"Sepertinya kakakku mengalami sedikit kesulitan akhir-akili ini dan sangat tergencet secara finansial. Aku pernah bertengkar dengannya beberapa waktu lalu karena sedikit kesalahpahaman dan sampai sekarang, amarahnya masih belum hilang. Aku menelponnya, tapi dia nggak menjawabnya. Jadi, meskipun aku ingin membantunya, aku nggak punya cara. Aku benar-benar khawatir kakakku akan melakukan sesuatu yang tidak rasional saat dia sedang terdesak.”Nada bicara Salma seperti sangat mengkhawatirkan Ellena. Tetapi, hanya sedikit orang yang memperhatikan yang dapat mendengar bahwa ada maksud lain dalam kata-katanya ini. Maksudnya adalah Ellena saat ini sangat kekurangan uang. Dalam situasi kekurangan uang, Ellena bersedia melakukan segalanya demi uang. Misalnya, mencari orang kaya dan menjadi kekasihnya..Salma seakan mengindikasikan bahwa semua yang Ellena lakukan, semuanya hanya untuk uang. Pria manapun akan merasa marah setelah mendengar kata-katanya. Lagi pula, tidak ada pria yang menyukai wa
Salma mencibir dengan tidak senang "Kalau begitu, jangan biarkan dia menunjukkan wajahnya. Apа yang kamu takutkan? Dia bahkan tidak memiliki kontrak dengan perusahaan, jadi apa yang harus ditakuti? Begitu keputusannya. Beritahu para kru agar mereka memberitahunya.""Baiklah kalau begitu."Meskipun Linda adalah agen Salma, nyatanya dia masih harus mematuhi Salma dalam banyak hal. Dari tingkat hubungan lain, Salma setara dengan istri bosnya. Perusahaan agen yang menandatangani kontrak dengan Salma adalah Star Entertainment di bawah nama Perusahaan Sanjaya.Star Entertainment mendukung Salma dan hampir semua sumber daya terbaikmereka diberikan padanya. Linda juga sedikit gugup karena dia merasa bahwa dirinya harus lebih mempertimbangkan dari segi potensi Salma saat ini, hanya sedikit artis yang dapat menandinginya. Bahkan, jika Ellena benar-benar memiliki kesempatan untuk berkembang, bisakah Resta menjadi lebih populer darinya?Tidak peduli betapa cantiknya seseorang, jika modalnya tida
Setelah Paman Dio menyapa Ellena, dia berbalik dan mengangguk sedikit ke arah Yunita dan teman-temannya. "Nona, selamat malam. Terima kasih karena telah menerima undangan malam ini. Tuan Hanzero mengatakan, kalian adalah teman Nona Ellena, itu artinya kalian juga teman Tuan Hanzero. Terima kasih karena kalian selalu peduli pada Nona Ellena. Tuan Hanzero mengundang kalian untuk jamuan makan malam sebagai ungkapan rasa terima kasihnya. Namun, Tuan Hanzero mungkin tidak bisa hadir malam ini karena pekerjaannya."Paman Dio melanjutkan dengan sopan, "Untuk mengungkapkan permintaan maafnya, Tuan Hanzero sudah menyiapkan hadiah kecil untuk kalian semua. Semoga kalian menyukainya."Setelah berbicara, Paman Dio membungkuk dan membuka pintu mobil. Ia mengeluarkan beberapa tas belanjaan dari dalam mobil lalu menyerahkannya kepada semua orang. Selain Ellena, teman-temannya tampak terkejut.Hadiah-hadiah ini tentu saja tidak mungkin disiapkan oleh Hanzero sendiri. Tidak mungkin dia akan memikirkan
