Rune memasang kuda-kuda, kemudian menghindari setiap serangan dari Xioae dengan santai.
Di saat yang tepat, ia menendangnya hingga terjatuh, lalu melompat dan menusukkan pedang tepat di dadanya.
Xioae pun menghembuskan napas terakhir. Rune merasa tidak bersalah karena itu bukanlah seorang perempuan. Ia mengintip pertarungan Sam dari gerbang. Kilauan cahaya membuat matanya sulit dibuka.
Sam melihat Rune, lalu berteriak, "Rune, bantu aku menghadapinya!"
Rune segera berlari dan meluncurkan serangan berupa tusukan pedang, tetapi Clay menghindarinya dengan cara melompat ke belakang.
Clay membuat pedangnya mengeluarkan cahaya, kemudian berlari menyerang Rune.
Rune menangkis serangannya dengan kedua belati sembari menutup mata karena silau. Dalam seketika, senjatanya tersebut menyerap cahaya dari pedang Clay.
Clay dan Sam terkejut. Rune mencoba membuka mata dan tersenyum karena cahaya itu sudah menghilang.
Ia mulai menyerang balik dengan kecepatan tinggi sehingga Clay menjadi kewalahan dan memutuskan untuk kabur dengan cara melompat ke belakang melewati tembok.
"Apa kita kejar dia?" tanya Rune.
"Tidak usah."
Sam berjalan ke dalam ruangan, kemudian mengambil sebuah jubah di lemari dan memakainya, lalu berbalik dan menunjukkan gaya yang keren. Hal itu membuat Rune menjadi bingung.
"Apa yang kau lakukan, Sam?"
Sam merasa bingung, lalu bertanya untuk memastikan, "Kau bisa melihatku?"
"Tentu saja." Rune memasang muka malas.
Sam bercermin untuk memastikan bahwa ini adalah jubah yang benar. Rune merasa sangat bingung dengan apa yang dilakukan oleh pemimpinnya itu.
Sam marah, lalu melepaskan jubah dan melemparnya ke sembarang arah, kemudian berjalan keluar dari kastel. Rune memakai jubah itu karena ingin sekali merasakan bagaimana rasanya memakai jubah.
Tiba-tiba di depan gerbang, ada dua pria yang menodongkan pedang. Hal itu membuat Sam langsung menangkisnya, kemudian memasang kuda-kuda.
"Apa yang kau lakukan di sini sendirian?"
'Tunggu, apa? Sendirian? Oh, aku tahu.'
Sam membunuh kedua pria itu karena tidak mau menghadapi masalah karena ulahnya. Ia menghadap ke belakang dan mencari keberadaan Rune.
"Sam, kau mencari apa?"
"Sudah jelas, kau bisa menggunakan kekuatan dari jubah itu."
"Apa maksudmu?"
"Ternyata benar, hanya pemanah yang bisa menggunakan jubah itu dan kau adalah pemanah."
"Sam, aku tidak mengerti."
"Aku tidak bisa melihatmu."
***
Mereka berdua sampai di perkemahan, lalu Sam mengajak semuanya untuk pergi melanjutkan misi. Seseven sudah ada di depan istana dan bersembunyi di balik pohon untuk merencanakan penyerangan.
"Tunggu, maksudmu kita akan melakukan kejahatan?!" tanya Catly.
"Sudah. Ikuti saja perintahku."
"Tidak. Aku tidak mau menjadi penjahat."
Sam geram dengan temannya yang satu ini. Ia mencengkeram pipi Catly.
"Dengar. Jika kau tidak mau mengikuti perintahku, maka keluarlah dari Seseven ... seperti Mangan."
***
Mereka sampai di sebuah penginapan. Sam memutuskan untuk membatalkan misi karena merasa kesal dan ingin menyendiri.
Di ruang tamu, Rune duduk berdua bersama Catly dan mencoba untuk mengetahui hal yang sebenarnya tentang Mangan.
Ia berkata, "Aku tidak menyangka ... ternyata Sam itu jahat, ya." sembari memandang para tamu yang sedang berbicara dengan resepsionis.
Catly duduk dan menunduk, lalu merasa jika ia harus memberitahu semua sisi gelap Sam.
"Begitulah. Sam memang jahat."
"Tolong jelaskan sesuatu tentang Mangan."
