Bukankah Rosy ingin Kakek Berwin memergoki Claire pergi menemui Wilson?Javier seolah-olah sedang merenungkan ucapannya. Claire menopang dagunya sambil berpikir. “Kalau anggotanya lagi mengikutiku, apa mungkin dia hanya ingin mengikuti jejakku saja? Atau dia ingin cari waktu untuk turun tangan terhadapku?”Javier langsung berdiri. “Sepertinya dia telah memanfaatkan orang sekitar.”“Orang sekitar? Tapi ketika aku pergi ke Restoran Ocean waktu itu, selain kamu dan ….” Sepertinya Claire tahu siapa orangnya. Dia spontan menarik napas dalam-dalam.Javier malah tersenyum. “Sudah seharusnya kita pulang untuk beri dia pelajaran.”Keesokan harinya.Yvonne dipanggil Javier ke ruangan departemen administrasi. Dia masuk ke dalam ruangan sambil menggaruk kepalanya. Dia menatap Roger sekilas, lalu bertanya pada Javier, “Tuan, kamu cari aku?”“Hari itu aku suruh kamu ke Restoran Ocean untuk menjemput Claire. Kamu beri tahu masalah ini kepada siapa saja?” Javier membalikkan dokumennya tanpa mengangkat
Di vila Javier.Rosy menyuguhkan secangkir kopi ke atas meja. Menyadari sikap dingin Berwin terhadapnya dalam belakangan hari ini, dia sadar Berwin sedang mewaspadainya gara-gara masalah “kecelakaan” Javier malam itu.Jadi, Rosy berjalan ke sisinya, lalu berkata dengan ekspresi sedih, “Kakek, aku sudah menyelidiki masalah malam itu, semua itu ulah Simon.”Berwin terbengong sejenak. Dia meletakkan koran ke atas meja, lalu melihatnya. Raut wajahnya terlihat muram. “Simon? Bukannya dia itu anggotamu?”Mana mungkin Berwin tidak kenal dengan Simon? Simon adalah anggota Hunter yang pernah bekerja bersama dengan Hudson. Hanya saja, kemudian Berwin membiarkan Simon untuk mengikuti Rosy.Rosy duduk di sampingnya, lalu menjelaskan, “Iya, dia pelakunya. Kakek, aku benar-benar nggak tahu semua yang sudah dilakukan Simon.”“Tidak tahu?” Kening Berwin berkerut. “Dia itu bawahanmu. Tanpa perintahmu, mana mungkin dia melakukan hal itu.”Ketika melihat ekspresi penuh curiga di wajah Berwin, Rosy berusa
Yvonne tidak akan melepaskan Rosy.Raut wajah Rosy berubah. Dia segera berkata, “Yvonne, apa yang lagi kamu katakan? Siapa yang sembarangan bicara sama kamu? Aku benar-benar nggak ta ….”“Pura-pura lagi! Sebelum orang-orang itu mati, mereka sudah mengakui perbuatannya. Mereka semua mengaku semua itu adalah perintahmu. Wanda dan kedua orang tuanya juga dibunuh olehmu!”Ucapan Yvonne membuat wajah Berwin menjadi muram. Tatapannya spontan tertuju pada diri Rosy.Raut wajah Rosy sangatlah dingin. “Yvonne, apa kamu tahu kamu sudah memfitnahku. Masalah Wanda dan orang tuanya itu nggak ada hubungannya sama aku!”“Oke, kalau aku sudah fitnah kamu dalam masalah ini, jadi bagaimana masalah kecelakaan yang hampir dialami Tuan Javier?” Yvonne menatapnya, lalu berkata, “Kamu suruh Simon melakukan semua itu, ‘kan? Simon itu kan anggotamu!”Kedua tangan Rosy dikepal dengan erat. “Iya, semua itu ulah Simon. Tadi aku juga sudah jelaskan sama Kakek. Simon melakukannya tanpa sepengetahuanku! Aku nggak ta
Steven mengangkat gelas tehnya, lalu menyesapnya dan berkata dengan tersenyum, “Tidak tahu apa-apa?”Kemudian, Steven meletakkan gelas ke atas meja dan berkata dengan nada tenang, “Itu karena Simon dan lelaki itu sudah mati. Jadi, mereka tidak bisa membuktikan masalah ini ada hubungannya sama kamu, ‘kan?”Sekujur tubuh Rosy gemetar. Steven berkata pada Hudson, “Bawa orang itu ke sini.”Orang itu?Siapa?Seketika Rosy merasa sesak napas. Wajahnya juga memucat.Tak lama kemudian, Hudson membawa Instruktur Leon yang masih terluka ke dalam ruangan. Ketika melihat kedatangan lelaki itu, Rosy semakin panik lagi. Ternyata Leon masih hidup! Ternyata Simon tidak berhasil membunuhnya!Steven menatap Leon. “Ceritakan semua yang kamu ketahui.”Sebenarnya Leon juga tidak ingin mengkhianati Rosy. Namun, setelah mengetahui kabar kematian abangnya, Leon pun tidak memedulikannya lagi. “Pak Steven, Pak Berwin, dalang di balik semua masalah ini memang adalah Nona Rosy. Mengenai masalah kematian Wanda,
