Claire mengemas barang bawaannya, lalu meninggalkan kamp pelatihan. Saat ini, mobil Javier telah menunggu di depan gerbang.Yvonne pergi mengantar kepergian Claire. Dia menarik tangan Claire sambil berkata, “Kak Claire, nanti di saat aku lagi liburan, apa aku boleh mencarimu?”Claire tersenyum. “Tentu saja boleh. Aku menyambut kedatanganmu kapan saja.”Saat meninggalkan kamp pelatihan, Claire melirik lapangan yang luas itu sekilas, baru memasuki mobil.Javier menyadari Claire terus menatap ke luar jendela. Dia mengusap rambut halus Claire, lalu bertanya, “Tidak rela?”Claire spontan memalingkan kepalanya untuk melihat Javier. “Javier, bisa nggak bantu aku satu hal?”Javier tertegun sejenak. Ini adalah pertama kalinya Claire meminta bantuannya. “Emm, hal apa?”“Kemampuan Lona sangatlah hebat. Apalagi, dia meminta untuk menghapus nilainya demi aku. Jadi, apa mungkin ….”“Kamu ingin aku mempromosikan dia?”Javier menyipitkan matanya. Wanita ini selalu memikirkan orang lain. Apa dia lupa w
Claire terdiam.Ayah angkat?Kedua bocah cilik ini memang pintar menjilat.Javier berjalan ke hadapan Paman Herman. Herman mengangguk sedikit kepalanya. “Tuan, Pak Berwin sudah menunggu berjam-jam di ruang baca.”“Emm.” Javier mengangguk, lalu membalas, “Kamu bawa anak-anak main di atas dulu.”Claire membangkitkan tubuhnya menyuruh anak-anak untuk bermain dulu. Javier menggandeng tangannya membawanya masuk ke vila.Kemudian, mereka berdua masuk ke ruang baca. Selain Berwin, tampak ada Rosy di dalam ruang baca.Setelah Berwin duduk di depan meja bacanya, entah kenapa ekspresinya ketika melihat Claire tiba-tiba menjadi dingin.“Kakek, Claire sudah menyelesaikan ujiannya dan mendapat nilai di atas permintaanmu. Jadi, masalah pernikahanku dengan ….”“Pokoknya aku tidak setuju dengan masalah pernikahan kalian!”Kali ini ekspresi Javier menjadi dingin. “Kenapa kamu memungkiri janjimu?”“Iya, aku memungkiri janjiku! Pokoknya kamu tidak boleh bersama wanita ini!” Tiba-tiba sikap Berwin terhada
Rosy sungguh terkejut. Beraninya Claire melawan Kakek Berwin?Heh! Sepertinya riwayatnya telah berakhir! Malah berani memancing emosi Kakek Berwin!“Kamu ….” Raut wajah Berwin semakin muram lagi. Emosinya pun membara. “Kalian semua pergi dari sini! Sekarang!”Javier menggenggam pergelangan tangan Claire, lalu membalikkan tubuhnya dan berkata dengan sinis, “Seumur hidupku, aku hanya akan menikahi Claire saja.”Berwin melihat Javier membawa Claire meninggalkan ruangan. Tiba-tiba dia teringat dengan putranya, Steven, juga bersikap setegas ini ketika ingin menikahi Prisca. Tatapannya seketika semakin muram lagi.Waktu itu Steven bersikeras ingin menikahi Prisca. Meski Berwin tidak puas dengan menantunya, pada akhirnya dia juga menyetujui pernikahan mereka.Namun kondisi mereka berbeda dengan kondisi Javier dan Claire. Meski Claire bermarga Adhitama, tetap mengalir darah Keluarga Gufree di dalam tubuhnya! Cepat atau lambat, Javier pasti akan dicelakai oleh wanita itu!Hati Rosy terasa lara.
