Begitu dia tertidur, mimpi itu akan menyiksanya dalam tidur. Dia baru dapat mengatur nafasnya hanya ketika Ellena berada di sana bersamanya.Ellena mengangkat kepalanya, melirik Hanzero, dan melihat jika mata Hanzero memang memerah. Sepertinya dia memang tidak dapat beristirahat dengan baik.Dia langsung mengerutkan dahinya, "Kalau begitu, kenapa kamu nggak beristirahat dengan baik di rumah saja? Kamu bos perusahaan, jadi nggak harus berangkat ke perusahaan untuk bekerja setiap hari."Hanzero tersenyum erat, lalu menepuk kepalanya. “Apa kamu merasa kasihan padaku?”"Aku nggak perlu istirahat. Lagipula, aku juga nggak bisa tidur di rumah. Jadi, sebaiknya aku tetap berangkat ke kantor.""Kamu nggak ngantuk?"Hanzero menggelengkan kepalanya. "Aku nggak ngantuk."Entah sudah berapa lama Hanzero menderita insomnia hingga dia memang memiliki kesulitan untuk tidur. Dia tidak akan merasa mengantuk, tetapi kondisi mentalnya juga tidak akan menjadi terlalu baik.Ellena terkejut. "Apa kamu nggak
Ellena masih merasa malu sendiri, bahkan sampai mereka tiba di tempat makan, dia masih tidak berani melihat Hanzero karena malu. Untung saja Hanzero tidak menyadari hal itu, jadi dia masih bisa bernafas lega.Saat ini Hanzero ternyata membawanya ke sebuah tempat yang sangat mewah. Pemilik restoran keluar untuk menyambut mereka dan dengan hormat membawa keduanya ke dalam ruangan VIP di halaman belakang. Gaya dekorasi restoran itu sangat klasik, seperti rumah bangsawan kuno.Hanzero mengambil buku daftar menu tanpa melihatnya. Dia langsung memberikannya pada Ellena sambil berkata, "Pesan apapun yang kamu suka.""Oh."Ellena mengambil buku daftar menu itu. Baru saja dia membuka halaman pertama, dia langsung dibuat terkejut karena harga semua menu yang sangat mahal. Ellena tak habis pikir, Ya Tuhan! Apakah ada kesalahan? Satu tahu kepiting, ternyata harganya ratusan ribu? Itu sudah hidangan yang sangat murah di sini. Makanan laut lainnya, atau hidangan pegunungan, harganya jutaan!!Ellena
Lalu, dia berkata dengan pelan tapi penuh kesal, "Hanzero, bangun! Aku nggak ingin tidur disini denganmu!"Orang mesum ini! Ternyata ingin melakukan hal seperti itu denganku di tempat restoran seperti ini?! Hanzero juga terlalu tidak tahu malu! batin Ellena.Ellena merasa malu setengah mati. Dia merasa jika Hanzero tidak menghormatinya barang sedikit pun. Walaupun dia sudah menikah dengan Hanzero dan harus memenuhi kewajiban suami-istri, melakukan hal semacam itu di restoran seperti ini adalah hal yang terlalu tidak terduga. Bagaimana jika seseorang membuka pintu dan melihatnya? Walaupun tidak ada orang yang akan masuk, tempat seperti ini juga tidak cocok!"Kalau nggak tidur di sini, lalu kamu mau tidur dimana? Bisa kita pikirkan nanti saja. Aku sudah nggak tahan sekarang," balas Hanzero. Suaranya perlahan mulai memelan, seolah dia sedang mengantuk. "Temani saja aku tidur selama satu jam. Nggak masalah, nggak akan menunda pelajaranmu. Aku sangat mengantuk. Biarkan aku tidur sebenta
Lampu lalu lintas di depan berganti memati merah. Hanzero menghentikan mobil, dia menoleh, dan menatap Ellena dalam-dalam. "Terima kasih sudah mau menemaniku tidur. Aku tidur dengan sangat nyaman dalam waktu satu jam tadi.""Uhuk-uhuk-uhuk." Ellena mendadak terbatuk. “Hanzero, apa yang kamu katakan? Jangan sembarang bicara, kenapa?"Apa yang dimaksud dengan berterima kasih kepadaku setelah ditemani tidur? Selain itu juga, apa itu tidur dengan nyaman? Siapapun yang mendengar ini pasti akan berpikir yang tidak-tidak!"Hah? Apa yang aku katakan?"Hanzero memandang pipi lembut Ellena yang merona merah. Mata gelap gadis itu sedikit bersinar dan tatapannya sangat menyudutkan dirinya. Ellena terlihat malu dan kesal namun wajahnya malah terlihat semanis itu.Mungkin Ellena sendiri tidak menyadari saat dia marah dan memelototi Hanzero, dia tidak terlihat galak sama sekali. Dia malah justru terlihat sangat lembut dan imut. Terlihat kekanak-kanakan, sangat mirip seperti kucing kecil yang marah.
