Wanda memberi tahu semua “aib buruk” yang dia ketahui. Lagi pula, Claire memang adalah orang seperti itu. Hardy sendiri juga sudah melihatnya dengan jelas.Ucapan Wanda membuat hati Molly merasa goyah. Dia tidak begitu memercayai omongan Wanda, tapi dia memang tidak begitu memahami Kak Claire. Bahkan, dia tidak mengetahui masalah Claire memiliki anak dan juga masalah hubungannya dengan Tuan Javier ….Jangan-jangan Claire memang seperti yang dikatakan Wanda?Hardy tidak menghiraukan Claire juga karena mengetahui masalahnya?“Molly, kamu pikirkan sendiri. Dia saja menyimpan rahasia terhadap kamu. Itu berarti dia nggak pernah menganggapmu sebagai temannya. Jadi, untuk apa kamu berbaik hati sama dia?”Kali ini, Molly merasa ucapan Wanda sangat masuk akal. Sepertinya Claire memang tidak menganggapnya sebagai teman. Dia tidak pernah menceritakan masalah pribadinya terhadap Molly. Seandainya dia benar-benar menganggap Molly sebagai temannya, kenapa Claire malah merahasiakannya ….Di dalam rua
Berhubung River yang mengajari ilmu bela diri terhadap Claire, seharusnya dia mengajari yang lain juga?Claire menyadari Javier terus menatapnya. Meski merasa gugup, Claire tetap menjawab dengan tersenyum, “Paman River melihat aku sendirian membesarkan anak-anak di luar negeri, jadi dia mengajariku ilmu bela diri. Memangnya ada yang salah?”Javier tersenyum. “Tentu saja.”Meski istri kesayangannya tidak memberi tahu sekarang, kelak Javier juga akan mengetahuinya.Selesai makan, Claire keluar dari ruangan di lantai dua. Wanda yang sedang berondok di tempat sembunyi penasaran petinggi mana yang berhasil digaetnya.Tepat di saat melihat Hudson mengantar Javier keluar ruangan, raut wajah Wanda spontan berubah. Ternyata lelaki di dalam ruangan tadi adalah Tuan Javier?Heh, pantas saja Molly mengatakan Claire menolak Hardy. Ternyata dia telah menggoda lelaki yang lebih menonjol daripada Hardy! Molly duduk di samping ranjang sambil melihat ponselnya. Mendengar ada yang membuka pintu, dia pun
Di dalam kerumunan, Claire menyadari Molly sedang bersama dengan Wanda.Wanda menatap Claire yang dikucilkan. Dia spontan berjalan menghampiri Claire, lalu berkata dengan senyum menyindir, “Aku kira kamu sangat hebat. Pantas saja kamu berani bersikap arogan. Ternyata ada Tuan Javier yang mendukungmu?”Molly tidak berani bertatapan dengan Claire. Gosip memang bukan disebar oleh Molly. Namun, saat dia bertanya semalam, Claire malah memilih untuk merahasiakannya. Ternyata Claire tidak menganggapnya sebagai teman. Jadi, untuk apa Molly memedulikannya?Menyadari tatapan Claire tertuju pada diri Molly, Wanda menepuk pundaknya sambil berkata dengan tersenyum, “Gimana? Sekarang bahkan Molly juga nggak percaya sama kamu. Wanita yang sudah beranak, tapi masih saja menggaet lelaki seperti kamu memang nggak pantas untuk berada di sini!”Begitu Wanda menyelesaikan omongannya, orang-orang di sekitar merasa kaget.“Apa? Dia sudah punya anak?”“Padahal dia masih muda, jangan-jangan dia hamil di luar n