Diperlakukan dengan begitu istimewa, Sela dan Ami bukannya merasa senang, malah semakin tidak nyaman. Rasa iri di hati mereka semakin kuat.Tampaknya pria yang kini menjadi pacar Ellena bukan hanya lebih kaya, tetapi juga jauh lebih berkuasa dibandingkan Reno.Di sisi lain, Yunita tampak begitu bersemangat. Dengan mata berbinar, ia memandangi sekeliling, lalu menarik lengan Ellena dan berbisik, "Kamu pernah datang ke sini sebelumnya? Tempat ini seperti istana, ya. Mewah banget!"“Aku juga baru pertama kali datang ke sini,” jawab Ellena sambil tersenyum kecil. Namun, dalam hati, dia juga terpesona dengan kemewahan tempat itu.Tempat ini sama dengan tempat Hanzero mengajaknya makan terakhir kali. Tapi, tempat kali ini lebih besar berkali-kali lipat dari tempat sebelumnya. Gaya dekorasi dan interiornya lebih mewah, benar-benar seperti istana.Sekali lagi, Ellena merasa jika Hanzero sangat memperhatikan urusannya dengan menggunakan hati. Hanzero berinisiatif menawarkan untuk mengundang te
Meskipun Ellena merasa hidangan di sini sangat mahal, tidak mungkin dia mengubah tempat makan malam mereka saat ini juga. Lagipula, dia memiliki kartu hitam yang diberikan oleh Hanzero. Setiap bulan, dia bisa menarik sampai 2 milyar. Semahal apapun harga untuk makan malam kali ini, tidak mungkin akan menghabiskan hingga 100 juta untuk sekali makan, kan? pikirnya.Ellena menyerahkan buku menu lagi pada Sela. "Tenang saja. Sebelum kita datang, Hanzero sudah mengatakan kalau dia mempersilakan kalian memesan apa pun yang kalian inginkan. Jangan pedulikan harganya. Pesan saja yang kalian inginkan. Aku punya uang untuk membayarnya."Saat dia berbicara, dia mengeluarkan kartu hitam dari tasnya. Saat mereka melihat langsung kartu hitam yang melambangkan status Ellena, mereka tidak bisa menahan perubahan ekspresi di wajah mereka.Setelah beberapa detik diam, Ami berkata dengan nada bercanda, "Ellena, pacarmu memberimu kartu itu? Apa dia ada banyak uang tabungan? Kalau dia memberimu kartu itu,
"Kalian! Kenapa seperti ini?” Yunita marah, “Apa maksudnya nggak ada yang mengemis untuk makanan ini? Ellena sudah begitu baik. Beginikah cara kalian membalasnya?”Suasana di meja makan jadi semakin tegang. Sebenarnya Sela dan Ami juga menyadari kalau apa yang mereka ucapkan memang sudah keterlaluan. Tapi, kata-kata itu telah terlanjur diucapkan. Mereka juga tidak bisa menariknya kembali.Lagi pula mereka sudah terlanjur menyinggung Ellena, mereka juga tidak perlu repot-repot mempertahankan pertemanan mereka karena yang sebenarnya mereka juga bukan teman akrab.“Sebenarnya kamu mengundang kami makan ini untuk apa niat yang murni atau dengan tujuan lain?” Tiba-tiba Sela bertanya.“Karena kita sudah bertengkar, lebih baik makanan ini nggak perlu dimakan.” Sela kembali melanjutkan.“Ellena, yang dikatakan Sheila itu benar kami nggak mengemis untuk makan malam ini. Kamu tiba-tiba menelpon orang untuk menjemput kita dengan mobil mewah lalu memberi kami produk skin care yang bermerek mewah
"Ellena!"Wajah Sela dan Ami menegang karena marah setelah dipermalukan di depan umum. Mereka menggertakkan gigi dan berkata dengan marah, "Jangan berlebihan! Atas dasar apa kamu mengusir kami? Apa kamu yang punya tempat ini? Kami akan pergi kalau ingin pergi dan kami juga akan tinggal kalau ingin tinggal. Kamu nggak bisa mengaturnya!”Pelayan bisa melihat sekarang jika gadis-gadis kecil ini sepertinya sedang berkonflik. Tapi dia sendiri juga tidak ingin memahami permasalahannya. Bagaimanapun, dia hanya tahu jika Nona Ellena ini adalah tamu terhormat yang tidak boleh mereka singgung. Adapun orang lain, mereka tidak perlu mempedulikannya."Clubhouse kami bukan untuk sembarangan orang dan siapapun tidak dapat masuk begitu saja. Sebelum Anda datang, Anda harus membuat janji terlebih dahulu untuk mengonfirmasi identitas Anda. Jika bukan karena Nona Ellena yang membawa Anda ke sini, Anda tidak akan bisa masuk ke sini. Sekarang, karena Nona Ellena bilang Anda bukan temannya, tolong segera p
