Charine menyadari perbedaan raut wajah Mario dan Bianca. Dia pun lanjut memanaskan keadaan, mendorong semua kesalahan ke diri Claire. “Nyonya Claire tahu Karen itu kekasih gelap Paman. Cincin replika di tangan Karen waktu itu juga dibuat sama dia. Bukankah Nyonya Claire bertanggung jawab atas perceraian kalian?”Suasana di dalam ruangan seketika menjadi hening. Saat Charine sedang berbicara, terlihat senyuman di wajahnya.Tatapannya tertuju pada diri Claire. Sepertinya dia sudah tidak sabaran ingin melihat Claire dimaki oleh semua orang!Semua orang spontan melirik ke sisi Claire. Suasana semakin hening lagi. Claire yang tidak berbicara itu menunjukkan rasa ibanya. Dia bukan kasihan dengan apa yang menimpa Charine, dia merasa kasihan lantaran Charine memanfaatkan anaknya yang tidak sempat dilahirkan untuk mencelakai dirinya.“Aku nggak punya dendam apa-apa sama Nona Charine.” Setiap kata-kata terdengar jelas di dalam ruangan. “Kalau aku iri hanya karena kamu pernah menyukai suamiku, se
Selesai berbicara, Hardy mengeluarkan ponselnya, lalu membesarkan volume rekaman. Ponsel seketika dibuang ke atas ranjang.Saat terdengar percakapan dari dalam video itu, raut wajah Charine langsung berubah pucat pasi.Charine merasa panik langsung membanting ponsel ke lantai. “Bukan aku, dia … dia yang celakai aku!”Tanpa menunggu respons dari Peter, emosi Mario duluan meluap. “Kamu malah berani menyentuh cincinku.”Beraninya Charine mengambil cincin berharganya untuk diberikan kepada Karen!Ester tersenyum sinis. “Padahal kamu masih belum resmi menjadi bagian dari Keluarga Chaniago, sekarang kamu malah berani curi cincin!”“Bukan, bukan seperti itu ….” Charine tidak sanggup menerima sindiran dari semua orang di dalam ruangan. Dia menutup kepalanya dengan kedua tangan. Semua ini di luar dugaannya. Kenapa semua berubah menjadi seperti ini?Kenapa Hardy bisa memiliki video pertemuannya dengan Karen?Pantas saja Hardy begitu yakin anak di dalam kandungannya bukanlah darah dagingnya. Pant
Zefri bertanya, “Ada urusan apa?”Juno menjawab, “Kami datang memeriksa kasus kecelakaan Karen. Dari bukti yang kami kumpulkan, kami menyimpulkan bahwa kecelakaan Karen berhubungan dengan Nona Charine.”Charine menggeleng dengan panik. “Bukan aku, bukan ….”Juno melihatnya. “Apa Nona Charine kenal dengan Ridwan?”Zefri menyipitkan matanya. “Ridwan? Anggota Lukman?”Juno mengangguk, lalu menjelaskan Ridwan adalah pelaku tabrak lari dalam kasus Karen. Setelah kejadian itu, Ridwan menerima uang miliaran di dalam rekeningnya.Entah apa yang dibicarakan Peter dengan Juno. Pada akhirnya, dia meminta Juno untuk membawa Charine pergi.Raut wajah Bianca tampak pucat. Dia menutup mulutnya. “Tak disangka … masalahnya seperti ini.”Awalnya Bianca masih merasa kasihan dengan apa yang menimpa Charine. Tak disangka, wanita itu mendekati putranya dengan motif buruk, apalagi sekarang dia terlibat dalam kasus pembunuhan berencana.Ketika melihat Charine dibawa pergi pihak kepolisian, tetiba Claire kepik
