Wah! Menakjubkan sekali!Kesan Wanda sebagai “korban” langsung runtuh. Beberapa hari lalu, ada beberapa di antara mereka mendengar keluh kesah Wanda ditindas dan dipukul oleh anak baru. Ternyata semua itu adalah akibat dari perbuatannya!Berhubung Wanda berani berbuat seperti itu, itu berarti cerita dirinya ditindas oleh anak baru juga hanyalah hasil karangannya?Wajah Wanda seketika berubah pucat. Dia melangkah mundur dengan terhuyung-huyung. Tatapan semua orang ketika melihat Wanda sangatlah tidak bersahabat, semuanya sedang menggosip dan menyindirnya.“Claire, kenapa … kenapa kamu!” jerit Wanda dengan histeris, lalu melanjutkan omongannya dengan terisak-isak, “Kenapa kamu memperlakukanku seperti ini?”“Jadi bagaimana dengan kamu?” Tatapan Claire terlihat sangat serius. “Kenapa kamu memperlakukanku seperti ini? Aku sudah berkali-kali melepaskanmu. Jadi, jangan salahkan aku.”“Bukankah aku sudah bilang, semua orang harus menanggung akibat dari perbuatannya. Kamu berani melakukannya, t
Claire berjalan maju untuk memeriksa senjata dan pelurunya. Setelah memastikan semuanya tidak ada masalah, mereka baru berjalan ke dalam ruang ujian.“Kenapa kita berjodoh sekali? Kita malah satu kelompok lagi.” Orang yang berada di samping Claire tak lain adalah Lona.Pembagian kelompok kali ini dilakukan secara undian, bukan berdasarkan pengalaman. Jadi, hanya bisa dikatakan bahwa mereka memang berjodoh.Claire tersenyum dengan tidak berdaya. “Sepertinya aku memang ditakdirkan untuk dipersulit.”Lona mendengus. “Kali ini, aku nggak akan kalah lagi.”Suara tembakan yang keras terdengar menusuk telinga. Peluru melayang kencang mengenai sasaran tembak.Instruktur mencatat hasil tembakan dari setiap peserta. Lona yang paling mahir dalam menembak sedang mengganti pelurunya. Kemudian, dia pun melakukan tembakan dengan sangat cepat.Lona telah mengikuti pelatihan di kamp selama dua tahun. Jadi, dia sangatlah familier dengan segala jenis senjata. Penampilan menonjolnya sesuai dengan dugaan
“Ada ular!” Hardy menerobos ke dalam kerumunan, berlari ke sisi Claire. Hanya saja, langkahnya dihalangi oleh instruktur. “Kalian semua tinggalkan tempat ini. Ujian dihentikan untuk sementara waktu!”“Pak, gimana kondisinya?” tanya Hardy dengan cemas.“Dia digigit ular. Sekarang dia harus segera diobati.”Digigit ular? Kenapa bisa ada ular di dalam kamp pelatihan?“Kakak iparku!” Yvonne berlari ke hadapan Claire. Saat ini, Hudson sedang mensterilkan bagian lukanya. “Cedera di tangannya sudah mulai membengkak. Racunnya harus segera dibuang.”“Maaf, Nona Claire, kamu tahan sebentar.” Hudson menggunakan pisau Claire tadi untuk menggores bagian yang digigit tadi, lalu menekan mengeluarkan racun ular tersebut. Kemudian, Hudson menggores bagian cedera lagi dan kembali menekannya.Proses ini terasa sangat menyakitkan bagi Claire. Wajahnya sudah kelihatan memucat dan air keringat tak berhenti bercucuran.“Cepat, bawa tandu kemari!” jerit Hudson terhadap Yvonne.“Oke, aku ambilkan dulu!” Yvon
