Ellena masih merasa malu sendiri, bahkan sampai mereka tiba di tempat makan, dia masih tidak berani melihat Hanzero karena malu. Untung saja Hanzero tidak menyadari hal itu, jadi dia masih bisa bernafas lega.Saat ini Hanzero ternyata membawanya ke sebuah tempat yang sangat mewah. Pemilik restoran keluar untuk menyambut mereka dan dengan hormat membawa keduanya ke dalam ruangan VIP di halaman belakang. Gaya dekorasi restoran itu sangat klasik, seperti rumah bangsawan kuno.Hanzero mengambil buku daftar menu tanpa melihatnya. Dia langsung memberikannya pada Ellena sambil berkata, "Pesan apapun yang kamu suka.""Oh."Ellena mengambil buku daftar menu itu. Baru saja dia membuka halaman pertama, dia langsung dibuat terkejut karena harga semua menu yang sangat mahal. Ellena tak habis pikir, Ya Tuhan! Apakah ada kesalahan? Satu tahu kepiting, ternyata harganya ratusan ribu? Itu sudah hidangan yang sangat murah di sini. Makanan laut lainnya, atau hidangan pegunungan, harganya jutaan!!Ellena
Lalu, dia berkata dengan pelan tapi penuh kesal, "Hanzero, bangun! Aku nggak ingin tidur disini denganmu!"Orang mesum ini! Ternyata ingin melakukan hal seperti itu denganku di tempat restoran seperti ini?! Hanzero juga terlalu tidak tahu malu! batin Ellena.Ellena merasa malu setengah mati. Dia merasa jika Hanzero tidak menghormatinya barang sedikit pun. Walaupun dia sudah menikah dengan Hanzero dan harus memenuhi kewajiban suami-istri, melakukan hal semacam itu di restoran seperti ini adalah hal yang terlalu tidak terduga. Bagaimana jika seseorang membuka pintu dan melihatnya? Walaupun tidak ada orang yang akan masuk, tempat seperti ini juga tidak cocok!"Kalau nggak tidur di sini, lalu kamu mau tidur dimana? Bisa kita pikirkan nanti saja. Aku sudah nggak tahan sekarang," balas Hanzero. Suaranya perlahan mulai memelan, seolah dia sedang mengantuk. "Temani saja aku tidur selama satu jam. Nggak masalah, nggak akan menunda pelajaranmu. Aku sangat mengantuk. Biarkan aku tidur sebenta
Lampu lalu lintas di depan berganti memati merah. Hanzero menghentikan mobil, dia menoleh, dan menatap Ellena dalam-dalam. "Terima kasih sudah mau menemaniku tidur. Aku tidur dengan sangat nyaman dalam waktu satu jam tadi.""Uhuk-uhuk-uhuk." Ellena mendadak terbatuk. “Hanzero, apa yang kamu katakan? Jangan sembarang bicara, kenapa?"Apa yang dimaksud dengan berterima kasih kepadaku setelah ditemani tidur? Selain itu juga, apa itu tidur dengan nyaman? Siapapun yang mendengar ini pasti akan berpikir yang tidak-tidak!"Hah? Apa yang aku katakan?"Hanzero memandang pipi lembut Ellena yang merona merah. Mata gelap gadis itu sedikit bersinar dan tatapannya sangat menyudutkan dirinya. Ellena terlihat malu dan kesal namun wajahnya malah terlihat semanis itu.Mungkin Ellena sendiri tidak menyadari saat dia marah dan memelototi Hanzero, dia tidak terlihat galak sama sekali. Dia malah justru terlihat sangat lembut dan imut. Terlihat kekanak-kanakan, sangat mirip seperti kucing kecil yang marah.