Ellena tidak berani bergerak lagi ketika mendengar ini dia hanya duduk dengan kaku di pelukan Hanzero sementara itu tubuh Hanzero juga tegang. Pria itu memeluknya dengan erat dan bersandar di pundaknya dengan nafas terengah-engah, Setelah beberapa menit, baru bernafasnya perlahan menjadi tenang.Ellena menggigit sudut bibirnya, “Kamu.,. Apa sudah merasa lebih baik sedikit? Bisa kamu melepaskan aku?"Bagi Ellena, hanya beberapa menit ini saja sudah membuatnya sangat tegang. EHanzero membelai kepala Ellena, mencubit dagunya dan menciumnya, lalu berkata dengan suara serak, "Maafkan yang tadi ya? Aku tidak bisa menahan diri."Ellena mengangguk, ada rasa bersalah dalam matanya saat melihat pria yang sepertinya benar-benar menyukainya ini."Hng, aku akan mengantarmu sampai ke bawah asrama. Ayo.""Tidak perlu. Biar aku sendiri..."Ellena refleks ingin menolak. Namun, sebelum dia selesai berbicara, dia melihat wajah Hanzero tenggelam dan matanya menjadi dingin.“Kamu nggak ingin aku mengant
Wanita itu berambut panjang sebahu dan mengenakan gaun renda putih ala putri. Dia terlihat feminin dan lembut. Melihat wanita itu membuat orang ingin melindunginya. Setelah dia keluar dari mobil, seorang wanita lain turun dari mobil dan membuka payung di tangannya.Wanita pembawa payung itu berjalan menuju wanita dengan gaun putih. Mulutnya masih berbisik menggerutu. “Kenapa hari ini panas sekali? Rasanya seperti dipanggang.”“Salma, aku nggak paham kenapa kamu kembali ke kampus saat ini,"Wanita yang mengenakan gaun putih itu ternyata Salma. Setelah dia keluar dan mobil, dia langsung tertarik dengan sosok jangkung dan tinggi di seberang sana. Pria itu membelakanginya, berjalan ke sisi mobil sport Lamborghini yang mewah, lalu membuka pintu dan masuk ke dalam mobil.Pada saat itu, detak jantung Salma mendadak meningkat tak terkendali. Itu dia Pria yang dekat dengan Resta di restoran itu? pikir Salma. Walaupun dia tidak melihat wajah pria itu saat terakhir kali melihatnya, dia bisa mene
Wajah pria ini bahkan lebih cantik dan tak tertandingi. Pria ini tampak dingin dan elegan hingga memberi dampak visual yang besar bagi Salma. Dia membuka matanya lebar-lebar, matanya penuh rasa takjub, dan dia menatap pria itu hingga ternganga.Salma selalu merasa jika Reno sudah cukup luar biasa. Demi kepentingannya sendiri, dia juga terus menggoda Reno sampai mendapatkan pria yang luar biasa itu, Setelah berhasil, dia merasa bangga dan sombong.Reno muda, tampan, dan berasal dari keluarga yang terkenal. Reno selalu patuh padanya dan sangat lembut. Reno adalah pria berharga yang sulit ditemukan.Setelah dia dan Reno resmiberpacaran, entah seberapa lama rasa iri beberapa sahabat perempuannya terhadapnya. Semua mengatakan jika dia bernasib sangat baik. Kelak dia akan menjadi menantu keluarga Sanjaya dần, akan menjadi istri orang kaya, Karena Salma selalu memiliki rasa superioritas yang kuat.Awalnya, Salma mengira jika dia adalah pemenang dalam hidup. Tetapi, saat ini tidak ada perasa