Catly terkejut dengan permintaan dari Rune. Ia berpikir jika ini adalah waktu yang tepat untuk memberitahu kebenarannya.
"Mangan adalah mantan pemimpin Seseven yang dikeluarkan karena menolak menjalankan misi yang menurutnya jahat. Ia juga diusir dari desa dan diasingkan. Untuk misi mencari Mangan, hanya Sam yang tahu."
Sepuluh detik sudah terlewati, tetapi Catly tidak mendengar suara dari Rune. Akhirnya ia mencoba untuk melihatnya dan ternyata lelaki tersebut sudah tidur. Rasa kesal mulai muncul, lalu gadis tersebut memutuskan untuk pergi ke kamar.
Rune membuka mata dan sungguh tidak percaya dengan apa yang Catly katakan, tetapi itulah kenyataannya. Sekarang, ia mempunyai misi untuk mengetahui semua kebenaran tentang Mangan untuk menentukan nasib Loli.
***
Di pagi hari yang cerah, Rune langsung menghampiri kamar para perempuan dan hanya menemukan Ai, seorang pemanah yang pemalu.
Lelaki tersebut masuk dan duduk di sebelahnya. Dalam seketika Ai langsung membuang muka.
"Aku ingin bertanya tentang Mangan. Apakah dia adalah orang yang baik?"
"Ya," jawab Ai dengan suara kecil.
Sebenarnya Rune tidak mendengar jawaban Ai dengan jelas, tetapi ia mengerti dan tidak akan menyuruhnya mengulang karena itu sangat menyebalkan.
"Terima kasih."
Rune berjalan keluar dari penginapan untuk menghirup udara pagi yang segar. Ia merasa senang karena ternyata Mangan memiliki sifat yang baik sehingga kekhawatirannya akan Loli pun sirna.
Sekarang, misinya adalah mencari keberadaan Catly karena cemas dengan keadaannya setelah menerima hukuman dari Sam.
Rune berjalan mengelilingi desa dan akhirnya menemukan orang yang dicari di sungai. Ia menghampiri dan duduk di sebelahnya.
"Selamat pagi." Rune tersenyum sembari memandang air yang mengalir.
"Pagi."
Rune merasa bahwa ada kesedihan di dalam lupuk hati Catly karena ia melihat temannya yang satu ini menunduk dengan wajah sedih.
"Rune, apa aku boleh meminjam uangmu?"
"Boleh."
Rune memberikan sejumlah koin dan itu membuat Catly tersenyum. Dalam seketika perut perempuan tersebut mengeluarkan suara.
"Kau lapar?"
"Tentu saja."
Catly pergi memasuki desa dan masuk ke salah satu kedai. Rune mengikutinya dan memesan makanan yang sama.
Beberapa menit kemudian, mie ayam yang menggugah selera pun datang. Rune yang melihat Catly bahagia saat makan, mengurungkan niatnya untuk bertanya.
"Oh, ya. Kenapa kau menemuiku? Apa ada sesuatu yang ingin ditanyakan?"
"Ya. Sebenarnya Sam itu baik atau jahat?"
Rune berharap supaya kebahagiaan Catly tidak menghilang karena pertanyaannya. Ia bertanya seperti itu karena ingin mengetahui semua sisi gelap dari Sam.
"Ya, dia memang jahat. Ingin sekali aku keluar dari Seseven, tetapi aku tidak ingin menjadi gelandangan. Aku berharap supaya Mangan bisa kembali menjadi pemimpin."
"Catly, misi kita adalah mencari keberadaan Mangan. Jadi, kemungkinan tujuannya adalah menjadikan Mangan sebagai pemimpin kita lagi."
Catly terkejut dengan perkataan Rune dan hal itu membuat kebahagiaannya meningkat sehingga ia tersenyum.
"Apa mungkin ini adalah kejutan dari pemimpin desa?"
"Kemungkinan."
"Rune, aku punya misi untukmu."
Rune yang mendengar itu langsung menoleh ke belakang dan berharap semoga Sam tidak mendengar perbincangannya dengan Catly.
"Apa misinya?"
"Ikut aku." Sam memasang muka datar
Kedua lelaki tersebut masuk ke kamar Seseven khusus lelaki di penginapan. Sam memberitahukan misinya kepada Rune.