Claire mengikuti Javier ke kantor polisi untuk mengetahui progres terkini. Dia juga ingin menemui Charine.Juno menyuruh bawahannya untuk membawa Charine ke ruang interogasi. Tak lama kemudian, Charine yang diborgol itu dibawa polisi wanita ke dalam ruangan.Raut wajah Charine tampak lesu. Dia bagai sudah kehilangan semangat hidupnya saja. Dia tidak menyisir rambutnya, tidak lagi secantik sebelumnya.Charine menatap Claire dengan tersenyum sinis. “Kenapa? Apa kamu datang untuk mentertawakanku?”Claire menegakkan tubuhnya, lalu membalas dengan santai, “Apa kamu kira semua orang serumit dirimu?”Charine tidak menjawab. Claire menatapnya. “Aku nggak pernah mencelakai orang lain, kecuali orang itu telah menginjak batas kesabaranku. Tapi selain masalah itu, aku sungguh nggak ngerti kenapa kamu bisa sedendam itu sama aku.”Claire paham kenapa Kayla dan Rosy bisa membencinya. Kayla bisa membencinya karena hasutan dari ibunya, Imelda. Dia ingin putrinya menggantikan posisi Claire dan menguasai
Itu adalah pertemuan terakhir Claire dengan Charine setelah dia dijebloskan di penjara.Claire berjalan di koridor. Tampak Javier sedang menunggu di ujung. Javier melihat Claire yang berjalan ke sisinya dengan tersenyum. “Sudah selesai?”Claire mengangguk, lalu berhenti di hadapannya. “Iya, aku cuma ingin tahu kenapa dia bisa begitu membenciku.”Javier menggenggam tangannya, lalu mengecup jarinya. “Kamu tidak usah peduli dengan pemikiran orang lain. Claire-ku adalah yang terbaik.”Claire menjinjit ujung kakinya untuk mendekatinya. “Apa aku sebaik ini?”Javier merangkul pinggangnya, lalu tersenyum. “Terkadang kamu agak galak, tapi kamu orangnya cukup baik.”Claire pun terdiam sejenak. “Kamu bilang aku galak?”Javier tidak berbicara. Hanya saja, senyumannya semakin lebar lagi.“Uhuk uhuk, sepertinya aku datang tidak tepat pada waktunya.” Kapten Juno memotong pembicaraan mereka dengan canggung. Claire segera mendorong Javier, mengingatkan mereka sedang berada di kantor polisi.Javier ber
Aditya mengangkat gelas anggur. “Javier, tak disangka kamu datang meramaikan juga.”Javier pun tersenyum. Dia mengambil segelas anggur dari atas nampan pelayan. “Mana mungkin aku tidak hadir dalam acara pembukaan proyek Paman Aditya?”Claire juga mengambil segelas anggur. “Selamat, Pak Aditya.”Aditya tersenyum sembari bersulang. “Terima kasih.”Pada saat ini, Andreas datang bersama seorang pendamping wanita muda. Wanita di sampingnya berusia sekitar 20-an tahun. Parasnya tidak tergolong menonjol, tetapi wanita itu sungguh berwibawa.Javier bersulang kepada mereka. “Pasangan baru, ya, Pak Andreas.”Andreas berkata dengan tersenyum, “Aku lelaki tua yang masih melajang ini tidak bisa dibandingkan dengan kalian yang sudah berkeluarga. Sepertinya akan malu jika aku datang tanpa pendamping wanita?”Aditya tersenyum, lalu membalikkan tubuhnya untuk melihat Andreas. “Kalau Pak Andreas bersedia untuk berkeluarga, bisa jadi kamu sudah punya banyak anak cucu.”“Sejak kecil aku hidup di luar nege
