Share

5. Dugaan yang Salah

Pemimpin desa menghampiri anaknya dan berkata, "Nak, kamu sedang berbicara dengan siapa?"

Anak itu menoleh, kemudian menjawab sembari menodongkan pedang, "Aku berbicara dengan pencuri ini."

Pemimpin desa melihat ke arah anaknya menodong, tetapi tidak menemukan siapa pun. Rune segera masuk ke balai desa untuk mencari cincin penghancur dinding.

Ia berjalan sembari melihat keindahan dari semua cincin yang tersusun rapi di meja. Penglihatannya dipertajam untuk bisa dengan cepat menemukan cincin yang dicari.

Setelah beberapa menit, akhirnya Rune berhasil menemukannya, kemudian kembali ke penginapan dan memberikan cincin itu kepada Sam. Pemimpin Seseven merasa senang sehingga menunjukkan senyuman sembari melihat setiap sudut dari benda tersebut.

"Bagus. Sekarang kau boleh pergi."

Rune berjalan mengelilingi desa untuk mencari keberadaan Catly dengan tujuan mengajaknya berbicara. Akhirnya ia menemukan perempuan tersebut di tepi sungai. Anggota Seseven itu menghampiri dan duduk di sebelahnya.

"Apa misi yang diberikan Sam kepadamu?" tanya Catly sembari memandang air yang mengalir.

"Aku diperintahkan untuk mencuri sebuah cincin."

Catly langsung menatap Rune karena terkejut dengan misi dari Sam. Ia tidak ingin jika Seseven dikenal sebagai tim yang jahat. Namun, tidak ada hal yang bisa dilakukan untuk mencegah hal itu terjadi.

"Kenapa Sam menyuruhmu mencuri cincin? Apa dia kekurangan uang?"

"Sepertinya bukan, karena yang dicuri adalah cincin kekuatan."

"Kekuatan?"

Catly terkesima dengan apa yang diinginkan Sam karena ternyata bukan sekadar cincin biasa. Ia menarik tangan Rune ke tempat di mana sebuah informasi bisa didapat.

Perempuan tersebut berjalan sembari mengelilingi rak buku. Rune sempat bingung dengan apa yang Catly lakukan. Namun, untuk mengetahui secara jelas, ia harus menunggu.

Lelaki tersebut melihat sebuah buku yang berjudul "Cincin Kekuatan" dan langsung mengambilnya. Catly merasa kesal karena tidak bisa menemukan apa yang dicari, tetapi kemudian ia merasa senang kala tahu jika buku yang dicari sudah ada di tangan temannya.

Rune membuka buku tersebut dan melihat informasi tentang cincin penghancur tembok di mana hanya orang berotot saja yang bisa menggunakannya.

"Tunggu sebentar. Jika orang berotot tidak memakai cincin, kemungkinan besar bisa menghancurkan tembok."

Catly merasa bingung dengan syarat dari cincin kekuatan tersebut dan mulai berpikir bahwa cincin itu tidak mempunyai kekuatan apapun. Dalam seketika ia tertawa. Hal itu membuat Rune heran.

"Kenapa kau tertawa?"

"Ini adalah cincin palsu. Entah apa yang dilakukan Sam saat ini."

Rune mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Catly dan ikut tertawa. Mereka pun membaca informasi tentang cincin kekuatan yang lain untuk mengisi waktu luang.

Di sebuah kastel, terdapat seseorang yang mencoba menggunakan kekuatan dari cincin penghancur tembok, tetapi tidak juga berhasil.

Sam terus-menerus memukul tembok yang tidak bersalah. Rasa sakit dan marah bercampur menjadi satu. Ia tidak tahu lagi bagaimana cara menggunakan kekuatan dari cincin penghancur tembok, lalu memutuskan untuk kembali ke penginapan untuk mengobati tangannya yang berdarah.

Di perpustakaan, Rune dan Catly sudah membaca semua informasi tentang cincin kekuatan dan menyimpulkan bahwa sebenarnya benda tersebut tidak ada.

***

Kali ini mereka sampai di penginapan dan melihat Ai sedang mengobati luka di tangan Sam. Catly duduk, kemudian mengumpulkan tenaga supaya bisa memberikan pertanyaaan karena ia takut dengan si pemarah.

"Apa yang telah terjadi sampai kau terluka seperti ini?"

Sam memberikan tatapan kebencian, kemudian mengatakan, "Kau tidak perlu tahu. Sekarang pergi dan bawa seluruh anggota Seseven kemari!"

Catly menunduk untuk sesaat, lalu pergi ke luar untuk melaksanakan perintah dari Sam. Rune yang tidak tahu harus melakukan apa, menemani temannya yang satu ini.

Mereka masuk ke sebuah kedai dan mendapati adanya musuh. Catly dan Rune duduk, kemudian memesan makanan sembari mengobrol tentang pria berotot tersebut.