Orang-orang yang berkerumun merasa sangat penasaran. Bahkan, ada yang mendesak Wanda untuk menyetujui taruhan itu.Raut wajah Wanda menjadi pucat. Kenapa wanita jalang ini tidak takut sama sekali? Bagaimana kalau Wanda kalah dalam taruhannya?“Wanda, bukankah kamu percaya sama Rosy? Kalau kamu percaya, kenapa kamu nggak berani taruhan?” Claire tersenyum.“Kata siapa aku nggak berani!” Wanda pun membalas, “Claire, kamu pasti akan bersujud dan mengakui kesalahanmu!”Hingga detik ini, Wanda masih memilih untuk memercayai Kak Rosy. Sebab, dia tahu Kak Rosy tidak mungkin akan membohonginya.Wanda mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Rosy, lalu membuka speaker.Setelah Rosy mengangkat panggilan, Wanda langsung bertanya, “Kak Rosy, Tuan Javier itu lelakimu, ‘kan? Cepat ngaku!”Sepertinya Rosy mengerti apa maksud ucapan Wanda, dia pun mengerutkan keningnya. “Wanda, apa yang lagi kamu katakan?”“Kak Rosy, aku ….”Ponsel Wanda dirampas oleh Claire. Kemudian, Claire berkata dengan tersenyum,
Wah! Menakjubkan sekali!Kesan Wanda sebagai “korban” langsung runtuh. Beberapa hari lalu, ada beberapa di antara mereka mendengar keluh kesah Wanda ditindas dan dipukul oleh anak baru. Ternyata semua itu adalah akibat dari perbuatannya!Berhubung Wanda berani berbuat seperti itu, itu berarti cerita dirinya ditindas oleh anak baru juga hanyalah hasil karangannya?Wajah Wanda seketika berubah pucat. Dia melangkah mundur dengan terhuyung-huyung. Tatapan semua orang ketika melihat Wanda sangatlah tidak bersahabat, semuanya sedang menggosip dan menyindirnya.“Claire, kenapa … kenapa kamu!” jerit Wanda dengan histeris, lalu melanjutkan omongannya dengan terisak-isak, “Kenapa kamu memperlakukanku seperti ini?”“Jadi bagaimana dengan kamu?” Tatapan Claire terlihat sangat serius. “Kenapa kamu memperlakukanku seperti ini? Aku sudah berkali-kali melepaskanmu. Jadi, jangan salahkan aku.”“Bukankah aku sudah bilang, semua orang harus menanggung akibat dari perbuatannya. Kamu berani melakukannya, t
Claire berjalan maju untuk memeriksa senjata dan pelurunya. Setelah memastikan semuanya tidak ada masalah, mereka baru berjalan ke dalam ruang ujian.“Kenapa kita berjodoh sekali? Kita malah satu kelompok lagi.” Orang yang berada di samping Claire tak lain adalah Lona.Pembagian kelompok kali ini dilakukan secara undian, bukan berdasarkan pengalaman. Jadi, hanya bisa dikatakan bahwa mereka memang berjodoh.Claire tersenyum dengan tidak berdaya. “Sepertinya aku memang ditakdirkan untuk dipersulit.”Lona mendengus. “Kali ini, aku nggak akan kalah lagi.”Suara tembakan yang keras terdengar menusuk telinga. Peluru melayang kencang mengenai sasaran tembak.Instruktur mencatat hasil tembakan dari setiap peserta. Lona yang paling mahir dalam menembak sedang mengganti pelurunya. Kemudian, dia pun melakukan tembakan dengan sangat cepat.Lona telah mengikuti pelatihan di kamp selama dua tahun. Jadi, dia sangatlah familier dengan segala jenis senjata. Penampilan menonjolnya sesuai dengan dugaan
“Ada ular!” Hardy menerobos ke dalam kerumunan, berlari ke sisi Claire. Hanya saja, langkahnya dihalangi oleh instruktur. “Kalian semua tinggalkan tempat ini. Ujian dihentikan untuk sementara waktu!”“Pak, gimana kondisinya?” tanya Hardy dengan cemas.“Dia digigit ular. Sekarang dia harus segera diobati.”Digigit ular? Kenapa bisa ada ular di dalam kamp pelatihan?“Kakak iparku!” Yvonne berlari ke hadapan Claire. Saat ini, Hudson sedang mensterilkan bagian lukanya. “Cedera di tangannya sudah mulai membengkak. Racunnya harus segera dibuang.”“Maaf, Nona Claire, kamu tahan sebentar.” Hudson menggunakan pisau Claire tadi untuk menggores bagian yang digigit tadi, lalu menekan mengeluarkan racun ular tersebut. Kemudian, Hudson menggores bagian cedera lagi dan kembali menekannya.Proses ini terasa sangat menyakitkan bagi Claire. Wajahnya sudah kelihatan memucat dan air keringat tak berhenti bercucuran.“Cepat, bawa tandu kemari!” jerit Hudson terhadap Yvonne.“Oke, aku ambilkan dulu!” Yvon