"Tidak. Aku tidak mungkin melakukan hal itu."
"Kenapa? Tidak ada ada nyawa yang melayang. Kau hanya perlu mengambil cincin penghancur tembok itu."
"Aku bukanlah pencuri. Jadi–"
"Kau gunakan jubah penghilang ini."
***
Sekarang Rune berada di balai desa dan sedang bersandar di dinding untuk memastikan keamanan. Ia melihat orang yang sedang berjaga di depan gerbang.
"Siapa kau?"
Seorang gadis kecil menodongkan pedangnya kepada Rune, padahal anggota Seseven tersebut sudah tidak terlihat.
Namun, Rune belum mengetahui bahwa anak kecil bisa melihat seseorang yang menggunakan kekuatan dari jubah penghilang itu.
Pemimpin desa menghampiri anaknya dan berkata, "Nak, kamu sedang berbicara dengan siapa?" Anak itu menoleh, kemudian menjawab sembari menodongkan pedang, "Aku berbicara dengan pencuri ini." Pemimpin desa melihat ke arah anaknya menodong, tetapi tidak menemukan siapa pun. Rune segera masuk ke balai desa untuk mencari cincin penghancur dinding. Ia berjalan sembari melihat keindahan dari semua cincin yang tersusun rapi di meja. Penglihatannya dipertajam untuk bisa dengan cepat menemukan cincin yang dicari. Setelah beberapa menit, akhirnya Rune berhasil menemukannya, kemudian kembali ke penginapan dan memberikan cincin itu kepada Sam. Pemimpin Seseven merasa senang sehingga menunjukkan senyuman sembari melihat setiap sudut dari benda tersebut. "Bagus. Sekarang kau boleh pergi." Rune berjalan mengelilingi desa untuk mencari keberadaan Catly dengan tujuan mengajaknya berbicara. Akhirnya ia menemukan perempuan tersebut di tepi sungai. Anggota Seseven itu menghampiri dan duduk di sebelah
Catly sangat terkejut dengan pernyataan Sam karena apa yang selama ini ia pikirkan ternyata salah. "Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu membunuh Mangan." "Oh, baiklah. Kalau begitu aku juga akan membunuhmu!" Sam berlari sembari mengeluarkan pedang, lalu menusukkan pedang ke dada Catly sehingga perempuan tersebut menutup mata dan berdiam diri karena rela mati demi Mangan. Tring! Catly membuka mata dan melihat teman satu tim melindungi dirinya. "Rune, apa yang kau lakukan?" tanya Sam dengan perasaan marah karena ada yang melindungi Mangan. Rune tersenyum, kemudian berkata, "Aku sudah tahu semua tentang Mangan bahwa ia adalah orang baik." "Aku juga baik." "Baik kau bilang! Setelah membunuh dua perempuan dan mencuri cincin, kau bilang itu baik?!" Sam melompat mundur, lalu menyimpan pedang sembari tersenyum. Rune merasa ingin sekali mengakhiri semua ini dan menjadikan Mangan sebagai pemimpin Seseven seperti yang Catly katakan. "Mari kita lihat seberapa hebatnya dirimu. Keluarkan s
Ai menunduk, kemudian mengangguk. Hal itu membuat Rune yakin jika kejadian kemarin malam bukanlah mimpi. "Apa kita beritahukan hal ini kepada semua?" tanya Ai dengan nada kecil. Rune memikirkan hal yang terbaik karena ia takut jika tahu tentang hal ini, kebahagian Seseven akan lenyap. Loli yang digendong oleh Mangan melihat ayah angkat dan merasa ingin bersamanya. Namun, ia tidak tahu bagaimana caranya. "Rune, sepertinya anakmu ingin kau menggendongnya," ucap Ai. Rune yang mendengar itu langsung tersenyum dan mencoba melupakan masalah yang dihadapi. Ia pun menghampiri Mangan dan berharap keinginannya terkabul. "Mangan, apa aku boleh menggendongnya?" "Boleh." Mangan berhenti dan menurunkan Loli. Rune tersenyum karena permintaannya terpenuhi, kemudian menggendong anak angkatnya tersebut. *** Sesampainya di desa, enam anggota Seseven makan di sebuah kedai, sementara Mangan pergi untuk menerima misi. Rune merasa bahagia saat menyuapi Loli. Tiba-tiba saja sang pemimpin datang dan h
