“Apa yang kamu pikirkan?” Claire masih menunduk.Ekspresi Javier terlihat lembut. Dia pun tersenyum. “Aku berharap setelah kamu sadar nanti, aku akan langsung membawamu ke kantor catatan sipil untuk mendaftarkan pernikahan kita. Aku tidak peduli apa kamu berhasil mencapai permintaan Kakek atau tidak.”Javier tidak bisa menunggu lagi. Dia ingin Claire menjadi istri sahnya. Dia ingin namanya menjadi nama pasangan sahnya.Claire tidak menyangka Javier akan membahas masalah ini. Hanya saja, dia tahu Javier terus merawatnya selama dua hari ini. Javier sangat mencemaskannya. Seandainya mereka benar-benar menikah … sepertinya Claire bisa menerimanya.Hanya saja, tiba-tiba Claire kepikiran sesuatu, dia mendorong tubuh Javier dengan perlahan.Javier mengerutkan keningnya, lalu bertanya dengan kesal, “Apa kamu tidak bersedia?”“Aku nggak bilang aku nggak bersedia ….”“Jadi, kamu bersedia?” Javier kembali memeluk Claire dengan tersenyum lebar.Claire membalas, “Javier, aku sudah berjanji sama Kak
Setelah mendengar cerita Javier mengenai masa lalu Keluarga Fernando, Claire spontan merasa takjub. Sepertinya dia telah mengetahui sesuatu.Javier menggendong Claire, lalu memangkunya di atas paha. “Claire, sekarang aku juga berterus terang kepadamu. Jadi, kamu tahu kan kenapa Kakek membiarkan Rosy berada di sisinya dan begitu menyukainya? Semua itu karena kakekku ingin membalas budi kepada kakek dan nenek Rosy.”Claire menggigit bibir bawahnya dan tidak berbicara.Javier menggenggam tangan Claire, meletakkannya di depan jantung yang berdebar kencang. “Aku berjanji selama ada aku, aku tidak akan membiarkanmu hidup sengsara. Tak peduli orang itu adalah Kakek, Rosy, atau orang lain, aku pasti akan melawan mereka. Aku bahkan rela untuk mengorbankan nyawaku. Kalau aku tidak melakukannya atau aku telah mengecewakanku, aku akan dikutuk mati.”Claire menatap Javier yang sedang menyebutkan sumpah serapahnya. Dia spontan berkata, “Dewa di neraka juga nggak ingin menampung nyawamu.”Javier meng
Angin sepoi-sepoi berembus. Ucapan Claire bagai bergema di udara.Saat ini, ekspresi wajah Rosy terlihat kaku. Wanita memiliki insting yang tajam. Dia dapat mendengar maksud dari ucapan Claire.Maksud Claire sudah sangat jelas, dia tidak akan melepaskan Javier.Apa wanita jalang ini sedang mengumumkan statusnya?“Nona Rosy, raut wajahmu kelihatan nggak bagus. Apa kamu baik-baik saja?” Claire berlagak tidak mengetahui apa-apa.Saat ini Rosy pun tersenyum lebar. “Berhubung Nona Claire sangat menghargai hubunganmu dengan Javier, aku berharap Nona Claire bisa menggenggam erat kesempatan ini.”“Nona Rosy tenang saja. Aku nggak bakal kasih kesempatan kepada wanita lain.”Wanita lain itu termasuk … Rosy.Claire berjalan meninggalkan sisi Rosy. Entah kenapa dia merasa sangat gembira ketika melihat ekspresi jeleknya.Wanita jalang ini memang beruntung. Padahal sudah digigit ular berbisa, dia malah masih bernyawa. Pantas saja Wanda yang tidak berguna itu kalah di tangannya. Apa Claire mengira an
Ternyata si Cantik tidak menerima Hardy karena dia adalah milik Tuan Javier. Mereka bahkan telah memiliki momongan. Rupanya Hardy telat!Di pasar gelap.Seorang wanita rambut merah dengan berpakaian stoking jaring-jaring memeluk seorang lelaki berjalan keluar pusat pemandian. Setelah mengantar si lelaki ke mobil, dia pun berkata dengan manja, “Kak, jangan lupa kunjungi aku lagi, ya. Aku akan merindukanmu ….”Si wanita berambut merah berjalan ke dalam ruangan. Namun, tampak seorang wanita bertopeng bersama dua orang lelaki sedang berjalan ke sisinya.Dia melirik wanita bertopeng sekilas, lalu menyindir, “Maaf, kami nggak melayani tamu wanita. Tapi dua abang di belakangmu boleh.”Si wanita bertopeng menatap lelaki di belakangnya. Si lelaki mengeluarkan uang tunai yang tebal, lalu menaruhnya ke atas tangan si wanita berambut merah. “Apa di sini ada wanita yang bernama Kayla?” Wanita berambut merah menghitung uang dengan kegirangan. Totalnya 200 juta! Hampir setara dengan gaji setengah ta