Vila Blue Canyon, vila di kawasan elite.Claire memandang ke luar jendela. Di kedua sisi jalan ditanami sederetan pohon kapuk yang berbunga merah menambahkan sentuhan keindahan pada bangunan-bangunan di dalam kompleks.Kawasan elite di ibu kota ini dikelilingi oleh pegunungan dan dekat dengan tepi pantai. Lingkungan di sini terasa nyaman dan akses transportasi juga sangat efisien. Banyak pengusaha kaya bahkan selebriti dari dunia hiburan memilih untuk membeli rumah di kawasan ini.Claire terlihat agak kaget. “Javier, kenapa kamu bawa aku ke sini?”Javier tidak menjawab. Mobil perlahan berhenti di depan sebuah vila dengan luas 350 meter persegi. Terdapat banyak tanaman hijau di dalam taman. Selain itu, terdapat kolam yang sangat jernih dan juga jalan batu kerikil. Di ujung sana terdapat sebuah paviliun tempat untuk berteduh.Vila dua lantai berwarna krim dirancang dengan sederhana, tetapi memancarkan nuansa elegan dan mewah.Claire dan Javier berjalan menuruni mobil. Dia kembali menatap
Javier membalikkan kepalanya untuk melihat Claire dan dia pun tertegun.Saat ini Claire sedang mengenakan kemeja putihnya. Kemejanya kebetulan menutupi bagian pahanya. Rambut Claire digerai ke belakang. Lengan pakaian yang panjang menutupi semua tangannya. Bagian kerah sedikit terbuka. Penampilan Claire sekarang sungguh memesona.Apa kata Javier? Wanita ini memang adalah siluman penggoda! Tak disangka, tidak menyediakan pakaian untuk Claire adalah cobaan untuk dirinya sendiri!“Javier, sudah siap belum? Aku lapar.” Claire melipat lengan pakaiannya ke atas sambil berjalan ke depan meja makan, lalu menuangkan segelas air.Javier berdecak, lalu mengecilkan kompor. Setelah berjalan ke belakang Claire, Javier pun memasukkan Claire ke dalam pelukannya. “Lapar lagi?”Tangan Claire yang memegang gelas pun gemetar.Hingga suara keroncongan terdengar dari perut Claire, Javier pun tersenyum sambil mengusap kepalanya. “Aku hanya sedang bercanda. Makanannya sudah siap.”Javier menyuguhkan makan mal
“Berhubung Javier bersikeras ingin bersamamu, aku juga berharap kamu jangan tinggalkan Javier dalam kondisi apa pun.”Claire terdiam sejenak. Kenapa seolah-olah Paman Steven sedang menyerahkan sisa hidup putranya kepada dirinya?Kali ini, Claire pun tersenyum. “Paman tenang saja. Aku ….” Kemudian, Claire melihat Javier yang duduk dengan “patuh” di sana, lalu melanjutkan, “Nggak akan tinggalin dia.”Javier mengerutkan keningnya. Apa Ayah sedang mencemaskan hubungannya dengan Claire? Sepertinya Javier harus memperlakukan ayahnya dengan lebih baik lagi.Steven membalas dengan puas, “Bagus, bagus, kamu serahkan saja masalah kakek kalian kepadaku. Anak muda lewati hari kalian dengan bahagia saja. Aku percaya suatu hari nanti kakek kalian pasti akan menerimamu.”Setelah panggilan diakhiri, Claire mengembalikan ponsel kepada Javier.Javier menyipitkan matanya, lalu menarik Claire ke dalam pangkuannya. “Sudah dengar belum? Ayah berpesan untuk tidak boleh meninggalkanku.”Claire mengerutkan ken
Akhirnya Claire paham kenapa ketiga bocah cilik merasa ibu mereka sangat miskin! Jika dibandingkan dengan Javier, Claire memang tergolong miskin!Ponsel Javier berdering. Dia mengeluarkan ponselnya, lalu melihat tampilan di atas layar. Itu adalah panggilan dari kakek.Javier langsung mengangkatnya, “Ada urusan apa?”Entah apa yang dikatakan kakek, raut wajah Javier malah berubah muram. Dia pun mendengus dingin. “Sekarang kamu malah ingin ikut campur dengan masalah orang sekitarku? Di mana Roger?”Terdengar suara Berwin dari ujung telepon. “Aku mengutus Roger untuk melakukan inspeksi di luar kota. Kenapa? Dengan kemampuan Rosy, apa mungkin dia tidak bisa menggantikan posisinya?”Ketika Claire mendengar ucapan itu, raut wajahnya juga berubah muram.Berwin memutasi Roger ke luar kota, lalu mengatur Rosy untuk menggantikan posisi Roger. Sepertinya Berwin ingin memberi kesempatan kepada Rosy. Wajar jika hati Claire terasa tidak nyaman.“Grup Angkasa bukanlah Hunter. Kamu tidak berhak untuk
