Share

Bab 437

Penulis: Daun Jahe
Namun setelah melewati masa inkubasi, orang yang terjangkit virus akan mulai batuk darah, bahkan antibodinya akan turun drastis. Perkembangan sel kanker di tubuh akan semakin cepat. Metabolisme tubuh juga akan melambat. Bahkan, indeks darah juga akan sangat aneh. Tidak dalam hitungan tahun, orang itu pun akan meninggal.

Javier tersenyum getir. “Jadi, aku masih bisa hidup berapa lama lagi?”

River mengerutkan keningnya. “Dengan kondisimu sekarang, sepertinya tiga atau empat tahun.”

Claire kembali ke rumah sakit dengan masakannya. Baru saja dia memasuki kamar, tampak Javier sedang duduk sendirian sembari menatap ke luar jendela. Saat ini, tidak terlihat lagi batang hidung River lagi.

“Javier, aku bawain makan malam buat kamu.” Claire berjalan ke sisi ranjang, lalu meletakkan makanan ke atas nakas.

Javier mengalihkan tatapannya menatap wanitanya dengan tersenyum tipis. “Emm, kamu suap aku.”

Claire juga tidak menolak. Dia membuka kotak makan, lalu duduk di samping ranjang untuk menyuapiny
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
nuur jannah
semoga aja Javier tdk mati krn virus itu.. biar Marco dan rosy semakin kebakaran hatinya melihat Javier bahagia
goodnovel comment avatar
Just Rara
sabar ya claire,vier mu pasti sembuh
goodnovel comment avatar
Lia Mekar Sari
aku mohon Javier jangan mati,,, mereka harus hidup bahagia bersama anak2 mereka, sampai vier punya cucu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 438

    Javier menjawab dengan datar, “Emm, tidak perlu tinggal di rumah sakit lagi.”Kemudian, tatapan Javier tertuju pada Roger. “Pesan tiket pesawat untuk pulang lusa pagi.”Roger tertegun. “Tapi kondisimu ….”“Aku sangat jelas dengan kondisi tubuhku sendiri.” Javier telah membulatkan tekadnya.Roger melihat Berwin dengan serbasalah. Kemudian, Berwin berkata, “Kalau dia mau pulang, pulang saja. Aku tidak bisa mengurusnya lagi!”Selesai berbicara, Berwin melambaikan tangannya berjalan meninggalkan ruangan.Claire menggigit erat bibirnya sembari berjalan ke hadapan Javier. “Lebih baik kamu dengar apa kata Kakek Berwin. Nggak usah buru-buru pulangnya.”Claire sungguh khawatir dengan kondisi Javier ketika melakukan penerbangan jarak panjang. Bagaimana jika lukanya terbuka?Javier menatap Claire dengan tatapan datar. Claire pun terkejut ketika melihat tatapan itu, sepertinya dia merasa tidak terbiasa. “Javier?”“Aku harus pulang.” Javier berdiri dan tidak melakukan penjelasan apa-apa. Dia pergi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 439

    Gerakan tangan Claire yang sedang memegang gelas teh pun berhenti. Dia menunduk, lalu menjawab, “Bukan, sama rekan kerja samaku.”Sejak Javier keluar rumah sakit, Claire pun tidak melihat batang hidungnya lagi. Bahkan, Yvonne juga tidak tahu apa yang sedang dia lakukan.Baru saja menyesap teh, tiba-tiba dia merasa mual. Dia pun menutup mulutnya segera berlari ke toilet.“Nona Zora?”Claire tahu Jaxon sedang memanggilnya. Hanya saja, dia tidak bisa merespons sama sekali. Dia langsung berlari ke toilet, lalu memuntahkannya di wastafel. Dia bahkan memuntahkan semua yang dimakannya pada siang hari tadi.Kemudian, Claire membuka keran air untuk membersihkan wastafel. Hanya saja, dia merasa mual lagi, tetapi tidak ada yang bisa dimuntahkannya lagi. Claire membasuh wajahnya, lalu menyeka dengan tisu.Setelah keluar toilet, Claire menyadari Jaxon sedang menunggunya di luar. Jaxon pun bertanya ketika melihat wajah pucatnya, “Kamu tidak enak badan?”“Aku baik-baik saja. Mungkin aku kemakan makan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 440

