Claire berjalan maju untuk memeriksa senjata dan pelurunya. Setelah memastikan semuanya tidak ada masalah, mereka baru berjalan ke dalam ruang ujian.“Kenapa kita berjodoh sekali? Kita malah satu kelompok lagi.” Orang yang berada di samping Claire tak lain adalah Lona.Pembagian kelompok kali ini dilakukan secara undian, bukan berdasarkan pengalaman. Jadi, hanya bisa dikatakan bahwa mereka memang berjodoh.Claire tersenyum dengan tidak berdaya. “Sepertinya aku memang ditakdirkan untuk dipersulit.”Lona mendengus. “Kali ini, aku nggak akan kalah lagi.”Suara tembakan yang keras terdengar menusuk telinga. Peluru melayang kencang mengenai sasaran tembak.Instruktur mencatat hasil tembakan dari setiap peserta. Lona yang paling mahir dalam menembak sedang mengganti pelurunya. Kemudian, dia pun melakukan tembakan dengan sangat cepat.Lona telah mengikuti pelatihan di kamp selama dua tahun. Jadi, dia sangatlah familier dengan segala jenis senjata. Penampilan menonjolnya sesuai dengan dugaan
“Ada ular!” Hardy menerobos ke dalam kerumunan, berlari ke sisi Claire. Hanya saja, langkahnya dihalangi oleh instruktur. “Kalian semua tinggalkan tempat ini. Ujian dihentikan untuk sementara waktu!”“Pak, gimana kondisinya?” tanya Hardy dengan cemas.“Dia digigit ular. Sekarang dia harus segera diobati.”Digigit ular? Kenapa bisa ada ular di dalam kamp pelatihan?“Kakak iparku!” Yvonne berlari ke hadapan Claire. Saat ini, Hudson sedang mensterilkan bagian lukanya. “Cedera di tangannya sudah mulai membengkak. Racunnya harus segera dibuang.”“Maaf, Nona Claire, kamu tahan sebentar.” Hudson menggunakan pisau Claire tadi untuk menggores bagian yang digigit tadi, lalu menekan mengeluarkan racun ular tersebut. Kemudian, Hudson menggores bagian cedera lagi dan kembali menekannya.Proses ini terasa sangat menyakitkan bagi Claire. Wajahnya sudah kelihatan memucat dan air keringat tak berhenti bercucuran.“Cepat, bawa tandu kemari!” jerit Hudson terhadap Yvonne.“Oke, aku ambilkan dulu!” Yvon
Javier bergegas berlari menuju ke klinik. Tak disangka, dia akan bertemu dengan Cahya dan seorang tetua di dalam ruangan.Mengenai status lelaki tua itu, tentu saja Javier mengetahuinya. Dia juga mengerti kenapa Cahya bisa berada di sini. Sebab, hanya Keluarga Chaniago saja yang sanggup mengundang Profesor Quard.Profesor Quard adalah seorang spesialis senior yang meneliti serum anti racun di dunia pengobatan. Karakternya agak pendiam dan aneh. Dia bahkan tidak peduli dengan uang, reputasi, maupun kekuasaan. Dia bersedia untuk datang ke kamp pelatihan juga karena menerima panggilan dari Keluarga Chaniago.Cahya memalingkan kepalanya dengan perlahan menatap lelaki yang memasuki ruangan dengan tersenyum. “Kamu harus balas budi.”Javier membalas, “Aku mengerti, utang dulu.”Dokter di klinik kamp bisa merasa sangat terhormat lantaran bisa menjadi asisten dari Profesor Quard. Dia juga tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Semua prosedur pengobatan mengikuti perintah Profesor Quard.Qua
Yvonne berjalan ke depan jeruji besi sambil melihat Wanda yang terlihat ketakutan. “Orangnya sudah tertangkap. Dia sudah memberi tahu bahwa kamu yang telah menghasutnya. Apa kamu masih tidak mau mengaku?”Wanda terbengong, lalu menggeleng. “Aku nggak kenal sama dia. Aku benar-benar nggak kenal sama dia!”Kenapa bisa seperti ini? Wanda tidak melakukan hal seperti ini! Kenapa mereka semua tidak percaya dengan dirinya?Yvonne berpikir sesuatu. Dia juga merasa semuanya sangat disayangkan. “Sekarang lebih baik kamu berdoa semoga Claire baik-baik saja. Karena kamu telah membuat masalah serius kali ini. Asal kamu tahu, Claire adalah istrinya Tuan Javier.”Istrinya … Tuan Javier?Wanda terbengong di tempat. Ternyata Claire adalah istri dari Tuan Javier? Kenapa bisa seperti itu?Bagaimana dengan semua yang dia lakukan sebelumnya? Bukankah itu sama saja dengan menghancurkan masa depan sendiri? Hanya saja, Wanda benar-benar tidak menaruh ular!Yvonne menghela napas. “Sudahlah, kamu tinggal di si