"Sepertinya kakakku mengalami sedikit kesulitan akhir-akili ini dan sangat tergencet secara finansial. Aku pernah bertengkar dengannya beberapa waktu lalu karena sedikit kesalahpahaman dan sampai sekarang, amarahnya masih belum hilang. Aku menelponnya, tapi dia nggak menjawabnya. Jadi, meskipun aku ingin membantunya, aku nggak punya cara. Aku benar-benar khawatir kakakku akan melakukan sesuatu yang tidak rasional saat dia sedang terdesak.”Nada bicara Salma seperti sangat mengkhawatirkan Ellena. Tetapi, hanya sedikit orang yang memperhatikan yang dapat mendengar bahwa ada maksud lain dalam kata-katanya ini. Maksudnya adalah Ellena saat ini sangat kekurangan uang. Dalam situasi kekurangan uang, Ellena bersedia melakukan segalanya demi uang. Misalnya, mencari orang kaya dan menjadi kekasihnya..Salma seakan mengindikasikan bahwa semua yang Ellena lakukan, semuanya hanya untuk uang. Pria manapun akan merasa marah setelah mendengar kata-katanya. Lagi pula, tidak ada pria yang menyukai wa
“Kimmy, maaf ya, agak lama menunggu,” kata Intan, gadis itu keluar dari kamar mandi dengan mengenakan baju mandi. “Oh, tidak kok.” Kimmy menjawab dengan sedikit gugup. Entah kenapa melihat Intan dan tahu jika Intan sedang hamil, dia menjadi gugup. “Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu. Tunggu sebentar ya?” Intan melangkah menghampiri lemari. Sedangkan Kimmy menunggu dengan jantung yang berdebar. Intan pasti akan menunjukkan hasil lab atau USG dari dokter. Memikirkan hal itu Kimmy semakin berdebar. Dia tidak tahu harus bicara apa nantinya. Dia sibuk merangkai kata terlebih dahulu. Dia sedikit tercengang ketika melihat Intan menghampirinya dengan membawa sebuah gaun. “Menurutmu apa gaun ini bagus?” Intan menunjukkan gaun itu ke depan Kimmy. “Selama pacaran, baru malam ini kita akan pergi kencan. Jadi aku sedikit gugup untuk memilih gaun. Aku memintamu datang untuk memberi pendapat tentang gaun ini. Aku tidak ingin membuatmu malu.” Intan adalah gadis yang berkelas, tetapi di
Sekarang tidak ada lagi namanya keresahan ataupun kegelisahan dan kekhawatiran. Baik untuk Hanzero, Ellena, maupun untuk Evelyn sang Nyonya besar Brahmana.Keluarga Brahmana semakin sejahtera dan juga bahagia. Hanya tinggal menunggu sang penerus terlahir dari rahim Ellena.Semua berjalan normal.---Keluarga Lewis sudah menerima karmanya. Meskipun Tiara dan Revan Lewis masih bersama, tetapi kehidupan mereka semakin sulit dan penuh pertengkaran. Sekarang bukan hanya Villa keluarga Lewis yang telah diambil alih oleh Ellena, tetapi perusahaan Lewis pun telah diakuisisi oleh Hanzero.Usut punya usut, perusahaan tersebut dulu pernah mengalami kemunduran yang sangat berat bahkan hampir bangkrut ketika masih ada di tangan Tommy Lewis. Lalu perusahaan itu bisa bangkit kembali karena adanya Clarissa. Meskipun dia adalah seorang anak yatim piatu, tetapi ternyata Clarissa mempunyai aset besar yang ditinggalkan oleh orang tuanya. Setelah dia menikah dengan Revan, pada akhirnya Clarissa pun memban
Mendengar kata-kata Nyonya besarnya, Roy langsung menghela napas lega. “Nyonya benar-benar orang yang baik. Semoga keluarga Brahmana selalu dalam kesejahteraan. Kalau begitu, saya pergi dulu.”Evelyn mengangguk, mempersilakan Roy untuk pergi.Agak lama Evelyn termenung, lalu ketika dia baru saja hendak berdiri, dia mendengar suara lembut dan manis memanggilnya dari ujung sana.“Ibu.”Dia melihat Ellena sudah berjalan menghampirinya.“Kamu sudah pulang, Nak?” tanya Evelyn.“Kami baru saja pulang, tapi Hanzero langsung pergi ke kantor lagi.”“Kenapa kamu malah kemari? Bukannya pergi ke kamar dan istirahat?”“Tadi aku mencari Ibu. Kata Paman Fatih, Ibu sedang ada di taman belakang. Aku mengkhawatirkan Ibu karena seharian ini kami pergi. Maafkan aku ya, Bu. Pergi dari pagi baru pulang sore hari. Ibu pasti kesepian.”Evelyn tertegun, hatinya berdesir saat Ellena mengambil tangannya dan mencium tangannya dengan keningnya. Dia menatap wajah cantik dan lembut menantunya itu. Terbayang bagaima
