

Author: Rio Java
last update Last Updated: 2021-10-27 08:17:27

Rune, seorang lelaki yang memiliki tiga jenis senjata mendapatkan semangat untuk terus hidup karena menemukan gadis kecil di pantai, kemudian mengangkatnya sebagai anak dan memberinya nama Loli.

Namun, kebahagiaan itu hanya sementara karena saat sampai di rumah, tiba-tiba tubuh Rune melayang karena jurus gravitasi. Seorang lelaki masuk, kemudian menculik Loli.

Setelah keluar dari rumah, Rune langsung terjatuh karena jurus gravitasi sudah menghilang, kemudian ia segera mengejar si penculik hingga memasuki sebuah desa.

Si penculik meluncurkan sebuah tornado sehingga membuat Rune berputar-putar di udara dalam waktu yang cukup lama.

Setelah tornado itu menghilang, Rune kehilangan jejak si penculik. Ia menangis dan tidak memedulikan tentang orang-orang yang meluhatnya.

Pemimpin desa menghampiri pemuda itu karena merasa kasihan dengan kejadian yang baru saja dialami.

"Tenanglah. Namaku Tedak, pemimpin desa Dakheken. Kebetulan salah satu tim di sini mempunyai misi untuk mencari keberadaan Mangan, orang yang menculik putrimu."

Tedak memegang pundak Rune untuk menenangkannya. Ia berencana memasukkan lelaki tersebut ke dalam salah satu tim untuk mempermudah suatu misi.

"Ikut aku."

***

Tim Seseven yang terdiri dari tiga perempuan dan empat laki-laki sudah memulai perjalanan untuk mencari keberadaan Mangan. Mereka melewati sebuah hutan, lalu berhenti dan bersandar di pohon untuk beristirahat.

Tiba-tiba seseorang berbadan besar datang dan menghampiri mereka, lalu meminta Seseven untuk menyerahkan semua persediaan makanan.

"Sekali lagi, serahkan makanan kalian!"

"Tidak, kami tidak akan menyerahkan makanan ke orang sepertimu," bantah Sam, pemimpin tim Seseven.

Ia mengeluarkan pedang untuk bersiap melawan orang berotot di depannya.

"Rune, lawan dia."

Dalam seketika, orang yang dipanggil kaget dan menunjuk diri sendiri serta mencoba mencari alasan karena sudah lama tidak bertarung.

"Kenapa harus aku? Bukankah aku ini anggota baru?" bantah Rune sembari menatap Sam.

Sam menyimpan pedangnya, lalu tersenyum dan menatap Rune, kemudian mengatakan, "Aku ingin melihat seberapa hebatnya dirimu."

Rune menghembuskan napas kesal sembari membuang muka karena mau tidak mau harus mengikuti perintah dari sang pemimpin.

Pria besar itu berlari untuk menyerang Sam. Hal itu membuat Rune secepat mungkin menghadangnya, lalu mengeluarkan pedang dan bersiap untuk bertarung.

"Sebelum bertarung, perkenalkan dirimu terlebih dahulu," suruh Sam kepada musuh.

"Aku Rune–"

"Bukan kau, tapi musuh."

Rune pun menjadi malu dan menggaruk leher bagian belakang.

"Aku Toto," ucapnya dengan tangan mengepal serta muka yang marah.

Dalam seketika, Rune tertawa terbahak-bahak karena merasa jika nama musuhnya yang berotot ini sangatlah lucu.

Hal itu, membuat Toto geram dan langsung mencabut pohon untuk dijadikan sebagai senjata. Ia menghentakkan kaki sehingga muncul sebuah batu besar berbentuk bulat dari tanah, lalu memukulnya menggunakan pohon.

Tim Seseven pun menjauh karena ingin anggota barunya menghadapi orang itu sendirian. Di saat serangan Toto itu berlangsung, Rune melompat ke atas sembari meluncurkan panah.

Namun, tiba-tiba kakinya ditarik selama beberapa detik, lalu dilepaskan oleh bola batu yang baru saja diluncurkan sehingga tubuhnya menjauh dari Toto.

Rune melihat apa yang baru saja membawanya ke sini. Bola batu itu memunculkan kaki, mata dan juga tangan.

Rune berjalan mundur karena merasa takut sebab tidak pernah melawan makhluk aneh seperti itu.