Javier bergegas berlari menuju ke klinik. Tak disangka, dia akan bertemu dengan Cahya dan seorang tetua di dalam ruangan.Mengenai status lelaki tua itu, tentu saja Javier mengetahuinya. Dia juga mengerti kenapa Cahya bisa berada di sini. Sebab, hanya Keluarga Chaniago saja yang sanggup mengundang Profesor Quard.Profesor Quard adalah seorang spesialis senior yang meneliti serum anti racun di dunia pengobatan. Karakternya agak pendiam dan aneh. Dia bahkan tidak peduli dengan uang, reputasi, maupun kekuasaan. Dia bersedia untuk datang ke kamp pelatihan juga karena menerima panggilan dari Keluarga Chaniago.Cahya memalingkan kepalanya dengan perlahan menatap lelaki yang memasuki ruangan dengan tersenyum. “Kamu harus balas budi.”Javier membalas, “Aku mengerti, utang dulu.”Dokter di klinik kamp bisa merasa sangat terhormat lantaran bisa menjadi asisten dari Profesor Quard. Dia juga tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Semua prosedur pengobatan mengikuti perintah Profesor Quard.Qua
Yvonne berjalan ke depan jeruji besi sambil melihat Wanda yang terlihat ketakutan. “Orangnya sudah tertangkap. Dia sudah memberi tahu bahwa kamu yang telah menghasutnya. Apa kamu masih tidak mau mengaku?”Wanda terbengong, lalu menggeleng. “Aku nggak kenal sama dia. Aku benar-benar nggak kenal sama dia!”Kenapa bisa seperti ini? Wanda tidak melakukan hal seperti ini! Kenapa mereka semua tidak percaya dengan dirinya?Yvonne berpikir sesuatu. Dia juga merasa semuanya sangat disayangkan. “Sekarang lebih baik kamu berdoa semoga Claire baik-baik saja. Karena kamu telah membuat masalah serius kali ini. Asal kamu tahu, Claire adalah istrinya Tuan Javier.”Istrinya … Tuan Javier?Wanda terbengong di tempat. Ternyata Claire adalah istri dari Tuan Javier? Kenapa bisa seperti itu?Bagaimana dengan semua yang dia lakukan sebelumnya? Bukankah itu sama saja dengan menghancurkan masa depan sendiri? Hanya saja, Wanda benar-benar tidak menaruh ular!Yvonne menghela napas. “Sudahlah, kamu tinggal di si
Saat Claire hendak membangkitkan tubuhnya, Javier segera maju untuk memapahnya. Dia menunjukkan ekspresi kekhawatiran di wajahnya. “Claire, apa yang kamu rasakan saat ini?”Claire menatap Javier. Mungkin karena si lelaki tidak begitu tidur dalam dua hari ini, dia pun terlihat agak capek, bahkan tampak sedikit kumis di wajahnya. Meskipun Javier terlihat sangat berantakan, dia masih terlihat tampan.“Sudah baikan, aku nggak merasa ada yang nggak enak.” Claire mengalihkan tatapannya. Jujur saja, dia bagai sedang tidur saja. Tiba-tiba Claire kepikiran sesuatu, lalu bertanya, “Oh ya, bagaimana dengan hasil uji ….”“Sampai sekarang, kamu masih peduli dengan nilai ujian?” Javier mengerutkan keningnya. Dia menggunakan nada bicara bagai sedang mengomeli anak-anak saja. “Lebih penting nilai atau nyawamu?”“Sepertinya aku harus menghukum bagian ujian. Mereka bahkan tidak mempersiapkan rencana penanganan darurat.”Menyadari Javier berdiri, Claire mengulurkan tangannya menarik ujung lengan pakaian
Entah kenapa, Claire memiliki firasat bahwa Wanda telah difitnah. Orang yang memfitnah Wanda tak lain adalah orang yang memiliki dendam dengan dirinya dan juga Wanda ….Claire yang sedang melamun itu tidak menyadari ada yang berdiri di depan pintu. “Kak Claire.”Kali ini, Claire tersadar dari bengongnya. Dia menatap orang yang berada di depan pintu. Orang itu adalah Molly.Molly berjalan memasuki ruangan dengan gugup. Tangan kirinya menggenggam tangan kanannya. “Kak, syukur banget kamu bisa menyadarkan diri. Aku minta maaf atas masalah waktu itu. Aku tahu kamu nggak akan maafin aku. Tapi aku juga nggak berharap Kak Claire bisa memaafkanku. Aku hanya ingin menyampaikan permintaan maafku saja ….”“Aku tahu. Aku nggak memilih untuk memercayaimu, malah memercayai ucapan Wanda. Aku salah paham sama kamu. Sebenarnya aku juga mengira kamu nggak menganggapku sebagai temanmu. Semua ini salahku. Maaf, kamu pasti sangat kecewa sama aku?”Molly tidak memilih untuk berpihak dan memercayai Claire. D