Javier bergegas berlari menuju ke klinik. Tak disangka, dia akan bertemu dengan Cahya dan seorang tetua di dalam ruangan.Mengenai status lelaki tua itu, tentu saja Javier mengetahuinya. Dia juga mengerti kenapa Cahya bisa berada di sini. Sebab, hanya Keluarga Chaniago saja yang sanggup mengundang Profesor Quard.Profesor Quard adalah seorang spesialis senior yang meneliti serum anti racun di dunia pengobatan. Karakternya agak pendiam dan aneh. Dia bahkan tidak peduli dengan uang, reputasi, maupun kekuasaan. Dia bersedia untuk datang ke kamp pelatihan juga karena menerima panggilan dari Keluarga Chaniago.Cahya memalingkan kepalanya dengan perlahan menatap lelaki yang memasuki ruangan dengan tersenyum. “Kamu harus balas budi.”Javier membalas, “Aku mengerti, utang dulu.”Dokter di klinik kamp bisa merasa sangat terhormat lantaran bisa menjadi asisten dari Profesor Quard. Dia juga tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Semua prosedur pengobatan mengikuti perintah Profesor Quard.Qua
“Nona Mimosa ….” Dacia merasa familier dengan nama itu. Di atap? Bunuh diri? Bukannya itu cerita di dalam naskahnya?Nordin masih mondar-mandir tepi pagar atap. “Apa kamu sudah ingat?”Dacia langsung tersenyum. “Tentu saja Nona Mimosa di dalam naskahku bukan bunuh diri. Dalam semua kasus detektif, biasanya korban hanya bisa mati karena pembunuhan.”“Jadi, apa kamu sudah memikirkan cara untuk memalsukan tempat kejadian perkara?”Dacia terdiam, lalu menundukkan matanya. Saat ini, alur naskah berhenti pada bagaimana kematian Mimosa tampak seperti bunuh diri dan bagaimana pelaku berhasil melarikan diri.Hanya saja, Dacia tidak menyangka bahwa Nordin tertarik dengan naskah seperti ini.Carly semakin bingung lagi. “Apa yang lagi kalian bahas? Naskah?”Nordin menatapnya.Dacia berbisik di samping Carly, “Aku akan jelaskan nanti.” Usai berbicara, Dacia berjalan ke sisi Nordin. “Apa kamu berdiri di atas atap untuk merasakan apa yang dialami korban?”“Bukan, pelaku.”Dacia tertegun sejenak. “Pe
Tahanan wanita lainnya juga merasa aneh. Mereka merasa Lidya sudah kehilangan kewarasannya saja.Beberapa tahanan menekan pundak Lidya. Lidya semakin tidak puas lagi dan melawan dengan semakin kuat. “Atas dasar apa kalian selalu mendapatkan keuntungan? Aku sudah mengorbankan putraku, tapi aku malah tidak mendapatkan apa pun! Silvia dan semua anggota Keluarga Tanzil! Aku kutuk kalian sial tujuh turunan!”Lidya dibawa pergi secara paksa.Para tahanan wanita di kantin mulai bergosip. Mereka semua merasa Lidya sudah kehilangan kewarasannya karena ditahan kelamaan.Pada saat ini, di akademi perfilman.Dengan dianugerahkan kehormatan kepada Daniel, itu berarti dia memiliki kedudukan di Negara Hyugana.Carly dan teman-teman lainnya sungguh gembira dengan apa yang diperoleh Dacia. “Eh, keluarga bangsawan, lho. Bukannya itu berarti Dacia akan menjadi anak bangsawan?”“Tentu saja. Kelak siapa juga yang berani menggosip Dacia dari belakang?”“Dacia, kamu jangan melupakan kami, ya.”Dacia tersenyu