Toto berlari menghampiri dan menyerang Rune dengan pukulan sehingga lelaki tersebut terpental jauh. Saat ini, Rune berada tepat di hadapan bola batu yang hidup.

"Semangat! Kau pasti bisa melawan golem itu!"

Rune melihat ke arah sumber suara dan dalam seketika tersenyum kala tahu kalau yang menyemangatinya adalah seorang perempuan.

Rune maju, lalu menyerang golem dengan pedang, tetapi hal itu tidak berhasil karena manusia batu itu terlalu kuat.

"Teman-teman, bagaimana cara mengalahkan makhluk ini?!"

Sam menepuk jidatnya dan membatin, 'Sepertinya perjalanan ini akan sulit jika ditemani oleh lelaki payah itu.'

"Semangat, Rune! Jika kau punya otak, maka pakailah untuk berpikir!" teriak Catly.

Rune tidak menyangka bahwa perempuan yang menyemangatinya mempunyai kata-kata yang pedas. Namun, rasa suka padanya tetap tidak berkurang.

Rune berpikir untuk mencari tahu bagaimana cara untuk mengalahkannya. Dalam seketika, ia teringat dengan jurus membelah diri yang dimilikinya.

Lelaki tersebut berlari ke arah Toto dan meluncurkan anak panah, tetapi berhasil dihindari.

Di saat sudah dekat, dia menyerang menggunakan pedang. Keyakinan untuk menang pun langsung muncul.

Namun, tidak semudah itu karena Toto memukul tanah dengan kedua tangannya sehingga muncul tembok batu yang besar.

Rune pun menabraknya, lalu terjatuh, kemudian bangkit dan melompat tinggi dan menyerang Toto menggunakan pedang.

Namun, hal itu juga tidak berhasil karena Toto menahan serangan Rune menggunakan tangan batu, lalu mencengkeram tubuh lelaki kurus itu, kemudian melemparkannya ke tebing.

Rune berdiri dan mencoba melihat pemandangan yang sangat indah. Sungai di bawahnya mengalir melewati hutan. Hal itu tidak pernah ia temui di mana pun.

"Awas, Rune!" teriak Catly.

Rune langsung berbalik badan dan melompat ke kanan untuk menghindari pukulan dari Toto.

Ia melihat sungai dan langsung mendapat ide. Lelaki tersebut berlari ke kanan Toto, lalu mengeluarkan bayangan yang bernama Arune karena memakai belati.

Rune mengumpulkan angin ke dalam pedangnya, sementara Arune menyerang Toto.

Setelah dirasa cukup, ia mengayunkan pedang secara horizontal dan terciptalah sebuah angin yang meluncur dengan kecepatan tinggi.

Toto pun jatuh ke sungai, sementara Arune menghilang. Sam memberi tepukan tangan untuk memuji kehebatan anggota baru Seseven.

Mereka pun melanjutkan perjalanan, lalu berhenti di sebuah jembatan yang ditutupi oleh gerbang.

"Rune, gunakan jurus anginmu yang tadi untuk membuka gerbangnya."

Rune bingung kenapa Sam menyuruhnya untuk melakukan hal ini, padahal bisa saja membuka gerbang hanya dengan mendorong. Namun, karena tidak mau mencari masalah, ia pun menurut.

Rune memasang kuda-kuda dan mematung selama beberapa detik sampai pedangnya penuh dengan angin.

Setelah itu, ia langsung mengayunkan pedang secara diagonal sehingga terciptalah angin yang berkecepatan tinggi menabrak gerbang.

Tidak disangka bahwa pagar kayu yang menempel di jembatan langsung rusak karena terjangan gerbang akibat jurus Rune. Hal itu membuat lelaki tersebut merasa bersalah.

Sam tersenyum, kemudian memegang pundak Rune dan berkata, "Kerja bagus. Tolong jangan pikirkan tentang pagar yang rusak itu."

Tim Seseven melanjutkan perjalanan. Saat melewati jembakan kayu, Rune mendengar suara orang berlari. Hal itu membuatnya berhenti melangkah.

Beberapa detik kemudian, ia merasa jika hal itu tidak penting, lalu berjalan seperti biasa dan mencoba menghilangkan rasa penasarannya tentang orang lain yang berada di sini.

Setelah berjalan jauh, akhirnya mereka sampai di sebuah desa. Sam melihat ke kanan dan kiri untuk mencari jalan ke tempat penginapan.