Setelah mendengar penjelasan dari Paman Fatih, Evelyn mengepalkan tangannya erat-erat. Kemudian dia langsung berdiri dan segera pergi ke kamarnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Paman Fatih. Paman Fatih merasa sedikit heran, tetapi karena dia tidak tahu apa-apa, Paman Fatih hanya diam meskipun dia merasa jika sepertinya ada yang salah.Sampai di kamarnya, Evelyn langsung menghubungi seseorang.“Nyonya besar, tumben sekali Anda menelponku?” tanya orang di ujung telepon itu dengan sopan.Setelah menarik napas panjang, Evelyn kemudian berkata, “Aku memerlukan bantuanmu untuk mencari informasi tentang seseorang. Aku membutuhkannya secepatnya.”“Baik, Nyonya besar. Saya akan melakukannya sebaik mungkin dan segera melaporkannya pada Anda.”Begitu Evelyn selesai menelpon, dia langsung mengirim sebuah foto sekaligus nama Ellena pada seseorang tersebut.Evelyn terlihat berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya dan beberapa kali mengusap wajahnya dengan kasar.Dia sudah bisa menebak jika
Diam-diam sekarang Kimmy mulai berterima kasih pada Resta. Jika bukan karena kehadiran Resta yang telah berhasil mendapatkan hati Hanzero, mungkin Intan juga tidak akan pernah melirik kehadirannya.Hari kembali berlalu.Semua berjalan dengan pelan tapi pasti. Biarpun hubungan Kimmy dan Intan yang telah resmi berpacaran tidak seromantis pasangan lainnya. Tetapi Kimmy masih tetap bersyukur, setidaknya hubungannya dengan Intan telah ada kemajuan.Begitu juga dengan hubungan Ellena dan Hanzero. Jika dulu mereka bertemu dan menikah secara kilat tanpa ada perasaan cinta baik antara Hanzero maupun Ellena sendiri, tapi sekarang keduanya sudah saling mengakui jika sama-sama saling menyukai dan mencintai bahkan telah mengucap janji untuk saling menemani dan setia sampai akhir hayat.Operasi Kelvin pun telah berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang positif. Sekarang Kelvin telah tinggal di villa milik Hanzero sedangkan Hanzero dan Ellena sudah tidak diperbolehkan lagi untuk keluar dari rumah b
Membaca balasan Intan yang ini bukan hanya kedua matanya yang terbelalak tetapi jantung Kimmy pun berdebar sangat kuat.Tapi lagi-lagi belum sempat dia menjawab satu pesan kembali masuk.|Kamu tidak perlu buru-buru untuk menjawabnya. Kamu bisa memikirkannya dulu. Aku juga tidak akan memaksamu. Aku tahu selama ini aku banyak menyakiti hatimu, jadi aku bisa mengerti bagaimana perasaanmu.|Sudah terjadi sesuatu diantara mereka berdua, bagaimana mungkin Kimmy bisa sesantai itu dan harus berpikir dulu?Pria itu segera mengunci ponselnya dan kembali melemparnya di atas kasur. Dia segera pergi ke kamar mandi dan buru-buru mandi.Dia harus segera menemui Intan dan membicarakan hal ini dengan serius secara langsung.Siang ini Kimmy tidak lagi memikirkan pekerjaan kantor. Dia segera pergi ke rumah Intan untuk menemui Intan. Sampai di sana dia disambut oleh seorang bibi pelayan.Rumah itu terlihat begitu sepi. Orang tua Intan memang sedang berada di luar negeri. Kimmy duduk di ruang tamu menungg