Liliana duduk di sofa sambil menatap Claire. “Duduklah, kamu ingin bertanya mengenai masalah ibumu, ‘kan?”Setelah mendapat izin, Claire duduk di hadapannya. Dia memang ingin mengetahui masalah ibunya, jadi dia pun mengangguk.“Vina adalah adik kandungku. Wajahmu sungguh mirip sama dia.” Liliana pun tersenyum menyindir. Seandainya dia lebih dulu bertemu dengan Claire, dia mungkin tidak akan percaya dengan omongan Kayla. Dia bahkan mengira Claire memang adalah orang yang seperti dikatakan Kayla.Ketika kepikiran sesuatu, Liliana pun bertanya, “Apa ibumu tidak beri tahu kamu kenapa dia bisa pergi ke Negara Makronesia?”Claire menggeleng.Menyadari Claire tidak mengetahui apa-apa, Liliana pun merasa agak aneh. “Dia bahkan tidak beri tahu kamu. Jujur saja, kalau bukan karena gelang yang dipakai Kayla waktu itu, aku sungguh tidak percaya dia pernah tinggal di Negara Makronesia.”“Jadi, kamu juga nggak tahu?” Claire terbengong. Bahkan, Liliana juga tidak mengetahui alasan ibunya datang jauh-
Benn mengerti apa maksud ucapan Jerremy. Dia mengangkat gelas anggur, lalu menyesapnya dengan perlahan dan bertanya, “Apa kamu mencurigainya?”Jerremy tersenyum. “Dia menerima pukulan di saat mengetahui kabar penobatan. Apa mungkin aku tidak curiga?”Lidya telah mengetahui kabar kekuasaan jatuh ke tangan anggota Keluarga Tanzil. Apa mungkin dia akan merasa rela?Seorang wanita yang sudah kehilangan akal sehatnya bisa melakukan apa pun. Meskipun dia memiliki kesempatan untuk keluar dari penjara dan menerima pengobatan, apa dia benar-benar sedang fokus dalam pengobatannya atau dia sedang menyusun rencana selanjutnya? Siapa juga yang mengetahuinya?Benn menghela napas ringan. “Jerry, aturan di Negara Hyugana memang seperti itu. Seandainya narapidana mengidap penyakit mental, dia akan dibebaskan dari masa hukumannya untuk menerima pengobatan.”“Aku mengerti.” Tatapan Jerremy semakin serius. “Jadi, apa pun ceritanya, aku tidak boleh membiarkannya memiliki kesempatan itu.”Di sisi lain, di r
Dacia tersadar dari lamunannya, lalu menggeleng. “Nggak.”“Seandainya ada masalah, kamu mesti beri tahu Ayah. Jangan sampai mencemaskan Ayah.” Usai berbicara, tiba-tiba Daniel kepikiran sesuatu. “Ada panggilan dari penjara.”Gerakan tangan Dacia berhenti. Dia segera mengangkat kepalanya.Daniel berkata, “Katanya ibumu mengalami tekanan mental yang berat dan menunjukkan perilaku ekstrem di dalam penjara. Dua hari lagi, dia akan keluar dari penjara untuk menjalani pemeriksaan terkait masalah kejiwaannya ….”Tiba-tiba Daniel menghentikan omongannya. Dacia pun merasa syok. “Apa maksudmu?”Daniel menurunkan kelopak matanya. “Maksudnya, kalau benar ada masalah dengan kejiwaan ibunya, dia tidak akan dikurung di penjara lagi.”“Kejadian kapan?”Daniel membalas, “Kejadiannya saat upacara penobatan.”Kening Dacia berkerut. Lidya menerima pukulan di penjara karena Silvia menerima kekuasaan yang tidak diperolehnya, ‘kan?Hukum pidana di Negara Hyugana memang memiliki satu pasal yang menyatakan bah