Sekarang sudah memasuki musim dingin. Bunga mawar di halaman luar dirawat tukang kebun dengan baik.Claire memberi liburan untuk dirinya sendiri, membiarkan Widya untuk membantunya mengelola perusahaan. Hari ini, Claire meluangkan waktunya untuk pergi mengunjungi Emiko.Emiko baru berusia setengah tahun saja. Rambutnya mulai tumbuh. Kedua matanya tampak berkilauan bagai bintang di langit saja. Senyumannya juga sangat manis.“Setelah Emiko gede nanti, dia pasti akan menjadi wanita cantik.” Fendra memeluk Emiko yang berada di dalam pelukannya. Dia sangat menyayangi anak ini. Meskipun Emiko bukanlah darah dagingnya, setelah berhubungan selama beberapa bulan ini, Fendra pun sudah menganggap Emiko sebagai putri kandungnya sendiri.Claire pun berkata dengan tersenyum, “Setelah Emiko berumur 2-3 tahun, aku bisa beliin terusan cantik buat dia. Aku akan mendandaninya dengan sangat cantik.”Dulu saat melahirkan ketiga anak kembar itu, Claire tidak sempat mendandani Jessie. Kepikiran hal ini, Cla
Claire mengusap hidungnya. “Candice, apa kamu bodoh? Kamu dan Louis punya perjanjian pernikahan. Kamu malah berani minum sama George dan nggak pulang semalaman? Kamu cari mati, ya?”“Hari itu suasana hatiku buruk sekali.” Candice menopang kepalanya melihat ke depan. “Sewaktu dia menemani mantannya pergi ke acara, kenapa dia nggak kepikiran dia punya perjanjian pernikahan sama aku?”Claire menyipitkan matanya.Tetiba Candice tersenyum. “Perjanjian pernikahan itu cuma omong kosong! Kalau bukan karena perjanjian pernikahan itu, bisa jadi dia bakal balikan sama mantannya.”Claire menopang dagunya. “Kalau Louis ingin balikan sama Chelsea, masalah pernikahan kalian pasti sudah batal dari dulu. Dia bisa menemani Chelsea ke acara mungkin karena ada alasan lain. Apa dia nggak jelasin ke kamu?”Candice tidak berbicara.Cherry menatapnya. “Belum sempat Louis menjelaskan, dia pun duluan mengajakku untuk minum bersama di Klub Garzia. Kemudian, baru ada cerita selanjutnya.”Candice berusaha menenang
Jules tidak berharap Jessie akan marah lagi. Nantinya Jules akan kesulitan untuk membujuknya.Kali ini, Derrick baru berkata, “Aku menemukan beberapa petunjuk. Pengurus Keluarga Taylor satu kampung dengan Brayden, sama-sama dari area utara.”Jules mengusap dagunya sembari berpikir. “Dari area utara. Petunjuk ini sangat berguna. Kamu utus anggota untuk memastikan di area utara. Oh, ya, kamu sebarkan saja berita ini. Alangkah bagusnya kalau berita ini terdengar sampai ke telinga orang itu.”Derrick mengangguk. “Aku mengerti.”Setelah Derrick meninggalkan tempat, Jessie pun menarik Jules. “Kak Jules, kematian Wika ada hubungannya dengan Keluarga Taylor, ‘kan?”Jules memiringkan kepalanya sembari menggenggam tangan Jessie. “Kemungkinannya seperti itu. Hanya saja, masih butuh bukti.” Usai berbicara, Jules memeluk Jessie, lalu mencium keningnya. “Tenang saja, aku sanggup menyelesaikannya.”…Setelah Sissae pulang dari kantor polisi, dia semakin murka saja. Dia membanting barang-barang dan me
Jules mengangkat-angkat pundaknya dengan acuh tak acuh. “Aku memang arogan karena orang yang seharusnya duduk di dalam tahanan bukan aku. Sebenarnya tidak sulit bagiku untuk bisa terlepas dari rasa curiga ini. Hanya saja, semuanya tergantung aku bersedia atau tidak saja.”Sissae tersenyum dingin, lalu menggertakkan giginya. “Jangan membohongi diri sendiri. Jules, sekarang hanyalah seorang pangeran yang nggak bisa melindungi diri sendiri. Selain aku, nggak ada lagi yang bisa menyelamatkanmu!”Pada saat ini, tiba-tiba polisi membuka pintu ruangan. “Tuan Jules, kamu sudah boleh pergi.”Raut wajah Sissae langsung berubah. “Mana mungkin?”Jules paling mencurigakan dalam masalah ini. Mana mungkin dia dilepaskan?Jules menyipitkan matanya sembari berpikir. Saat ini, terdengar lagi suara polisi. “Istrimu sudah memberi bukti kuat, bukan kamu yang meracuni Wrenka.”Jules tertegun sejenak. Dia segera berdiri, lalu meninggalkan ruangan interogasi tanpa menoleh sama sekali.Sissae masih terpaku di
