Claire terdiam sejenak, baru menjawab, “Dia kenalan ibuku. Dia juga beri tahu aku ibumu mati karena terjangkit virus Moza.”Liliana sungguh syok hingga menutup mulutnya.Wilson menyuruh Liliana untuk membawa Claire keluar ruangan. Dia ingin menenangkan diri di dalam ruang baca. Entah apa yang ada di benaknya saat ini, raut wajah Wilson pun kelihatan semakin muram lagi.Liliana membawa Claire berjalan ke lantai bawah. Tiba-tiba dia bertanya, “Claire, apa yang kamu katakan tadi benar? Ibumu benar-benar ….”“Emm. Paman River nggak bakal bohongi aku.”Claire tahu River tidak mungkin membohonginya apalagi mengenai masalah kematian ibunya. Hanya saja, ketika kepikiran dengan ekspresi Wilson tadi, Claire merasa sedikit bingung. “Tante, apa kamu bisa beri tahu aku kenapa Kakek kelihatan sangat kaget ketika mendengar masalah virus itu?” Liliana sungguh gembira dipanggil “Tante” oleh Claire. Beberapa saat kemudian, dia pun menjawab dengan tidak berdaya, “Aku juga tidak jelas. Kakekmu memang tid
Claire menggenggam kedua tangannya, lalu memalingkan kepalanya melihat Javier yang sedang tidak fokus. “Kalau kamu ingin bercerai, bagaimana kamu menjelaskan semua ini dengan anak-anak?”Tubuh Javier menjadi kaku dan tatapannya menjadi muram. “Kita bicarakan semua ini nanti.”Sepertinya anak-anak akan membenci dan menyalahkannya.Claire melihat Javier untuk beberapa saat, baru melembutkan nada bicaranya, “Apa nggak ada pilihan lain lagi?”Selain bercerai?Javier malah tidak berbicara.Kepalan tangan Claire semakin erat saja. “Setidaknya aku ingin tahu alasan kamu bercerai sama aku.”Javier mengerutkan keningnya. Nada bicaranya terdengar tidak sabaran. “Aku sudah menjelaskan semua yang bisa aku jelaskan.”Pada akhirnya, Claire tidak mendapatkan jawaban apa-apa.Claire pun tersenyum sinis. Berhubung Javier tidak ingin memberi penjelasan, Claire pun tidak akan bercerai. Dia akan selalu menempel di sisi Javier supaya Javier tidak merelakannya.Javier dapat merasakan kekecewaan dari ekspres
Claire mencemberutkan bibirnya. Hanya saja, entah apa yang sedang dipikirkannya, dia pun tersenyum.Javier sedang membasuh tubuhnya dengan air dingin. Dia sedang berusaha menahan gairahnya. Dia bahkan menyesal dirinya terlalu tidak tegas. Jika mengulur waktu lagi, mana mungkin Javier akan rela untuk bercerai dengannya?Meski tidak rela, Javier juga mesti melepaskannya.Jelas-jelas mereka akan bercerai, Javier malah menuntut Claire untuk bersandiwara di hadapan anak-anak. Sepertinya Javier sungguh egois. Mungkin dia hanya ingin menggenggam kesempatan indah bersama Claire saja.Javier berjalan keluar kamar mandi. Namun gambaran di depan mata saat ini kembali memancing api yang sudah dipadamkan Javier dengan susah payah tadi. Dia hampir merasa runtuh.Claire berbaring di atas ranjang sembari menopang kepalanya dengan salah satu tangannya. Gerakan ini sangatlah menggoda. Lelaki normal yang melihatnya pasti akan menggila, apalagi Javier?Javier yang merasa tegang itu memalingkan kepalanya.
