“Ayah, tidak usah menunggu sampai anak dilahirkan. Kita bisa melakukan tes sekarang.”“Kata dokter melakukan tes DNA saat anak masih di dalam kandungan nggak bagus.” Raut wajah Charine tampak pucat. Dia sungguh membenci Ester yang menjadi batu penghalangnya ini.Kenapa wanita tua ini tidak mati saja?Raut wajah Ester tampak tidak berekspresi. “Kamu tenang saja. Kami akan mengundang dokter profesional. Kami tidak akan melukai anakmu.”“Tapi ….”“Nona Charine, apa anak di dalam kandunganmu bukan milik Hardy? Apa yang lagi kamu ragukan? Bukankah wajar jika kami ingin menjaga reputasi keluarga kami?”Ucapan Ester membuat Charine kehabisan kata-kata. Hampir saja rahasianya terbongkar.Untung saja ada Peter yang menenangkan suasana. “Sudahlah, makanan sudah dingin. Makan dulu.”Kali ini, Charine baru bisa menghela napas lega.Hanya saja, Charine masih tetap merasa takut dan tidak berani lengah. Dia melihat Ester sekilas, lalu menggigit bibirnya. Keberadaan Ester memang adalah sebuah ancaman.
Cherry terbengong, tidak berbicara dalam waktu lama. Dia menonton rekaman CCTV dan keningnya spontan berkerut. Karen meminta uang seratus miliar dari Charine. Hal yang paling mengejutkan adalah Karen tahu anak di dalam kandungan Charine bukanlah anaknya Hardy.Jadi, otak di balik semua permasalahan ini adalah Charine?Beberapa saat kemudian, Cherry menopang dagunya sembari berpikir. “Ngomong-ngomong, waktu itu aku nampak Charine sama seorang lelaki. Aku nggak pernah melihat lelaki itu sebelumnya.”“Masalah kapan?”“Satu hari sebelum kecelakaan Karen.” Cherry mengingat kembali. “Lelaki itu mengantarnya ke kafe. Sepertinya hubungan mereka cukup dekat.”Sekarang Charine sedang mengandung, dia juga mendorong tanggung jawab ke diri Hardy. Sepertinya Karen tahu anak di dalam kandungan Charine bukanlah darah daging Hardy. Itulah sebabnya dia meminta uang seratus miliar dari Charine.Claire menyipitkan matanya. “Sepertinya Charine ingin memeras Keluarga Chaniago. Dia memanfaatkan kandungannya
Bagaimana Hardy bisa mengetahuinya? Raut wajah Charine tampak pucat. Jelas-jelas Karen sudah meninggal. Kenapa Hardy bisa tahu dia pernah ketemuan dengan Karen? Tidak, Charine tidak boleh gugup.Berhubung ada orang yang menyelidikinya, Charine hanya bisa menangis. “Iya, aku akui aku pernah ketemuan sama Karen. Tapi dia yang memaksaku, apa kamu tahu dia sangat obsesi terhadap Paman Mario. Dia memaksaku untuk mendapatkan cincin itu. Aku sungguh kehabisan akal, makanya aku ambil cincin itu. Tapi aku nggak kasih cincin itu kepadanya. Aku sudah mengembalikannya. Hardy, percaya sama aku.”Setelah mendengar penjelasan Charine, tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. Charine masih menangis tersedu-sedu, lalu menarik lengannya. “Hardy, aku benar-benar bukan sengaja.”Hardy menurunkan tangannya sembari tersenyum. “Sepertinya kamu akan mati kalau tidak berbohong?”Tangisan Charine langsung berhenti. Dia menatap Hardy dengan kedua mata terbelalak.Raut wajah Hardy tampak serius. Dia mencubit