"Baiklah, tetapi sebelum itu kita harus menyelesaikan masalah di desa ini," ujar Mangan. "Untuk menyelesaikan masalah di desa ini dengan cepat, kau harus memberitahu kami apa misinya." Semuanya terkejut saat Rune mengatakan hal tersebut karena mereka takut jika Mangan akan marah. Pemimpin Seseven menghembuskan napas karena mengalah. "Baiklah. Misi kita adalah menangkap pembelot yang mengadu domba antara desa ini dengan desa lain." *** Kini Seseven berada di ruangan pemimpin desa karena hujan badai datang. Mereka tengah berpikir cara untuk menangkap pembelot. Tiba-tiba Mangan berjalan mendekat ke jendela sembari melihat petir seraya berpikir jika si pembelot akan melakukan aksi saat semua penduduk berada di rumah. Dalam seketika sebuah ide pun muncul. "Ayo kita ke atap." Ai merasa cemas dan mulai berpikir cara untuk menolak perintah dari sang pemimpin karena ia takut terhadap petir. Seseven berjalan melewati pintu, tetapi tiba-tiba mereka berhenti karena Mangan melihat Ai berdia
Pasha mengaktifkan jurus menghilang. Sam merasa heran karena ia masih bisa melihat alatnya itu dan berpura-pura tidak bisa melihatnya. Pasha ingin mengetahui apakah dirinya masih bisa terlihat atau tidak dengan cara berjalan mengitari orang yang baru ia kenal. Sam mengumpulkan kekuatan untuk bisa membuat alatnya itu percaya bahwa ia tidak bisa melihatnya. "Bagus, sekarang kau tidak bisa dilihat," ucap Sam sembari tersenyum ke arah depan, padahal ia tahu jika Pasha ada di belakang. 'Ya, aku akan membuat kenakalan di desa ini menggunakan jubah penghilang untuk bisa membuat Ayah marah,' batin Pasha seraya tersenyum. Pasha berpikir sejenak karena masih belum percaya jika dirinya tidak bisa dilihat. Akhirnya, ia mencoba melakukan hal yang membuat Sam terpaksa memberitahu kebenarannya. Pasha mengeluarkan pedang, kemudian menusukkannya ke dada Sam. Hal itu membuat ia tahu jika ternyata dirinya telah dibohongi. "Apa yang kau lakukan?" "Ternyata kau membohongiku. Kau bilang aku tidak bi
"Maaf, Yang Mulia, tetapi kami bukanlah pembunuh bayaran," ujar Rune sembari menempelkan kedua tangannya. Luwe menghampiri Rune dengan wajah tidak suka, kemudian ia menatapnya dengan waktu yang lama. "Tolong jawab pertanyaanku. Jika seandainya temanmu sekarat, apakah kau akan membunuh musuh atau membiarkan mereka dibunuh?" Rune berpikir sejenak dan akhirnya mengerti dengan apa yang dimaksud oleh sang raja. Luwe tersenyum karena dugaannya benar bahwa lelaki pemanah tersebut tidak bisa menjawab. 'Malu sekali diriku. Kenapa harus mempertanyakan hal seperti itu,' batin Rune. "Baiklah, Ayah." *** Seseven memulai perjalanan melewati hutan yang memiliki sedikit pohon. Hal itu membuat mereka tidak kesulitan untuk berjalan. Rune ingin sekali mengetahui kenapa raja memanggil Mangan dengan sebutan Noa dan bagaimana lelaki tersebut bisa tinggal di tempat yang terpisah dari keluarganya. Namun, ia harus menunggu waktu liburan. Seseven sampai di kerajaan Taro yang sangat sepi, lalu mereka mas