Di depan meja rias, Chelsea sedang membantu Jessie untuk menyanggul rambutnya. Benn menerima undangan dari kerajaan. Chelsea sebagai pasangan Benn juga wajib menghadirinya. Apalagi acara ini adalah acara penobatan, siapa juga yang tidak ingin hadir. Acara penobatan ini bukan hanya acara penobatan pertama yang pernah dihadiri Chelsea, bahkan ini juga pertama kalinya Jessie menghadiri acara sesakral ini.“Selesai! Bagaimana hasil sanggulan Tante?” Chelsea mengambil cermin untuk becermin bagian belakang tubuh Jessie. Dari cermin yang dipegang Chelsea, Jessie bisa melihat rambutnya sendiri. Dia pun tersenyum. “Cantik sekali.”“Tentu saja.” Chelsea menurunkan cerminnya. “Aku cukup percaya diri dengan bakatku.”Setelah Jessie selesai merias wajah dan mengganti gaunnya, dia pun berjalan ke aula. Ketika di koridor, dia menghentikan salah seorang pelayan. “Di mana Jules?”Pelayan menunjukkan arah kepada Jessie dengan ramah.Jessie berjalan ke ruang istirahat Jules. Ketika melihat pintu tidak di
Setelah dipikir-pikir kembali, biasanya Jane selalu memamerkan betapa baik kekasihnya terhadapnya. Ternyata semua itu hanya demi memenuhi ego Jane saja.Terdengar suara sirene mobil polisi di luar sana. Polisi mencari kemari. Mereka berdua bergegas melepaskan ikatan Dacia, lalu menghancurkan kamera CCTV.Pada saat ini, tiba-tiba pintu kamar didobrak. Orang itu tidak lain adalah Jerremy.Ketika melihat Dacia masih berpakaian rapi dan tidak ada tanda-tanda untuk terluka, dia baru menghela napas lega.Kekasih Jane maju, lalu berkata dengan tersenyum, “Semua ini hanya salah paham. Kita tidak melakukan apa-apa terhadap istrimu ….”Belum sempat kekasih Jane menyelesaikan omongannya, wajahnya langsung ditinju. Dia spontan jatuh terpelanting ke belakang.Jerremy langsung memeluk Dacia, lalu menoleh untuk menunjuk si pria. “Alangkah bagusnya kalau semua itu hanya salah paham. Kalau tidak, kamu akan mati dengan mengenaskan.”Kebetulan pihak kepolisian juga datang. Entah apa yang dikatakan Jerrem
Dacia sedang bertaruh. Dia bertaruh apakah kekasih Jane dan dua pria ini bodoh atau tidak? Sesuai dugaan, kekasih Jane menatapnya. “Jangan-jangan kamu sengaja bawa dia ke vilaku? Kalau terjadi apa-apa, kamu akan jadikan aku sebagai kambing hitam?”Jane meminta dicarikan teman pria untuk menghadapi seorang wanita. Dia pun memperkenalkan kedua teman prianya kepada Jane. Hanya saja, saat mereka menculik Dacia kemari, dia mengira Dacia akan bungkam.Namun, siapa sangka identitas suami wanita ini tidaklah sederhana. Ditambah lagi dengan ucapan Dacia tadi, dia mesti berpikir dua kali. Bagaimanapun, dia tidak ingin masa depannya hancur hanya karena seorang wanita.“Bukan. Sayang, kamu dengar penjelasanku. Dia sengaja lagi takuti kamu. Dia nggak berani ….”“Kalau kamu bodoh, kamu jangan anggap semua orang itu juga sama bodohnya dengan kamu. Apa kamu merasa kekasihmu bersedia mempertaruhkan nasibnya demi kamu? Keuntungan apa yang bisa kamu datangkan untuk kekasihmu?”Usai berbicara, Dacia meli
Kekasih Jane tersenyum menyeringai. Dia memalingkan kepalanya, lalu berkata kepada kedua temannya, “Sudah dengar belum? Wanita ini hadiah dari kesayanganku buat kalian.”Jane menimpali, “Kalian harus main dengan seru, ya.”Sekarang hati kedua pria itu semakin menggebu-gebu. Mereka mendekati Dacia dengan motif jahat.Dacia berusaha untuk meronta, tetapi dia diikat dengan sangat ketat. Dacia menggertakkan giginya, lalu berusaha menenangkan dirinya untuk memikirkan cara.Saat mereka berdua hendak menyentuh Dacia, tiba-tiba Dacia tertawa. Jika dia ketakutan dan menangis, bisa jadi mereka berdua akan semakin bersemangat lagi. Suara tawa Dacia membuat mereka kebingungan.Jane memelototinya. “Kamu sudah jatuh ke tangan kami. Kamu malah tertawa?”“Apa kalian sentuh ponselku?”Kedua pria saling bertukar pandang, lalu melihat ke sisi Jane. Jane membalas dengan arogan, “Memangnya kenapa kalau aku sentuh ponselmu?”“Jangan-jangan kamu matikan ponselku?”“Sebenarnya kamu mau ngomong apa, sih!” Dac