“Apa aku pernah menyukaimu?” Hardy langsung menyela, bahkan menyindirnya. “Kamu menaruh obat di dalam minumanku. Meskipun malam itu aku menyentuhmu, kamu bahkan mengandung lebih awal dari tanggal berhubungan kita. Apa kamu kira aku itu bodoh?”Raut wajah Charine semakin pucat. Bianca juga merasa syok. “Ini … apa yang terjadi?”Charine hendak menjelaskan, tetapi Hardy tidak memberinya kesempatan untuk berbicara. “Satu bulan lalu, aku bertemunya di bar. Setelah aku minum minuman yang dia berikan, besoknya aku bangun dalam kondisi seranjang sama dia.”Hardy pun tertawa. “ Waktu itu, aku pernah curiga aku nggak pernah menyentuhnya. Tapi belum genap satu bulan, keluarganya malah datang meminta pertanggungjawaban atas kehamilannya. Mereka ingin aku bertanggung jawab kepadanya.”“Bukan begini …. Hardy, dengarkan penjelasanku ….”“Siapa yang ingin mendengar penjelasanmu?” Hardy sungguh emosi. “Aku pernah bandel, tapi aku nggak pernah bersikap sembarangan terhadap wanita. Aku nggak mungkin men
Claire bersama Bianca dan Hardy menyusul ke rumah sakit.Setelah menunggu beberapa saat, dokter berjalan keluar dari ruang operasi. Peter berjalan maju menanyakan kondisi anak. Tampak dokter menggeleng. “Anak tidak berhasil diselamatkan.”Semua orang tidak bersuara.“Sekarang anak sudah tiada, apa kamu gembira sekarang?” Sebenarnya Peter sungguh mengharapkan kedatangan anak ini. Bagaimanapun, dia adalah keturunan Keluarga Chaniago. Reputasi ibu dari sang anak memang buruk, tetapi anak itu tidak bersalah. Namun, sekarang anak itu sudah tiada.Wajah Hardy memerah lantaran ditampar. “Anak itu bukan anakku.”“Kamu ….”“Ayah!” Bianca mengadang di hadapan Hardy. Dia sungguh kasihan dengan apa yang dialami putranya. “Anak itu memang tidak bersalah, tapi kamu mesti mendengar penjelasan Hardy.”“Penjelasan apa?” Saat ini Peter tidak bisa menerima masukan siapa pun. “Apa dia ingin menjelaskan dia memaksa Charine untuk melakukan tes DNA? Kemudian, dia dipaksa hingga keguguran? Apa semuanya tidak
Charine menyadari perbedaan raut wajah Mario dan Bianca. Dia pun lanjut memanaskan keadaan, mendorong semua kesalahan ke diri Claire. “Nyonya Claire tahu Karen itu kekasih gelap Paman. Cincin replika di tangan Karen waktu itu juga dibuat sama dia. Bukankah Nyonya Claire bertanggung jawab atas perceraian kalian?”Suasana di dalam ruangan seketika menjadi hening. Saat Charine sedang berbicara, terlihat senyuman di wajahnya.Tatapannya tertuju pada diri Claire. Sepertinya dia sudah tidak sabaran ingin melihat Claire dimaki oleh semua orang!Semua orang spontan melirik ke sisi Claire. Suasana semakin hening lagi. Claire yang tidak berbicara itu menunjukkan rasa ibanya. Dia bukan kasihan dengan apa yang menimpa Charine, dia merasa kasihan lantaran Charine memanfaatkan anaknya yang tidak sempat dilahirkan untuk mencelakai dirinya.“Aku nggak punya dendam apa-apa sama Nona Charine.” Setiap kata-kata terdengar jelas di dalam ruangan. “Kalau aku iri hanya karena kamu pernah menyukai suamiku, se