Rune dan Catly berada di sebuah gerbang dan harus bertarung dengan Ken untuk mendapatkan sebuah buku. Rune mengeluarkan pedang, kemudian memasang kuda-kuda. Tiba-tiba saja Ken mengulurkan tangannya pertanda ingin menghentikan pertarungan. Rune paham dengan apa yang dimaksud. Oleh karena itu, ia memasukkan pedang dan melepaskan kuda-kuda. "Ada apa?" "Aku menantangmu bertarung tanpa senjata," jawab Ken. Rune merasa takut dengan tantangan ini karena ia merasa tidak bisa bertarung dengan tangan kosong, tetapi hal itu harus dilakukan demi kebahagiaan Catly. Keduanya memasang kuda-kuda, kemudian berlari menghampiri satu sama lain. Mereka saling memukul, tetapi tiba-tiba Rune berteleportasi ke atas, kemudian menginjak kepala Ken secara bertubi-tubi. Setelah itu, ia melakukan salto ke depan, kemudian tersenyum saat mendarat. Ken merasa geram, lalu memukul tanah sehingga tercipta gempa yang membuat lawannya terjatuh. Rune membalikkan badan dan mencoba untuk berdiri. Ia merasa takut deng
Rune mengelilingi desa untuk mencari keberadaan Ai. Namun, tidak kunjung menemukannya. Akhirnya, ia memutuskan untuk pergi ke hutan dengan tujuan menyusul Lance. Saat di hutan, Rune melihat manusia serigala yang sedang memakan manusia. Ia langsung meluncurkan panah, tetapi hal itu tidak jadi dilakukan karena tiba-tiba targetnya menghilang. Rune menghampiri mayat manusia yang sudah tersisa tulang. Ia pun kembali ke kedai bakso dan melihat Seseven yang berlari ke luar desa. Secara kebetulan di tempat itu terdapat seorang perempuan yang bernama Ai. Rune menatap sembari mendekatinya. "Mereka pergi ke mana?" "Kerajaan Panganan diserang. Jadi, mereka pergi ke tempat di mana keluarga Mangan berada," jawab Ai sembari menunduk tanpa menatap lawan bicaranya. "Aku ingin bertanya sesuatu kepadamu. Maaf jika hal itu membuatmu tersinggung." Sebelum Rune mengungkapkan kecurigaannya, tiba-tiba ada seseorang yang datang dan meminta Seseven untuk segera menemui pemimpin desa. Kini, Rune dan Ai b
"Kenapa Pemimpin malah menanyakan orang lain?!" bentak Sofia.Rune merasa bersalah karena seharusnya fokus membantu Sofia, kemudian menunduk dan ingin meminta maaf, tetapi tiba-tiba Reno membentak, "Kau tidak pantas memanggilnya seperti itu!"Sofia memberikan Reno tatapan tajam, kemudian berjalan menghampirinya. Setelah berada sangat dekat, mereka saling bertatapan.Rune suka dengan pertengkaran mereka, kemudian memutuskan untuk menonton."Bukankah kau rekan Rune?" tanya Fony sembari bersedekap dan memasang muka malas.Rune menatap Fony sembari memasang muka malas karena gadis itu mengganggu tontonannya.Sofia menatap Fony, kemudian menjawab, "Ya, tetapi aku sudah keluar.""Kenapa?""Karena dia hanya memanfaatkan tim!" jawab Reno dengan nada tinggi sembaru menunjuk Sofia.Sofia kembali memberikan tatapan tajam kepada Reno, kemudian menggenggam jari telunjuk lelaki itu dan memindahkannya ke pipi sebelah kiri, kemudian membentak "Memangnya apa tujuanmu bergabung dengan tim ini?!"Reno di
Rune penasaran dengan apa yang akan Sofia lakukan, kemudian menunggunya. Setelah beberapa saat, gadis itu tidak melakukan apa-apa.Ia pun memutuskan untuk menjawab pertanyaan Andini dengan berkata, "Dia pergi ke balai desa di desa Nada,"Andini berterima kasih, kemudian pergi bersama Anandi. Rune heran karena Sofia tidak melakukan apa pun, padahal mereka yang membuat Calista mati, kemudian bertanya "Kenapa tidak melakukan sesuatu?"Sofia tidak menjawab, kemudian menunduk sembari mengepalkan tangan dan terengah-engah. Rune pun terus menunggu, kemudian menatap Lisa untuk mendapatkan jawaban darinya.Lisa yang mengerti pun langsung menjawab, "Dia tidak bisa bertarung."Rune menatap Sofia, kemudian berkata, "Kasihan.""Aku memang tidak bisa bertarung, tetapi aku akan mencari cara untuk membalaskan dendam!""Membalaskan dendam dengan cara yang sama seperti Rin?"Sofia menatap Rune, kemudian berteriak, "Kau tidak perlu tahu!"Sofia pun berjalan dengan cepat meninggalkan tempat itu, kemudian