Ellena tidak berani bergerak lagi ketika mendengar ini dia hanya duduk dengan kaku di pelukan Hanzero sementara itu tubuh Hanzero juga tegang. Pria itu memeluknya dengan erat dan bersandar di pundaknya dengan nafas terengah-engah, Setelah beberapa menit, baru bernafasnya perlahan menjadi tenang.Ellena menggigit sudut bibirnya, “Kamu.,. Apa sudah merasa lebih baik sedikit? Bisa kamu melepaskan aku?"Bagi Ellena, hanya beberapa menit ini saja sudah membuatnya sangat tegang. EHanzero membelai kepala Ellena, mencubit dagunya dan menciumnya, lalu berkata dengan suara serak, "Maafkan yang tadi ya? Aku tidak bisa menahan diri."Ellena mengangguk, ada rasa bersalah dalam matanya saat melihat pria yang sepertinya benar-benar menyukainya ini."Hng, aku akan mengantarmu sampai ke bawah asrama. Ayo.""Tidak perlu. Biar aku sendiri..."Ellena refleks ingin menolak. Namun, sebelum dia selesai berbicara, dia melihat wajah Hanzero tenggelam dan matanya menjadi dingin.“Kamu nggak ingin aku mengant
Wanita itu berambut panjang sebahu dan mengenakan gaun renda putih ala putri. Dia terlihat feminin dan lembut. Melihat wanita itu membuat orang ingin melindunginya. Setelah dia keluar dari mobil, seorang wanita lain turun dari mobil dan membuka payung di tangannya.Wanita pembawa payung itu berjalan menuju wanita dengan gaun putih. Mulutnya masih berbisik menggerutu. “Kenapa hari ini panas sekali? Rasanya seperti dipanggang.”“Salma, aku nggak paham kenapa kamu kembali ke kampus saat ini,"Wanita yang mengenakan gaun putih itu ternyata Salma. Setelah dia keluar dan mobil, dia langsung tertarik dengan sosok jangkung dan tinggi di seberang sana. Pria itu membelakanginya, berjalan ke sisi mobil sport Lamborghini yang mewah, lalu membuka pintu dan masuk ke dalam mobil.Pada saat itu, detak jantung Salma mendadak meningkat tak terkendali. Itu dia Pria yang dekat dengan Resta di restoran itu? pikir Salma. Walaupun dia tidak melihat wajah pria itu saat terakhir kali melihatnya, dia bisa mene
Wajah pria ini bahkan lebih cantik dan tak tertandingi. Pria ini tampak dingin dan elegan hingga memberi dampak visual yang besar bagi Salma. Dia membuka matanya lebar-lebar, matanya penuh rasa takjub, dan dia menatap pria itu hingga ternganga.Salma selalu merasa jika Reno sudah cukup luar biasa. Demi kepentingannya sendiri, dia juga terus menggoda Reno sampai mendapatkan pria yang luar biasa itu, Setelah berhasil, dia merasa bangga dan sombong.Reno muda, tampan, dan berasal dari keluarga yang terkenal. Reno selalu patuh padanya dan sangat lembut. Reno adalah pria berharga yang sulit ditemukan.Setelah dia dan Reno resmiberpacaran, entah seberapa lama rasa iri beberapa sahabat perempuannya terhadapnya. Semua mengatakan jika dia bernasib sangat baik. Kelak dia akan menjadi menantu keluarga Sanjaya dần, akan menjadi istri orang kaya, Karena Salma selalu memiliki rasa superioritas yang kuat.Awalnya, Salma mengira jika dia adalah pemenang dalam hidup. Tetapi, saat ini tidak ada perasa
"Sepertinya kakakku mengalami sedikit kesulitan akhir-akili ini dan sangat tergencet secara finansial. Aku pernah bertengkar dengannya beberapa waktu lalu karena sedikit kesalahpahaman dan sampai sekarang, amarahnya masih belum hilang. Aku menelponnya, tapi dia nggak menjawabnya. Jadi, meskipun aku ingin membantunya, aku nggak punya cara. Aku benar-benar khawatir kakakku akan melakukan sesuatu yang tidak rasional saat dia sedang terdesak.”Nada bicara Salma seperti sangat mengkhawatirkan Ellena. Tetapi, hanya sedikit orang yang memperhatikan yang dapat mendengar bahwa ada maksud lain dalam kata-katanya ini. Maksudnya adalah Ellena saat ini sangat kekurangan uang. Dalam situasi kekurangan uang, Ellena bersedia melakukan segalanya demi uang. Misalnya, mencari orang kaya dan menjadi kekasihnya..Salma seakan mengindikasikan bahwa semua yang Ellena lakukan, semuanya hanya untuk uang. Pria manapun akan merasa marah setelah mendengar kata-katanya. Lagi pula, tidak ada pria yang menyukai wa