Tiba-tiba Dacia kepikiran dengan Jerremy yang ngambek semalam. Sepertinya dia telah mendengar kabar itu. Itulah sebabnya dia bisa bersikap kesal.Pada saat ini, seorang wanita mendekat. “Dacia, kamu dicari Pak Diago.”Dacia pergi ke kantor profesor. Sepertinya Diago sudah membaca naskah yang dikirim Dacia semalam. “Metode menyusun kasus ini sangat sempurna. Apa semua ini idemu?”Dacia berterus terang. “Sebenarnya semua ini ide Kak Nordin. Dia yang memberiku inspirasi.”“Ternyata begitu. Pantas saja aku merasa tidak asing dengan metode penulisan ini. Hanya saja, ide ini memang bagus. Dacia, ada tugas yang ingin aku serahkan kepadamu.”Dacia bertanya, “Tugas apa?”“Usahakan untuk bisa mendapat kesempatan mewawancarai Sutradara Lance. Anggap saja sebagai skripsimu.” Usai berbicara, Diago menyerahkan data kepadanya.Dacia mengambil data tersebut. “Aku akan berusaha.”Saat Dacia hendak pergi, terdengar suara Diago lagi. “Persyaratannya, kamu tidak boleh minta bantuan apa pun dari Nordin. K
Jerremy berjalan ke sisi meja, lalu bersandar di sana sembari melipat kedua tangannya. “Kamu tidak makan?”Tanpa mengangkat kepalanya sama sekali, Dacia berkata, “Sekarang aku masih belum lapar juga.”“Apa kamu sudah makan di luar?”“Emm, tadi sempat makan sedikit sama Carly.”Sepertinya Dacia sedang fokus dalam naskahnya. Dia tidak menyadari raut wajah Jerremy. Jerremy juga tidak mengatakan apa pun, langsung membalikkan tubuhnya dan meninggalkan tempat.Malam harinya, akhirnya Dacia berhasil menyusun metode kejahatan dengan jelas. Saat melihat jam di ponsel, waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Dia berjalan menuruni tangga, lalu membuka kulkas. Dia menyadari bahkan tidak tersisa sedikit pun sayuran sisa makan malam di dalam kulkas.Dacia merasa lapar hingga kehabisan tenaga. Pada akhirnya, dia hanya memasak mie saja. Sebenarnya Jerremy masih belum tidur. Dia berdiri di lantai atas mengintip gerak-gerik di bawah sana, lalu kembali ke kamar.Setelah Dacia selesai makan, dia pun
“Nona Mimosa ….” Dacia merasa familier dengan nama itu. Di atap? Bunuh diri? Bukannya itu cerita di dalam naskahnya?Nordin masih mondar-mandir tepi pagar atap. “Apa kamu sudah ingat?”Dacia langsung tersenyum. “Tentu saja Nona Mimosa di dalam naskahku bukan bunuh diri. Dalam semua kasus detektif, biasanya korban hanya bisa mati karena pembunuhan.”“Jadi, apa kamu sudah memikirkan cara untuk memalsukan tempat kejadian perkara?”Dacia terdiam, lalu menundukkan matanya. Saat ini, alur naskah berhenti pada bagaimana kematian Mimosa tampak seperti bunuh diri dan bagaimana pelaku berhasil melarikan diri.Hanya saja, Dacia tidak menyangka bahwa Nordin tertarik dengan naskah seperti ini.Carly semakin bingung lagi. “Apa yang lagi kalian bahas? Naskah?”Nordin menatapnya.Dacia berbisik di samping Carly, “Aku akan jelaskan nanti.” Usai berbicara, Dacia berjalan ke sisi Nordin. “Apa kamu berdiri di atas atap untuk merasakan apa yang dialami korban?”“Bukan, pelaku.”Dacia tertegun sejenak. “Pe
Tahanan wanita lainnya juga merasa aneh. Mereka merasa Lidya sudah kehilangan kewarasannya saja.Beberapa tahanan menekan pundak Lidya. Lidya semakin tidak puas lagi dan melawan dengan semakin kuat. “Atas dasar apa kalian selalu mendapatkan keuntungan? Aku sudah mengorbankan putraku, tapi aku malah tidak mendapatkan apa pun! Silvia dan semua anggota Keluarga Tanzil! Aku kutuk kalian sial tujuh turunan!”Lidya dibawa pergi secara paksa.Para tahanan wanita di kantin mulai bergosip. Mereka semua merasa Lidya sudah kehilangan kewarasannya karena ditahan kelamaan.Pada saat ini, di akademi perfilman.Dengan dianugerahkan kehormatan kepada Daniel, itu berarti dia memiliki kedudukan di Negara Hyugana.Carly dan teman-teman lainnya sungguh gembira dengan apa yang diperoleh Dacia. “Eh, keluarga bangsawan, lho. Bukannya itu berarti Dacia akan menjadi anak bangsawan?”“Tentu saja. Kelak siapa juga yang berani menggosip Dacia dari belakang?”“Dacia, kamu jangan melupakan kami, ya.”Dacia tersenyu