Pada zaman sekarang ini, jarang ada orang yang tidak tergoda dengan kekayaan dan kekuasaan.Pada saat ini, Jane berdiri tidak jauh di sana. Ketika melihat hubungan Carly dan Dacia semakin dekat, dia pun merasa sangat tidak puas.Jelas-jelas sebelumnya Carly selalu menuruti apa kata Jane. Dia merasa tidak peduli apa yang dia perbuat, Carly tidak akan memutuskan hubungannya dengan Jane. Semua ini pasti gara-gara Dacia.Jane tidak akan membuat Dacia hidup tenang. Siang harinya, Dacia meninggalkan akademi. Tiba-tiba Jane memanggilnya, lalu berjalan menghampirinya dengan buru-buru, “Dacia, sudah terjadi sesuatu dengan Carly!”Kening Dacia berkerut. “Terjadi sesuatu?”Jane berkata dengan buru-buru, “Tadi aku pergi cari dia. Aku melihat dia sedang diganggu sama beberapa orang lelaki. Sekarang mereka ada di parkiran.”Dacia memang merasa curiga, tetapi berhubung masalah ini bersangkutan dengan keselamatan Carly, dia pun mengikuti langkah Jane ke area parkiran.Namun setibanya di area parkiran
Apalagi Perusahaan Teknologi Yarnis adalah perusahaan yang baru didirikan Jules. Dengan adanya dukungan dari pihak kerajaan, Perusahaan Teknologi Yarnis juga tidak perlu mencari mitra kerja sama lagi. Calon mitra kerja sama akan berbondong-bondong mencari mereka.Filbert merasa bingung. “Jadi ….”Jules meletakkan gelas teh. “Sekarang aku tidak buru-buru dalam mencari mitra kerja sama. Kita cukup fokus dalam mencari teknisi saja. Sisanya diundur dulu.”Filbert terbengong, tetapi dia terpaksa mengangguk. “Oke.”Pada saat ini, televisi, koran, majalah, dan media sosial sedang menyiarkan kabar Silvia sibuk mempersiapkan acara penobatannya.Para murid di akademi perfilman juga sedang membahas masalah kerajaan. Saat Dacia melewati koridor, beberapa murid pun sedang melihatnya sembari berbisik-bisik. “Sepertinya dia punya sedikit hubungan dengan keluarga kerajaan. Aku juga dengar kabar, Raja Willie mempersiapkan dua set surat wasiat sebelum dia meninggal. Seharusnya salah satunya milik dia.”
Jules merangkul Jessie di dalam dekapannya. “Apa benar kamu tidak takut?”Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kamu juga nggak pernah lukai aku.”Dagu Jules bersandar di atas kepala Jessie. Dia pun tersenyum. “Kamu sudah mempertaruhkan nyawamu demi menemaniku. Apa mungkin aku tega untuk melukaimu? Jessie, ada yang ingin aku tanyakan sama kamu. Waktu itu, saat mereka menculikku ke Area Andes, apa kamu tidak takut ketika mengikutiku?”Jessie mengangkat kepalanya untuk menatap Jules. Senyumannya sangat lebar. “Aku nggak takut. Karena aku tahu ayahku pasti akan datang untuk menyelamatkan kita. Lagi pula, kamu juga bakal lindungi aku.”Jules tertegun sejenak, lalu menurunkan kelopak mata untuk menatapnya. “Aku melindungimu? Jelas-jelas kamu yang melindungiku?”Jessie berkata dengan tersenyum, “Sebenarnya aku juga nggak tahu kenapa aku bisa mengambil risiko untuk mengikutimu. Tapi setahuku, aku nggak menyesal.”Jules memeluk Jessie dengan erat, lalu menempelkan bibir di atas kening Jessie.