Salma mencibir dengan tidak senang "Kalau begitu, jangan biarkan dia menunjukkan wajahnya. Apа yang kamu takutkan? Dia bahkan tidak memiliki kontrak dengan perusahaan, jadi apa yang harus ditakuti? Begitu keputusannya. Beritahu para kru agar mereka memberitahunya.""Baiklah kalau begitu."Meskipun Linda adalah agen Salma, nyatanya dia masih harus mematuhi Salma dalam banyak hal. Dari tingkat hubungan lain, Salma setara dengan istri bosnya. Perusahaan agen yang menandatangani kontrak dengan Salma adalah Star Entertainment di bawah nama Perusahaan Sanjaya.Star Entertainment mendukung Salma dan hampir semua sumber daya terbaikmereka diberikan padanya. Linda juga sedikit gugup karena dia merasa bahwa dirinya harus lebih mempertimbangkan dari segi potensi Salma saat ini, hanya sedikit artis yang dapat menandinginya. Bahkan, jika Ellena benar-benar memiliki kesempatan untuk berkembang, bisakah Resta menjadi lebih populer darinya?Tidak peduli betapa cantiknya seseorang, jika modalnya tida
"Bukankah kamu presiden di perusahaan? Kenapa kamu begitu sibuk sampai masih harus bekerja saat libur?" tanya Ellena tak mengerti.Hanzero tersenyum dan menjelaskan, "Aku baru saja mengambil alih perusahaan belum lama ini dan aku perlu mengurus banyak hal secara pribadi, tapi jangan khawatir. Tunggu setelah selesai dari kesibukan di bulan ini, nanti aku tidak akan begitu sibuk. Aku akan berusaha meluangkan lebih banyak waktu untuk menghabiskan waktu menemanimu.""...Aku tidak bermaksud begitu," gumam Ellena dengan agak malu. Perkataan ini membuat Ellena terdengar seolah sedang mengeluh kalau Hanzero tidak punya waktu untuk menemaninya."Kamu tidak bermaksud begitu, tapi aku ingin lebih sering menemanimu," kata Hanzero sambil menatap Ellena dengan lembut. "Sayang, apa kamu ingin menghabiskan lebih banyak waktu di sisiku dan bersama denganku?"Di bawah tatapan Hanzero yang terfokus dan lembut, jantung Ellena berdegup kencang dan wajahnya mulai memanas. Tanpa menunggu jawabannya, Hanzero
Intan sering masuk ke rumah keluarga Brahmana. Sebelum Hanzero menikah, para pelayan di rumah keluarga ini pada dasarnya menganggapnya sebagai calon nyonya muda. Bahkan, jika Hanzero sudah menikah sekarang, para pelayan ini tetap bersikap sopan padanya.Meskipun Intan bukan Nyonya Muda, ia juga Nona Intan. Karenanya, ketika dia bertanya, pelayan wanita itu langsung menjawab dengan hormat, "Nona Intan, ini air gula merah.""Air gula merah?" Intan tertegun, "Ini dibawa untuk apa?""Sebelum Tuan Muda kembali membawa Nyonya Muda, dia meminta kami merebuskan air gula merah. Ini seharusnya untuk diminum Nyonya Muda," kata pelayan wanita itu sambil tersenyum sebelum ia melihat wajah Intan yang seketika menjadi suram, "Ini minuman untuk meredakan sakit datang bulan wanita.""Iya," jawab pelayan wanita lainnya sambil tersenyum, "Saya benar-benar tidak menyangka bahwa Tuan Muda kami ternyata adalah orang yang begitu peduli dan perhatian. Tuan Muda sangat baik pada Nyonya Muda. Tuan Muda tidak h