Saat Claire hendak membangkitkan tubuhnya, Javier segera maju untuk memapahnya. Dia menunjukkan ekspresi kekhawatiran di wajahnya. “Claire, apa yang kamu rasakan saat ini?”Claire menatap Javier. Mungkin karena si lelaki tidak begitu tidur dalam dua hari ini, dia pun terlihat agak capek, bahkan tampak sedikit kumis di wajahnya. Meskipun Javier terlihat sangat berantakan, dia masih terlihat tampan.“Sudah baikan, aku nggak merasa ada yang nggak enak.” Claire mengalihkan tatapannya. Jujur saja, dia bagai sedang tidur saja. Tiba-tiba Claire kepikiran sesuatu, lalu bertanya, “Oh ya, bagaimana dengan hasil uji ….”“Sampai sekarang, kamu masih peduli dengan nilai ujian?” Javier mengerutkan keningnya. Dia menggunakan nada bicara bagai sedang mengomeli anak-anak saja. “Lebih penting nilai atau nyawamu?”“Sepertinya aku harus menghukum bagian ujian. Mereka bahkan tidak mempersiapkan rencana penanganan darurat.”Menyadari Javier berdiri, Claire mengulurkan tangannya menarik ujung lengan pakaian
Entah kenapa, Claire memiliki firasat bahwa Wanda telah difitnah. Orang yang memfitnah Wanda tak lain adalah orang yang memiliki dendam dengan dirinya dan juga Wanda ….Claire yang sedang melamun itu tidak menyadari ada yang berdiri di depan pintu. “Kak Claire.”Kali ini, Claire tersadar dari bengongnya. Dia menatap orang yang berada di depan pintu. Orang itu adalah Molly.Molly berjalan memasuki ruangan dengan gugup. Tangan kirinya menggenggam tangan kanannya. “Kak, syukur banget kamu bisa menyadarkan diri. Aku minta maaf atas masalah waktu itu. Aku tahu kamu nggak akan maafin aku. Tapi aku juga nggak berharap Kak Claire bisa memaafkanku. Aku hanya ingin menyampaikan permintaan maafku saja ….”“Aku tahu. Aku nggak memilih untuk memercayaimu, malah memercayai ucapan Wanda. Aku salah paham sama kamu. Sebenarnya aku juga mengira kamu nggak menganggapku sebagai temanmu. Semua ini salahku. Maaf, kamu pasti sangat kecewa sama aku?”Molly tidak memilih untuk berpihak dan memercayai Claire. D
“Apa yang kamu pikirkan?” Claire masih menunduk.Ekspresi Javier terlihat lembut. Dia pun tersenyum. “Aku berharap setelah kamu sadar nanti, aku akan langsung membawamu ke kantor catatan sipil untuk mendaftarkan pernikahan kita. Aku tidak peduli apa kamu berhasil mencapai permintaan Kakek atau tidak.”Javier tidak bisa menunggu lagi. Dia ingin Claire menjadi istri sahnya. Dia ingin namanya menjadi nama pasangan sahnya.Claire tidak menyangka Javier akan membahas masalah ini. Hanya saja, dia tahu Javier terus merawatnya selama dua hari ini. Javier sangat mencemaskannya. Seandainya mereka benar-benar menikah … sepertinya Claire bisa menerimanya.Hanya saja, tiba-tiba Claire kepikiran sesuatu, dia mendorong tubuh Javier dengan perlahan.Javier mengerutkan keningnya, lalu bertanya dengan kesal, “Apa kamu tidak bersedia?”“Aku nggak bilang aku nggak bersedia ….”“Jadi, kamu bersedia?” Javier kembali memeluk Claire dengan tersenyum lebar.Claire membalas, “Javier, aku sudah berjanji sama Kak
Setelah mendengar cerita Javier mengenai masa lalu Keluarga Fernando, Claire spontan merasa takjub. Sepertinya dia telah mengetahui sesuatu.Javier menggendong Claire, lalu memangkunya di atas paha. “Claire, sekarang aku juga berterus terang kepadamu. Jadi, kamu tahu kan kenapa Kakek membiarkan Rosy berada di sisinya dan begitu menyukainya? Semua itu karena kakekku ingin membalas budi kepada kakek dan nenek Rosy.”Claire menggigit bibir bawahnya dan tidak berbicara.Javier menggenggam tangan Claire, meletakkannya di depan jantung yang berdebar kencang. “Aku berjanji selama ada aku, aku tidak akan membiarkanmu hidup sengsara. Tak peduli orang itu adalah Kakek, Rosy, atau orang lain, aku pasti akan melawan mereka. Aku bahkan rela untuk mengorbankan nyawaku. Kalau aku tidak melakukannya atau aku telah mengecewakanku, aku akan dikutuk mati.”Claire menatap Javier yang sedang menyebutkan sumpah serapahnya. Dia spontan berkata, “Dewa di neraka juga nggak ingin menampung nyawamu.”Javier meng