    Claire memeluk Javier, lalu membenamkan kepalanya ke depan dada Javier. “Emm, aku percaya sama kamu.”Javier menunduk dan tatapannya menjadi sangat muram.…Sepertinya Marco menerima suatu pesan. Dia pun membanting ponsel ke dinding.Bawahan yang berdiri di belakangnya menunduk dan tidak berbicara. Saat ini, salah satu lelaki berkata dengan penuh hati-hati, “River juga ikut campur dalam masalah ini. Ditambah lagi, sekarang Berwin juga sudah kembali dan mengetahui kabar cucunya terluka. Sepertinya dia tidak akan melepaskan kita.”Marco mengisap rokok elektrik di depan jendela. Asap perlahan-lahan mengepul di jendela memburamkan tatapannya. “Sepertinya orang-orang itu tidak akan kembali setelah jatuh ke tangan Berwin.”Raut wajah si lelaki juga terlihat sangat tidak bagus. “Jadi, apa yang harus kita lakukan?”Marco mengembuskan asap rokok, lalu bertanya, “Apa yang dikatakan Rega?”Si lelaki membalas, “Dia bilang Tuan saja yang mengurus masalah ini. Selain itu, sepertinya pihak rumah saki

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 441

    Claire menatap mereka. Dia juga bisa menebak sepertinya ada yang terjadi. Hanya saja, Claire tidak bertanya.River membalikkan kepalanya, lalu meletakkan tangan ke atas pundak Claire. “Aku dan Martin masih ada urusan. Claire, kami pulang dulu.”Claire mengangguk, lalu melihat kepergian mereka berdua.Saat ini Yvonne berlari kemari. “Kak Claire.”Yvonne terengah-engah. “Ternyata kamu di sini. Aku kira kamu ke mana.”“Ada apa?”Setelah Yvonne mengatur napasnya, dia pun berkata dengan gugup, “Kondisi Tuan Javier semakin memburuk. Pak Berwin panggil kamu ke sana.”Claire bersama Yvonne segera berlari ke kamar. Di dalam sana, selain Roger dan Berwin, juga ada beberapa lelaki yang tidak pernah dijumpai Claire. Sepertinya mereka adalah anggota Hunter.Javier sedang berbaring di atas ranjang. Wajahnya tampak memucat. Keningnya juga dipenuhi dengan keringat dingin. Berwin mencari dokter pribadi yang berpengalaman untuk mengobatinya. Saat ini, dokter sedang mengukur suhu tubuhnya.Saat dokter me

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 442

    “Emm.” Claire menunduk. “Maaf, aku nggak tahu kamu lagi demam.”Javier mengelus tangan Claire yang dingin. Dia pun tersenyum sembari berkata, “Aku juga tidak ingin kamu mencemaskanku, makanya aku tidak beri tahu kamu. Claire, aku yang seharusnya minta maaf.”Sebab, Javier telah menyembunyikannya dari Claire. Dia tahu dirinya tertular virus. Jadi, dia mungkin akan sering demam, batuk, dan kondisi tubuhnya akan semakin buruk. Waktunya hanya tersisa tiga atau empat tahun lagi.Saat Claire hendak berbicara sesuatu, Berwin pun datang. “Javier, kamu sudah bangun?”“Emm.” Javier mengangguk.Berwin melihat Claire sekilas. “Kamu keluar sana. Ada yang ingin aku bicarakan dengan Javier.”Claire menggigit bibirnya dan tidak berbicara. Dia berdiri, lalu berjalan keluar. Tatapan Javier tertuju pada bayangan punggung si wanita dan menjadi muram dalam seketika.Setelah hanya tersisa mereka berdua di dalam kamar, Berwin baru bertanya, “Kamu jujur sama aku. Sebenarnya apa yang terjadi?”Saat membahas ko

