Padahal Claire hanya ingin menemaninya saja. Dia hanya tidak ingin meninggalkan Javier seorang diri. Pada akhirnya, Claire malah telah melukainya.Menyadari Claire yang putus asa itu, Yvonne meletakkan kedua tangan di atas pundaknya, lalu berkata dengan serius, “Kak, janganlah takut ketika menghadapi cobaan. Kalian harus menghadapi masalah ini bersama. Memangnya Kak Claire yang bersalah atas luka yang diterima Tuan Javer?”Sebenarnya bukan! Musuh mereka adalah orang-orang itu. Meskipun Claire tidak datang, Javier tetap akan dalam bahaya.Setelah mendengar ucapan Yvonne, Claire pun tersenyum. “Tak disangka kamu pintar dalam menghibur.”Yvonne pun tersenyum canggung sembari menggaruk kepalanya.Claire duduk di sofa. “Oh ya, apa sekarang Rosy lagi bersama mereka?”“Emm, kakakku sudah menyelidikinya. Nggak disangka, Kak … Rosy benar-benar berhubungan dengan orang-orang itu. Dia malah merahasiakannya dengan begitu ketat. Pantas saja dia bisa membunuh Wanda.”Yvonne duduk di hadapannya. Raut
Rosy merasa gemetar dan mengelak pandangannya. “Aku nggak tahu apa yang lagi kamu katakan.”“Kamu benar-benar nggak tahu atau lagi pura-pura nggak tahu?” Claire mendekatinya. “Gimana kalau aku tanya majikan baru kamu, Tuan Marco?”“Claire, apa maksudmu?” Kobaran kebencian seketika terlihat di mata Rosy.Claire mengangkat-angkat pundaknya dengan tidak acuh. “Maksudku sama seperti yang kamu pikirkan. Pak Berwin begitu menyayangimu, tapi pada akhirnya kamu malah mengkhianati Keluarga Fernando dan memilih Marco. Jangan-jangan kamu kira Marco akan melindungimu?”Kedua tangan Rosy dikepal dengan erat. Dia pun tersenyum sinis. “Kenapa? jangan-jangan Nona Claire ingin melindungiku? Sayangnya, aku nggak punya jalan lain lagi. Lebih baik aku tinggal di sisi Tuan Marco saja.”Menyadari Claire tidak berbicara, Rosy tersenyum dingin. “Memangnya kenapa kalau kamu tahu masalah Tante Prisca? Kamu kira Pak Berwin akan percaya Keluarga Gufree nggak bersalah dalam masalah itu?”“Claire, kamu jangan terla
Rosy ditendang ke ujung dinding. Marco melonggarkan dasinya. Tatapannya terlihat sangat dingin dan galak. “Dasar wanita jalang! Apa kamu merasa menyesal? Jadi, kamu ingin mengkhianatiku?”Sekujur tubuh Rosy gemetar. Dia merangkak ke sisi kaki Marco. “Nggak, aku benar-benar nggak bermaksud untuk mengkhianatimu. Claire yang menyuruh orang untuk membawaku ke sana. Dia berusaha untuk mengancamku. Tapi aku nggak beri tahu apa-apa. Aku bersumpah!”Marco membungkukkan tubuhnya, lalu mencubit dagunya. “Rosy, sekarang kamu tahu terlalu banyak rahasia. Apa kamu merasa aku akan percaya dengan omonganmu?”Tubuh Rosy semakin gemetar lagi.Marco adalah tipe lelaki curigaan dan paling membenci ada yang mengkhianatinya. Meskipun Rosy tidak mengatakan apa-apa, dia memang mengetahui terlalu banyak rahasia yang tidak seharusnya dia ketahui, termasuk masalah virus!“Aku bersumpah aku benar-benar nggak beri tahu apa-apa sama dia. Tuan Marco, mohon percaya sama aku. Aku benar-benar nggak ngomong apa-apa! Ak
Javier menunduk, lalu mengecup kening si wanita. Saat dia hendak mengatakan sesuatu, tiba-tiba dia terbatuk dengan kuat.Claire segera menegakkan tubuhnya dan bertanya dengan khawatir, “Javier, apa kamu baik-baik saja?”Javier menutup mulutnya sembari memalingkan kepalanya. Dia sungguh terkejut ketika merasakan ada cairan lengket di telapak tangannya. Namun, dia tidak membiarkan Claire menyadarinya, segera mengepalkan tangannya. Dia kembali melihat Claire dengan tersenyum. “Aku baik-baik saja. Mungkin hanya tersedak.”Claire mencemberutkan bibirnya. “Apa kamu lapar? Apa kamu ingin makan sesuatu?”Tatapan Javier menjadi lembut. “Setelah ditanya sama kamu, aku jadi merasa lapar. Aku ingin makan masakanmu.”Claire segera berdiri. “Oke, aku akan masak sekarang. Kamu tunggu aku, ya.”Setelah Claire berjalan ke depan pintu, kebetulan dia bertemu dengan River. Claire pun berkata, “Paman River, tolong bantu aku jaga Vier sebentar, ya.”River mengangguk.Setelah Claire berjalan pergi, River ber