Di dalam tahanan, di bawah bantuan Benn, Jerremy memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Jules. “Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu malah masuk tahanan?”Jules bersandar di bangku, lalu melihat ke luar. “Kenapa kamu ada waktu luang untuk mengunjungiku?”“Siapa yang datang untuk mengunjungimu? Aku datang untuk bertanya sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kamu juga sudah menyelidiki masalah adikku. Semua itu ada masalahnya dengan putri dari Keluarga Taylor. Bukannya yang mati hanya seorang pengurus rumah saja? Untuk apa kamu melanjutkan pemeriksaan lagi?”Alhasil Jules masuk ke dalam jebakan?Jules tersenyum. “Dengan mengandalkan rekaman suara yang kamu ekspos, Keluarga Taylor masih belum bisa mengalah. Kematian Wrenka berhubungan dengan Keluarga Taylor. Hanya saja, saksi mata sudah mati. Kita tidak memiliki bukti lagi. Kalau aku tidak duduk di sini, siapa lagi yang akan duduk di sini?”Jerremy melipat kedua tangan di depan dada. “Apa rencanamu selanjutnya?”Jules kembali ter
Miya pergi menyeduh teh.Jessie berjalan ke hadapan Dacia. “Apa sudah terjadi sesuatu dengan Jules?”Dacia tertegun sejenak. “Jessie ….”“Dacia, beri tahu aku, dia sudah dua hari nggak pulang. Ketika Derrick pulang waktu itu, dia hanya bilang ada yang mesti diurus Jules. Tapi aku tahu, meski dia ada urusan penting, dia juga bakal telepon buat kabari aku.”Seandainya bukan karena terjadi sesuatu terhadap Jules, mana mungkin dia akan meminta Derrick untuk menyampaikan ucapannya. Selama dua hari ini, Jules bahkan tidak mengirim pesan kepadanya.Dacia tahu masalah ini tidak bisa ditutupi lagi. Dia pun menunduk. “Maaf, Jessie. Seharusnya dia nggak ingin membuatku khawatir. Hanya saja, seharusnya kamu percaya sama dia.”Jessie duduk. “Kalian nggak beri tahu apa-apa sama aku. Gimana aku bisa percaya?”Dacia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan perlahan, “Jules ditahan untuk melakukan pemeriksaan. Pihak kepolisian curiga kematian dia dan wanita itu ada hubungannya untuk menyingkirkan
Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun
“Aku mengerti perasaan kamu ingin membantunya.” Diago mengenakan kacamatanya, lalu membereskan dokumen di atas meja. “Hanya saja, kalau kamu terlibat dalam masalah ini, nantinya malah akan mendatangkan kerepotan untukmu.”Dacia mengangguk. “Aku mengerti. Seorang tahanan diracuni di dalam tahanan. Pasti ada orang kuat di belakangnya. Tapi kekuatan orang itu akan mendatangkan ancaman bagi keluarga kerajaan.”Pengawasan di penjara sangat ketat. Jika ingin berbuat hingga tahap seperti ini, meski ada mata-mata di dalam, orang biasa juga tidak sanggup untuk melakukannya.Lagi pula, jika masalah pembunuhan di dalam penjara diselidiki, pasti akan mendatangkan kerepotan yang sangat besar. Hanya saja, berhubung orang itu berani melakukannya, dia pasti punya cara untuk menyingkirkan kerepotan.Sepasang tangan Diago saling bertautan. Dia pun bertanya, “Apa kamu sudah memutuskannya?”Dacia membalas dengan serius, “Sudah. Meskipun aku nggak bisa menduga siapa orang di belakang masalah ini, setidakn