Pria itu belum selesai mengoceh, "Kamu yakin kakak ipar ini makhluk hidup? Apa - dia perempuan? Dia bukan cuma ilusimu, kan?"Hanzero mencibir, "Aku punya istri. Memangnya kamu yang bakalan lajang sepuluh ribu tahun.”"Brengsek!" Rutuk pria itu."Pergi sana. Jangan mengumpat di sebelahku. Istriku ini masih muda, jadi jangan membawa pengaruh buruk padanya.” Balas Hanzero.Pria itu meledak lagi, "Brengsek! Benar-benar brengsek seumur hidup! Kak Hanz sudah punya istri begini, bibiku pasti akan berlonjak kegirangan!""....." Ellena yang mendengar percakapan keduanya dengan jelas hanya bisa terdiam dan membatin, pria yang terus mengatakan kata 'brengsek ini adalah bajingan yang Hanzero katakan?"Aku meminta seseorang untuk menyiapkan beberapa hadiah kecil untuk teman-temanmu. Bagaimana? Mereka menyukainya?" Hanzero bertanya.Ellena terdiam sejenak, kemudian memutuskan untuk berbohong, "Ya, mereka menyukainya. Mereka menyampaikan terima kasih padamu.""Baguslah kalau suka," Hanzero tersenyu
Hanzero ternyata melakukan itu di depan banyak orang.Ellena sangat pemalu. Meskipun dia sudah mencoba untuk perlahan menerima kedekatan Hanzero, dia masih sedikit tidak terbiasa untuk menunjukkan kasih sayang di depan umum. Untungnya, Hanzero juga tahu diri. Hanzero hanya memberikan kecupan ringan di bibir Ellena dan dengan cepat melepaskannya.Nyala api berkedip-kedip di mata Hanzero yang berwarna gelap, dalam, dan menawan. Saat dia melihat wajah Ellena yang memerah hingga tampak seperti bunga mawar merah yang mekar sepenuhnya, suara Hanzero sedikit teredam saat dia berkata, "Terima kasih, Nyonya Hanz."Ellena bisa merasakan ada beberapa mata yang tertuju padanya di sekeliling. Dia membenamkan kepalanya di pelukan Hanzero dengan sedikit malu dan jantungnya berdegup kencang saat memikirkan ciuman barusan.Meskipun itu hanya kecupan singkat yang terasa ringan seperti kepakan sayap capung, itu adalah pertama kalinya Hanzero mencium Ellena di depan banyak orang. Apalagi, Hanzero juga me
Hanzero telah menekan keinginan di depan Ellena. Dia tidak berani berpikir terlalu banyak tentang menginginkan Ellena. Begitu dia berpikir terlalu jauh, dia akan menjadi sedikit tidak terkendali. Belum lagi, sekarang Hanzero sedang tidak bisa menyentuh Ellena.Untungnya, Ellena hanya berputar dua kali dan berhenti begitu saja. Semuanya pun akhirnya baik-baik saja. Wanita mungil itu tidak lagi berputar sembarangan di dalam pelukan Hanzero.Butuh beberapa saat bagi Hanzero untuk perlahan menenangkan keinginan di tubuhnya. Tak lama setelah Ellena tertidur, dia juga perlahan mulai mengantuk.Tidak ada mimpi sepanjang malam. Keesokan harinya, Ellena bangun dengan tenaga penuh dan bangkit dengan penuh semangat.Yunita takut Ellena lupa tentang audisi, jadi Yunita meneleponnya pagi-pagi untuk mengingatkannya.Saat sarapan, Ellena pun memberitahu Hanzero tentang audisi ini.Setelah mendengarkan Ellena, Hanzero meletakkan sepiring steak sapi yang sudah dipotong di depan meja Ellena. "Siapa nam
