“Beberapa tahun kemudian, si wanita meninggal akibat sakit dan hanya meninggalkan perusahaan itu. Si lelaki menjaga anaknya sambil mengelola perusahan dengan susah payah. Keluarganya tidak pernah sekali pun turun tangan untuk membantunya.”Claire menunduk sambil tersenyum sinis. “Kemudian, si anak perempuan beranjak dewasa. Si lelaki ingin mewarisi perusahaan kepada anak perempuannya. Tapi ibu dari lelaki itu malah meminta si lelaki menyerahkan perusahaan yang dirintis ibu si anak perempuan itu kepada keponakan si lelaki. Mereka merasa anak perempuan tidak berhak untuk mewarisi bisnis keluarga.”Tentu saja Gabriana tahu Claire sedang memarahi mereka. Raut wajahnya spontan berubah muram.Reporter di bawah pentas juga mengerti. Mereka semua merasa sikap keluarga Claire sungguh keterlaluan.Kata siapa anak perempuan tidak berhak mendapatkan harta warisan keluarga? Sudah zaman apa ini? Kenapa pemikirannya masih begitu konservatif? Mana mungkin perusahaan diwariskan kepada seorang keponakan
“Iya, Pak Polisi, mana mungkin ibuku membunuh? Pasti ada yang keliru!” Kayla tidak tahu apa yang telah terjadi.“Pak Polisi tidak keliru.” Tatapan Claire tertuju pada diri mereka sekeluarga. Dia lalu berbicara, “Dokter George telah melakukan tes DNA terhadap sisa kulit yang terdapat di dalam kuku Anita. Hasil DNA itu sesuai dengan DNA Anita.”Anita spontan memucat.Kuku ….Jangan-jangan ketika Anita menjambak rambutnya, dia tak sengaja menggores kulit kepalanya?George mengangguk dengan tersenyum. Dia mengeluarkan hasil tes DNA dari dalam amplop, lalu memperlihatkannya ke anggota Keluarga Adhitama.Rendy mengambil laporan tes DNA, lalu membalikkan kepalanya membelalaki Imelda. “Ternyata kamu?”“Bukan, bukan aku …. Aku tidak melakukannya! Aku tidak membunuh! Bukan aku! Lagi pula, untuk apa aku membunuh Anita? Aku tidak punya alasan untuk membunuhnya!” jelas Imelda dengan gugup.“Tentu saja kamu tidak punya alasan untuk membunuhnya.” Claire berjalan menuruni panggung. “Tapi kalau Tante A
Rendy mengambil amplop dari atas lantai. Di dalamnya terdapat puluhan lembar foto vulgar. Wajah di dalam setiap foto terlihat sangat familier. Sementara itu, di atas laporan tes DNA tercantumkan bahwa mereka tidak memiliki hubungan darah.Kayla jatuh duduk di lantai. Ternyata dirinya bukan putri Rendy ….Claire berkata tanpa berekspresi, “Bu Imelda pernah hidup di dunia mafia dan melakukan pekerjaan yang istimewa. Setiap harinya dia sibuk untuk melayani banyak tamu. Mengenai bagaimana dia bisa mengandung dan siapa ayah dari anak itu, seharusnya dia sendiri juga nggak tahu.”“Tidak! Bukan, Kayla itu anakmu! Rendy, kamu mesti percaya sama aku ….”“Dasar wanita jalang!” Claire melemparkan foto ke wajah Imelda, lalu memarahinya, “Beraninya kamu membohongi kami semua selama puluhan tahun!”Imelda terlihat putus asa. Dia kepikiran sesuatu, lalu memalingkan ke sisi Kayla. “Kayla, dengar penjelasan Ibu ….”“Jangan panggil namaku! Kamu menjijikkan sekali! Kenapa kamu melahirkanku? Kenapa? Aku b