“Kakek, kamu tahu betapa cintanya aku sama Javier. Aku melakukan semua ini juga demi Javier!”Berwin menyingkirkan tangannya. “Demi Javier? Kamu bahkan tidak memedulikan nyawa Javier, kamu malah mengatakan kamu melakukan semua ini demi Javier?”Rosy menyipitkan matanya. “Bukan, masalah itu bukan perbuatanku. Aku akui masalah Wanda memang adalah perbuatanku, tapi masalah Javier itu ulah Simon. Aku nggak tahu apa-apa!”Kali ini Berwin tidak melihat wajahnya yang dibasahi oleh air mata itu. “Sebenarnya aku ingin percaya sama kata-katamu. Aku juga pernah bilang, aku akan menjagamu. Tapi semua yang kamu lakukan sudah melewati batas kesabaranku, apalagi Javier adalah cucuku.”Sambil berbicara, Berwin melirik sekilas wanita yang sedang berlutut di atas lantai. “Kamu bahkan berani membunuh orang, apalagi yang tidak berani kamu lakukan? Jadi, bagaimana aku bisa percaya denganmu lagi?”Meskipun masalah kecelakaan malam itu tidak ada hubungannya dengan Rosy, kesalahan yang diperbuat Rosy kali ini
Wilbert sedang bergumam.Claire menunduk, lalu bertanya, “Apa kamu sudah merasa baikan?”“Apa gunanya baikan?” Wilbert tersenyum sinis. “Istriku sudah pergi, putriku juga sudah pergi. Kenapa aku masih hidup di dunia ini?”Wilbert masih tidak bisa menerima kenyataan ini. Siapa pun yang mengalami masalah ini juga tidak bisa menerimanya.Claire menunduk. “Seharusnya kamu tahu kenapa semua ini bisa terjadi.”Wilbert tertegun sejenak. Dia menunduk, lalu membalas dengan canggung, “Benar, aku akui tidak seharusnya kami menerima uang itu.”Tiba-tiba Wilbert kepikiran sesuatu, dia melanjutkan, “Sebenarnya aku dan istriku juga sangat sedih ketika mengetahui kabar kematian putriku. Saat kami pergi ke kamp pelatihan dan mengetahui putri kami bunuh diri, kami tidak bisa menerima kenyataan pahit itu.”“Pihak kamp pelatihan telah menebus uang kompensasi kepada kami. Mereka juga menyuruh kami untuk kembali ke hotel sembari menunggu hasil autopsi. Tapi suatu hari, ada seorang wanita mencari kami.”Wilb
“Bu Gina,” sapa Claire dengan tersenyum.Gina membalas senyumannya. “Dengar-dengar perusahaanmu sudah resmi beroperasional. Tentu saja aku harus datang untuk meramaikan.”Claire berjalan ke hadapannya, lalu setengah berjongkok agar Gina tidak capek untuk mengangkat kepalanya. “Dengan kedatangan Bu Gina, bisnisku ini pasti akan semakin bagus lagi. Sepertinya semua rekan bisnis satu bidang pasti akan iri banget sama aku.”Senyuman Gina semakin lebar saja. “Kamu ini memang jago bicara.”Claire mendorong kursi roda membawanya ke ruang VIP. Dia menuangkan teh yang sudah siap diseduh kepada Gina. “Bu Gina, bagaimana kabarmu? Baik-baik saja, ‘kan?”“Tenang, aku baik-baik saja.” Gina mengangkat cangkir sembari meniupnya. “Sudah lama aku tidak bertemu denganmu. Aku kira kamu sudah melupakanku.”Claire pun tersenyum. “Mana mungkin? Mana mungkin aku akan melupakanmu?”Gina menyesap tehnya, lalu berkata, “Waktu itu, kamu berjanji padaku akan membuat perhiasanmu dikenal sampai ke luar negeri. Sekar
Claire pun tertawa.Sepertinya benar apa kata Javier, berhubung Berwin mengenang budi orang tua Rosy, dia akan memilih untuk melepaskannya. Namun berbeda dengan Steven, dia tidak akan melepaskan Rosy begitu saja.Lebih baik Rosy bersembunyi dengan baik atau tidak … dia harus tinggal di balik jeruji besi.…Di sebuah hotel kecil dalam gang kecil.Rosy yang bersembunyi di dalam kamar itu melihat berita dirinya sedang diburon oleh orang-orang di seluruh kota. Raut wajahnya terlihat semakin mengerikan saja.Keluarga Fernando! Kenapa mereka malah mendesak Rosy ke jalan buntu?Sialan! Rupaya sejak awal, Rosy telah masuk ke dalam perangkap Javier dan juga Claire!Heh! Berhubung Keluarga Fernando yang duluan bersikap kejam, jangan salahkan Rosy!Rosy mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi nomor luar negeri yang tidak pernah dihubunginya. Tak lama kemudian, terdengar suara tawa sinis si lelaki dari ujung telepon. “Kenapa? Sekarang kamu baru bersedia untuk mengingatku?”Rosy menggigit bibirnya
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me