Selesai berbicara, Hardy mengeluarkan ponselnya, lalu membesarkan volume rekaman. Ponsel seketika dibuang ke atas ranjang.Saat terdengar percakapan dari dalam video itu, raut wajah Charine langsung berubah pucat pasi.Charine merasa panik langsung membanting ponsel ke lantai. “Bukan aku, dia … dia yang celakai aku!”Tanpa menunggu respons dari Peter, emosi Mario duluan meluap. “Kamu malah berani menyentuh cincinku.”Beraninya Charine mengambil cincin berharganya untuk diberikan kepada Karen!Ester tersenyum sinis. “Padahal kamu masih belum resmi menjadi bagian dari Keluarga Chaniago, sekarang kamu malah berani curi cincin!”“Bukan, bukan seperti itu ….” Charine tidak sanggup menerima sindiran dari semua orang di dalam ruangan. Dia menutup kepalanya dengan kedua tangan. Semua ini di luar dugaannya. Kenapa semua berubah menjadi seperti ini?Kenapa Hardy bisa memiliki video pertemuannya dengan Karen?Pantas saja Hardy begitu yakin anak di dalam kandungannya bukanlah darah dagingnya. Pant
Zefri bertanya, “Ada urusan apa?”Juno menjawab, “Kami datang memeriksa kasus kecelakaan Karen. Dari bukti yang kami kumpulkan, kami menyimpulkan bahwa kecelakaan Karen berhubungan dengan Nona Charine.”Charine menggeleng dengan panik. “Bukan aku, bukan ….”Juno melihatnya. “Apa Nona Charine kenal dengan Ridwan?”Zefri menyipitkan matanya. “Ridwan? Anggota Lukman?”Juno mengangguk, lalu menjelaskan Ridwan adalah pelaku tabrak lari dalam kasus Karen. Setelah kejadian itu, Ridwan menerima uang miliaran di dalam rekeningnya.Entah apa yang dibicarakan Peter dengan Juno. Pada akhirnya, dia meminta Juno untuk membawa Charine pergi.Raut wajah Bianca tampak pucat. Dia menutup mulutnya. “Tak disangka … masalahnya seperti ini.”Awalnya Bianca masih merasa kasihan dengan apa yang menimpa Charine. Tak disangka, wanita itu mendekati putranya dengan motif buruk, apalagi sekarang dia terlibat dalam kasus pembunuhan berencana.Ketika melihat Charine dibawa pergi pihak kepolisian, tetiba Claire kepik
Jules tidak berharap Jessie akan marah lagi. Nantinya Jules akan kesulitan untuk membujuknya.Kali ini, Derrick baru berkata, “Aku menemukan beberapa petunjuk. Pengurus Keluarga Taylor satu kampung dengan Brayden, sama-sama dari area utara.”Jules mengusap dagunya sembari berpikir. “Dari area utara. Petunjuk ini sangat berguna. Kamu utus anggota untuk memastikan di area utara. Oh, ya, kamu sebarkan saja berita ini. Alangkah bagusnya kalau berita ini terdengar sampai ke telinga orang itu.”Derrick mengangguk. “Aku mengerti.”Setelah Derrick meninggalkan tempat, Jessie pun menarik Jules. “Kak Jules, kematian Wika ada hubungannya dengan Keluarga Taylor, ‘kan?”Jules memiringkan kepalanya sembari menggenggam tangan Jessie. “Kemungkinannya seperti itu. Hanya saja, masih butuh bukti.” Usai berbicara, Jules memeluk Jessie, lalu mencium keningnya. “Tenang saja, aku sanggup menyelesaikannya.”…Setelah Sissae pulang dari kantor polisi, dia semakin murka saja. Dia membanting barang-barang dan me
Jules mengangkat-angkat pundaknya dengan acuh tak acuh. “Aku memang arogan karena orang yang seharusnya duduk di dalam tahanan bukan aku. Sebenarnya tidak sulit bagiku untuk bisa terlepas dari rasa curiga ini. Hanya saja, semuanya tergantung aku bersedia atau tidak saja.”Sissae tersenyum dingin, lalu menggertakkan giginya. “Jangan membohongi diri sendiri. Jules, sekarang hanyalah seorang pangeran yang nggak bisa melindungi diri sendiri. Selain aku, nggak ada lagi yang bisa menyelamatkanmu!”Pada saat ini, tiba-tiba polisi membuka pintu ruangan. “Tuan Jules, kamu sudah boleh pergi.”Raut wajah Sissae langsung berubah. “Mana mungkin?”Jules paling mencurigakan dalam masalah ini. Mana mungkin dia dilepaskan?Jules menyipitkan matanya sembari berpikir. Saat ini, terdengar lagi suara polisi. “Istrimu sudah memberi bukti kuat, bukan kamu yang meracuni Wrenka.”Jules tertegun sejenak. Dia segera berdiri, lalu meninggalkan ruangan interogasi tanpa menoleh sama sekali.Sissae masih terpaku di