Related chapters

  • Kesatria Tertinggi   2. Korban Pertama

    Rune langsung berbalik badan dan melompat ke kanan untuk menghindari pukulan dari Toto. Ia melihat sungai dan langsung mendapat ide. Lelaki tersebut berlari ke kanan Toto, lalu mengeluarkan bayangan yang bernama Arune karena memakai belati. Rune mengumpulkan angin ke dalam pedangnya, sementara Arune menyerang Toto. Setelah dirasa cukup, ia mengayunkan pedang secara horizontal dan terciptalah sebuah angin yang meluncur dengan kecepatan tinggi. Toto pun jatuh ke sungai, sementara Arune menghilang. Sam memberi tepukan tangan untuk memuji kehebatan anggota baru Seseven. Mereka pun melanjutkan perjalanan, lalu berhenti di sebuah jembatan yang ditutupi oleh gerbang. "Rune, gunakan jurus anginmu yang tadi untuk membuka gerbangnya." Rune bingung kenapa Sam menyuruhnya untuk melakukan hal ini, padahal bisa saja membuka gerbang hanya dengan mendorong. Namun, karena tidak mau mencari masalah, ia pun menurut. Rune memasang kuda-kuda dan mematung selama beberapa detik sampai pedangnya penuh

    Last Updated : 2021-10-27
  • Kesatria Tertinggi   3. Berusaha Mengaktifkan Elemen Baru

    Rune tahu apa yang dimaksud oleh Sam. Kini ia sedang menguatkan diri karena selama ini belum pernah membunuh seorang perempuan. "Jika kau membunuhnya dengan pedangmu, maka kau akan mendapatkan elemen petir." Rune terkejut dengan pernyataan Sam. Namun, tetap saja hal itu sulit untuk ia lakukan karena tidak tega melihat seorang perempuan kesakitan, meskipun rasa ingin memiliki elemen baru sangatlah besar. "Aku tadi sempat melihat bahwa pedangmu menyerap petir perempuan ini. Jadi, aku berpikir jika kau akan mendapatkan elemen petir jika membunuhnya." "Aku meminta kepadamu, bunuh aku!" bentak Nina karena tidak sanggup jika harus hidup tanpa ibu. Rune sudah mengambil keputusan. Ia menancapkan pedang ke dada Nina sehingga perempuan tersebut memuntahkan darah. Rune membuang muka karena tidak sanggup melihat wajah kesakitan sang korban. Tiba-tiba aliran petir mengalir ke dalam pedang. Sam terkejut karena ternyata dugaannya benar, padahal apa yang ia katakan hanya omong kosong untuk memb

    Last Updated : 2021-10-27
  • Kesatria Tertinggi   4. Anggota yang Hilang

    Rune memasang kuda-kuda, kemudian menghindari setiap serangan dari Xioae dengan santai. Di saat yang tepat, ia menendangnya hingga terjatuh, lalu melompat dan menusukkan pedang tepat di dadanya. Xioae pun menghembuskan napas terakhir. Rune merasa tidak bersalah karena itu bukanlah seorang perempuan. Ia mengintip pertarungan Sam dari gerbang. Kilauan cahaya membuat matanya sulit dibuka. Sam melihat Rune, lalu berteriak, "Rune, bantu aku menghadapinya!" Rune segera berlari dan meluncurkan serangan berupa tusukan pedang, tetapi Clay menghindarinya dengan cara melompat ke belakang. Clay membuat pedangnya mengeluarkan cahaya, kemudian berlari menyerang Rune. Rune menangkis serangannya dengan kedua belati sembari menutup mata karena silau. Dalam seketika, senjatanya tersebut menyerap cahaya dari pedang Clay. Clay dan Sam terkejut. Rune mencoba membuka mata dan tersenyum karena cahaya itu sudah menghilang. Ia mulai menyerang balik dengan kecepatan tinggi sehingga Clay menjadi kewalaha