“Aku juga berharap seperti itu.” Jules meletakkan cangkir teh, lalu berdiri. Dia mengancingi lengan pakaiannya dengan perlahan, lalu meninggalkan tempat.Reyhan menatap bayangan punggung Jules yang semakin menjauh dengan mengepal erat tangannya.Pengurus rumah menghela napas lega, hanya saja dia masih saja merasa trauma. “Tuan, apa yang harus kita lakukan kali ini ….”Reyhan berhenti di samping tubuh pengurus rumah, lalu memperingatinya, “Ini masalahmu. Pikirkan cara untuk selesaikan masalah ini. Kalau kamu tidak berhasil menyelesaikannya, aku akan habisi kamu.”Raut wajah pengurus rumah kelihatan panik. Dia tidak berani bersuara.Derrick yang sedang berdiri di depan pintu melihat Jules berjalan keluar Kediaman Keluarga Taylor. Dia membukakan pintu mobil belakang mempersilakan Jules ke dalam. Setelah mereka berdua memasuki mobil, Derrick langsung mengendarai mobil meninggalkan tempat.Di tengah jalan, Derrick melihat ke kaca spion luar jendela. “Tuan Muda, kunjunganmu kali ini pasti ak
Di Kediaman Keluarga Taylor.Sissae membuang makanan yang diantar pelayan. “Keluar! Keluar kalian semua!”Reyhan dan Risella sedang berdiri di depan pintu kamar. Ketika melihat makanan berantakan di atas lantai, Reyhan mengerutkan keningnya. Dia menyuruh pelayan untuk meninggalkan ruangan.Risella berjalan ke dalam kamar, lalu duduk di samping ranjang. Dia menatap wajah putrinya yang masih membengkak itu. “Sissae, kamu tenangkan dirimu dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang? Wanita murahan itu suruh anggotanya untuk pukul aku. Dia bahkan berani suruh pengawal murahannya untuk turun tangan sama aku!”Sissae tidak pernah merasa dihina seperti ini. Wajar jika dia merasa sangat murka.Reyhan berjalan ke dalam kamar. Raut wajahnya kelihatan muram. “Aku rasa kamu masih belum belajar dari pengalaman sebelumnya. Sissae, kalau kamu berani bersikap semena-mena lagi, aku akan usir kamu dari rumah!”Mata Sissae langsung memerah. Padahal dia telah dipukul, Reyhan bukannya menghiburnya, melainkan malah m
Tatapan Jules menjadi serius. “Sepertinya pelajaran yang kuberikan terlalu ringan. Dia masih saja berani berulah.”Seandainya bukan karena Jules mengutus pengawal untuk mengikuti Jessie, sepertinya Sissae pasti akan turun tangan terhadap Jessie.“Nona Sissae bisa bersikap arogan juga karena mengandalkan ayahnya. Semua itu juga karena Keluarga Taylor.” Filbert paham bagaimanapun ada banyak anak yang bersikap semena-mena karena mengandalkan kekuatan keluarganya.Jules memutar pena di tangannya. Pada saat ini, Jules menerima pesan singkat dari Derrick.Di sisi lain, Derrick melakukan pengejaran ke sisi dua pengawal berpakaian hitam. Hanya saja, mereka menghilang di dalam kerumunan.Derrick berdecak sembari menggertakkan giginya. Dia segera kembali ke lokasi untuk memeriksa Brayden yang tertembak. Peluru menembus di bagian dadanya. Dia melebarkan matanya yang kosong itu. Brayden juga sudah kehabisan napasnya.Derrick segera lapor polisi.Derrick mengikuti polisi untuk memberi pernyataan di