"Apakah mungkin jika mengetahui kita ada di sini, dia akan membuat kekacauan?" tanya Catly sembari melihat Toto.

"Sepertinya begitu."

Toto bangkit dari duduk, lalu berjalan keluar dari kedai, tetapi tiba-tiba ia berhenti dan kembali ke arah kasir.

Catly berharap supaya Toto tidak melihatnya di sini karena tidak mau menjadi tontonan dan terlihat seperti orang jahat.

Rune menatap pria berotot itu dan melihat seluruh gerak-geriknya dan ternyata apa yang ia pikirkan itu benar. Toto menghampiri kedua anggota Seseven dengan muka menyeramkan.

"Setelah makan, pergilah ke padang rumput atau aku akan membuat kerusuhan."

Setelah mengatakan itu, Toto pun pergi. Catly menatap temannya dengan tujuan mempertanyakan hal tersebut. Rune mengangguk pertanda setuju.

***

Mereka sampai di padang rumput dan langsung dihadapkan oleh seorang pria berbadan besar. Rune menghampirinya dan langsung mengeluarkan pedang serta memasang kuda-kuda.

"Sepertinya kau tahu maksudku," ujar Toto.

Toto memukul tanah sehingga golem batu tercipta. Rune tersenyum karena sudah tahu kelemahan pria tersebut. Ia membuat Arune muncul tepat di sisi Toto dan langsung menyerangnya, tetapi tiba-tiba musuhnya itu berubah menjadi golem sehingga tidak bisa diserang.

Rune merasa takut karena tidak tahu bagaimana cara mengalahkan dua golem sekaligus. Ingin sekali rasanya meminta bantuan Catly, tetapi ia tidak mau terlihat lemah.

Arune dihilangkan, kemudian dirinya berlari mengitari padang rumput untuk mencari solusi. Toto dan golem mengejar lelaki tersebut sehingga terjadilah permainan kejar-kejaran.

Rune melihat ke belakang dan merasa tenang karena kecepatan dari kedua golem itu sangat lambat.

Catly merasa jika Rune membutuhkan bantuan, tetapi ia tidak mau kalau harus ikut melawan musuh yang dilapisi oleh batu yang membuat serangan apapun tidak mempan.

Rune berhenti karena akhirnya ia menemukan sungai yang bisa digunakan untuk mengalahkan Toto. Lelaki tersebut berbalik badan dan menunjukkan senyuman, kemudian melompat ke tepi yang lain.

Rencananya berhasil karena melihat Toto berhenti dan tidak bisa menghampirinya. Golem dan penggunanya pun pergi ke arah samping. Rune yang melihatnya langsung terkejut karena ternyata ada sebuah jembatan kayu yang dapat dipakai oleh musuhnya tersebut untuk menghampiri dirinya.

Rasa panik mulai muncul. Rune memandang langit untuk membantunya mencari ide dengan cepat.

Tiba-tiba terdengar sebuah suara. Ia melihat sumbernya dan ternyata jembatan kayu itu roboh sehingga Toto jatuh ke sungai dan terbawa arus.

Kali ini Rune merasa lega, lalu ia menghampiri Catly. Perempuan di depannya memberikan senyuman.

"Aku senang kau selamat. Sekarang ayo kita melanjutkan misi."

"Akhirnya kalian kutemukan."

Sam dan seluruh anggota Seseven menghampiri. Rune dan Catly bingung karena seharusnya mereka yang mencari teman-teman.

"Ayo kita lanjutkan perjalanan," ujar Sam.

***

Kini, perjalanan yang jauh sudah ditempuh hingga malam tiba. Sampai sudah di sebuah tempat di mana misi yang sebenarnya akan diselesaikan.

Mereka masuk ke sebuah rumah dan langsung dihadapkan oleh seseorang yang pernah menjadi pemimpin Seseven.

Semua terkejut dengan hal itu, kemudian tersenyum karena bisa mengenang kebersamaan dengannya.

Sam mendekat dan langsung mengeluarkan pedang serta memasang kuda-kuda. Mangan, mantan Seseven yang menggunakan tombak memposisikan diri karena siap untuk bertarung.

Keduanya mulai berlari, tetapi tiba-tiba sebuah teriakan menghentikan mereka.

"Berhenti!"

Catly menengahi mereka karena tidak ingin salah satu dari kedua lelaki tersebut terluka. Ia juga merasa bingung dengan misi yang sebenarnya.

"Apa yang kau lakukan? Bukankah misi kita adalah menjadikan Mangan sebagai pemimpin Seseven lagi?" 

Sam memasukkan pedangnya, kemudian tersenyum karena dugaan dari Catly yang begitu lucu.

"Memangnya siapa yang mengatakan kalau misi kita seperti yang kau pikirkan? Misi kita adalah membunuh Mangan."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status