    Last Updated : 2021-10-27
  • Kesatria Tertinggi   5. Dugaan yang Salah

    Pemimpin desa menghampiri anaknya dan berkata, "Nak, kamu sedang berbicara dengan siapa?" Anak itu menoleh, kemudian menjawab sembari menodongkan pedang, "Aku berbicara dengan pencuri ini." Pemimpin desa melihat ke arah anaknya menodong, tetapi tidak menemukan siapa pun. Rune segera masuk ke balai desa untuk mencari cincin penghancur dinding. Ia berjalan sembari melihat keindahan dari semua cincin yang tersusun rapi di meja. Penglihatannya dipertajam untuk bisa dengan cepat menemukan cincin yang dicari. Setelah beberapa menit, akhirnya Rune berhasil menemukannya, kemudian kembali ke penginapan dan memberikan cincin itu kepada Sam. Pemimpin Seseven merasa senang sehingga menunjukkan senyuman sembari melihat setiap sudut dari benda tersebut. "Bagus. Sekarang kau boleh pergi." Rune berjalan mengelilingi desa untuk mencari keberadaan Catly dengan tujuan mengajaknya berbicara. Akhirnya ia menemukan perempuan tersebut di tepi sungai. Anggota Seseven itu menghampiri dan duduk di sebelah

    Last Updated : 2021-10-27
  • Kesatria Tertinggi   6. Selamat Tinggal, Sam

    Catly sangat terkejut dengan pernyataan Sam karena apa yang selama ini ia pikirkan ternyata salah. "Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu membunuh Mangan." "Oh, baiklah. Kalau begitu aku juga akan membunuhmu!" Sam berlari sembari mengeluarkan pedang, lalu menusukkan pedang ke dada Catly sehingga perempuan tersebut menutup mata dan berdiam diri karena rela mati demi Mangan. Tring! Catly membuka mata dan melihat teman satu tim melindungi dirinya. "Rune, apa yang kau lakukan?" tanya Sam dengan perasaan marah karena ada yang melindungi Mangan. Rune tersenyum, kemudian berkata, "Aku sudah tahu semua tentang Mangan bahwa ia adalah orang baik." "Aku juga baik." "Baik kau bilang! Setelah membunuh dua perempuan dan mencuri cincin, kau bilang itu baik?!" Sam melompat mundur, lalu menyimpan pedang sembari tersenyum. Rune merasa ingin sekali mengakhiri semua ini dan menjadikan Mangan sebagai pemimpin Seseven seperti yang Catly katakan. "Mari kita lihat seberapa hebatnya dirimu. Keluarkan s

    Last Updated : 2021-10-27
  • Kesatria Tertinggi   7. Sebuah Penyerangan

    Ai menunduk, kemudian mengangguk. Hal itu membuat Rune yakin jika kejadian kemarin malam bukanlah mimpi. "Apa kita beritahukan hal ini kepada semua?" tanya Ai dengan nada kecil. Rune memikirkan hal yang terbaik karena ia takut jika tahu tentang hal ini, kebahagian Seseven akan lenyap. Loli yang digendong oleh Mangan melihat ayah angkat dan merasa ingin bersamanya. Namun, ia tidak tahu bagaimana caranya. "Rune, sepertinya anakmu ingin kau menggendongnya," ucap Ai. Rune yang mendengar itu langsung tersenyum dan mencoba melupakan masalah yang dihadapi. Ia pun menghampiri Mangan dan berharap keinginannya terkabul. "Mangan, apa aku boleh menggendongnya?" "Boleh." Mangan berhenti dan menurunkan Loli. Rune tersenyum karena permintaannya terpenuhi, kemudian menggendong anak angkatnya tersebut. *** Sesampainya di desa, enam anggota Seseven makan di sebuah kedai, sementara Mangan pergi untuk menerima misi. Rune merasa bahagia saat menyuapi Loli. Tiba-tiba saja sang pemimpin datang dan h

    Last Updated : 2021-10-31
  • Kesatria Tertinggi   8. Kenakalan Orang Dalam

    "Baiklah, tetapi sebelum itu kita harus menyelesaikan masalah di desa ini," ujar Mangan. "Untuk menyelesaikan masalah di desa ini dengan cepat, kau harus memberitahu kami apa misinya." Semuanya terkejut saat Rune mengatakan hal tersebut karena mereka takut jika Mangan akan marah. Pemimpin Seseven menghembuskan napas karena mengalah. "Baiklah. Misi kita adalah menangkap pembelot yang mengadu domba antara desa ini dengan desa lain." *** Kini Seseven berada di ruangan pemimpin desa karena hujan badai datang. Mereka tengah berpikir cara untuk menangkap pembelot. Tiba-tiba Mangan berjalan mendekat ke jendela sembari melihat petir seraya berpikir jika si pembelot akan melakukan aksi saat semua penduduk berada di rumah. Dalam seketika sebuah ide pun muncul. "Ayo kita ke atap." Ai merasa cemas dan mulai berpikir cara untuk menolak perintah dari sang pemimpin karena ia takut terhadap petir. Seseven berjalan melewati pintu, tetapi tiba-tiba mereka berhenti karena Mangan melihat Ai berdia

