Claire bersandar di atas pundak Javier, lalu memeluknya. “Maafkan aku, Suamiku, aku tahu aku bersalah.”“Salah di mana?” Javier masih tidak bergerak. Dia membiarkan Claire memeluknya saja.“Salah … aku nggak seharusnya pulang malam, nggak seharusnya tinggalin suamiku sendirian di rumah.” Bibir Claire mendekati telinganya. Namun, Javier masih tidak tergoda. Ekspresinya masih sangat dingin. Saat Claire hendak menciumnya, tetiba Javier memalingkan kepalanya. Tangan besarnya mencubit pipi Claire. “Claire, setiap kali kamu melakukan kesalahan, kamu selalu menggunakan siasat ini. Kamu kira aku akan memaafkanmu begitu saja?”Ini pertama kalinya Claire merasa dirinya sangat gagal!Javier mendorong Claire, lalu berdiri dan berjalan pergi. Claire pun mengikutinya. “Kamu mau ke mana?”Javier membuka pintu. “Ruang baca.”Claire melempar sandal, lalu berlari ke hadapan Javier untuk mengadang langkahnya. “Nggak boleh.”Tak peduli ke mana perginya Javier, Claire pun akan menghalanginya.Javier menu
Menyadari Claire tidak berbicara, Louis meletakkan sepotong daging ke atas piringnya, lalu berkata dengan tersenyum, “Apa kamu tahu siapa yang menjadi acuan sebagai lelaki yang paling memanjakan istrinya?”Claire merasa bingung dalam seketika.Louis pun tersenyum. “Tuan Javier. Bahkan, dalam biro jodoh, persyaratan yang ditambahkan oleh pihak wanita untuk pihak pria adalah mesti mengikuti standar kasih sayang Tuan Javier terhadap istrinya.”Claire menepuk keningnya. Dia pun tersenyum dengan canggung. “Benarkah?”“Iya, sekarang Tuan Javier adalah lelaki idaman semua wanita di ibu kota. Ada banyak anak orang kaya berharap dia akan bercerai. Jadi, sebagai abang sepupumu dan calon suami dari sahabatmu, aku ingin mengingatkanmu untuk berhati-hati.”Claire duduk dengan tegak. “Bercanda? Mereka ingin merebut suamiku?”Tidak mungkin! Jika Claire benar-benar berpisah dengan Javier, bukankah itu sama saja Claire memberi kesempatan kepada wanita-wanita genit itu? Tidak mungkin! Claire tidak akan
Javier menarik napas dalam-dalam. Detak jantungnya berdegup kencang. Dia melonggarkan dasinya, lalu melemparnya ke meja. Javier sedang berusaha mengendalikan dirinya.“Aku tahu aku salah, nggak seharusnya aku rahasiain masalah ini dari kamu. Apa kamu masih nggak mau bicara sama aku?” ucap Claire dengan terisak-isak. Air matanya tak berhenti menetes di wajahnya.Javier berhenti di hadapan Claire dengan ekspresi datar. “Aku berharap kamu bisa mengandalkanku, bukan mengabaikanku.”“Aku bukan mengabaikanmu.” Claire menatap Javier dengan tatapan sedih.“Apa tidak?” Tangan Javier ditopang di atas meja. Dia mencondongkan tubuhnya mendekati Claire. “Kamu selalu membuat keputusan sendiri, tidak pernah diskusi sama aku. Apa kamu masih menganggapku sebagai suamimu?”Claire mengulurkan tangannya untuk memeluk Javier. Javier tidak mendorongnya, membiarkan Claire memeluknya.Claire berkata dengan nada menangis, “Maaf, aku hanya nggak ingin selalu merepotkanmu. Aku memang sudah mengambil alih Klub Ga
Claire mengulurkan tangan untuk memeluk leher Javier. Tetiba dia pun tersenyum. “Javier, saat kamu lupa ingatan, aku pernah bilang satu rahasia sama kamu.”Javier menatapnya. “Rahasia apa?”Masih tersisa air mata di bulu mata Claire. Dia mengecup Javier, lalu berkata, “Aku sangat mencintaimu, Javier.”Tiga tahun silam, Javier mengorbankan nyawanya demi mengadang tembakan. Sejak saat itu, Claire menyadari bahwa Javier lebih mencintainya daripada yang dia bayangkan.Javier sungguh terkejut. Dia menunduk, lalu menahan kepala Claire, memberinya ciuman hangat.…Candice berjalan keluar kelas, lalu kembali ke ruangannya. Di sepanjang perjalanan, ada banyak murid yang menyapanya dengan panggilan “Bu Guru” dan juga “Istri Pak Guru”. Sekarang semua orang di akademi tahu bahwa dirinya adalah calon istri Louis!Candice bergegas kembali ke ruang kerjanya. Seketika tampak banyak makanan diletakkan di atas mejanya.Guru-guru yang satu ruangan dengannya pun merasa iri. “Bu Candice, Pak Louis baik ban