Javier tidak akan melepaskan siapa pun yang pernah melukai wanitanya.…Di pasar gelap.“Aku mohon sama kalian, lepasin aku! Aku akan melakukan semua yang kalian inginkan, tapi lepasin aku!” Kayla berlutut di lantai sambil memelas pada Kak Vito.Kak Vito mengambil rokoknya, lalu mengisapnya. Dia melihat wanita malang yang sedang berlutut di hadapannya sambil berdecak.“Kalau kamu ingin marah, kamu marah si Imelda saja! Imelda telah berutang sama aku. Bukankah sudah sewajarnya kamu sebagai anaknya membayar utang ibumu?”Raut wajah Kayla berubah pucat. Ketika dia mengetahui Rendy bukanlah ayahnya dan ibunya malah bergaul dengan lelaki rendahan seperti ini, dia pun sangat membenci ibunya.Sekarang Imelda telah ditangkap polisi. Hidupnya malah menjadi sengsara gara-gara ulah ibunya. Atas dasar apa? Atas dasar apa Kayla tidak bisa memiliki identitas seperti Claire?Tidak! Kayla tidak boleh tinggal di sini. Dia tidak ingin melewati hidupnya di pasar gelap ….“Berapa banyak utang ibuku? Aku …
Tadi Rosy juga telah mendengarnya. Javier ingin menikahi wanita itu. Dia menggigit bibir bawahnya dengan kuat. Terlintas ekspresi sinis dan muram di wajahnya.Javier tampak tidak senang lantaran omongannya disela. “Terserah aku ingin menikah dengan siapa. Aku tidak butuh persetujuanmu.”“Dasar bocah tengik! Kenapa kamu selalu menentangku?” Berwin berkata dengan emosi, “Dia sendiri sudah menyetujui persyaratanku. Jadi, sebelum mendapat pengakuanku, aku tidak akan menyetujui kalian untuk menikah.”Javier berdiri, lalu tersenyum pada Berwin. “Maksudmu, asalkan Claire menyelesaikan misinya di pelatihan dan mendapatkan prestasi bagus, kamu pun akan menyetujui hubungan kami?”Berwin tertegun sejenak. Apa dirinya pernah berkata seperti itu?Hanya saja, Berwin tidak boleh memungkiri janjinya. “Lihatlah apa dia sanggup melewati ujian atau tidak. Tapi apa mungkin dia sanggup mendapatkan prestasi dalam waktu setengah bulan?”Claire hanyalah seorang wanita lemah yang tidak pernah menerima pelatiha
Rosy sedang menguji Javier.Javier menggerakkan matanya, lalu menjawab dengan santai, “Kalau dia memilih untuk pergi, itu berarti dia memiliki alasannya sendiri. Mungkin … aku seharusnya memercayainya.” Javier merenungkan dirinya. Sepertinya dia telah meremehkan Claire.Claire bukanlah wanita yang gampang menyerah. Lagi pula, Javier juga tahu Claire akan melakukan semua yang ingin dia lakukan. Dia juga tidak tahu apakah Claire sedang marah atau tidak. Bagaimana caranya Javier membujuknya?Kepikiran sesuatu, Javier mengangkat kepalanya melihat Rosy. “Selera wanita seharusnya sama semua, ‘kan?”Rosy terbengong, lalu membalas dengan tersenyum. “Belum tentu. Memangnya kenapa?”“Sepertinya Claire marah karena masalah tadi pagi. Bagusan aku beri dia hadiah apa?”Javier hanya fokus dalam memikirkan cara untuk membujuk Claire. Dia tidak menyadari betapa muramnya wajah Rosy saat ini.Rosy menggigit bibir bawahnya dengan galak. Bahkan, kukunya sudah menancap ke dalam telapak tangannya. Dia pun t
River tersenyum dengan tidak berdaya. “Bukankah aku sudah bilang, setelah kamu cukup kompeten, aku baru akan beri tahu kamu. Aku merasa sekarang masih belum saatnya untuk beri tahu kamu, apalagi ….”Masalah ini berhubungan dengan Keluarga Fernando.“Apalagi apa?” tanya Claire.River menurunkan cangkir tehnya. “Hari ini ada pelelangan batu giok di balai giok. Apa kamu ingin ke sana?”Menyadari River sedang mengalihkan topik pembicaraan, Claire juga tidak bertanya lagi.Lobi balai giok didekorasi dengan sangat elegan. Di dalamnya terdapat rak yang dipajang banyak giok berharga. Tentu saja, batu giok yang dipajang di bagian bawah adalah batu giok yang sering dijumpai di pasaran, seperti giok hijau biasa dan giok jasper. Sementara itu, batu giok putih terbaik diletakkan di dalam rak yang tidak sanggup dijangkau orang-orang.Hari ini balai giok kedatangan banyak pengunjung. Mereka semua datang untuk melakukan transaksi batu giok.Perbedaan di antara tempat lelang giok dengan perhiasan adal