Di dalam tahanan, di bawah bantuan Benn, Jerremy memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Jules. “Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu malah masuk tahanan?”Jules bersandar di bangku, lalu melihat ke luar. “Kenapa kamu ada waktu luang untuk mengunjungiku?”“Siapa yang datang untuk mengunjungimu? Aku datang untuk bertanya sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kamu juga sudah menyelidiki masalah adikku. Semua itu ada masalahnya dengan putri dari Keluarga Taylor. Bukannya yang mati hanya seorang pengurus rumah saja? Untuk apa kamu melanjutkan pemeriksaan lagi?”Alhasil Jules masuk ke dalam jebakan?Jules tersenyum. “Dengan mengandalkan rekaman suara yang kamu ekspos, Keluarga Taylor masih belum bisa mengalah. Kematian Wrenka berhubungan dengan Keluarga Taylor. Hanya saja, saksi mata sudah mati. Kita tidak memiliki bukti lagi. Kalau aku tidak duduk di sini, siapa lagi yang akan duduk di sini?”Jerremy melipat kedua tangan di depan dada. “Apa rencanamu selanjutnya?”Jules kembali ter
Miya pergi menyeduh teh.Jessie berjalan ke hadapan Dacia. “Apa sudah terjadi sesuatu dengan Jules?”Dacia tertegun sejenak. “Jessie ….”“Dacia, beri tahu aku, dia sudah dua hari nggak pulang. Ketika Derrick pulang waktu itu, dia hanya bilang ada yang mesti diurus Jules. Tapi aku tahu, meski dia ada urusan penting, dia juga bakal telepon buat kabari aku.”Seandainya bukan karena terjadi sesuatu terhadap Jules, mana mungkin dia akan meminta Derrick untuk menyampaikan ucapannya. Selama dua hari ini, Jules bahkan tidak mengirim pesan kepadanya.Dacia tahu masalah ini tidak bisa ditutupi lagi. Dia pun menunduk. “Maaf, Jessie. Seharusnya dia nggak ingin membuatku khawatir. Hanya saja, seharusnya kamu percaya sama dia.”Jessie duduk. “Kalian nggak beri tahu apa-apa sama aku. Gimana aku bisa percaya?”Dacia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan perlahan, “Jules ditahan untuk melakukan pemeriksaan. Pihak kepolisian curiga kematian dia dan wanita itu ada hubungannya untuk menyingkirkan
Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun
“Aku mengerti perasaan kamu ingin membantunya.” Diago mengenakan kacamatanya, lalu membereskan dokumen di atas meja. “Hanya saja, kalau kamu terlibat dalam masalah ini, nantinya malah akan mendatangkan kerepotan untukmu.”Dacia mengangguk. “Aku mengerti. Seorang tahanan diracuni di dalam tahanan. Pasti ada orang kuat di belakangnya. Tapi kekuatan orang itu akan mendatangkan ancaman bagi keluarga kerajaan.”Pengawasan di penjara sangat ketat. Jika ingin berbuat hingga tahap seperti ini, meski ada mata-mata di dalam, orang biasa juga tidak sanggup untuk melakukannya.Lagi pula, jika masalah pembunuhan di dalam penjara diselidiki, pasti akan mendatangkan kerepotan yang sangat besar. Hanya saja, berhubung orang itu berani melakukannya, dia pasti punya cara untuk menyingkirkan kerepotan.Sepasang tangan Diago saling bertautan. Dia pun bertanya, “Apa kamu sudah memutuskannya?”Dacia membalas dengan serius, “Sudah. Meskipun aku nggak bisa menduga siapa orang di belakang masalah ini, setidakn
