Namun Rendy tidak ingin putrinya larut dalam kesedihan, dia pun berkata sebelum meninggalkan kamar, “Claire, jangan memaksakan diri sendiri. Meskipun kalian bercerai, Keluarga Adhitama selamanya adalah keluargamu. Ayah akan menyambut kepulanganmu setiap saat.”Claire tertegun sejenak, lalu menunduk sembari tersenyum. Dia tahu ayahnya berbicara seperti ini demi kebaikannya. Rendy tidak ingin Claire merasa sedih, tapi dia harus mencari tahu alasan Javier ingin bercerai dengannya. Sebelum alasannya ditemukan, Claire tidak mungkin akan melepaskan pernikahannya begitu saja!Dulu Javier yang selalu menempel di sisinya. Sekarang giliran Claire!Keesokan harinya, di Grup Angkasa.Setelah mengetahui kabar Javier sedang berada di perusahaan, Claire pun merias dirinya, lalu pergi ke perusahaan dengan membawakan bekal makanan.Kebetulan Roger sedang berjalan keluar ruangannya. Tampak seorang wanita berpenampilan cantik dan anggun sedang berjalan ke sisinya. Roger pun terkejut. “No … Nona Claire, k
Claire mencium bibir dingin itu, lalu menempelkan tubuhnya ke tubuh si lelaki. Dia kira dia bisa menggoda Javier. Sayangnya, dugaannya salah.Javier masih tidak bergerak. Seandainya bukan karena Javier sedang menahan gairahnya, itu berarti Javier memang sudah tidak tertarik dengan Claire lagi.Kali ini, Claire meninggalkan bibir Javier. Sepertinya dia percaya bahwa lelaki ini benar-benar telah bosan dan tidak mencintainya lagi. Atau … ini adalah cara Javier agar Claire bisa meninggalkannya?Claire mengepal erat tangannya. “Javier, gimana kalau aku masih nggak menyerah?”Javier sungguh terkejut. Hanya saja, dia tetap menunjukkan wajah muramnya. Javier pun membalikkan kepalanya. “Kamu pulang dulu.”Claire maju untuk memeluk Javier. Tubuh Javier seketika menjadi tegang. Dia mengepal erat tangannya berusaha menahan hasratnya untuk memeluk si wanita.Suara Claire terdengar sangat ringan. “Javier, aku nggak percaya kamu nggak cinta lagi sama aku. Meskipun kamu nggak cinta, aku juga akan … bi
Javier memindahkan asbak ke samping, lalu mengantukkan meja. “Apa Wilson mengetahuinya?”Maksud Javier adalah masalah yang terjadi pada Claire sewaktu di Negara Shawana.Roger terdiam sejenak, lalu membalas, “Aku rasa seharusnya Wilson sudah mengetahuinya.”…Tak lama kemudian, Claire pun dijemput ke Kediaman Kenata. Dia bisa menebak bahwa Wilson ingin mencarinya. Liliana membawanya ke ruang baca, lalu tampak Wilson sedang berdiri di depan jendela. Tanpa menoleh, dia pun berkata, “Apa kamu dan Javier diserang sewaktu di Negara Shawana?”Claire tersenyum datar. “Informasimu cepat juga.”“Hehe, bagaimanapun Negara Shawana adalah areaku. Ada anggotaku di sana. Sepertinya orang-orang itu sudah tidak bersabar lagi.”Wilson membalikkan tubuhnya dengan perlahan, lalu tatapannya tertuju pada diri Claire. “Apa kataku, aku memang tidak akan menggunakanmu untuk melawan Javier, tapi orang lain belum tentu.”Claire berjalan maju. “Pak Wilson, mengenai masalah Keluarga Gufree dengan Keluarga Fernand
Claire terdiam sejenak, baru menjawab, “Dia kenalan ibuku. Dia juga beri tahu aku ibumu mati karena terjangkit virus Moza.”Liliana sungguh syok hingga menutup mulutnya.Wilson menyuruh Liliana untuk membawa Claire keluar ruangan. Dia ingin menenangkan diri di dalam ruang baca. Entah apa yang ada di benaknya saat ini, raut wajah Wilson pun kelihatan semakin muram lagi.Liliana membawa Claire berjalan ke lantai bawah. Tiba-tiba dia bertanya, “Claire, apa yang kamu katakan tadi benar? Ibumu benar-benar ….”“Emm. Paman River nggak bakal bohongi aku.”Claire tahu River tidak mungkin membohonginya apalagi mengenai masalah kematian ibunya. Hanya saja, ketika kepikiran dengan ekspresi Wilson tadi, Claire merasa sedikit bingung. “Tante, apa kamu bisa beri tahu aku kenapa Kakek kelihatan sangat kaget ketika mendengar masalah virus itu?” Liliana sungguh gembira dipanggil “Tante” oleh Claire. Beberapa saat kemudian, dia pun menjawab dengan tidak berdaya, “Aku juga tidak jelas. Kakekmu memang tid