Ketika mengungkit Javier, raut wajah Claire langsung berubah. Hanya saja, dia tidak ingin Rendy mengkhawatirkannya, dia pun tersenyum. “Aku sudah bilang sama anak-anak.”Rendy mengangguk.“Ayah, bagaimana kalau kamu cari pembantu saja? Kalau ada pembantu, Ayah juga nggak usah capek-capek.” Claire mengalihkan topik pembicaraannya.Rendy melambaikan tangannya dengan tersenyum. “Ayah sudah terbiasa, tidak usah.”Claire menunduk. Dia kepikiran sesuatu, lalu berkata, “Bagaimana kalau aku suruh anak-anak untuk menemanimu? Oh ya, Ayah masih belum bertemu dengan anak-anak.”Rendy sungguh terkejut. “Iya, Ayah memang belum pernah bertemu dengan mereka. Aku tidak yakin … apa anak-anak akan menyukaiku atau tidak?”“Tenang saja, mereka memang masih kecil, tapi mereka sangat tahu diri.” Dulu, mungkin Claire tidak akan membiarkan anak-anak untuk berkunjung ke Kediaman Adhitama. Hanya saja, kondisi sekarang sudah berbeda.“Ting tong!” Bunyi bel pintu berbunyi.Rendy berdiri untuk membuka pintu. Dia pu
Jessie membawa mereka ke lantai atas. Jerremy melihat Jules sedang mengganti pampers anak-anak, dia pun tersenyum. “Jarang sekali.”Dacia berkata, “Dibandingkan dengan pertama kali kamu mengganti pampers, caranya sudah tergolong sangat memenuhi standar.”Jerremy terdiam membisu.Ariel dan Jodhiva berjalan ke hadapan bayi. Sekarang perutnya sudah besar, tidak bisa membungkukkan tubuhnya lagi. Jadi, Ariel terpaksa setengah berjongkok di depan ranjang sembari menggandeng tangan si cilik. “Lembut sekali. Tangannya juga kecil sekali. Semuanya terasa sangat ajaib ….”Jessie melihat Ariel. “Kak Ariel, sekarang sudah berapa bulan?”Ariel mengusap perutnya. “Sudah 22 minggu.”“Kak Jody, kembar berapa?”Jodhiva tersenyum. “Coba kalian tebak?”Dacia menebak juga kembar tiga. Jessie juga merasa seperti itu.Jerremy berkata, “Mana mungkin, paling cuma kembar dua.”Jules mengangguk.Jessie merasa bingung. “Gimana kalau kembar tiga juga?”Jerremy tersenyum. “Kejadian itu hanya akan terjadi di dirimu
Kedudukan Ratu adalah penghalang bagi Silvia untuk memanjakan menantunya!Hengky yang duduk di samping Jules tersenyum tidak berdaya. Dia menutup bukunya. “Sudahlah, kalau kamu ingin sekali bertemu dengannya, kamu bisa lakukan panggilan video sama Jules.”Silvia langsung berdiri. “Kalau begitu, segera!”Di sisi lain, di Kompleks Amara.Jules yang sedang belajar ganti pampers dari pengasuh tiba-tiba menerima panggilan dari ibunya. Dia berjalan ke samping, lalu mengangkatnya. “Ibu?”“Dasar bocah tengik! Cepat pertemukan aku dengan menantuku dan cucu-cucuku!” jerit Silvia dengan emosi tinggi.Jules spontan menjauhkan ponselnya agar telinganya agar tidak tuli. Keningnya seketika berkerut. Dia menunjukkan ekspresi tidak berdaya. “Iya.”Jessie yang berada di kamar sebelah dapat mendengar suara Silvia. Dia berjalan keluar. “Ibu, ya?”Dari dalam layar, Silvia yang melihat keberadaan Jessie langsung berdiri. “Jessie, kenapa kamu menuruni ranjang? Kamu itu melakukan operasi caesar, mesti banyak