“Apa yang kamu pikirkan?” Claire masih menunduk.Ekspresi Javier terlihat lembut. Dia pun tersenyum. “Aku berharap setelah kamu sadar nanti, aku akan langsung membawamu ke kantor catatan sipil untuk mendaftarkan pernikahan kita. Aku tidak peduli apa kamu berhasil mencapai permintaan Kakek atau tidak.”Javier tidak bisa menunggu lagi. Dia ingin Claire menjadi istri sahnya. Dia ingin namanya menjadi nama pasangan sahnya.Claire tidak menyangka Javier akan membahas masalah ini. Hanya saja, dia tahu Javier terus merawatnya selama dua hari ini. Javier sangat mencemaskannya. Seandainya mereka benar-benar menikah … sepertinya Claire bisa menerimanya.Hanya saja, tiba-tiba Claire kepikiran sesuatu, dia mendorong tubuh Javier dengan perlahan.Javier mengerutkan keningnya, lalu bertanya dengan kesal, “Apa kamu tidak bersedia?”“Aku nggak bilang aku nggak bersedia ….”“Jadi, kamu bersedia?” Javier kembali memeluk Claire dengan tersenyum lebar.Claire membalas, “Javier, aku sudah berjanji sama Kak
Benn mengerti apa maksud ucapan Jerremy. Dia mengangkat gelas anggur, lalu menyesapnya dengan perlahan dan bertanya, “Apa kamu mencurigainya?”Jerremy tersenyum. “Dia menerima pukulan di saat mengetahui kabar penobatan. Apa mungkin aku tidak curiga?”Lidya telah mengetahui kabar kekuasaan jatuh ke tangan anggota Keluarga Tanzil. Apa mungkin dia akan merasa rela?Seorang wanita yang sudah kehilangan akal sehatnya bisa melakukan apa pun. Meskipun dia memiliki kesempatan untuk keluar dari penjara dan menerima pengobatan, apa dia benar-benar sedang fokus dalam pengobatannya atau dia sedang menyusun rencana selanjutnya? Siapa juga yang mengetahuinya?Benn menghela napas ringan. “Jerry, aturan di Negara Hyugana memang seperti itu. Seandainya narapidana mengidap penyakit mental, dia akan dibebaskan dari masa hukumannya untuk menerima pengobatan.”“Aku mengerti.” Tatapan Jerremy semakin serius. “Jadi, apa pun ceritanya, aku tidak boleh membiarkannya memiliki kesempatan itu.”Di sisi lain, di r
Dacia tersadar dari lamunannya, lalu menggeleng. “Nggak.”“Seandainya ada masalah, kamu mesti beri tahu Ayah. Jangan sampai mencemaskan Ayah.” Usai berbicara, tiba-tiba Daniel kepikiran sesuatu. “Ada panggilan dari penjara.”Gerakan tangan Dacia berhenti. Dia segera mengangkat kepalanya.Daniel berkata, “Katanya ibumu mengalami tekanan mental yang berat dan menunjukkan perilaku ekstrem di dalam penjara. Dua hari lagi, dia akan keluar dari penjara untuk menjalani pemeriksaan terkait masalah kejiwaannya ….”Tiba-tiba Daniel menghentikan omongannya. Dacia pun merasa syok. “Apa maksudmu?”Daniel menurunkan kelopak matanya. “Maksudnya, kalau benar ada masalah dengan kejiwaan ibunya, dia tidak akan dikurung di penjara lagi.”“Kejadian kapan?”Daniel membalas, “Kejadiannya saat upacara penobatan.”Kening Dacia berkerut. Lidya menerima pukulan di penjara karena Silvia menerima kekuasaan yang tidak diperolehnya, ‘kan?Hukum pidana di Negara Hyugana memang memiliki satu pasal yang menyatakan bah