Pedagang buah itu hanya diam dengan tatapan kosong sehingga Rune berpikir jika mereka dikendalikan oleh Rin.Rune pun langsung berjalan mengelilingi desa untuk mencari Rin, kemudian melihat bahwa gadis itu berada di balkon balai desa, lalu berlari menghampirinya, tetapi saat sampai di teras, beberapa petugas keamanan yang telah dikendalikan menghadang."Ada siapa di sana?!"Rune mengepalkan tangan dengan perasaan marah saat mendengar suara dari Rin.Tiba-tiba ada yang menodong Rune dari belakang menggunakan pedang, kemudian lelaki tersebut langsung memegang tangannya dengan tangan kiri, lalu menyikutnya dengan tangan kanan sehingga senjata tersebut terlepas.Rune langsung mengambil senjata itu, kemudian berputar sembari mengayunkan pedang secara horizontal, tetapi matanya melihat terlebih dahulu.Saat tahu jika itu adalah Ferdy, ia pun langsung membatalkan serangan dengan melompat mundur, lalu melihat ketiga temannya yang sudah dikendalikan dan rasa marah pun semakin besar."Kenapa? M
Hal itu membuat Rune terkejut, kemudian melihat warga Nada yang memasang kuda-kuda dengan membawa alat musik, lalu berpikir jika mereka menggunakannya sebagai senjata.Rune fokus ke depan dan melihat orang yang berlari ke arah Sofia, kemudian melompat tepat di depannya dan mengeluarkan Gelombang Angin sehingga membuatnya terpental.Rune menatap Sofia dan seketika gadis itu berkata, "Aku tidak apa-apa."Rune Sofia terluka, memudian memutuskan untuk membawanya pergi ke sungai dengan berlari sembari memegang tangannya.Sesampainya di sungai, Rune berhenti, kemudian melihat ke belakang untuk memastikan jika mereka tidak mengejar."Calista."Rune mendengar Sofia menyebut nama seseorang, kemudian menatapnya dan tiba-tiba gadis itu berlari menyeberangi sungai.Rune pun mengejarnya dan tidak sengaja melihat gadis bisu, kemudian mengetahui siapa yang Sofia kejar, lalu merasa penasaran dengan alasannya, tetapi memutuskan untuk menanyakan hal itu nanti.Mereka berlari melewati jalan yang sempit,
Setelah beberapa saat, warga yang mengejarnya pun datang, kemudian Rune berbalik badan menghadap mereka sembari memasang kuda-kuda dengan meletakkan kaki kanan di belakang kaki kiri, mengulurkan tangan kiri yang terkepal ke bawah serta tangan kanan melengkung dan berada di depan hidung dan mulut.Salah satu warga yang berhadapan dengan Rune bernama Damar. Ia menggoyangkan kepalanya ke kiri dan kanan sebanyak dua kali, kemudian memasang kuda-kuda yang sama seperti Rune.Damar berlari dan melompat dengan tubuh miring serta kaki kanan yang lurus ke depan. Hal itu membuat Rune terkejut sehingga reflek melompat ke kiri dan membentur punggungnya tiang penghalang.Kaki kanan Damar memasuki celah tiang penghalang, kemudian Ia langsung berhenti menggunakan kaki kiri yang menginjak tiang penghalang dan tangan yang memegang benda tersebut.Saat Damar berhenti di tiang penghalang, Rune mempunyai kesempatan untuk membalas serangan, tetapi benturan itu membuatnya tidak bisa karena terlalu fokus mer