Candice menyantap sarapan dengan lahapnya. Dia tidak memedulikan penampilannya, tak berhenti mengunyah makanannya bagai seekor tikus saja.Louis menyipitkan matanya.Setelah kenyang, Candice pun berserdawa. “Akhirnya aku hidup kembali.”Louis menarik selembar tisu, lalu menyeka sisa makanan di ujung bibirnya. “Ck, apa kamu tidak bisa makan dengan baik? Kenapa minyak semua?”Candice merebut tisu dari tangan Louis. “Kamu nggak suka? Apa daya? Kalau kamu nggak suka, kamu bisa pergi cari mantan pacarmu yang elegan itu.”Kening Louis berkerut. “Kenapa kamu selalu mengungkitnya? Jangan-jangan kamu cemburu?”Candice langsung berdiri dan tersenyum. “Aku orangnya nggak suka cemburuan.” Candice berjalan ke depan pintu. Louis memanggilnya. Baru saja Candice membalikkan tubuhnya hendak bertanya, tampak Louis berjalan mendekatinya, lalu menariknya masuk ke dalam pelukan.Kepala Candice diangkat secara paksa. Wajah si lelaki semakin mendekat. Candice hanya merasakan ada kehangatan di bibirnya. Rasa
“Kamu tenang saja, ada bos seperti Cahya, kamu nggak usah melakukan apa-apa. Kalau ada yang nggak bisa dia selesaikan, misalnya ada yang membuat keonaran, kamu baru turun tangan. Kamu bisa menyelesaikannya sesuai keinginan kamu.”Izza berpikir sejenak. “Aku hanya bisa turun tangan.”Claire mengusap keningnya. “Kalau ingin turun tangan, itu juga mesti ada yang buat gara-gara duluan. Susah kalau sampai masuk penjara.”Izza mengangguk.Claire melambaikan tangannya. “Tapi, kamu usahakan jangan ada tamu yang buat keonaran. Selain itu ….”Claire menatap Izza dengan serius. “Kamu juga mesti banyak berteman. Jangan selalu sendirian. Sekarang kamu bukan lagi di Organisasi Dawn. Kamu berhak untuk berteman.”Izza terbengong sejenak. Dia tidak tahu harus berkata apa lagi.Claire berjalan ke hadapannya, lalu menepuk-nepuk pundaknya. “Owl ingin kamu melupakan masa lalumu yang kelam. Semuanya juga demi kebaikanmu. Kamu masih muda, nggak seharusnya kamu larut dalam masa lalu.”Izza menunduk. Kepalan t
Peter membanting gelas ke atas meja. “Pak Guffin minta penjelasan dari kita. Dia bilang anak di dalam kandungan Charine adalah keturunan Keluarga Chaniago. Dia ingin Hardy menikahi Charine.”Di lantai atas, kebetulan Hardy kedengaran masalah kakek dan ayahnya menginginkan dirinya untuk menikahi Charine. Dia pun segera menentang, “Kalian ingin aku menikah dengan Charine? Atas dasar apa? Aku tidak mau!”Peter menunjuk Hardy dengan emosi tinggi. “Bukankah semua ini akibat dari perbuatanmu sendiri! Kamu bahkan sudah punya anak di luar sana!”Hardy merasa kaget. “Anak?”“Kamu … kamu masih bisa-bisanya berlagak bodoh. Hardy, apa gunanya aku memasukkanmu ke kamp pelatihan waktu itu? Kalian ayah dan anak sama saja! Suka bermain wanita, ‘kan? Setelah main, kalian malah tidak tahu mengatasinya. Sekarang dia sudah mengandung, kalau kamu tidak tanggung jawab, apa kamu ingin Keluarga Chaniago dipermalukan oleh semua orang?”Melihat Peter emosi tinggi, Mario yang berbaring di samping pun tidak bisa
Sepertinya Fendra tidak ingin mengatakannya, Claire juga tidak memaksakan kehendaknya. Claire menyerahkan proposal di meja kepadanya. “Hasil iklan model pasangan Chelsea dan Nelson cukup lumayan. Jadi, aku berpikir iklan Soulna kali ini boleh menggunakan pasangan yang lagi hits.”Fendra mengambil proposal untuk melihatnya. “Pasangan yang lagi hits?”Claire tersenyum. “Pasangan hits juga adalah sejenis siasat marketing. Kalau menggunakan pasangan yang lagi hits di internet untuk menjadi model iklan Soulna, para netizen pasti akan merasa terpuaskan dan hasil iklannya pasti akan sangat baik.”“Idemu bagus juga.” Fendra mengangguk. Dia kepikiran sesuatu. “Tapi, sepertinya belakangan ini tidak ada pasangan yang lagi hits?”“Bukannya sebelumnya ada?”“Sebelumnya?” Fendra merasa syok.Tetiba Claire merasa malu. “Tentu saja pasangan Cahya dan Javier. Jaya Couple!”Sudah lama Claire memendam ide ini.Fendra terdiam sejenak. Maksud Claire, dia ingin menyuruh suaminya dan Cahya untuk menjadi mode
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me