“Aku juga berharap seperti itu.” Jules meletakkan cangkir teh, lalu berdiri. Dia mengancingi lengan pakaiannya dengan perlahan, lalu meninggalkan tempat.Reyhan menatap bayangan punggung Jules yang semakin menjauh dengan mengepal erat tangannya.Pengurus rumah menghela napas lega, hanya saja dia masih saja merasa trauma. “Tuan, apa yang harus kita lakukan kali ini ….”Reyhan berhenti di samping tubuh pengurus rumah, lalu memperingatinya, “Ini masalahmu. Pikirkan cara untuk selesaikan masalah ini. Kalau kamu tidak berhasil menyelesaikannya, aku akan habisi kamu.”Raut wajah pengurus rumah kelihatan panik. Dia tidak berani bersuara.Derrick yang sedang berdiri di depan pintu melihat Jules berjalan keluar Kediaman Keluarga Taylor. Dia membukakan pintu mobil belakang mempersilakan Jules ke dalam. Setelah mereka berdua memasuki mobil, Derrick langsung mengendarai mobil meninggalkan tempat.Di tengah jalan, Derrick melihat ke kaca spion luar jendela. “Tuan Muda, kunjunganmu kali ini pasti ak
Di Kediaman Keluarga Taylor.Sissae membuang makanan yang diantar pelayan. “Keluar! Keluar kalian semua!”Reyhan dan Risella sedang berdiri di depan pintu kamar. Ketika melihat makanan berantakan di atas lantai, Reyhan mengerutkan keningnya. Dia menyuruh pelayan untuk meninggalkan ruangan.Risella berjalan ke dalam kamar, lalu duduk di samping ranjang. Dia menatap wajah putrinya yang masih membengkak itu. “Sissae, kamu tenangkan dirimu dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang? Wanita murahan itu suruh anggotanya untuk pukul aku. Dia bahkan berani suruh pengawal murahannya untuk turun tangan sama aku!”Sissae tidak pernah merasa dihina seperti ini. Wajar jika dia merasa sangat murka.Reyhan berjalan ke dalam kamar. Raut wajahnya kelihatan muram. “Aku rasa kamu masih belum belajar dari pengalaman sebelumnya. Sissae, kalau kamu berani bersikap semena-mena lagi, aku akan usir kamu dari rumah!”Mata Sissae langsung memerah. Padahal dia telah dipukul, Reyhan bukannya menghiburnya, melainkan malah m
Tatapan Jules menjadi serius. “Sepertinya pelajaran yang kuberikan terlalu ringan. Dia masih saja berani berulah.”Seandainya bukan karena Jules mengutus pengawal untuk mengikuti Jessie, sepertinya Sissae pasti akan turun tangan terhadap Jessie.“Nona Sissae bisa bersikap arogan juga karena mengandalkan ayahnya. Semua itu juga karena Keluarga Taylor.” Filbert paham bagaimanapun ada banyak anak yang bersikap semena-mena karena mengandalkan kekuatan keluarganya.Jules memutar pena di tangannya. Pada saat ini, Jules menerima pesan singkat dari Derrick.Di sisi lain, Derrick melakukan pengejaran ke sisi dua pengawal berpakaian hitam. Hanya saja, mereka menghilang di dalam kerumunan.Derrick berdecak sembari menggertakkan giginya. Dia segera kembali ke lokasi untuk memeriksa Brayden yang tertembak. Peluru menembus di bagian dadanya. Dia melebarkan matanya yang kosong itu. Brayden juga sudah kehabisan napasnya.Derrick segera lapor polisi.Derrick mengikuti polisi untuk memberi pernyataan di