Sedangkan di tempat lain, tepatnya di kamar Kimmy. Saat dia terbangun, dia mendapati dirinya seorang diri di atas tempat tidurnya. Dia melihat ke kanan dan ke kiri, dia tidak menemukan adanya Intan. Lalu dia teringat kejadian semalam. Bukan dia sengaja, tetapi dia tidak bisa mengendalikan dirinya. Hingga akhirnya malam panas yang panjang ia lalui bersama Intan.Ketika Kimmy menyadari jika Intan sudah pergi dari kamarnya dia benar-benar terkejut. Dia segera bangun mencari handuk untuk membungkus tubuh bagian bawahnya. Kimmy melihat ke arah tempat tidur, ada bercak darah lumayan banyak di sprei berwarna putih itu. Kimmy membeku.Setelah beberapa saat, dia mengepalkan tangannya sendiri dan menggeram marah pada dirinya sendiri. “Sialan! Apa yang aku lakukan?”Bagaimana bisa dia melakukan hal itu pada wanita yang dicintai dan yang selama ini ia jaga? Dia benar-benar bertingkah seperti bajingan yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.Intan sedang patah hati, Intan sedang hancur, dia
Kimmy mendengus. Dia paham jika Intan sedang mabuk. Dia menarik tubuhnya, tapi tiba-tiba Intan justru merangkul pundaknya, membuat tubuhnya menabrak tubuh Intan. Pada saat itu juga, Intan memeluknya dengan sangat erat.“Kimmy, katakan padaku, apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak ingin menjadi orang yang bodoh terus-menerus.”Jantung Kimmy bergemuruh. Seumur hidup, hanya saat inilah posisi mereka bisa seperti ini. Jika Intan tidak dalam keadaan mabuk seperti ini, bagaimana mungkin Intan akan memeluknya?“Intan, kamu mabuk. Jangan seperti ini. Tolong lepaskan. Aku akan membuat air jeruk agar mabukmu berkurang.”“Tidak mau,” Intan menggeleng. Dia mengeratkan pelukan.“Aku tahu selama ini aku salah. Tolong jangan tinggalkan aku sendiri. Maafkan aku karena sudah sering menyakiti hatimu.”Kimmy membalas pelukan Intan dengan lembut kemudian dia berkata, “Kamu tidak bersalah, kamu tidak pernah menyakitiku. Jangan bersedih.” Perlahan Kimmy melepaskan pelukan Intan.Intan menatap kedu
Jika Hanzero dan Ellena, mereka tidak pernah menyangka jika penyatuan cinta mereka akan terjadi di rumah besar Brahmana.Lalu di tempat lain, Intan saat ini sedang merenungi semua hal yang terjadi. Dia tidak bicara sepatah kata pun meskipun Kimmy sudah beberapa kali mengajaknya bicara dan berusaha membujuk. Kimmy hanya bisa mendesah, meninggalkan Intan untuk memberikan waktu pada gadis itu sendirian dulu.“Baiklah, sepertinya kamu perlu waktu untuk sendirian dulu. Aku akan pergi keluar sebentar. Jika kamu memerlukan aku, telepon saja. Aku akan segera datang.”Intan tidak mengeluarkan kata apa pun kecuali hanya mengangguk.Kimmy pergi, sedangkan Intan masih merenung di atas tempat tidur milik Kimmy.Setelah dia memutuskan untuk mengirim pesan teks pada Nyonya Besar, dunianya rasanya seperti luruh. Ada penyesalan karena telah mengambil keputusan itu. Tapi dia bisa apa sekarang? Tanpa kehadiran Ellena saja, dia merasa sangat sulit untuk meningkatkan hubungannya dengan Hanzero. Dan sekara