"Nenek, aku akan membantumu," kata Intan.Nyonya Tua memang memiliki sedikit masalah di kakinya dan jalannya juga sedikit tidak lancar. Intan bergerak dengan hati-hati untuk membantu Nenek Hanzero itu berdiri dan mengingatkannya dengan lembut, “Nenek, pelan-pelan."Setelah Nyonya tua bangun, dia menoleh dan menatap Intan lagi. Matanya menunjukkan jejak penyesalan dan belas kasihan. Gadis ini sangat baik. Dalam hal latar belakang keluarga, penampilan, dan kemampuan pribadi semuanya sangat cocok dengan cucu kesayangannya. Gadis ini akan mencintai orang dan menjadi berbakti. Mereka sebagai orang tua juga cukup menyukai Intan.Keluarganya dan kerabat jauh Mahendra juga. Para orang tua dari kedua keluarga juga memiliki hubungan yang baik. Dulu, mereka sudah terpikirkan rencana untuk menikahkan kedua anak mereka.Hanya saja... Tidak peduli seberapa inginnya mereka sebagai orang tua, kedua keturunan mereka ini tidak saling menyukai satu sama lain. Mereka sebagai orang tua juga tidak bisa mem
"Itu kamu yang mengatakannya lho. Ibu tidak minta," kata Ibu Hanzero. Ia merasa sedikit lebih nyaman ketika mendapatkan perhiasan itu dan merasakan perhatian putranya."Iya, aku yang mengatakannya."Hanzero mengaitkan bibirnya, menundukkan kepalanya, dan bertanya pada Ellena, "Apa kamu sudah mengantuk? Kamu ingin pergi tidur? Aku akan mengantarmu ke kamar sebentar."Ellena sebenarnya tidak mengantuk, tapi dia masih ingin pindah tempat. Meskipun nenek dan ibu Hanzero terlihat senang berbicara dengan baik padanya, dia masih merasa tidak nyaman berada di depan para orang tua. Karena itu dia membalas dengan lembut, "Hm.""Oke. Kalau begitu, aku akan membawamu ke kamar untuk tidur sebentar."Hanzero mengangkat kepalanya dan berkata pada ibu dan neneknya. "Ibu, Nenek, kalian sudah bertemu Ellena, kan? Karena sekarang sudah tidak pagi lagi, bukankah kalian juga harus tidur siang? Aku agak mengantuk, jadi aku akan pergi tidur sebentar. Tunggu hingga makan malam, baru kalian panggil aku."Sete
“Baik, baik. Kalian memang harus bekerja keras,” kata nenek. Nenek Brahmana melihat Ellena bersandar pada Hanzero. Cucu kesayangannya itu juga menatap cucu menantunya dengan penuh kasih sayang. Pasangan muda ini mempunyai hubungan yang sangat baik, wanita tua itu sangat bahagia di dalam lubuk hatinya. Tampaknya, ada harapan baginya untuk menimbang cicit tahun depan.“Ellena, ikut denganku. Ada yang harus aku kenalkan padamu lagi.” Hanzero berbalik dengan Ellena di pelukannya. Lalu perlahan berjalan ke arah nyonya besar dan berkata dengan lembut, “Ini adalah ibuku, dan ini Intan. Karena kamu sudah bertemu dengan Intan, aku tidak perlu memperkenalkannya lagi.”Ellena tersipu dan mengangkat kepalanya dari pelukan Hanzero. Saat dia melihat ibu Hanzero, dia sedikit tercengang. Entah ini hanya halusinasinya saja atau bukan, hanya saja, dia baru saja melihat ada sedikit rasa jijik dan marah di mata ibu Hanzero. Tetapi jejak itu tiba-tiba menghilang dalam sekejap mata.Bibir nyonya besar menu
“Bibi Evelyn, apa aku salah bicara?” Intan meraih tangan nyonya besar dengan gelisah. “Jangan marah, aku juga hanya menduga-duga. Katanya dulu, Bibi sangat kesusahan saat mengandung Hanz. Bibi harus mendapat ratusan suntikan dan berbaring di atas tempat tidur sampai hampir setahun. Hingga akhirnya bisa melahirkan Hanz dengan selamat. Jika anak yang berbakti seperti Hanz, pasti menganggap ibunya sebagai orang yang paling penting.” Wajah nyonya besar terlihat muram dan dia tidak bicara lagi. Setelah Intan melihat jika tujuannya telah tercapai, dia juga tidak ingin mengatakan apapun lagi. Dia hanya melirik ke arah Ellena lagi dan melihat di sana Nenek Brahmana memberi sebuah kotak pada Ellena. Tanpa perlu melihatnya, Intan juga sudah tahu jika pasti itu adalah barang bagus yang berharga. Dalam mata Intan ada banyak sekali kecemburuan, tetapi dia membujuk Nyonya besar dengan lembut. “Bibi, jangan tunjukan jika Bibi sekarang sedang marah. Kalau tidak, Nenek Brahmana akan tidak senang.”
