Tania tersentak ketika merasakan rasa mulas yang sangat hebat. Ia terbangun dari tidurnya yang pulas dan tidak menemukan sang suami di sebelahnya.“Gatraaa!!!”panggilnya menyerukan nama sang suami.Tidak ada sahutan. Gatra tidak mendengarnya.“Gatraaa!!!” ulang Tania sekali lagi sambil merintih menahan sakit. Kontraksi yang sesungguhnya sudah datang membuat Tania remuk redam dan merasa ingin mati saja.“Gatraaa!!! Mommyyy!!! Pappaaa!!! Adeeek!!! Tolong ….” Tania berteriak pilu memanggil siapa ppun yang berada di rumah itu. Tania hampir putus asa lantaran tidak ada yang mendengarnya. Tetesan air matanya sudah berpadu dengan bulir-bulir keringat.“Gat, kamu di mana? Sakiiit ….” Tania menangis tak berdaya. Rasa sakit ini seakan ingin membunuhnya.Tiba-tiba pintu dibuka dari luar. Gatra muncul dan kaget melihat Tania sudah bangun dan menangis.“Taa ....”“Sakit banget, Gat ... kamu dari mana aja aku panggil dar
“Ta … Tata … bangun, Ta!” Gatra mengguncang-guncang tubuh Tania agar membuka mata. “Kak … bangun, Kak, jangan tidur dulu.” Audry mulai cemas melihat keadaan Tania. Ia khawatir akan terjadi sesuatu yang buruk padanya. “Gat, Tata kenapa?” Audry bertanya pada Gatra dan berharap akan mendapat jawaban yang memuaskan.“Tenang, Mommy, Tata akan baik-baik aja,” jawab Gatra lalu membelai kepala Tania. “Ta, bangun Sayang … aku tau kamu pasti kuat. Sembilan bulan aja kamu bisa, jadi sekarang kamu juga pasti bisa.” Seketika suasana di mobil itu menjadi panik. Tidak terkecuali Dypta. Ia takut Tania akan mengulangi sejarah Audry dulu."Kak, bangun, Kak. Ini Papa, Kak." Dypta menoleh ke belakang dan ikut mengusap-usap pipi Tania.Rogen yang menyetir menekan pedal gas lebih dalam agar mereka segera tiba.Perlahan kelopak mata Tania terbuka. Kondisinya yang sangat lemah membuat Tania tidak mampu berkata-kata. Tania hanya ingin semua ini berakhir dan beristirahat panjang.Melihat Tania membuka matany
Seluruh keluarga menyambut gembira kelahiran sepasang bayi kembar Gatra dan Tania. Setelah dua hari berada di rumah sakit, mereka akhirnya dibawa pulang. Bukan ke kediaman Gatra dan Tania, melainkan ke rumah kakek nenek mereka. Dypta dan Audry.Orang-orang serumah seakan mendapat mainan baru dengan kehadiran bayi kembar yang belum diberi nama itu. Gatra dan Tania belum menemukan nama yang tepat untuk keduanya. Alhasil mereka masih dipanggil dengan sebutan si kembar.“Cantik banget adek bayinya. Sini sama kakak yuk, Dek.”Seisi rumah refleks tertawa mendengar perkataan Adzkiya. “Kenapa ketawa?” Adzkiya menatap satu demi satu orang dewasa yang mengelilinginya dengan sorot tidak mengerti. Memangnya apa yang lucu?“Bukan Kakak, Sayang, tapi Tante. Anak-anaknya Kak Tata adalah ponakannya Kiya, bukan adek,” kata Audry menjelaskan.“Tapi aku kan masih kecil, Mommy, masa dipanggil tante,” jawab Adzkiya memprotes.“Jadi mau bagaimana lagi?”“Gini deh, kalo Kiya nggak mau dipanggil tante, gima
Hari ini halaman depan rumah Audry dan Dypta dipenuhi oleh berbagai kendaraan. Bahkan aneka kendaraan itu tumpah ruah sampai ke pinggir jalan. Tidak hanya kendaraan, namun di depan rumah mereka juga dipenuhi oleh papan bunga berwarna-warni yang menyampaikan ucapan selamat.Hari ini di sana sedang diselenggarakan acara syukuran kelahiran Attala dan Shaqueena.Acara itu dihadiri oleh keluarga, sanak kerabat, serta kolega. Sedianya acara itu akan diselenggarakan di hotel. Namun setelah melalui beberapa pertimbangan mereka pun memutuskan acara tersebut dihelat di rumah saja.“Udah kayak anak seleb aja,” kata Rogen berkomentar menyaksikan penampilan Attala dan Shaqueena. Keduanya baru berumur satu minggu, akan tetapi penampilannya bagaikan raja dan ratu kecil dengan pakaian branded melekat di tubuh masing-masing.Tania mendandani Shaqueena dengan tutu dress berwarna pink. Sedangkan Attala memakai kemeja biru navy serta jeans bayi. Tania tersenyum puas menyaksikan hasil kreasinya pada anak-
