“Kakek, kamu tahu betapa cintanya aku sama Javier. Aku melakukan semua ini juga demi Javier!”Berwin menyingkirkan tangannya. “Demi Javier? Kamu bahkan tidak memedulikan nyawa Javier, kamu malah mengatakan kamu melakukan semua ini demi Javier?”Rosy menyipitkan matanya. “Bukan, masalah itu bukan perbuatanku. Aku akui masalah Wanda memang adalah perbuatanku, tapi masalah Javier itu ulah Simon. Aku nggak tahu apa-apa!”Kali ini Berwin tidak melihat wajahnya yang dibasahi oleh air mata itu. “Sebenarnya aku ingin percaya sama kata-katamu. Aku juga pernah bilang, aku akan menjagamu. Tapi semua yang kamu lakukan sudah melewati batas kesabaranku, apalagi Javier adalah cucuku.”Sambil berbicara, Berwin melirik sekilas wanita yang sedang berlutut di atas lantai. “Kamu bahkan berani membunuh orang, apalagi yang tidak berani kamu lakukan? Jadi, bagaimana aku bisa percaya denganmu lagi?”Meskipun masalah kecelakaan malam itu tidak ada hubungannya dengan Rosy, kesalahan yang diperbuat Rosy kali ini
Wilbert sedang bergumam.Claire menunduk, lalu bertanya, “Apa kamu sudah merasa baikan?”“Apa gunanya baikan?” Wilbert tersenyum sinis. “Istriku sudah pergi, putriku juga sudah pergi. Kenapa aku masih hidup di dunia ini?”Wilbert masih tidak bisa menerima kenyataan ini. Siapa pun yang mengalami masalah ini juga tidak bisa menerimanya.Claire menunduk. “Seharusnya kamu tahu kenapa semua ini bisa terjadi.”Wilbert tertegun sejenak. Dia menunduk, lalu membalas dengan canggung, “Benar, aku akui tidak seharusnya kami menerima uang itu.”Tiba-tiba Wilbert kepikiran sesuatu, dia melanjutkan, “Sebenarnya aku dan istriku juga sangat sedih ketika mengetahui kabar kematian putriku. Saat kami pergi ke kamp pelatihan dan mengetahui putri kami bunuh diri, kami tidak bisa menerima kenyataan pahit itu.”“Pihak kamp pelatihan telah menebus uang kompensasi kepada kami. Mereka juga menyuruh kami untuk kembali ke hotel sembari menunggu hasil autopsi. Tapi suatu hari, ada seorang wanita mencari kami.”Wilb
“Bu Gina,” sapa Claire dengan tersenyum.Gina membalas senyumannya. “Dengar-dengar perusahaanmu sudah resmi beroperasional. Tentu saja aku harus datang untuk meramaikan.”Claire berjalan ke hadapannya, lalu setengah berjongkok agar Gina tidak capek untuk mengangkat kepalanya. “Dengan kedatangan Bu Gina, bisnisku ini pasti akan semakin bagus lagi. Sepertinya semua rekan bisnis satu bidang pasti akan iri banget sama aku.”Senyuman Gina semakin lebar saja. “Kamu ini memang jago bicara.”Claire mendorong kursi roda membawanya ke ruang VIP. Dia menuangkan teh yang sudah siap diseduh kepada Gina. “Bu Gina, bagaimana kabarmu? Baik-baik saja, ‘kan?”“Tenang, aku baik-baik saja.” Gina mengangkat cangkir sembari meniupnya. “Sudah lama aku tidak bertemu denganmu. Aku kira kamu sudah melupakanku.”Claire pun tersenyum. “Mana mungkin? Mana mungkin aku akan melupakanmu?”Gina menyesap tehnya, lalu berkata, “Waktu itu, kamu berjanji padaku akan membuat perhiasanmu dikenal sampai ke luar negeri. Sekar
Claire pun tertawa.Sepertinya benar apa kata Javier, berhubung Berwin mengenang budi orang tua Rosy, dia akan memilih untuk melepaskannya. Namun berbeda dengan Steven, dia tidak akan melepaskan Rosy begitu saja.Lebih baik Rosy bersembunyi dengan baik atau tidak … dia harus tinggal di balik jeruji besi.…Di sebuah hotel kecil dalam gang kecil.Rosy yang bersembunyi di dalam kamar itu melihat berita dirinya sedang diburon oleh orang-orang di seluruh kota. Raut wajahnya terlihat semakin mengerikan saja.Keluarga Fernando! Kenapa mereka malah mendesak Rosy ke jalan buntu?Sialan! Rupaya sejak awal, Rosy telah masuk ke dalam perangkap Javier dan juga Claire!Heh! Berhubung Keluarga Fernando yang duluan bersikap kejam, jangan salahkan Rosy!Rosy mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi nomor luar negeri yang tidak pernah dihubunginya. Tak lama kemudian, terdengar suara tawa sinis si lelaki dari ujung telepon. “Kenapa? Sekarang kamu baru bersedia untuk mengingatku?”Rosy menggigit bibirnya