Claire mengemas barang bawaannya, lalu meninggalkan kamp pelatihan. Saat ini, mobil Javier telah menunggu di depan gerbang.Yvonne pergi mengantar kepergian Claire. Dia menarik tangan Claire sambil berkata, “Kak Claire, nanti di saat aku lagi liburan, apa aku boleh mencarimu?”Claire tersenyum. “Tentu saja boleh. Aku menyambut kedatanganmu kapan saja.”Saat meninggalkan kamp pelatihan, Claire melirik lapangan yang luas itu sekilas, baru memasuki mobil.Javier menyadari Claire terus menatap ke luar jendela. Dia mengusap rambut halus Claire, lalu bertanya, “Tidak rela?”Claire spontan memalingkan kepalanya untuk melihat Javier. “Javier, bisa nggak bantu aku satu hal?”Javier tertegun sejenak. Ini adalah pertama kalinya Claire meminta bantuannya. “Emm, hal apa?”“Kemampuan Lona sangatlah hebat. Apalagi, dia meminta untuk menghapus nilainya demi aku. Jadi, apa mungkin ….”“Kamu ingin aku mempromosikan dia?”Javier menyipitkan matanya. Wanita ini selalu memikirkan orang lain. Apa dia lupa w
Claire terdiam.Ayah angkat?Kedua bocah cilik ini memang pintar menjilat.Javier berjalan ke hadapan Paman Herman. Herman mengangguk sedikit kepalanya. “Tuan, Pak Berwin sudah menunggu berjam-jam di ruang baca.”“Emm.” Javier mengangguk, lalu membalas, “Kamu bawa anak-anak main di atas dulu.”Claire membangkitkan tubuhnya menyuruh anak-anak untuk bermain dulu. Javier menggandeng tangannya membawanya masuk ke vila.Kemudian, mereka berdua masuk ke ruang baca. Selain Berwin, tampak ada Rosy di dalam ruang baca.Setelah Berwin duduk di depan meja bacanya, entah kenapa ekspresinya ketika melihat Claire tiba-tiba menjadi dingin.“Kakek, Claire sudah menyelesaikan ujiannya dan mendapat nilai di atas permintaanmu. Jadi, masalah pernikahanku dengan ….”“Pokoknya aku tidak setuju dengan masalah pernikahan kalian!”Kali ini ekspresi Javier menjadi dingin. “Kenapa kamu memungkiri janjimu?”“Iya, aku memungkiri janjiku! Pokoknya kamu tidak boleh bersama wanita ini!” Tiba-tiba sikap Berwin terhada
Rosy sungguh terkejut. Beraninya Claire melawan Kakek Berwin?Heh! Sepertinya riwayatnya telah berakhir! Malah berani memancing emosi Kakek Berwin!“Kamu ….” Raut wajah Berwin semakin muram lagi. Emosinya pun membara. “Kalian semua pergi dari sini! Sekarang!”Javier menggenggam pergelangan tangan Claire, lalu membalikkan tubuhnya dan berkata dengan sinis, “Seumur hidupku, aku hanya akan menikahi Claire saja.”Berwin melihat Javier membawa Claire meninggalkan ruangan. Tiba-tiba dia teringat dengan putranya, Steven, juga bersikap setegas ini ketika ingin menikahi Prisca. Tatapannya seketika semakin muram lagi.Waktu itu Steven bersikeras ingin menikahi Prisca. Meski Berwin tidak puas dengan menantunya, pada akhirnya dia juga menyetujui pernikahan mereka.Namun kondisi mereka berbeda dengan kondisi Javier dan Claire. Meski Claire bermarga Adhitama, tetap mengalir darah Keluarga Gufree di dalam tubuhnya! Cepat atau lambat, Javier pasti akan dicelakai oleh wanita itu!Hati Rosy terasa lara.
Vila Blue Canyon, vila di kawasan elite.Claire memandang ke luar jendela. Di kedua sisi jalan ditanami sederetan pohon kapuk yang berbunga merah menambahkan sentuhan keindahan pada bangunan-bangunan di dalam kompleks.Kawasan elite di ibu kota ini dikelilingi oleh pegunungan dan dekat dengan tepi pantai. Lingkungan di sini terasa nyaman dan akses transportasi juga sangat efisien. Banyak pengusaha kaya bahkan selebriti dari dunia hiburan memilih untuk membeli rumah di kawasan ini.Claire terlihat agak kaget. “Javier, kenapa kamu bawa aku ke sini?”Javier tidak menjawab. Mobil perlahan berhenti di depan sebuah vila dengan luas 350 meter persegi. Terdapat banyak tanaman hijau di dalam taman. Selain itu, terdapat kolam yang sangat jernih dan juga jalan batu kerikil. Di ujung sana terdapat sebuah paviliun tempat untuk berteduh.Vila dua lantai berwarna krim dirancang dengan sederhana, tetapi memancarkan nuansa elegan dan mewah.Claire dan Javier berjalan menuruni mobil. Dia kembali menatap
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me