Zefri bertanya, “Ada urusan apa?”Juno menjawab, “Kami datang memeriksa kasus kecelakaan Karen. Dari bukti yang kami kumpulkan, kami menyimpulkan bahwa kecelakaan Karen berhubungan dengan Nona Charine.”Charine menggeleng dengan panik. “Bukan aku, bukan ….”Juno melihatnya. “Apa Nona Charine kenal dengan Ridwan?”Zefri menyipitkan matanya. “Ridwan? Anggota Lukman?”Juno mengangguk, lalu menjelaskan Ridwan adalah pelaku tabrak lari dalam kasus Karen. Setelah kejadian itu, Ridwan menerima uang miliaran di dalam rekeningnya.Entah apa yang dibicarakan Peter dengan Juno. Pada akhirnya, dia meminta Juno untuk membawa Charine pergi.Raut wajah Bianca tampak pucat. Dia menutup mulutnya. “Tak disangka … masalahnya seperti ini.”Awalnya Bianca masih merasa kasihan dengan apa yang menimpa Charine. Tak disangka, wanita itu mendekati putranya dengan motif buruk, apalagi sekarang dia terlibat dalam kasus pembunuhan berencana.Ketika melihat Charine dibawa pergi pihak kepolisian, tetiba Claire kepik
Claire mengikuti Javier ke kantor polisi untuk mengetahui progres terkini. Dia juga ingin menemui Charine.Juno menyuruh bawahannya untuk membawa Charine ke ruang interogasi. Tak lama kemudian, Charine yang diborgol itu dibawa polisi wanita ke dalam ruangan.Raut wajah Charine tampak lesu. Dia bagai sudah kehilangan semangat hidupnya saja. Dia tidak menyisir rambutnya, tidak lagi secantik sebelumnya.Charine menatap Claire dengan tersenyum sinis. “Kenapa? Apa kamu datang untuk mentertawakanku?”Claire menegakkan tubuhnya, lalu membalas dengan santai, “Apa kamu kira semua orang serumit dirimu?”Charine tidak menjawab. Claire menatapnya. “Aku nggak pernah mencelakai orang lain, kecuali orang itu telah menginjak batas kesabaranku. Tapi selain masalah itu, aku sungguh nggak ngerti kenapa kamu bisa sedendam itu sama aku.”Claire paham kenapa Kayla dan Rosy bisa membencinya. Kayla bisa membencinya karena hasutan dari ibunya, Imelda. Dia ingin putrinya menggantikan posisi Claire dan menguasai
Itu adalah pertemuan terakhir Claire dengan Charine setelah dia dijebloskan di penjara.Claire berjalan di koridor. Tampak Javier sedang menunggu di ujung. Javier melihat Claire yang berjalan ke sisinya dengan tersenyum. “Sudah selesai?”Claire mengangguk, lalu berhenti di hadapannya. “Iya, aku cuma ingin tahu kenapa dia bisa begitu membenciku.”Javier menggenggam tangannya, lalu mengecup jarinya. “Kamu tidak usah peduli dengan pemikiran orang lain. Claire-ku adalah yang terbaik.”Claire menjinjit ujung kakinya untuk mendekatinya. “Apa aku sebaik ini?”Javier merangkul pinggangnya, lalu tersenyum. “Terkadang kamu agak galak, tapi kamu orangnya cukup baik.”Claire pun terdiam sejenak. “Kamu bilang aku galak?”Javier tidak berbicara. Hanya saja, senyumannya semakin lebar lagi.“Uhuk uhuk, sepertinya aku datang tidak tepat pada waktunya.” Kapten Juno memotong pembicaraan mereka dengan canggung. Claire segera mendorong Javier, mengingatkan mereka sedang berada di kantor polisi.Javier ber
Aditya mengangkat gelas anggur. “Javier, tak disangka kamu datang meramaikan juga.”Javier pun tersenyum. Dia mengambil segelas anggur dari atas nampan pelayan. “Mana mungkin aku tidak hadir dalam acara pembukaan proyek Paman Aditya?”Claire juga mengambil segelas anggur. “Selamat, Pak Aditya.”Aditya tersenyum sembari bersulang. “Terima kasih.”Pada saat ini, Andreas datang bersama seorang pendamping wanita muda. Wanita di sampingnya berusia sekitar 20-an tahun. Parasnya tidak tergolong menonjol, tetapi wanita itu sungguh berwibawa.Javier bersulang kepada mereka. “Pasangan baru, ya, Pak Andreas.”Andreas berkata dengan tersenyum, “Aku lelaki tua yang masih melajang ini tidak bisa dibandingkan dengan kalian yang sudah berkeluarga. Sepertinya akan malu jika aku datang tanpa pendamping wanita?”Aditya tersenyum, lalu membalikkan tubuhnya untuk melihat Andreas. “Kalau Pak Andreas bersedia untuk berkeluarga, bisa jadi kamu sudah punya banyak anak cucu.”“Sejak kecil aku hidup di luar nege