Claire tertegun sejenak, spontan menunduk. “Mungkin.”“Bagaimana dengan anak-anak?” Rendy melambatkan nada bicaranya. “Perceraian kalian pasti adalah pukulan besar bagi anak-anak.”Claire menggigit bibirnya. “Setelah bercerai nanti, dia bilang anak-anak akan diasuh oleh kami berdua. Dia juga akan menemani anak-anak ….”Rendy merasa agak syok. “Apa benar Javier berkata seperti itu?”Sepertinya semua di luar dugaan Rendy.Claire mengangguk. Dengan status Javier, seandainya dia ingin memutuskan hubungan dengan Claire, dia bisa merebut hak asuh anak atau membuat Claire tidak mendapatkan apa pun.Namun, Javier tidak melakukannya. Itulah sebabnya Claire ingin tahu alasan sebenarnya kenapa Javier bisa mengajukan perceraian. Hanya saja, sampai sekarang dia tidak bersedia memberi tahu Claire alasan sebenarnya.Tiba-tiba Claire mendapat panggilan dari Fendra. Dia berjalan ke samping untuk mengangkat panggilan, “Paman Fendra? Oke, aku akan ke sana sekarang.”“Kamu dicari Fendra?” tanya Rendy.Set
Louis Kenata adalah pemain biola yang sangat terkenal. Tentu saja pengaruhnya tidak diragukan lagi, apalagi dia adalah panutan Akademi Musik Royal.Fendra pun terkejut. Dia kira Claire akan mencari bantuan Cahya. Tak disangka dia malah menargetkan Louis.Menjadikan Louis sebagai duta merek untuk merek perhiasan Soulna sepertinya tidak kalah efektifnya daripada mengandalkan selebritas. Namun Louis belum pernah menjadi duta merek sebelumnya. Akankah dia menyetujuinya?Claire berjalan ke samping untuk menelepon. Entah apa yang dikatakannya, tiba-tiba Claire membalikkan kepalanya, lalu membuat isyarat tangan oke kepada Fendra.Fendra segera berkata dengan kru di sekitar, “Cepat, segera bersiap-siap.”Sepuluh menit kemudian, Louis benar-benar muncul di dalam gedung Perusahaan Soulna. Ini adalah pertama kalinya mereka semua bertemu Louis secara langsung. Sepertinya mereka semua dikejutkan dengan penampilannya.Lelaki dengan tinggi badan 190 sentimeter ini memiliki kaki panjang sekitar 114 se
“Kenapa kalian bersikap seperti ini?”“Sikap?” Fendra mendengus. “Bukankah kalian juga bersikap seperti ini? Asal kalian tahu, Perusahaan Soulna tetap bisa beroperasi meski tidak ada duta merek dari Nona Sera.”Seusai berbicara, Fendra langsung mengakhiri panggilan.Asisten berjalan ke sisi Sera. “Kak Sera, Perusahaan Soulna tiba-tiba ganti duta merek.”Sera tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya. Ketika mendengar ucapan ini, raut wajahnya menjadi canggung. “Sebuah perusahaan perhiasan yang nggak terkenal malah berani bersikap searogan ini?”Tiba-tiba Sera kepikiran sesuatu, dia pun mengeluarkan ponselnya untuk mengunggah sesuatu di Twitter-nya.[ @Sera: Tak disangka suatu hari nanti aku akan menerima perlakuan seperti ini. ]Selain tulisan itu, masih ada sebuah foto. Isi di dalam foto itu adalah seekor anjing yang sedang berada di atas gedung menatap orang-orang di bawah sana. Para warganet langsung mengerti makna tersirat dari gambar itu. Mereka pun langsung mengomentari.[
Claire meletakkan tablet. Setelah hasil pemotretan keluar, dia baru akan “menampar” wajah Sera, sekaligus menyumpal mulut mereka semua.…Setelah Claire kembali ke Kediaman Adhitama, dia pun menyadari Rendy sedang memasak makan malam untuk anak-anak. Sementara, Jody si anak dewasa itu sedang membantu di dapur.Jessie dan Jerry duduk di sofa sembari bermain gim. Setelah menyadari kepulangan Claire, Jessie mengesampingkan gimnya. “Ibu, sudah selesai sibuknya?”“Emm, baru saja selesai,” jawab Claire sambil mengganti sandal.Coco berbaring di samping kedua anak. Sepertinya ia sudah capek karena menemani mereka seharian. Sesekali ia melebarkan matanya, kemudian melanjutkan tidurnya.Rendy menyuguhkan makanan ke atas meja, lalu berkata kepada anak-anak, “Makanan sudah selesai. Cepat pergi cuci tangan!”“Oke ….” Jerry dan Jessie meletakkan permainannya, lalu pergi untuk mencuci tangan.Coco pun terbangun segera meloncat dari atas sofa berjalan ke depan tempat makan yang sudah diisi penuh oleh
Berhubung mereka tidak merasakan ada yang menjanggal, mereka pun memercayai ucapan Rendy. Jika orang tua mereka bertengkar, Ayah pasti tidak akan makan di sini.Selesai makan, anak-anak berencana tinggal satu malam di Kediaman Adhitama. Rendy pun membawa anak-anak ke kamar untuk membaca cerita kepada mereka. Dia juga sengaja memberikan ruang kepada Claire dan Javier.Claire sedang membereskan sisa makanan di meja makanan, lalu berjalan ke dapur untuk mencuci piring. Javier menatap bayangan punggung di dalam dapur dengan kedua tangan saling bertautan. Kemudian, dia pun berjalan ke dalam dapur.Javier melipat lengan pakaiannya ke atas. “Biar aku bantu.”Claire pun tertegun. Belum sempat dia merespons, piring di tangannya pun sudah diambil oleh Javier.Claire berdiri tak berkutik sembari menunduk. “Apa kamu sedang bersandiwara untuk diperlihatkan kepada anak-anak?”Javier menunduk dan mengiakan.Claire pun tersenyum. “Menurutmu, sampai kapan kita bisa merahasiakan masalah ini?”Gerakan ta