Jules meletakkan punggung tangannya di depan bibir, lalu tersenyum. “Iya, ketiga anak laki-laki kita begitu menyiksamu. Kelak kalau mereka berani membuatmu marah, aku pasti akan menggebuki mereka.”Jessie pun tersenyum. “Mereka pasti akan ganteng dan pintar seperti kamu. Mana mungkin aku tega untuk memukul mereka?”Seminggu kemudian, kabar Jessie melahirkan anak kembar tiga heboh di ibu kota. Para penggemar bukan hanya merasa antusias, semuanya juga memberi ucapan selamat. Bahkan Ariel dan Jodhiva juga kembali ke ibu kota untuk melihat keponakan baru mereka.Di dalam kamar pasien, Ariel melihat ketiga anak yang dibedung itu sedang berbaring di atas ranjang bayi. Dia tidak tahan kuasa untuk menoel-noel pipi mereka. “Anak-anak ini … Jessie, kamu hebat sekali?”Jessie yang bersandar di tempat tidur tersenyum getir. “Alangkah bagusnya kalau aku bisa seperti Ibu, juga melahirkan seorang anak perempuan. Padahal aku sudah beli banyak terusan dan boneka, sia-sia, deh.”Jessie memang mengeluh l
Jessie sedang berada di dalam kamar persalinan. Orang di luar tidak tahu kondisi di dalam. Claire dan Javier juga merasa khawatir, sedangkan Dacia dan Jerremy juga duduk dengan tidak tenang.Jules tidak berhenti mondar-mandir. Dia tahu wanita yang melahirkan anak itu sangat berisiko tinggi. Teknik pengobatan zaman sekarang memang sangat maju, tapi Jessie tetap akan kesakitan.Dua jam kemudian.Dokter berjalan keluar kamar persalinan. Mereka semua segera mendekat. “Bagaimana?”Dokter terbengong sejenak. “Apa kalian semua anggota keluarganya?”Mereka semua serempak menjawab, “Iya!”Jules segera bertanya, “Bagaimana kabar istriku?”“Anak terlalu besar, tidak bisa keluar, jadi terpaksa mesti melakukan operasi caesar. Aku butuh tanda tangan dari keluarganya.”Tiba-tiba Jules mencengkeram kerah pakaian dokter. Urat hijau di keningnya menonjol. “Aku mau temani dia di dalam.”Dokter kesulitan dalam membuat keputusan.Javier berkata dengan serius, “Dia adalah suami anakku, biarkan dia masuk. Ak
Tatapan semua artis tertuju pada diri Levin. Bahkan, Levin sendiri juga merasa bingung.“Berhubung pihak sponsor kami ingin memberinya kejutan, itulah sebabnya kami sengaja mengumumkan namanya di penghujung acara. Mari kita semua beri selamat kepada Tuan Levin. Dia mendapatkan penghargaan pemeran utama pria terbaik dalam film ‘Embun’ yang dia bintangi!”Di bawah tepuk tangan semua orang, Levin pun berdiri dengan tidak percaya. Shinta mendorongnya. “Kenapa malah bengong? Cepat ke atas!”Levin berjalan ke atas panggung dengan pikiran kosong. Saat dia menerima penghargaan, dia pun terdiam dalam waktu yang sangat lama. Tiba-tiba dia berkata, “Apa aku lagi bermimpi?”Terdengar suara tawa dari bawah pentas.Para pendukung juga berkata dengan tersenyum, “Tuan Levin, sekarang kamu adalah seorang aktor sejati. Kamu bisa mendapat penghargaan juga karena mendapat pengakuan dari pada penonton. Kamu bukan lagi bermimpi.”“Aku … aku tidak tahu mesti berkata apa.” Levin kelihatan linglung. “Aku meras
Tobias tersenyum, lalu mengangkat cangkir tehnya. “Aku sudah membesarkan Ariel seperti anak laki-laki selama lebih dari 20 tahun. Dia sudah terbiasa hidup liar. Sebelum mengirimnya ke akademi militer, temperamennya jauh lebih buruk daripada sekarang.”Yogi tidak berbicara.Beberapa saat kemudian, Tobias melihatnya. “Yogi, kamu memang adalah muridku, tapi aku sudah menganggapmu sebagai putraku. Istriku meninggal dini. Ariel juga sudah menikah. Aku merasa hidupku sudah sempurna.”Yogi memutar bola matanya. “Kondisi tubuhmu sangat sehat. Kamu pasti akan panjang umur.”Tobias tersenyum. “Memang masih lama, tapi semua itu hanya masalah waktu saja.”Yogi menyesap tehnya. “Kapan kamu akan menikah?”Pertanyaan itu mengejutkan Yogi. Dia langsung menjawab, “Aku nggak buru-buru. Aku ikut arus saja.”Tobias kembali menyesap teh. “Masalah jodoh itu akan datang sendiri pada waktunya.”…Empat bulan kemudian.Festival Film Penghargaan Kehormatan diadakan di Jembara. Saat ini, para artis berkumpul di