Hanzero meliriknya, seolah-olah itu sama sekali tidak mengherankan, dan berkata dengan tenang, "Iya, ini seharusnya sudah Nenek persiapkan dengan baik sejak lama. Rumah-rumah di atas tanah itu, semua disiapkan olehnya untuk diberikan kepadamu. Tunggu sampai besok, kamu serahkan semua dokumen yang relevan kepadaku. Aku akan meminta orang untuk mengurus prosedur hadiah ini untukmu.""....." Ellena terhenyak. Matanya terbelalak dan membulat seperti lonceng tembaga. Dia menelan ludah dengan begitu bersemangat hingga tidak bisa berkata-kata, "Diberi... Diberikan untukku?""Iya.""Semua? Semuanya diberikan untukku?""Iya."Ellena rasanya hampir pingsan. Semua ini juga terlalu menyenangkan.Nenek Brahmana sangat murah hati. Wanita tua itu jelas memberi Ellena beberapa kekayaan untuk dihabiskan seumur hidup... Tidak, itu tidak akan habis sampai beberapa masa kehidupan.Ellena sekarang adalah Dewa Kekayaan!Tempat mana pun dalam akta itu bernilai puluhan juta. Jika beberapa properti dikumpulka
Untuk beberapa saat, Ibu Hanzero merasa marah dan sedih. Dia juga sedikit bergidik. Hanya karena aku sedikit lebih dingin terhadap istrinya, Hanz menunjukkan sikap seperti itu padaku? Apakah ini anak laki-laki yang aku besarkan dan aku cintai selama lebih dari 20 tahun? pikir Ibu Hanzero.Nenek Brahmana kembali memperingatkan, "Selain itu juga, karena peristiwa besar sekali seumur hidup Hanz telah ditetapkan, jangan berpikir untuk melenyapkannya. Aku sudah menjelaskan kepada anak gadis keluarga Mahendra. Intan sangat mengerti dan agaknya dia juga tidak mungkin memikirkan tentang Hanz lagi."Nenek Brahmana melihat semuanya. Ketidakpuasan Ibu Hanzero terhadap Ellena dan keinginannya untuk menjadikan Intan sebagai menantunya, Nenek Brahmana dapat melihatnya.Alasan mengapa Nenek Brahmana mengatakan begitu banyak hal kepada Ibu Hanzero adalah di satu sisi untuk memberikan penghiburan dan di sisi lain untuk menegur dan mengingatkan.Ekspresi terkejut muncul di wajah Ibu Hanzero. "Bu, apa y
"Nenek, pesta pernikahan tidak terburu-buru untuk saat ini.”Hanzero meremas telapak tangan Ellena dan menggantikannya untuk menjelaskan, "Ellena masih sekolah, jadi kami tidak berencana mengadakan pesta pernikahan lebih awal. Tunggu dia lulus, baru kita bicarakan lagi masalah ini."Ellena segera menatap Hanzero dengan wajah bersyukur. Untung saja Hanzero menyelamatkannya tepat waktu. Jika tidak, dia benar-benar tidak tahu bagaimana caranya menjawab pertanyaan itu.Ellena benar-benar tidak berpikir untuk mengadakan pesta pernikahan sekarang. Umurnya masih belum sampai 20 tahun. Dia tidak ingin orang lain tahu bahwa dia menikah terlalu dini, apalagi sebelum dia lulus sekolah.Berdasarkan kondisi Hanzero, bisa dipastikan ada banyak sekali wanita yang ingin menikah dengannya. Meskipun menikahi Hanzero bukanlah fakta yang memalukan, Ellena selalu merasa bahwa tidak akan bagus sama sekali jika orang-orang mengetahui bahwa dia menikah begitu cepat. Meskipun dia memiliki hubungan yang baik d
Ibu Hanzero tidak menyukai Ellena dan dia juga tidak ingin menerima apa yang disebut 'sikap berbakti' dari menantunya ini. Hatinya masih sangat tidak nyaman selama dia berpikir bahwa anak yang dilahirkan dengan susah payah malah bersikap lebih baik terhadap orang lain daripada dirinya.Ibu Hanzero benar-benar memiliki puluhan ribu ketidakpuasan terhadap Ellena, menantu perempuannya ini.Tindakan Hanzero barusan membuat Ibu Hanzero memiliki lebih banyak prasangka tentang Ellena. Putranya benar-benar terpesona oleh wanita ini. Sekarang pikiran dan hati Hanzero terfokus pada wanita ini. Padahal aku hanya membuat Ellena menunggu sebentar. Apakah itu menyakitkan? pikir Ibu Hanzero.Ibu Hanzero memandangi semangkuk sup ayam yang mengepul di depannya. Dia menahan keinginannya untuk melempar mangkuk ke lantai dan mencari alasan, "Beberapa hari terakhir ini terasa sangat pengap sehingga aku tidak bisa minum sup ini."Mata Hanzero berkedip ringan dan menatap ibunya dengan serius selama beberapa