Di depan meja rias, Chelsea sedang membantu Jessie untuk menyanggul rambutnya. Benn menerima undangan dari kerajaan. Chelsea sebagai pasangan Benn juga wajib menghadirinya. Apalagi acara ini adalah acara penobatan, siapa juga yang tidak ingin hadir. Acara penobatan ini bukan hanya acara penobatan pertama yang pernah dihadiri Chelsea, bahkan ini juga pertama kalinya Jessie menghadiri acara sesakral ini.“Selesai! Bagaimana hasil sanggulan Tante?” Chelsea mengambil cermin untuk becermin bagian belakang tubuh Jessie. Dari cermin yang dipegang Chelsea, Jessie bisa melihat rambutnya sendiri. Dia pun tersenyum. “Cantik sekali.”“Tentu saja.” Chelsea menurunkan cerminnya. “Aku cukup percaya diri dengan bakatku.”Setelah Jessie selesai merias wajah dan mengganti gaunnya, dia pun berjalan ke aula. Ketika di koridor, dia menghentikan salah seorang pelayan. “Di mana Jules?”Pelayan menunjukkan arah kepada Jessie dengan ramah.Jessie berjalan ke ruang istirahat Jules. Ketika melihat pintu tidak di
Setelah dipikir-pikir kembali, biasanya Jane selalu memamerkan betapa baik kekasihnya terhadapnya. Ternyata semua itu hanya demi memenuhi ego Jane saja.Terdengar suara sirene mobil polisi di luar sana. Polisi mencari kemari. Mereka berdua bergegas melepaskan ikatan Dacia, lalu menghancurkan kamera CCTV.Pada saat ini, tiba-tiba pintu kamar didobrak. Orang itu tidak lain adalah Jerremy.Ketika melihat Dacia masih berpakaian rapi dan tidak ada tanda-tanda untuk terluka, dia baru menghela napas lega.Kekasih Jane maju, lalu berkata dengan tersenyum, “Semua ini hanya salah paham. Kita tidak melakukan apa-apa terhadap istrimu ….”Belum sempat kekasih Jane menyelesaikan omongannya, wajahnya langsung ditinju. Dia spontan jatuh terpelanting ke belakang.Jerremy langsung memeluk Dacia, lalu menoleh untuk menunjuk si pria. “Alangkah bagusnya kalau semua itu hanya salah paham. Kalau tidak, kamu akan mati dengan mengenaskan.”Kebetulan pihak kepolisian juga datang. Entah apa yang dikatakan Jerrem
Dacia sedang bertaruh. Dia bertaruh apakah kekasih Jane dan dua pria ini bodoh atau tidak? Sesuai dugaan, kekasih Jane menatapnya. “Jangan-jangan kamu sengaja bawa dia ke vilaku? Kalau terjadi apa-apa, kamu akan jadikan aku sebagai kambing hitam?”Jane meminta dicarikan teman pria untuk menghadapi seorang wanita. Dia pun memperkenalkan kedua teman prianya kepada Jane. Hanya saja, saat mereka menculik Dacia kemari, dia mengira Dacia akan bungkam.Namun, siapa sangka identitas suami wanita ini tidaklah sederhana. Ditambah lagi dengan ucapan Dacia tadi, dia mesti berpikir dua kali. Bagaimanapun, dia tidak ingin masa depannya hancur hanya karena seorang wanita.“Bukan. Sayang, kamu dengar penjelasanku. Dia sengaja lagi takuti kamu. Dia nggak berani ….”“Kalau kamu bodoh, kamu jangan anggap semua orang itu juga sama bodohnya dengan kamu. Apa kamu merasa kekasihmu bersedia mempertaruhkan nasibnya demi kamu? Keuntungan apa yang bisa kamu datangkan untuk kekasihmu?”Usai berbicara, Dacia meli