Pengurus rumah berkata dengan tersenyum, “Pada zaman sekarang ini, jarang ada anak muda yang bisa bermain catur. Tuan Jody dan Tuan Yogi memang pintar.”Tobias mengangguk.Yogi memang sangat unggul. Waktu itu, Tobias menyadari keunggulannya, makanya Tobias baru bersedia untuk menjadikan Yogi sebagai muridnya. Ditambah lagi, seni bela dirinya juga tidak kalah dari Ariel.Seandainya Jodhiva tidak menampakkan diri, Yogi pun akan menjadi kandidat dari calon menantunya.Dua pria unggul ini memiliki hubungan dengan Tobias. Satunya, menantu. Kemudian, yang satunya lagi adalah muridnya. Saat ini, Tobias pun merasa sangat bangga.Firman mendekat untuk mengamati dan berseru, “Wah, kalau dilihat sekilas, kedua belah pihak punya keunggulan masing-masing. Imbang!”Yogi menoleh ke arah Jodhiva dan berkata, “Tuan Jody memang hebat, bahkan aku juga nggak tahu harus jalan dari mana.”Jodhiva tersenyum datar. “Pujian Bos Yogi sudah berlebihan. Tidak banyak orang yang bisa membuatku ragu dalam mengambil
“Kamu ….”“Nona, benar apa kata Tuan. Gimana kalau kamu sampai terluka? Nggak bagus buat kamu.”Ariel terdiam membisu.Memangnya Ariel itu anak kecil?Jodhiva menggendong Ariel kembali ke kediaman. Tobias dan Firman sedang bermain catur di paviliun halaman. Ketika Firman melihat gambaran ini, dia pun menyindir, “Ariel kabur ke mana lagi? Sekarang tertangkap lagi.”Tobias mendengus. “Padahal kamu lagi hamil, kamu malah berkeliaran ke mana-mana. Kamu memang selalu membuatku khawatir saja.”Ariel menarik napas dalam-dalam, lalu melihat Jodhiva. “Lepaskan aku.”Setelah diturunkan Jodhiva, Ariel berjalan ke dalam paviliun. “Oh, lagi main catur? Ayah, kamu nggak mau nunjukin keahlian main caturmu?”Firman langsung tertawa terbahak-bahak.Tobias mengangkat kepalanya. “Kenapa? Tidak senang ditegur? Sekarang kamu malah menjadikanku sebagai sasaran?”“Coba kamu lihat pionmu. Sudah berapa banyak pionmu yang dimakan oleh lawan.”Tobias tertegun. “Kamu ….”Firman pun tersenyum, “Ariel, baguslah kal
Dacia menggendong Jennie. “Kamu nggak suka?”“Apa mungkin aku berani tidak suka?” Jerremy tersenyum tidak berdaya, lalu memakaikan kaus kaki di kaki Jennie. “Sepertinya kalian berdua sudah bersekongkol untuk mengucilkanku.”Dacia berkata kepada Jennie, “Cepat cium ayahmu. Kalau nggak, nanti dia nggak senang.”Dacia menyuruh Jennie untuk mendekati Jerremy. Dia langsung mencium pipi Jerremy. Lantaran ada air liur yang cukup banyak menempel di wajah Jerremy, Jerremy sengaja menunjukkan ekspresi risi. Pada akhirnya, dia memeluk mereka berdua.…Karangan dengan judul “Ayahku Adalah Sebutir Bintang” yang ditulis Clara berhasil mendapatkan juara pertama dalam satu tingkatannya.Saat Clara membaca hasil tulisannya di atas pentas, para guru di bawah pentas merasa kasihan dengan anak yang kehilangan ayahnya itu.Dacia dan Jerremy juga menghadiri acara buka sekolah Clara. Dari luar ruangan, mereka bisa mendengar suara Clara yang sedang membaca karangannya.Dacia menggigit bibirnya. Clara juga sed