Biar bagaimanapun juga nyonya tua adalah pemegang kekuasaan yang mutlak di keluarga Brahmana sekarang, sejak Evelyn muda hingga saat ini dia telah dipanggil nyonya besar, dia tetap memiliki perasaan takut dan segan terhadap wanita tua itu.Dia tidak berani sembarangan menyinggung nyonya tua yang tidak lain adalah mertuanya itu, tetapi dia masih tidak puas dengan menantu yang tiba-tiba muncul ini.Lalu nyonya besar bertanya pada Intan, “Apa kamu mengenal wanita yang dibawa pulang Hanz itu?”Mata Intan terus mengikuti Hanzero sejak pria itu datang membawa Ellena ke ruang tamu. Dia melihat Hanzero begitu memanjakan Ellena, menyentuh kepalanya dan melihat ke arah Ellena dengan tatapan memanjakan. Hatinya bagai dirobek-robek dan itu benar-benar membuatnya tidak nyaman.Aku tidak mungkin cemburu, pikir Intan. Tapi dia merasa sangat cemburu, hingga tidak masuk akal. Dia adalah wanita yang telah tumbuh bersama dengan Hanzero dan juga satu-satunya teman wanita yang bisa tinggal di sisi Hanzero
Ellena makin merasa sangat gugup. Wanita kecil ini sungguh gugup hingga meremas tangan Hanzero. Hanzero pun balik meremas telapak tangan kecilnya dengan nyaman. Kemudian, dia menggandeng Ellena dan menuntunnya berjalan ke depan Nyonya Tua Brahmana.Hanzero menyentuh kepala Ellena dengan penuh kelembutan di depan umum dan kemudian berkata, "Ibu, Nenek. Ini adalah istriku, Ellena. Kami sudah mencatatkan pernikahan kami. Hari ini aku membawanya kembali untuk bertemu dengan kalian."Ada keheningan selama beberapa detik. Setelah Hanzero selesai memperkenalkan identitas Ellena sebagai istrinya, tidak ada satupun dari mereka yang berbicara. Hanzero juga tidak terlalu peduli dan dengan tenang memperkenalkan pada Ellena, "Ellena, ini adalah nenekku."Ellena mengikuti arah pandangan Hanzero dan menatap wanita tua dari keluarga Brahmana itu. Dia seketika terdiam dan menarik napas dalam-dalam, lalu menyunggingkan senyuman manis dari sudut bibirnya dan berbicara dengan manis, "Halo, Nenek."Wanita
Wanita di dalam mobil belum turun, tetapi kepala pelayan tua itu sudah terkejut melihat pemandangan itu. Alasannya adalah karena dia telah berada di rumah keluarga Brahmana selama beberapa dekade dan belum pernah melihat hal seperti ini. Tidak peduli seberapa baik kualitas mentalnya, kepala pelayan tua itu juga tidak bisa tetap tenang.Setelah waktu berlalu beberapa detik lagi, wanita yang berada di dalam mobil akhirnya turun dan muncul di depan kepala pelayan tua yang menatap dengan kaget. Saat kepala pelayan tua itu melihat Ellena, sekali lagi dia kaget luar biasa dan takjub.Bukan sekedar seorang wanita yang berada di dalam mobil Tuan Muda, melainkan seorang gadis kecil yang terlihat sangat muda!Kepala pelayan tua itu memiliki penglihatan yang tajam. Hanya dengan melihat sekilas, dia tahu kalau gadis kecil ini berbeda dari wanita-wanita jalang genit di luar sana. Auranya sangat bersih, sangat segar, dan melihatnya membuat orang menyukainya.Hal yang lebih membuat kepala pelayan tu