Berhubung River yang mengajari ilmu bela diri terhadap Claire, seharusnya dia mengajari yang lain juga?Claire menyadari Javier terus menatapnya. Meski merasa gugup, Claire tetap menjawab dengan tersenyum, “Paman River melihat aku sendirian membesarkan anak-anak di luar negeri, jadi dia mengajariku ilmu bela diri. Memangnya ada yang salah?”Javier tersenyum. “Tentu saja.”Meski istri kesayangannya tidak memberi tahu sekarang, kelak Javier juga akan mengetahuinya.Selesai makan, Claire keluar dari ruangan di lantai dua. Wanda yang sedang berondok di tempat sembunyi penasaran petinggi mana yang berhasil digaetnya.Tepat di saat melihat Hudson mengantar Javier keluar ruangan, raut wajah Wanda spontan berubah. Ternyata lelaki di dalam ruangan tadi adalah Tuan Javier?Heh, pantas saja Molly mengatakan Claire menolak Hardy. Ternyata dia telah menggoda lelaki yang lebih menonjol daripada Hardy! Molly duduk di samping ranjang sambil melihat ponselnya. Mendengar ada yang membuka pintu, dia pun
Di dalam kerumunan, Claire menyadari Molly sedang bersama dengan Wanda.Wanda menatap Claire yang dikucilkan. Dia spontan berjalan menghampiri Claire, lalu berkata dengan senyum menyindir, “Aku kira kamu sangat hebat. Pantas saja kamu berani bersikap arogan. Ternyata ada Tuan Javier yang mendukungmu?”Molly tidak berani bertatapan dengan Claire. Gosip memang bukan disebar oleh Molly. Namun, saat dia bertanya semalam, Claire malah memilih untuk merahasiakannya. Ternyata Claire tidak menganggapnya sebagai teman. Jadi, untuk apa Molly memedulikannya?Menyadari tatapan Claire tertuju pada diri Molly, Wanda menepuk pundaknya sambil berkata dengan tersenyum, “Gimana? Sekarang bahkan Molly juga nggak percaya sama kamu. Wanita yang sudah beranak, tapi masih saja menggaet lelaki seperti kamu memang nggak pantas untuk berada di sini!”Begitu Wanda menyelesaikan omongannya, orang-orang di sekitar merasa kaget.“Apa? Dia sudah punya anak?”“Padahal dia masih muda, jangan-jangan dia hamil di luar n
Orang-orang yang berkerumun merasa sangat penasaran. Bahkan, ada yang mendesak Wanda untuk menyetujui taruhan itu.Raut wajah Wanda menjadi pucat. Kenapa wanita jalang ini tidak takut sama sekali? Bagaimana kalau Wanda kalah dalam taruhannya?“Wanda, bukankah kamu percaya sama Rosy? Kalau kamu percaya, kenapa kamu nggak berani taruhan?” Claire tersenyum.“Kata siapa aku nggak berani!” Wanda pun membalas, “Claire, kamu pasti akan bersujud dan mengakui kesalahanmu!”Hingga detik ini, Wanda masih memilih untuk memercayai Kak Rosy. Sebab, dia tahu Kak Rosy tidak mungkin akan membohonginya.Wanda mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Rosy, lalu membuka speaker.Setelah Rosy mengangkat panggilan, Wanda langsung bertanya, “Kak Rosy, Tuan Javier itu lelakimu, ‘kan? Cepat ngaku!”Sepertinya Rosy mengerti apa maksud ucapan Wanda, dia pun mengerutkan keningnya. “Wanda, apa yang lagi kamu katakan?”“Kak Rosy, aku ….”Ponsel Wanda dirampas oleh Claire. Kemudian, Claire berkata dengan tersenyum,
Wah! Menakjubkan sekali!Kesan Wanda sebagai “korban” langsung runtuh. Beberapa hari lalu, ada beberapa di antara mereka mendengar keluh kesah Wanda ditindas dan dipukul oleh anak baru. Ternyata semua itu adalah akibat dari perbuatannya!Berhubung Wanda berani berbuat seperti itu, itu berarti cerita dirinya ditindas oleh anak baru juga hanyalah hasil karangannya?Wajah Wanda seketika berubah pucat. Dia melangkah mundur dengan terhuyung-huyung. Tatapan semua orang ketika melihat Wanda sangatlah tidak bersahabat, semuanya sedang menggosip dan menyindirnya.“Claire, kenapa … kenapa kamu!” jerit Wanda dengan histeris, lalu melanjutkan omongannya dengan terisak-isak, “Kenapa kamu memperlakukanku seperti ini?”“Jadi bagaimana dengan kamu?” Tatapan Claire terlihat sangat serius. “Kenapa kamu memperlakukanku seperti ini? Aku sudah berkali-kali melepaskanmu. Jadi, jangan salahkan aku.”“Bukankah aku sudah bilang, semua orang harus menanggung akibat dari perbuatannya. Kamu berani melakukannya, t