    Last Updated : 2021-11-07
  • Kesatria Tertinggi   9. Hal yang Mengejutkan

    Pasha mengaktifkan jurus menghilang. Sam merasa heran karena ia masih bisa melihat alatnya itu dan berpura-pura tidak bisa melihatnya. Pasha ingin mengetahui apakah dirinya masih bisa terlihat atau tidak dengan cara berjalan mengitari orang yang baru ia kenal. Sam mengumpulkan kekuatan untuk bisa membuat alatnya itu percaya bahwa ia tidak bisa melihatnya. "Bagus, sekarang kau tidak bisa dilihat," ucap Sam sembari tersenyum ke arah depan, padahal ia tahu jika Pasha ada di belakang. 'Ya, aku akan membuat kenakalan di desa ini menggunakan jubah penghilang untuk bisa membuat Ayah marah,' batin Pasha seraya tersenyum. Pasha berpikir sejenak karena masih belum percaya jika dirinya tidak bisa dilihat. Akhirnya, ia mencoba melakukan hal yang membuat Sam terpaksa memberitahu kebenarannya. Pasha mengeluarkan pedang, kemudian menusukkannya ke dada Sam. Hal itu membuat ia tahu jika ternyata dirinya telah dibohongi. "Apa yang kau lakukan?" "Ternyata kau membohongiku. Kau bilang aku tidak bi

    Last Updated : 2021-11-21

Latest chapter

  • Kesatria Tertinggi   69. Syifa Bertemu dengan Fiona

    "Kenapa Pemimpin malah menanyakan orang lain?!" bentak Sofia.Rune merasa bersalah karena seharusnya fokus membantu Sofia, kemudian menunduk dan ingin meminta maaf, tetapi tiba-tiba Reno membentak, "Kau tidak pantas memanggilnya seperti itu!"Sofia memberikan Reno tatapan tajam, kemudian berjalan menghampirinya. Setelah berada sangat dekat, mereka saling bertatapan.Rune suka dengan pertengkaran mereka, kemudian memutuskan untuk menonton."Bukankah kau rekan Rune?" tanya Fony sembari bersedekap dan memasang muka malas.Rune menatap Fony sembari memasang muka malas karena gadis itu mengganggu tontonannya.Sofia menatap Fony, kemudian menjawab, "Ya, tetapi aku sudah keluar.""Kenapa?""Karena dia hanya memanfaatkan tim!" jawab Reno dengan nada tinggi sembaru menunjuk Sofia.Sofia kembali memberikan tatapan tajam kepada Reno, kemudian menggenggam jari telunjuk lelaki itu dan memindahkannya ke pipi sebelah kiri, kemudian membentak "Memangnya apa tujuanmu bergabung dengan tim ini?!"Reno di

  • Kesatria Tertinggi   68. Seseven Selamat

    Rune penasaran dengan apa yang akan Sofia lakukan, kemudian menunggunya. Setelah beberapa saat, gadis itu tidak melakukan apa-apa.Ia pun memutuskan untuk menjawab pertanyaan Andini dengan berkata, "Dia pergi ke balai desa di desa Nada,"Andini berterima kasih, kemudian pergi bersama Anandi. Rune heran karena Sofia tidak melakukan apa pun, padahal mereka yang membuat Calista mati, kemudian bertanya "Kenapa tidak melakukan sesuatu?"Sofia tidak menjawab, kemudian menunduk sembari mengepalkan tangan dan terengah-engah. Rune pun terus menunggu, kemudian menatap Lisa untuk mendapatkan jawaban darinya.Lisa yang mengerti pun langsung menjawab, "Dia tidak bisa bertarung."Rune menatap Sofia, kemudian berkata, "Kasihan.""Aku memang tidak bisa bertarung, tetapi aku akan mencari cara untuk membalaskan dendam!""Membalaskan dendam dengan cara yang sama seperti Rin?"Sofia menatap Rune, kemudian berteriak, "Kau tidak perlu tahu!"Sofia pun berjalan dengan cepat meninggalkan tempat itu, kemudian