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 443

    Beberapa saat kemudian, Javier pun berkata dengan perlahan, “Claire, kita bercerai saja.”Claire tertegun di tempat. Pikirannya menjadi hampa. Dia melihat Javier dengan tatapan tidak percaya. “Kamu … apa yang lagi kamu katakan?”Javier mengalihkan pandangannya melirik ke sisi Claire. Tidak terlihat ekspresi apa-apa di wajahnya. “Aku bilang … kita bercerai saja.”Bercerai ….Kata itu sangat menusuk hati. Sebab, dia tidak pernah kepikiran suatu hari nanti Javier akan mengajukan cerai.Claire menggigit bibirnya berusaha untuk menenangkan perasaannya. “Alasannya?”Kedua mata berlinangkan air mata menatap ke sisi Javier. Dia ingin membaca setiap ekspresi di wajahnya. Hanya saja, tidak ada perubahan ekspresi apa pun di atas wajah pucatnya. “Tidak ada alasan. Cuma … sudah bosan.”Tangan di dua sisi tubuh Claire refleks dikepal erat. Keningnya juga terlihat berkerut. Hatinya terasa sakit hingga kesulitan untuk bernapas. “Bo … Bosan?”Javier tidak berbicara.Claire melangkah ke hadapan Javier.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 444

    Claire berterima kasih dengan tersenyum. Kemudian, dia kembali ke kamarnya sendiri. Saat ini tampak Yvonne sedang mengemas barang bawaannya. “Coba kamu tanya Roger, ke mana perginya Javier.”Yvonne pun tertegun sejenak, baru mengeluarkan ponsel untuk menelepon Roger. Entah apa yang dikatakan Roger, Yvonne pun terlihat agak syok. “Bukannya kalian jadwal penerbangan kalian sore?”Setelah Yvonne mengakhiri panggilan, dia pun memalingkan kepalanya dan berkata dengan bingung, “Tuan Javier sudah pulang.”Menyadari ekspresi muram di wajah Claire, Yvonne pun bertanya dengan penuh hati-hati, “Kak Claire, ada apa dengan kamu dan Tuan Javier? Apa yang terjadi semalam?”Semalam setelah Claire kembali dari kamar Javier, dia kelihatan sangat marah hingga melewatkan makan malamnya. Yvonne sempat bertanya pada Roger, tetapi Roger juga tidak memberitahunya.“Dia ingin cerai sama aku.”“Ce … apa?” Yvonne berjalan ke hadapannya. “Apa Tuan Javier ingin minta cerai sama kamu? Apa dia sedang bercanda?”Bahk

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 445

    Namun Rendy tidak ingin putrinya larut dalam kesedihan, dia pun berkata sebelum meninggalkan kamar, “Claire, jangan memaksakan diri sendiri. Meskipun kalian bercerai, Keluarga Adhitama selamanya adalah keluargamu. Ayah akan menyambut kepulanganmu setiap saat.”Claire tertegun sejenak, lalu menunduk sembari tersenyum. Dia tahu ayahnya berbicara seperti ini demi kebaikannya. Rendy tidak ingin Claire merasa sedih, tapi dia harus mencari tahu alasan Javier ingin bercerai dengannya. Sebelum alasannya ditemukan, Claire tidak mungkin akan melepaskan pernikahannya begitu saja!Dulu Javier yang selalu menempel di sisinya. Sekarang giliran Claire!Keesokan harinya, di Grup Angkasa.Setelah mengetahui kabar Javier sedang berada di perusahaan, Claire pun merias dirinya, lalu pergi ke perusahaan dengan membawakan bekal makanan.Kebetulan Roger sedang berjalan keluar ruangannya. Tampak seorang wanita berpenampilan cantik dan anggun sedang berjalan ke sisinya. Roger pun terkejut. “No … Nona Claire, k

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status