Sekarang sudah memasuki musim dingin. Bunga mawar di halaman luar dirawat tukang kebun dengan baik.Claire memberi liburan untuk dirinya sendiri, membiarkan Widya untuk membantunya mengelola perusahaan. Hari ini, Claire meluangkan waktunya untuk pergi mengunjungi Emiko.Emiko baru berusia setengah tahun saja. Rambutnya mulai tumbuh. Kedua matanya tampak berkilauan bagai bintang di langit saja. Senyumannya juga sangat manis.“Setelah Emiko gede nanti, dia pasti akan menjadi wanita cantik.” Fendra memeluk Emiko yang berada di dalam pelukannya. Dia sangat menyayangi anak ini. Meskipun Emiko bukanlah darah dagingnya, setelah berhubungan selama beberapa bulan ini, Fendra pun sudah menganggap Emiko sebagai putri kandungnya sendiri.Claire pun berkata dengan tersenyum, “Setelah Emiko berumur 2-3 tahun, aku bisa beliin terusan cantik buat dia. Aku akan mendandaninya dengan sangat cantik.”Dulu saat melahirkan ketiga anak kembar itu, Claire tidak sempat mendandani Jessie. Kepikiran hal ini, Cla
Claire mengusap hidungnya. “Candice, apa kamu bodoh? Kamu dan Louis punya perjanjian pernikahan. Kamu malah berani minum sama George dan nggak pulang semalaman? Kamu cari mati, ya?”“Hari itu suasana hatiku buruk sekali.” Candice menopang kepalanya melihat ke depan. “Sewaktu dia menemani mantannya pergi ke acara, kenapa dia nggak kepikiran dia punya perjanjian pernikahan sama aku?”Claire menyipitkan matanya.Tetiba Candice tersenyum. “Perjanjian pernikahan itu cuma omong kosong! Kalau bukan karena perjanjian pernikahan itu, bisa jadi dia bakal balikan sama mantannya.”Claire menopang dagunya. “Kalau Louis ingin balikan sama Chelsea, masalah pernikahan kalian pasti sudah batal dari dulu. Dia bisa menemani Chelsea ke acara mungkin karena ada alasan lain. Apa dia nggak jelasin ke kamu?”Candice tidak berbicara.Cherry menatapnya. “Belum sempat Louis menjelaskan, dia pun duluan mengajakku untuk minum bersama di Klub Garzia. Kemudian, baru ada cerita selanjutnya.”Candice berusaha menenang
Candice ingin bernapas. Namun, dirinya ditindih hingga tidak bisa bergerak. Hingga Candice tidak meronta lagi, Louis baru melepaskannya.Louis mengusap wajahnya, lalu mendekati bibirnya. Jari Louis mengusap rambut yang menempel di bibir Candice. “Kalaupun kamu suka sama dia, aku juga tidak akan memberimu kesempatan, apalagi membatalkan pernikahan. Semuanya tidak mungkin. Candice, aku ingin diri dan hatimu hanya milik aku seorang diri.”Air mata tak berhenti bergejolak di dalam matanya. Hatinya terasa sangat penat saat ini.Louis mencium air mata di wajah Candice, kemudian beralih ke bagian lehernya. Louis berusaha mempertahankan akal sehatnya. Pada akhirnya, dia menggendong Candice, lalu berjalan ke dalam ruang kantor.Rasa sakit mendadak membuat Candice kesulitan untuk bernapas. Sepertinya Louis ingin menggigit bibir Candice hingga terluka. Louis memalingkan wajah Candice ke belakang, lalu menciumnya. Bayangan manusia tumpah tindih bergerak di atas kaca jendela.Hingga sore hari, Cand
Sama halnya seperti hari ini. Chelsea datang untuk berterima kasih. Dia tinggal di kantornya tidak lebih dari sepuluh menit. Jadi, tidak mungkin ada hubungan apa-apa di antara Louis dengan Chelsea.Setelah kepikiran ucapan Cahya tadi, dia pun kepikiran dengan reaksi Candice hari ini. Dia memang tidak kelihatan tidak peduli ….Louis menepuk-nepuk dahinya. Kepalanya terasa sakit. “Aku tidak bermaksud ingin kembali dengan Chelsea. Malam itu hanyalah acara penutupan syuting film barunya saja. Awalnya dia ingin mencari orang lain untuk menemaninya, tapi orang itu ada urusan mendadak. Itulah sebabnya dia bisa mencariku.”Louis bisa menyetujuinya juga karena Louis telah bersalah padanya. Dia ingin menggunakan bantuan ini untuk menebus kesalahannya.Cahya menepuk-nepuk pundaknya. “Aku tahu kamu merasa bersalah sama dia. Tapi kamu seharusnya menjelaskan masalah ini kepada Candice. Dia juga bukan tidak tahu masalah di antara kalian. Jadi, kalian pun tidak akan salah paham.”Keesokan harinya.Aka