  • Kesatria Tertinggi   67. Calista Mati

    Pedagang buah itu hanya diam dengan tatapan kosong sehingga Rune berpikir jika mereka dikendalikan oleh Rin.Rune pun langsung berjalan mengelilingi desa untuk mencari Rin, kemudian melihat bahwa gadis itu berada di balkon balai desa, lalu berlari menghampirinya, tetapi saat sampai di teras, beberapa petugas keamanan yang telah dikendalikan menghadang."Ada siapa di sana?!"Rune mengepalkan tangan dengan perasaan marah saat mendengar suara dari Rin.Tiba-tiba ada yang menodong Rune dari belakang menggunakan pedang, kemudian lelaki tersebut langsung memegang tangannya dengan tangan kiri, lalu menyikutnya dengan tangan kanan sehingga senjata tersebut terlepas.Rune langsung mengambil senjata itu, kemudian berputar sembari mengayunkan pedang secara horizontal, tetapi matanya melihat terlebih dahulu.Saat tahu jika itu adalah Ferdy, ia pun langsung membatalkan serangan dengan melompat mundur, lalu melihat ketiga temannya yang sudah dikendalikan dan rasa marah pun semakin besar."Kenapa? M

  • Kesatria Tertinggi   66. Sofia Keluar dari Tim

    Hal itu membuat Rune terkejut, kemudian melihat warga Nada yang memasang kuda-kuda dengan membawa alat musik, lalu berpikir jika mereka menggunakannya sebagai senjata.Rune fokus ke depan dan melihat orang yang berlari ke arah Sofia, kemudian melompat tepat di depannya dan mengeluarkan Gelombang Angin sehingga membuatnya terpental.Rune menatap Sofia dan seketika gadis itu berkata, "Aku tidak apa-apa."Rune Sofia terluka, memudian memutuskan untuk membawanya pergi ke sungai dengan berlari sembari memegang tangannya.Sesampainya di sungai, Rune berhenti, kemudian melihat ke belakang untuk memastikan jika mereka tidak mengejar."Calista."Rune mendengar Sofia menyebut nama seseorang, kemudian menatapnya dan tiba-tiba gadis itu berlari menyeberangi sungai.Rune pun mengejarnya dan tidak sengaja melihat gadis bisu, kemudian mengetahui siapa yang Sofia kejar, lalu merasa penasaran dengan alasannya, tetapi memutuskan untuk menanyakan hal itu nanti.Mereka berlari melewati jalan yang sempit,

  • Kesatria Tertinggi   65. Rune Menyukai Sofia? Cie!

    Setelah beberapa saat, warga yang mengejarnya pun datang, kemudian Rune berbalik badan menghadap mereka sembari memasang kuda-kuda dengan meletakkan kaki kanan di belakang kaki kiri, mengulurkan tangan kiri yang terkepal ke bawah serta tangan kanan melengkung dan berada di depan hidung dan mulut.Salah satu warga yang berhadapan dengan Rune bernama Damar. Ia menggoyangkan kepalanya ke kiri dan kanan sebanyak dua kali, kemudian memasang kuda-kuda yang sama seperti Rune.Damar berlari dan melompat dengan tubuh miring serta kaki kanan yang lurus ke depan. Hal itu membuat Rune terkejut sehingga reflek melompat ke kiri dan membentur punggungnya tiang penghalang.Kaki kanan Damar memasuki celah tiang penghalang, kemudian Ia langsung berhenti menggunakan kaki kiri yang menginjak tiang penghalang dan tangan yang memegang benda tersebut.Saat Damar berhenti di tiang penghalang, Rune mempunyai kesempatan untuk membalas serangan, tetapi benturan itu membuatnya tidak bisa karena terlalu fokus mer

  • Kesatria Tertinggi   64. Sofia Datang ke Desa Sunyi

    Syifa langsung melihat tubuh Rune untuk melihatnya berubah, tetapi setelah beberapa saat, lelaki tersebut tidak berubah.Rune melihat tangannya, kemudian karena tidak berubah, lalu mengingat saat Sofia tenggelam dan merasa jika ia tidak berubah karena target tidak tenggelam, melainkan hanyut, tetapi merasa jika kedua hal itu sama saja."Jika kau terus berpikir, dia bisa mati!"Rune pun langsung memberikan napas buatan untuk menyelamatkan teman-temannya.Setelah itu, target pun sadar, kemudian Rune langsung bertanya, "Tidak apa-apa?"Target menatap Rune, kemudian mengangguk, lalu berdiri dan berjalan meninggalkan mereka.Rune memasang muka malas karena target tidak berterima kasih."Dia bisu," kata Syifa yang tahu apa yang Rune pikirkan.Rune mengingat kejadian di mana pemimpin desa membuat Sofia bisu, kemudian menatap gadis itu dan bertanya, "Apa dia sepertimu yang selalu berbicara dan berteriak sehingga dibisukan?"Syifa tidak menjawab dan langsung berjalan meniggalkan Rune.Rune pun