Claire berjalan maju untuk memeriksa senjata dan pelurunya. Setelah memastikan semuanya tidak ada masalah, mereka baru berjalan ke dalam ruang ujian.“Kenapa kita berjodoh sekali? Kita malah satu kelompok lagi.” Orang yang berada di samping Claire tak lain adalah Lona.Pembagian kelompok kali ini dilakukan secara undian, bukan berdasarkan pengalaman. Jadi, hanya bisa dikatakan bahwa mereka memang berjodoh.Claire tersenyum dengan tidak berdaya. “Sepertinya aku memang ditakdirkan untuk dipersulit.”Lona mendengus. “Kali ini, aku nggak akan kalah lagi.”Suara tembakan yang keras terdengar menusuk telinga. Peluru melayang kencang mengenai sasaran tembak.Instruktur mencatat hasil tembakan dari setiap peserta. Lona yang paling mahir dalam menembak sedang mengganti pelurunya. Kemudian, dia pun melakukan tembakan dengan sangat cepat.Lona telah mengikuti pelatihan di kamp selama dua tahun. Jadi, dia sangatlah familier dengan segala jenis senjata. Penampilan menonjolnya sesuai dengan dugaan
“Ada ular!” Hardy menerobos ke dalam kerumunan, berlari ke sisi Claire. Hanya saja, langkahnya dihalangi oleh instruktur. “Kalian semua tinggalkan tempat ini. Ujian dihentikan untuk sementara waktu!”“Pak, gimana kondisinya?” tanya Hardy dengan cemas.“Dia digigit ular. Sekarang dia harus segera diobati.”Digigit ular? Kenapa bisa ada ular di dalam kamp pelatihan?“Kakak iparku!” Yvonne berlari ke hadapan Claire. Saat ini, Hudson sedang mensterilkan bagian lukanya. “Cedera di tangannya sudah mulai membengkak. Racunnya harus segera dibuang.”“Maaf, Nona Claire, kamu tahan sebentar.” Hudson menggunakan pisau Claire tadi untuk menggores bagian yang digigit tadi, lalu menekan mengeluarkan racun ular tersebut. Kemudian, Hudson menggores bagian cedera lagi dan kembali menekannya.Proses ini terasa sangat menyakitkan bagi Claire. Wajahnya sudah kelihatan memucat dan air keringat tak berhenti bercucuran.“Cepat, bawa tandu kemari!” jerit Hudson terhadap Yvonne.“Oke, aku ambilkan dulu!” Yvon
Javier bergegas berlari menuju ke klinik. Tak disangka, dia akan bertemu dengan Cahya dan seorang tetua di dalam ruangan.Mengenai status lelaki tua itu, tentu saja Javier mengetahuinya. Dia juga mengerti kenapa Cahya bisa berada di sini. Sebab, hanya Keluarga Chaniago saja yang sanggup mengundang Profesor Quard.Profesor Quard adalah seorang spesialis senior yang meneliti serum anti racun di dunia pengobatan. Karakternya agak pendiam dan aneh. Dia bahkan tidak peduli dengan uang, reputasi, maupun kekuasaan. Dia bersedia untuk datang ke kamp pelatihan juga karena menerima panggilan dari Keluarga Chaniago.Cahya memalingkan kepalanya dengan perlahan menatap lelaki yang memasuki ruangan dengan tersenyum. “Kamu harus balas budi.”Javier membalas, “Aku mengerti, utang dulu.”Dokter di klinik kamp bisa merasa sangat terhormat lantaran bisa menjadi asisten dari Profesor Quard. Dia juga tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Semua prosedur pengobatan mengikuti perintah Profesor Quard.Qua
Yvonne berjalan ke depan jeruji besi sambil melihat Wanda yang terlihat ketakutan. “Orangnya sudah tertangkap. Dia sudah memberi tahu bahwa kamu yang telah menghasutnya. Apa kamu masih tidak mau mengaku?”Wanda terbengong, lalu menggeleng. “Aku nggak kenal sama dia. Aku benar-benar nggak kenal sama dia!”Kenapa bisa seperti ini? Wanda tidak melakukan hal seperti ini! Kenapa mereka semua tidak percaya dengan dirinya?Yvonne berpikir sesuatu. Dia juga merasa semuanya sangat disayangkan. “Sekarang lebih baik kamu berdoa semoga Claire baik-baik saja. Karena kamu telah membuat masalah serius kali ini. Asal kamu tahu, Claire adalah istrinya Tuan Javier.”Istrinya … Tuan Javier?Wanda terbengong di tempat. Ternyata Claire adalah istri dari Tuan Javier? Kenapa bisa seperti itu?Bagaimana dengan semua yang dia lakukan sebelumnya? Bukankah itu sama saja dengan menghancurkan masa depan sendiri? Hanya saja, Wanda benar-benar tidak menaruh ular!Yvonne menghela napas. “Sudahlah, kamu tinggal di si