Syifa langsung melihat tubuh Rune untuk melihatnya berubah, tetapi setelah beberapa saat, lelaki tersebut tidak berubah.Rune melihat tangannya, kemudian karena tidak berubah, lalu mengingat saat Sofia tenggelam dan merasa jika ia tidak berubah karena target tidak tenggelam, melainkan hanyut, tetapi merasa jika kedua hal itu sama saja."Jika kau terus berpikir, dia bisa mati!"Rune pun langsung memberikan napas buatan untuk menyelamatkan teman-temannya.Setelah itu, target pun sadar, kemudian Rune langsung bertanya, "Tidak apa-apa?"Target menatap Rune, kemudian mengangguk, lalu berdiri dan berjalan meninggalkan mereka.Rune memasang muka malas karena target tidak berterima kasih."Dia bisu," kata Syifa yang tahu apa yang Rune pikirkan.Rune mengingat kejadian di mana pemimpin desa membuat Sofia bisu, kemudian menatap gadis itu dan bertanya, "Apa dia sepertimu yang selalu berbicara dan berteriak sehingga dibisukan?"Syifa tidak menjawab dan langsung berjalan meniggalkan Rune.Rune pun
Pemimpin desa menatap Syifa, kemudian membisukannya. Gadis itu heran saat ditatap seperti itu, lalu bertanya, tetapi suaranya tidak keluar.Seketika ia pun panik, kemudian berusaha mengeluarkan suara dengan berteriak.Rune terkejut dengan apa yang terjadi pada Syifa, kemudian terkesima dengan kekuatan pemimpin desa, lalu menunduk untuk memikirkan cara agar bisa mempertemukan Rin dengannya.Syifa menyentuh bahu Rune, kemudian menunjuk dirinya sendiri, lalu membentuk huruf x dengan tangannya. Setelah iti, ia mengangkat kedua tangannya secara perlahan dan melebar.Rune tidak mengerti dengan apa yang Syifa maksud, kemudian memutuskan untuk menunduk dan lanjut memikirkan caranya.Rune melihat Syifa menatap pemimpin desa sembari menyatukan kedua tangan.Rune berpikir jika Syifa sedang memohon agar bisa berbicara lagi, kemudian merasa jika gadis itu memiliki sebuah cara."Tolong buat dia bisa berbicara lagi?""Pemimpin desa pun membuat Syifa bisa berbicara. Seketika gadis itu langsung berter
Saat dekat, Tridi berlari melewati Rune dan hal itu membuat lelaki tersebut bingung, kemudian berbalik badan dan melihat mereka.Mereka berlari saling menjauh, kemudian berhenti dan menatap Rune.Rune melihat ketiganya, meskipun itu membuatnya pusing karena harus terus berputar.Ia pun menyadari bahwa mereka membentuk segitiga dan berpikir jika itu dilakukan memang untuk membuatnya pusing."Kubilang pergi!"Rin mengendalikan Digi dan Fony untuk berlari menghampiri kedua anggota Tridi yang berada di depan Rune.Rune berpikir jika teman-temannya bisa mati karena melawan Tridi, kemudian menoleh ke belakang dan menatap Rin serta berteriak, "Hentikan!" Rin menghentikan Fony dan Digi, kemudian bertanya, "Kenapa?""Tolong jangan buat temanku terbunuh?" "Baiklah."Rune terkejut saat Rin menerima permintaannya, kemudian bertanya alasannya, tetapi memutuskan untuk fokus dengan Tridi terlebih dahulu."Bukankah kau mempunyai dendam dengan lelaki ini?" tanya Andini."Ya, tetapi semua itu karena k
"Jika tidak bisa mengeluarkannya, maka cara lain adalah membiarkannya mati," jawab Rune sembari terus berjalan.Semuanya berjalan mengikuti Rune. Tiba-tiba Reno muncul di permukaan dan memegang batang kayu yang menancap di pojok kolam.Sofia dan Ferdy membantunya naik. Saat itu terjadi, Rune menontonnya dan merasa bersalah karena tidak ikut membantu, kemudian tersenyum sebab mempunyai tim yang saling melindungi, meskipun dirinya sendiri tidak.Setelah itu, mereka pun melanjutkan perjalanan melewati pepohonan, kemudian sampai di tebing.Rune melihat Rin dan teman-temannya di seberang, kemudian berlari mencari jalan untuk pergi ke sana.Ia melihat jembatan yang sudah rusak, kemudian merasa jika harus mencari jalan lain, lalu melihat sekeliling dan menemukan jalan yang memutar menuju ke sana.Rune pun berjalan melewati jalan itu, tetapi Reno berteriak, "Kau mau ke mana?""Tentu saja menghampiri Rin," jawab Rune sembari terus berjaln dan fokus melihat ke depan."Kenapa tidak melewati jemb