Claire menggenggam kedua tangannya, lalu memalingkan kepalanya melihat Javier yang sedang tidak fokus. “Kalau kamu ingin bercerai, bagaimana kamu menjelaskan semua ini dengan anak-anak?”Tubuh Javier menjadi kaku dan tatapannya menjadi muram. “Kita bicarakan semua ini nanti.”Sepertinya anak-anak akan membenci dan menyalahkannya.Claire melihat Javier untuk beberapa saat, baru melembutkan nada bicaranya, “Apa nggak ada pilihan lain lagi?”Selain bercerai?Javier malah tidak berbicara.Kepalan tangan Claire semakin erat saja. “Setidaknya aku ingin tahu alasan kamu bercerai sama aku.”Javier mengerutkan keningnya. Nada bicaranya terdengar tidak sabaran. “Aku sudah menjelaskan semua yang bisa aku jelaskan.”Pada akhirnya, Claire tidak mendapatkan jawaban apa-apa.Claire pun tersenyum sinis. Berhubung Javier tidak ingin memberi penjelasan, Claire pun tidak akan bercerai. Dia akan selalu menempel di sisi Javier supaya Javier tidak merelakannya.Javier dapat merasakan kekecewaan dari ekspres
Claire mencemberutkan bibirnya. Hanya saja, entah apa yang sedang dipikirkannya, dia pun tersenyum.Javier sedang membasuh tubuhnya dengan air dingin. Dia sedang berusaha menahan gairahnya. Dia bahkan menyesal dirinya terlalu tidak tegas. Jika mengulur waktu lagi, mana mungkin Javier akan rela untuk bercerai dengannya?Meski tidak rela, Javier juga mesti melepaskannya.Jelas-jelas mereka akan bercerai, Javier malah menuntut Claire untuk bersandiwara di hadapan anak-anak. Sepertinya Javier sungguh egois. Mungkin dia hanya ingin menggenggam kesempatan indah bersama Claire saja.Javier berjalan keluar kamar mandi. Namun gambaran di depan mata saat ini kembali memancing api yang sudah dipadamkan Javier dengan susah payah tadi. Dia hampir merasa runtuh.Claire berbaring di atas ranjang sembari menopang kepalanya dengan salah satu tangannya. Gerakan ini sangatlah menggoda. Lelaki normal yang melihatnya pasti akan menggila, apalagi Javier?Javier yang merasa tegang itu memalingkan kepalanya.
Claire tertegun sejenak, spontan menunduk. “Mungkin.”“Bagaimana dengan anak-anak?” Rendy melambatkan nada bicaranya. “Perceraian kalian pasti adalah pukulan besar bagi anak-anak.”Claire menggigit bibirnya. “Setelah bercerai nanti, dia bilang anak-anak akan diasuh oleh kami berdua. Dia juga akan menemani anak-anak ….”Rendy merasa agak syok. “Apa benar Javier berkata seperti itu?”Sepertinya semua di luar dugaan Rendy.Claire mengangguk. Dengan status Javier, seandainya dia ingin memutuskan hubungan dengan Claire, dia bisa merebut hak asuh anak atau membuat Claire tidak mendapatkan apa pun.Namun, Javier tidak melakukannya. Itulah sebabnya Claire ingin tahu alasan sebenarnya kenapa Javier bisa mengajukan perceraian. Hanya saja, sampai sekarang dia tidak bersedia memberi tahu Claire alasan sebenarnya.Tiba-tiba Claire mendapat panggilan dari Fendra. Dia berjalan ke samping untuk mengangkat panggilan, “Paman Fendra? Oke, aku akan ke sana sekarang.”“Kamu dicari Fendra?” tanya Rendy.Set
Louis Kenata adalah pemain biola yang sangat terkenal. Tentu saja pengaruhnya tidak diragukan lagi, apalagi dia adalah panutan Akademi Musik Royal.Fendra pun terkejut. Dia kira Claire akan mencari bantuan Cahya. Tak disangka dia malah menargetkan Louis.Menjadikan Louis sebagai duta merek untuk merek perhiasan Soulna sepertinya tidak kalah efektifnya daripada mengandalkan selebritas. Namun Louis belum pernah menjadi duta merek sebelumnya. Akankah dia menyetujuinya?Claire berjalan ke samping untuk menelepon. Entah apa yang dikatakannya, tiba-tiba Claire membalikkan kepalanya, lalu membuat isyarat tangan oke kepada Fendra.Fendra segera berkata dengan kru di sekitar, “Cepat, segera bersiap-siap.”Sepuluh menit kemudian, Louis benar-benar muncul di dalam gedung Perusahaan Soulna. Ini adalah pertama kalinya mereka semua bertemu Louis secara langsung. Sepertinya mereka semua dikejutkan dengan penampilannya.Lelaki dengan tinggi badan 190 sentimeter ini memiliki kaki panjang sekitar 114 se
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me