Namun setelah melewati masa inkubasi, orang yang terjangkit virus akan mulai batuk darah, bahkan antibodinya akan turun drastis. Perkembangan sel kanker di tubuh akan semakin cepat. Metabolisme tubuh juga akan melambat. Bahkan, indeks darah juga akan sangat aneh. Tidak dalam hitungan tahun, orang itu pun akan meninggal.Javier tersenyum getir. “Jadi, aku masih bisa hidup berapa lama lagi?”River mengerutkan keningnya. “Dengan kondisimu sekarang, sepertinya tiga atau empat tahun.”…Claire kembali ke rumah sakit dengan masakannya. Baru saja dia memasuki kamar, tampak Javier sedang duduk sendirian sembari menatap ke luar jendela. Saat ini, tidak terlihat lagi batang hidung River lagi.“Javier, aku bawain makan malam buat kamu.” Claire berjalan ke sisi ranjang, lalu meletakkan makanan ke atas nakas.Javier mengalihkan tatapannya menatap wanitanya dengan tersenyum tipis. “Emm, kamu suap aku.”Claire juga tidak menolak. Dia membuka kotak makan, lalu duduk di samping ranjang untuk menyuapiny
Javier menjawab dengan datar, “Emm, tidak perlu tinggal di rumah sakit lagi.”Kemudian, tatapan Javier tertuju pada Roger. “Pesan tiket pesawat untuk pulang lusa pagi.”Roger tertegun. “Tapi kondisimu ….”“Aku sangat jelas dengan kondisi tubuhku sendiri.” Javier telah membulatkan tekadnya.Roger melihat Berwin dengan serbasalah. Kemudian, Berwin berkata, “Kalau dia mau pulang, pulang saja. Aku tidak bisa mengurusnya lagi!”Selesai berbicara, Berwin melambaikan tangannya berjalan meninggalkan ruangan.Claire menggigit erat bibirnya sembari berjalan ke hadapan Javier. “Lebih baik kamu dengar apa kata Kakek Berwin. Nggak usah buru-buru pulangnya.”Claire sungguh khawatir dengan kondisi Javier ketika melakukan penerbangan jarak panjang. Bagaimana jika lukanya terbuka?Javier menatap Claire dengan tatapan datar. Claire pun terkejut ketika melihat tatapan itu, sepertinya dia merasa tidak terbiasa. “Javier?”“Aku harus pulang.” Javier berdiri dan tidak melakukan penjelasan apa-apa. Dia pergi
Gerakan tangan Claire yang sedang memegang gelas teh pun berhenti. Dia menunduk, lalu menjawab, “Bukan, sama rekan kerja samaku.”Sejak Javier keluar rumah sakit, Claire pun tidak melihat batang hidungnya lagi. Bahkan, Yvonne juga tidak tahu apa yang sedang dia lakukan.Baru saja menyesap teh, tiba-tiba dia merasa mual. Dia pun menutup mulutnya segera berlari ke toilet.“Nona Zora?”Claire tahu Jaxon sedang memanggilnya. Hanya saja, dia tidak bisa merespons sama sekali. Dia langsung berlari ke toilet, lalu memuntahkannya di wastafel. Dia bahkan memuntahkan semua yang dimakannya pada siang hari tadi.Kemudian, Claire membuka keran air untuk membersihkan wastafel. Hanya saja, dia merasa mual lagi, tetapi tidak ada yang bisa dimuntahkannya lagi. Claire membasuh wajahnya, lalu menyeka dengan tisu.Setelah keluar toilet, Claire menyadari Jaxon sedang menunggunya di luar. Jaxon pun bertanya ketika melihat wajah pucatnya, “Kamu tidak enak badan?”“Aku baik-baik saja. Mungkin aku kemakan makan
Claire memeluk Javier, lalu membenamkan kepalanya ke depan dada Javier. “Emm, aku percaya sama kamu.”Javier menunduk dan tatapannya menjadi sangat muram.…Sepertinya Marco menerima suatu pesan. Dia pun membanting ponsel ke dinding.Bawahan yang berdiri di belakangnya menunduk dan tidak berbicara. Saat ini, salah satu lelaki berkata dengan penuh hati-hati, “River juga ikut campur dalam masalah ini. Ditambah lagi, sekarang Berwin juga sudah kembali dan mengetahui kabar cucunya terluka. Sepertinya dia tidak akan melepaskan kita.”Marco mengisap rokok elektrik di depan jendela. Asap perlahan-lahan mengepul di jendela memburamkan tatapannya. “Sepertinya orang-orang itu tidak akan kembali setelah jatuh ke tangan Berwin.”Raut wajah si lelaki juga terlihat sangat tidak bagus. “Jadi, apa yang harus kita lakukan?”Marco mengembuskan asap rokok, lalu bertanya, “Apa yang dikatakan Rega?”Si lelaki membalas, “Dia bilang Tuan saja yang mengurus masalah ini. Selain itu, sepertinya pihak rumah saki