  • Kesatria Tertinggi   63

    Pemimpin desa menatap Syifa, kemudian membisukannya. Gadis itu heran saat ditatap seperti itu, lalu bertanya, tetapi suaranya tidak keluar.Seketika ia pun panik, kemudian berusaha mengeluarkan suara dengan berteriak.Rune terkejut dengan apa yang terjadi pada Syifa, kemudian terkesima dengan kekuatan pemimpin desa, lalu menunduk untuk memikirkan cara agar bisa mempertemukan Rin dengannya.Syifa menyentuh bahu Rune, kemudian menunjuk dirinya sendiri, lalu membentuk huruf x dengan tangannya. Setelah iti, ia mengangkat kedua tangannya secara perlahan dan melebar.Rune tidak mengerti dengan apa yang Syifa maksud, kemudian memutuskan untuk menunduk dan lanjut memikirkan caranya.Rune melihat Syifa menatap pemimpin desa sembari menyatukan kedua tangan.Rune berpikir jika Syifa sedang memohon agar bisa berbicara lagi, kemudian merasa jika gadis itu memiliki sebuah cara."Tolong buat dia bisa berbicara lagi?""Pemimpin desa pun membuat Syifa bisa berbicara. Seketika gadis itu langsung berter

  • Kesatria Tertinggi   62. Perdebatan Saudara Kembar

    Saat dekat, Tridi berlari melewati Rune dan hal itu membuat lelaki tersebut bingung, kemudian berbalik badan dan melihat mereka.Mereka berlari saling menjauh, kemudian berhenti dan menatap Rune.Rune melihat ketiganya, meskipun itu membuatnya pusing karena harus terus berputar.Ia pun menyadari bahwa mereka membentuk segitiga dan berpikir jika itu dilakukan memang untuk membuatnya pusing."Kubilang pergi!"Rin mengendalikan Digi dan Fony untuk berlari menghampiri kedua anggota Tridi yang berada di depan Rune.Rune berpikir jika teman-temannya bisa mati karena melawan Tridi, kemudian menoleh ke belakang dan menatap Rin serta berteriak, "Hentikan!" Rin menghentikan Fony dan Digi, kemudian bertanya, "Kenapa?""Tolong jangan buat temanku terbunuh?" "Baiklah."Rune terkejut saat Rin menerima permintaannya, kemudian bertanya alasannya, tetapi memutuskan untuk fokus dengan Tridi terlebih dahulu."Bukankah kau mempunyai dendam dengan lelaki ini?" tanya Andini."Ya, tetapi semua itu karena k

  • Kesatria Tertinggi   61

    "Jika tidak bisa mengeluarkannya, maka cara lain adalah membiarkannya mati," jawab Rune sembari terus berjalan.Semuanya berjalan mengikuti Rune. Tiba-tiba Reno muncul di permukaan dan memegang batang kayu yang menancap di pojok kolam.Sofia dan Ferdy membantunya naik. Saat itu terjadi, Rune menontonnya dan merasa bersalah karena tidak ikut membantu, kemudian tersenyum sebab mempunyai tim yang saling melindungi, meskipun dirinya sendiri tidak.Setelah itu, mereka pun melanjutkan perjalanan melewati pepohonan, kemudian sampai di tebing.Rune melihat Rin dan teman-temannya di seberang, kemudian berlari mencari jalan untuk pergi ke sana.Ia melihat jembatan yang sudah rusak, kemudian merasa jika harus mencari jalan lain, lalu melihat sekeliling dan menemukan jalan yang memutar menuju ke sana.Rune pun berjalan melewati jalan itu, tetapi Reno berteriak, "Kau mau ke mana?""Tentu saja menghampiri Rin," jawab Rune sembari terus berjaln dan fokus melihat ke depan."Kenapa tidak melewati jemb

DMCA.com Protection Status