Tiba-tiba Dacia kepikiran dengan Jerremy yang ngambek semalam. Sepertinya dia telah mendengar kabar itu. Itulah sebabnya dia bisa bersikap kesal.Pada saat ini, seorang wanita mendekat. “Dacia, kamu dicari Pak Diago.”Dacia pergi ke kantor profesor. Sepertinya Diago sudah membaca naskah yang dikirim Dacia semalam. “Metode menyusun kasus ini sangat sempurna. Apa semua ini idemu?”Dacia berterus terang. “Sebenarnya semua ini ide Kak Nordin. Dia yang memberiku inspirasi.”“Ternyata begitu. Pantas saja aku merasa tidak asing dengan metode penulisan ini. Hanya saja, ide ini memang bagus. Dacia, ada tugas yang ingin aku serahkan kepadamu.”Dacia bertanya, “Tugas apa?”“Usahakan untuk bisa mendapat kesempatan mewawancarai Sutradara Lance. Anggap saja sebagai skripsimu.” Usai berbicara, Diago menyerahkan data kepadanya.Dacia mengambil data tersebut. “Aku akan berusaha.”Saat Dacia hendak pergi, terdengar suara Diago lagi. “Persyaratannya, kamu tidak boleh minta bantuan apa pun dari Nordin. K
Jerremy berjalan ke sisi meja, lalu bersandar di sana sembari melipat kedua tangannya. “Kamu tidak makan?”Tanpa mengangkat kepalanya sama sekali, Dacia berkata, “Sekarang aku masih belum lapar juga.”“Apa kamu sudah makan di luar?”“Emm, tadi sempat makan sedikit sama Carly.”Sepertinya Dacia sedang fokus dalam naskahnya. Dia tidak menyadari raut wajah Jerremy. Jerremy juga tidak mengatakan apa pun, langsung membalikkan tubuhnya dan meninggalkan tempat.Malam harinya, akhirnya Dacia berhasil menyusun metode kejahatan dengan jelas. Saat melihat jam di ponsel, waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Dia berjalan menuruni tangga, lalu membuka kulkas. Dia menyadari bahkan tidak tersisa sedikit pun sayuran sisa makan malam di dalam kulkas.Dacia merasa lapar hingga kehabisan tenaga. Pada akhirnya, dia hanya memasak mie saja. Sebenarnya Jerremy masih belum tidur. Dia berdiri di lantai atas mengintip gerak-gerik di bawah sana, lalu kembali ke kamar.Setelah Dacia selesai makan, dia pun
“Nona Mimosa ….” Dacia merasa familier dengan nama itu. Di atap? Bunuh diri? Bukannya itu cerita di dalam naskahnya?Nordin masih mondar-mandir tepi pagar atap. “Apa kamu sudah ingat?”Dacia langsung tersenyum. “Tentu saja Nona Mimosa di dalam naskahku bukan bunuh diri. Dalam semua kasus detektif, biasanya korban hanya bisa mati karena pembunuhan.”“Jadi, apa kamu sudah memikirkan cara untuk memalsukan tempat kejadian perkara?”Dacia terdiam, lalu menundukkan matanya. Saat ini, alur naskah berhenti pada bagaimana kematian Mimosa tampak seperti bunuh diri dan bagaimana pelaku berhasil melarikan diri.Hanya saja, Dacia tidak menyangka bahwa Nordin tertarik dengan naskah seperti ini.Carly semakin bingung lagi. “Apa yang lagi kalian bahas? Naskah?”Nordin menatapnya.Dacia berbisik di samping Carly, “Aku akan jelaskan nanti.” Usai berbicara, Dacia berjalan ke sisi Nordin. “Apa kamu berdiri di atas atap untuk merasakan apa yang dialami korban?”“Bukan, pelaku.”Dacia tertegun sejenak. “Pe
Tahanan wanita lainnya juga merasa aneh. Mereka merasa Lidya sudah kehilangan kewarasannya saja.Beberapa tahanan menekan pundak Lidya. Lidya semakin tidak puas lagi dan melawan dengan semakin kuat. “Atas dasar apa kalian selalu mendapatkan keuntungan? Aku sudah mengorbankan putraku, tapi aku malah tidak mendapatkan apa pun! Silvia dan semua anggota Keluarga Tanzil! Aku kutuk kalian sial tujuh turunan!”Lidya dibawa pergi secara paksa.Para tahanan wanita di kantin mulai bergosip. Mereka semua merasa Lidya sudah kehilangan kewarasannya karena ditahan kelamaan.Pada saat ini, di akademi perfilman.Dengan dianugerahkan kehormatan kepada Daniel, itu berarti dia memiliki kedudukan di Negara Hyugana.Carly dan teman-teman lainnya sungguh gembira dengan apa yang diperoleh Dacia. “Eh, keluarga bangsawan, lho. Bukannya itu berarti Dacia akan menjadi anak bangsawan?”“Tentu saja. Kelak siapa juga yang berani menggosip Dacia dari belakang?”“Dacia, kamu jangan melupakan kami, ya.”Dacia tersenyu