Nenek Brahmana hanya menggoda dan tidak benar-benar mengeluh untuk menyalahkan Ellena. Tetapi, ini masalah lain untuk Ibu Hanzero. Ia teringat kata-kata Intan sebelumnya, Aku takut Ellena lebih penting dari ibunya sendiri di hati Hanzero.Ibu Hanzero tidak merasakannya saat itu, tetapi sekarang ia melihat sendiri perilaku Hanzero dan tiba-tiba merasakannya. Ia tidak merasa senang karena mengetahui putranya mencintai istrinya. Sebaliknya, hatinya terasa sangat tidak nyaman.Seperti yang dikatakan Nenek Brahmana, bahkan Ibu Hanzero tidak pernah menikmati perlakuan seperti itu dari Hanzero. Seorang wanita yang belum lama tinggal bersama putranya bisa membuat putranya membuat pengecualian seperti itu. Apalagi, ia melihat putranya dengan rela melayani orang lain.Semakin Ibu Hanzero memikirkannya, semakin ia merasa marah dan sedih. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak merespons perkataan Nenek Brahmana itu, "Iya, benar. Aku sejak dulu tidak pernah menikmati perlakuan seperti itu. Sayangn
Tidak mungkin. Hanzero bahkan cemburu dengan Kakak Tertuanya sendiri? Padahal, aku hanya menanyakan beberapa kata dengan santai? pikir Ellena. Dia dan Elvaro bahkan belum pernah bertemu. Kecemburuan ini tidak bisa dijelaskan."...Tidak. Aku hanya sembarang bertanya. Kamu boleh kalau tidak mau menjawab," kata Ellena.Hanzero menatap wajah Ellena yang putih dan lembut selama beberapa detik, merapatkan bibirnya, lalu berkata, "Kakak sangat sibuk. Dalam satu bulan sudah termasuk lumayan kalau dia bisa pulang ke rumah satu atau dua hari. Kalau kamu ingin bertemu dengannya, aku akan memberitahunya dan memintanya meluangkan waktu untuk kembali.”Bagaimana mungkin Ellena berani mengatakan sesuatu seperti itu di depan Hanzero si pencemburu buta? Saat ia bertanya dengan santai sebelumnya, Hanzero cemburu. Jika sekarang ia mengatakan lagi bahwa ia ingin bertemu dengan Elvaro, kecemburuan Hanzero akan benar-benar semakin menjadi-jadi."Um... Lebih baik lupakan saja. Lagi pula, Kakak Tertua begitu
"Sayang, terima kasih sudah memaafkanku dan bersedia memberiku satu kesempatan. Aku akan m membuktikan jika pilihanmu tidak akan pernah salah."Bibir hangat dan lembut pria itu mendarat di sudut bibir Resta. Tetapi Resta merasa Elvaro seperti sedang mencium hatinya. Resta merasakan rasa begitu manis dalam ciuman ini. Penuh kasih sayang tanpa gairah sedikit pun.Penderitaan, keluh kesah, kesedihan, dan semua emosi negatif sebelumnya lumer dan bercampur dalam ciuman lembut ini.Ellena mengulurkan tangan mungilnya dan membungkus pinggang kurus Hanzero dengan lembut.Pria yang dipeluknya tampak menjadi kaku. Hanzero meliriknya sambil memanggil dengan suaranya yang rendah, "Sayang..."Ellena sedikit malu. Dia jarang mengambil inisiatif, kecuali saat ini mendadak dia berinisiatif mencium Hanzero. Setelah itu, masih sedikit malu, dia juga berinisiatif untuk memeluk Hanzero kali ini. Ketika sepasang mata yang dalam dan suram itu menatapnya, wajahnya sedikit panas dan ia mengerucutkan bibirnya