Menjelang malam, di Kompleks Amara.Jessie sedang berkemas di kamarnya, menyiapkan barang-barang untuk perjalanan, termasuk panduan perjalanan darat serta berbagai perlengkapan yang mungkin dibutuhkan.Jules baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi. Melihat Jessie yang begitu serius mencari informasi tentang perjalanan, dia tidak bisa menahan tawanya. “Kita hanya pergi jalan-jalan, kenapa seperti mau pindah rumah saja?”“Barang cewek memang banyak! Mulai dari kosmetik, perawatan wajah, perlengkapan sehari-hari, camilan, oh ya, juga kamera, drone, dan payung. Semua sudah aku bawa!”Jules menyipitkan mata. “Bawa payung juga?”Jessie mengangkat kepala untuk melihat Jules, lalu berkata dengan serius, “Bagaimana kalau turun hujan? Bukannya akan terasa canggung?”Jules merasa tidak berdaya.Dua koper besar dan satu koper kecil sudah selesai dikemas. Jessie berdiri dan menatap barang bawaannya. Sepertinya memang agak berlebihan. Dia pun menggaruk pipinya sambil berkata, “Sepertinya
Jodhiva menggenggam tangannya. “Kita bicarakan nanti.”Claire melihat ke sisi Jessie dan Jules. “Jody dan Jerry sudah mengadakan resepsi pernikahan. Bagaimana dengan kalian?”Jessie membalas, “Kata Kak Jules, cocoknya di tanggal 9 September. Karena cuaca di awal bulan September nggak tergolong dingin, cuaca di siang hari tergolong hangat. Kalau malam, cuaca akan terasa dingin.”Ariel merasa syok. “Cuaca bulan September di sini masih panas? Nggak, biasanya di Pulau Persia, bulan September itu musim panas.”Jessie tersenyum. “Musim dingin di Pulau Persia sama seperti musim gugur di sini. Kalau kamu tidak suka musim salju, kamu bisa kembali ke Pulau Persia.”Steven meletakkan cangkir tehnya sembari berpikir sejenak. “Tanggal 9 September. Bukannya hanya tersisa 13 hari saja? Cepat juga.”Claire mengangguk dengan tersenyum. “Cukup cepat juga.”Jodhiva melihat ke sisi Jules. “Pernikahan keluarga kerajaan pasti meriah?”Jules merangkul pundak Jessie. “Tentu saja. Pada saat itu, pernikahan aka
Yogi mengangguk. “Aku akan melakukannya.”Setelah berpamitan dengan Shawn, mereka bertiga memasuki bandara.Pada saat bersamaan, di bandara Kota Jimbar.Mike dan Emilia mengantar Hiro di depan pintu. Mike menyerahkan koper kepadanya. “Kalau ada waktu, sering main ke sini.”Hiro mengambil kopernya sembari mengangguk. Kemudian, dia membalikkan tubuhnya, berjalan ke dalam bandara.Emilia yang sedang menggendong kucing menggigit bibirnya. Dia menundukkan kepalanya menatap Kiumi. “Kelak mungkin kamu tidak akan bertemu Paman lagi.”Mike melirik Emilia sekilas. “Astaga, masih tidak merelakannya?”“Kiumi yang nggak merelakannya.”“Aku rasa kamu yang tidak merelakannya.” Mike membalikkan tubuhnya dengan tersenyum, kemudian berjalan ke depan mobil. Emilia mengikuti di belakang. Mike membuka pintu. “Kamu ini masih kecil. Kamu selesaikan sekolahmu, lalu usahakan untuk kuliah di ibu kota.”Emilia duduk di bangku samping pengemudi. Ketika mendengar kuliah di ibu kota, dia langsung memalingkan kepala
Seperti kata pepatah, setiap kerugian pasti akan disertai dengan keuntungan. Lagi pula, dari dermaga itu, Keluarga Amkasa hanya akan mendapat pemasukan dari biaya singgah kapal dagang Organisasi Naga.Sekarang, setelah kaki putra Sorox patah akibat dipukul oleh Anton, Keluarga Amkasa sama sekali tidak menunjukkan respons apa pun, itu berarti mereka telah sepenuhnya menyinggung Sorox.Jangan harap mereka bisa berbisnis seperti biasa di masa depan. Bahkan, Organisasi Naga mungkin akan menjadi musuh Keluarga Amkasa. Meskipun mereka tidak lagi menggunakan dermaga Keluarga Amkasa, mereka tetap bisa membuka jalur baru dengan cara mereka sendiri.Pada akhirnya, Keluarga Amkasa justru mempersempit jalan mereka sendiri hanya demi mempertahankan keuntungan kecil ini.Yogi membalikkan kepalanya untuk melihat Dessy. “Ayo, kita pergi.”“Yogi, sebenarnya apa maksudmu? Sebenarnya kamu mau bantu atau tidak!” jerit Febri.Tanpa menoleh, Yogi berkata, “Tunggu kabar saja.”Kemudian, Yogi meninggalkan tem