Claire mengerutkan keningnya. “Maksudku wanita-wanita itu!”Javier tersenyum tipis. “Jadi, bagaimana sama kamu?”Claire sungguh emosi. Dia menarik rambut yang dimainkan Javier. “Aku sudah bosan untuk berhubungan sama kamu. Jadi, boleh kan aku cari cowok lain?”Raut wajah Javier menjadi dingin. “Kamu ingin berhubungan sama siapa?”Claire sengaja melihat Roger.Roger dapat merasakan sesuatu dari kaca spion tengah. Dia pun terkejut. “Nona … Nona Claire, aku … aku … aku suka sama cowok!”Selesai berbicara, Roger ingin sekali menggigit lidahnya hingga putus.“Pftz.” Claire tak sanggup menahan suara tawanya lagi.Javier melihat Claire dengan mengangkat-angkat alisnya. Dia sungguh kehabisan akal untuk menghadapi wanitanya ini. “Dasar bandel.”Malam harinya, Claire disiksa mati-matian.Melihat Claire yang sudah ketiduran akibat kecapekan itu, Javier merasa marah dan juga tidak berdaya. Dia mencondongkan tubuhnya mengecup bibir, ujung hidung, dan kening Claire. Dia sangat menyayangi wanitanya i
“Waktu itu, sewaktu aku makan bersama Pak Wilson, dia beri tahu aku bahwa ayahmu telah mematahkan satu kakinya dan mencelakai ayahnya. Aku ingin tahu apa semua ini benar?”Seandainya Berwin mengiakannya, jadi sebenarnya siapa yang bersalah dalam masalah ini?Namun hal yang paling mengejutkan Claire adalah Berwin malah terlihat sangat marah. “Semua itu dikatakan si tua bangka itu?”Claire hanya terdiam.Berwin mendengus dingin. Raut wajahnya terlihat sangat muram. “Ternyata Wilson pintar memfitnah. Waktu itu ayahku memang mengancam Keluarga Gufree dengan Wilson, tapi ayahku tidak melakukan apa-apa. Masalah kakinya itu tidak ada hubungannya dengan Keluarga Fernando.”Claire merasa kaget. “Jadi, bukan, ya?”Berwin tidak mengizinkan ada yang memfitnah ayahnya. “Omong kosong! Ayahku memang sangat membenci keluarga konglomerat yang bermuka dua itu, tapi mana mungkin dia turun tangan terhadap seorang anak kecil. Si Wilson itu memang pintar memfitnah.”Claire terdiam sejenak.Wilson bersikeras
Claire bertanya dengan suara kecil, “Kapan perginya?”Javier menatap wajahnya, lalu membalas, “Besok.” Dia mengangkat-angkat alisnya. “Kamu nempel sekali sama aku?”Claire menggigit bibirnya dan tidak bersuara. Gerakan ini malah terasa menggoda di mata Javier. Dia memeluk pinggang Claire, lalu berbalik untuk ganti posisi.“Javier, kamu belum beri tahu aku, kamu mau ke mana.” Claire meronta dengan memukul dan juga menendangnya. Namun, kedua tangannya malah ditahan.…Keesokan harinya.Secercah cahaya menembus ke dalam kamar. Claire dibangunkan oleh silaunya cahaya itu. Ketika Claire bangun, dia terbiasa untuk menjulurkan tangannya memeluk lelaki di sampingnya. Namun, hari ini malah tidak ada apa-apa di sampingnya. Claire membangkitkan tubuhnya menatap kekosongan di atas ranjang.Kemudian, Claire berjalan menuruni tangga. Seperti biasanya, sarapan sudah disediakan, tapi tidak terlihat batang hidungnya lagi. Hanya ada selembar memo ditimpa di bawah gelas susu. Tulisan ini masih terlihat r
Akhirnya Yvonne mengerti. “Ternyata begini, tapi apa Tuan Javier mengetahuinya?”Claire menarik kopernya ke depan mobil. “Dia nggak tahu. Jadi, aku berencana kasih ‘kejutan’ buat dia.”Pukul 23:50. Jadwal penerbangan menuju Kota Sentosa, Negara Shawana, berangkat tepat waktu. Perjalanan memakan waktu sekitar sepuluh jam. Mereka akan tiba di tempat tujuan sekitar jam sepuluh esok pagi.Setelah bangun dari perjalanan yang panjang itu, langit di luar jendela sana tampak sudah terang. Awan tebal berwarna putih menutupi langit di luar sana, membentang jauh di depan mata.Pada pukul sepuluh, pesawat sudah mulai mendarat di atas kota di Negara Shawana. Ketika melihat ke bawah, tampak gedung-gedung tinggi yang tersebar di mana-mana.Sekitar setengah jam kemudian, pesawat pun mendarat di landasan terbang Bandara Sentosa.“Setelah duduk pesawat semalaman, pinggang dan kakiku sakit sekali.” Yvonne menarik koper, lalu berjalan ke sisi Claire. Ini adalah pertama kalinya dia duduk pesawat selama in