Di depan meja rias, Chelsea sedang membantu Jessie untuk menyanggul rambutnya. Benn menerima undangan dari kerajaan. Chelsea sebagai pasangan Benn juga wajib menghadirinya. Apalagi acara ini adalah acara penobatan, siapa juga yang tidak ingin hadir. Acara penobatan ini bukan hanya acara penobatan pertama yang pernah dihadiri Chelsea, bahkan ini juga pertama kalinya Jessie menghadiri acara sesakral ini.“Selesai! Bagaimana hasil sanggulan Tante?” Chelsea mengambil cermin untuk becermin bagian belakang tubuh Jessie. Dari cermin yang dipegang Chelsea, Jessie bisa melihat rambutnya sendiri. Dia pun tersenyum. “Cantik sekali.”“Tentu saja.” Chelsea menurunkan cerminnya. “Aku cukup percaya diri dengan bakatku.”Setelah Jessie selesai merias wajah dan mengganti gaunnya, dia pun berjalan ke aula. Ketika di koridor, dia menghentikan salah seorang pelayan. “Di mana Jules?”Pelayan menunjukkan arah kepada Jessie dengan ramah.Jessie berjalan ke ruang istirahat Jules. Ketika melihat pintu tidak di
Setelah dipikir-pikir kembali, biasanya Jane selalu memamerkan betapa baik kekasihnya terhadapnya. Ternyata semua itu hanya demi memenuhi ego Jane saja.Terdengar suara sirene mobil polisi di luar sana. Polisi mencari kemari. Mereka berdua bergegas melepaskan ikatan Dacia, lalu menghancurkan kamera CCTV.Pada saat ini, tiba-tiba pintu kamar didobrak. Orang itu tidak lain adalah Jerremy.Ketika melihat Dacia masih berpakaian rapi dan tidak ada tanda-tanda untuk terluka, dia baru menghela napas lega.Kekasih Jane maju, lalu berkata dengan tersenyum, “Semua ini hanya salah paham. Kita tidak melakukan apa-apa terhadap istrimu ….”Belum sempat kekasih Jane menyelesaikan omongannya, wajahnya langsung ditinju. Dia spontan jatuh terpelanting ke belakang.Jerremy langsung memeluk Dacia, lalu menoleh untuk menunjuk si pria. “Alangkah bagusnya kalau semua itu hanya salah paham. Kalau tidak, kamu akan mati dengan mengenaskan.”Kebetulan pihak kepolisian juga datang. Entah apa yang dikatakan Jerrem
Dacia sedang bertaruh. Dia bertaruh apakah kekasih Jane dan dua pria ini bodoh atau tidak? Sesuai dugaan, kekasih Jane menatapnya. “Jangan-jangan kamu sengaja bawa dia ke vilaku? Kalau terjadi apa-apa, kamu akan jadikan aku sebagai kambing hitam?”Jane meminta dicarikan teman pria untuk menghadapi seorang wanita. Dia pun memperkenalkan kedua teman prianya kepada Jane. Hanya saja, saat mereka menculik Dacia kemari, dia mengira Dacia akan bungkam.Namun, siapa sangka identitas suami wanita ini tidaklah sederhana. Ditambah lagi dengan ucapan Dacia tadi, dia mesti berpikir dua kali. Bagaimanapun, dia tidak ingin masa depannya hancur hanya karena seorang wanita.“Bukan. Sayang, kamu dengar penjelasanku. Dia sengaja lagi takuti kamu. Dia nggak berani ….”“Kalau kamu bodoh, kamu jangan anggap semua orang itu juga sama bodohnya dengan kamu. Apa kamu merasa kekasihmu bersedia mempertaruhkan nasibnya demi kamu? Keuntungan apa yang bisa kamu datangkan untuk kekasihmu?”Usai berbicara, Dacia meli