“Pa, nun, na, Ma, Pa, aa … tu tu tu ….”Ocehan anak kecil serta usapan yang terasa di pipi dan pundaknya membuat Gatra terjaga dari tidurnya yang pulas. Bibirnya langsung mencetak senyum begitu meyaksikan wajah manis gadis ciliknya.“Anak Papa sudah bangun?” Shaqueena yang saat ini berusia tujuh bulan menjawab pertanyaan tersebut dengan tertawa lebar hingga menunjukkan dua gigi serinya di bagian depan yang tumbuh di bagian bawah.Gatra mengangkat sang putri, lalu mendudukkan di antara dada dan perutnya. Shaqueena tertawa riang, lalu menggapai-gapai pipi Gatra dengan tangannya yang mungil.Indahnya hidup dikelilingi oleh orang-orang yang kita sayangi. Setiap pagi Gatra dibangunkan oleh ocehan anak kembarnya. Attala dan Shaqueena berebutan membangunkannya dengan mengoceh, mengusap-usap pipinya serta mengguncang-guncang badannya. Sedangkan Tania yang berbaring di sebelah Gatra dan biasanya ikut terbangun hanya tersenyum menyaksikan tingkah anak-anak itu. Gatra dan Tania sudah lama tidak
“Ta, aku jadi kepikiran buat ngajak anak-anak liburan.” Ide itu meluncur dari bibir Gatra ketika melihat Attala dan Shaqueena berlarian ke sana kemari. Saat ini anak-anak itu sudah berusia tiga tahun. Keduanya tumbuh menjadi anak yang manis, cerdas dan membuat gemas siapa saja yang melihatnya.“Aku juga sempat mikir gitu, Gat, tapi karena ngeliat kamu sibuk banget jadinya aku mikir mending kapan-kapan aja deh,” jawab Tania. Sudah cukup lama mereka tidak berlibur. Seingat Tania, terakhir kali mereka pergi adalah sekitar satu tahun yang lalu. Saat itu Gatra mengajak Tania dan anak-anak berlibur ke Disneyland Paris. Mereka pergi berempat tanpa orang lain. Dan hingga sejauh ini itu merupakan liburan paling indah karena ada dua malaikat kecil melengkapi kehidupan mereka yang nyaris sempurna.Sejak klinik didirikan kurang dari tiga tahun yang lalu, hari-hari Gatra berkutat di tempat itu. Queena Birth Center menjadi salah satu tempat persalinan terfavorit di kota mereka. Tidak hanya karena
“Here we are ….” Tania berbisik di dalam hati saat kakinya menapak di geladak Daydreaming Cruise.Daydreaming Cruise merupakan sebuah kapal pesiar yang akan membawa mereka berlayar selama beberapa hari ke depan.Gatra benar-benar merealisasikan rencana liburan mereka dengan membawa kedua belah pihak keluarga. Hanya saja dari keluarga Gatra cuma ada Lena, minus Niken yang saat ini sedang sibuk koas.Kemarin keluarga bahagia itu berangkat dari Indonesia dan menginap di Singapura. Siang ini mereka memulai pelayaran dari Marina Bay Cruise Centre, Singapura. Mereka mendapatkan kartu multifungsi sebelum naik kapal. Kartu bertuliskan nama penumpang itu berfungsi sebagai kunci kamar, akses keluar masuk kapal di persinggahan, juga saat ingin membayar belanjaan atau menyantap makanan dan minuman yang tidak termasuk dalam layanan gratis.Kapal Pesiar Daydreaming Cruise memiliki seribu lima ratus kamar dengan interior yang megah dan mewah. Tujuh ratus lima puluh diantaranya memiliki balkon pribad
Sejak masih sama-sama sekolah, Athaya menyimpan cinta yang begitu mendalam pada Rogen. Namun Rogen tidak pernah menganggap Athaya ada. Baginya Athaya tidak lebih dari makhluk astral yang tidak berwujud. Bertahun-tahun Athaya menyimpan perasaannya sendiri. Hingga pada suatu hari Rogen datang mendekatinya. Athaya pikir Rogen benar-benar menyukainya. Ternyata ia salah. Rogen hanya menginginkan Belva, sahabat Athaya sendiri.Dia cuma gabut, harusnya aku cabut, bukannya jadi badut~##“Iya, Mommy, aku bakalan datang kok, ini aku udah on the way, nggak mungkinlah aku nggak datang.”“On the way kamu tuh biasanya baru di kamar mandi atau baru bangun tidur.”Rogen terkekeh pelan mendengar celotehan Audry di ujung telepon sana.Hari ini tepat dua puluh lima tahun pernikahan Audry dan Dypta. Untuk memperingati hari ulang tahun perkawinan perak itu, keduanya merayakan dengan makan malam bersama di sebuah fine dining resto. Tidak hanya dengan Rogen tapi keduanya juga mengajak Tania, Gatra dan anak