Rosy sedang menguji Javier.Javier menggerakkan matanya, lalu menjawab dengan santai, “Kalau dia memilih untuk pergi, itu berarti dia memiliki alasannya sendiri. Mungkin … aku seharusnya memercayainya.” Javier merenungkan dirinya. Sepertinya dia telah meremehkan Claire.Claire bukanlah wanita yang gampang menyerah. Lagi pula, Javier juga tahu Claire akan melakukan semua yang ingin dia lakukan. Dia juga tidak tahu apakah Claire sedang marah atau tidak. Bagaimana caranya Javier membujuknya?Kepikiran sesuatu, Javier mengangkat kepalanya melihat Rosy. “Selera wanita seharusnya sama semua, ‘kan?”Rosy terbengong, lalu membalas dengan tersenyum. “Belum tentu. Memangnya kenapa?”“Sepertinya Claire marah karena masalah tadi pagi. Bagusan aku beri dia hadiah apa?”Javier hanya fokus dalam memikirkan cara untuk membujuk Claire. Dia tidak menyadari betapa muramnya wajah Rosy saat ini.Rosy menggigit bibir bawahnya dengan galak. Bahkan, kukunya sudah menancap ke dalam telapak tangannya. Dia pun t
River tersenyum dengan tidak berdaya. “Bukankah aku sudah bilang, setelah kamu cukup kompeten, aku baru akan beri tahu kamu. Aku merasa sekarang masih belum saatnya untuk beri tahu kamu, apalagi ….”Masalah ini berhubungan dengan Keluarga Fernando.“Apalagi apa?” tanya Claire.River menurunkan cangkir tehnya. “Hari ini ada pelelangan batu giok di balai giok. Apa kamu ingin ke sana?”Menyadari River sedang mengalihkan topik pembicaraan, Claire juga tidak bertanya lagi.Lobi balai giok didekorasi dengan sangat elegan. Di dalamnya terdapat rak yang dipajang banyak giok berharga. Tentu saja, batu giok yang dipajang di bagian bawah adalah batu giok yang sering dijumpai di pasaran, seperti giok hijau biasa dan giok jasper. Sementara itu, batu giok putih terbaik diletakkan di dalam rak yang tidak sanggup dijangkau orang-orang.Hari ini balai giok kedatangan banyak pengunjung. Mereka semua datang untuk melakukan transaksi batu giok.Perbedaan di antara tempat lelang giok dengan perhiasan adal
Ketika mengungkit Javier, raut wajah Claire langsung berubah. Hanya saja, dia tidak ingin Rendy mengkhawatirkannya, dia pun tersenyum. “Aku sudah bilang sama anak-anak.”Rendy mengangguk.“Ayah, bagaimana kalau kamu cari pembantu saja? Kalau ada pembantu, Ayah juga nggak usah capek-capek.” Claire mengalihkan topik pembicaraannya.Rendy melambaikan tangannya dengan tersenyum. “Ayah sudah terbiasa, tidak usah.”Claire menunduk. Dia kepikiran sesuatu, lalu berkata, “Bagaimana kalau aku suruh anak-anak untuk menemanimu? Oh ya, Ayah masih belum bertemu dengan anak-anak.”Rendy sungguh terkejut. “Iya, Ayah memang belum pernah bertemu dengan mereka. Aku tidak yakin … apa anak-anak akan menyukaiku atau tidak?”“Tenang saja, mereka memang masih kecil, tapi mereka sangat tahu diri.” Dulu, mungkin Claire tidak akan membiarkan anak-anak untuk berkunjung ke Kediaman Adhitama. Hanya saja, kondisi sekarang sudah berbeda.“Ting tong!” Bunyi bel pintu berbunyi.Rendy berdiri untuk membuka pintu. Dia pu
“Kalau begitu, kamu pulang sana.” Claire menyingkirkan tangan Javier, lalu mendorongnya keluar kamar.“Bamm!” Pintu kamar ditutup, kemudian dikunci.Claire bersandar di balik pintu. Terus terlintas gambaran Javier bersama Rosy ketika di balai giok tadi. Dia malah tidak menyadari kesalahannya dan berlagak polos!Menjengkelkan! Kenapa Claire sangat memedulikan masalah ini? Jelas-jelas tidak seharusnya Claire peduli dengan masalah ini!Menyadari tidak ada suara di luar sana. Claire memalingkan kepalanya sambil membatin, ‘Apa dia sudah pergi? Betul juga! Aku sudah mengusirnya, mana mungkin dia masih nggak pergi-pergi? Tapi gimana kalau dia masih belum pergi?’Tangan Claire spontan membuka pintu kamar. Javier benar-benar masih berdiri di depan pintu. Dia terlihat sangat kasihan saat ini ….Sialan!Claire menarik kerah pakaian Javier membawanya ke dalam kamar. Pintu kamar ditutup. Dia menindih Javier di dinding. Entah apa yang ada di benak Claire, dia langsung mencium bibir lelaki itu. Javi
Apa hubungannya kamp pelatihan tertutup seluas ini dengan Keluarga Fernando? Pintu gerbang terbuka dengan perlahan, mobil dipersilakan masuk.Roger dan Claire menuruni mobil. Kemudian, mereka bisa melihat anggota yang sedang latihan di sana.Yvonne dan seorang lelaki bertubuh kekar berjalan menghampiri mereka. Yvonne mengenakan seragam dengan topi di atas kepalanya. Dia sungguh terlihat sangat tomboi.“Kakak iparku!” Yvonne sungguh gembira melihat kedatangan Claire. Dia berlari, lalu bertanya, “Kak Claire, kenapa kamu bisa ke sini?”Roger berdeham, lalu menjawab, “Nona Claire datang untuk mengikuti latihan.”Yvonne pun terbengong. “Jangan-jangan ada masalah dengan otak Tuan Javier? Dia malah suruh kakak iparku datang ke tempat seperti ini ….”“Ini perintah Pak Berwin,” sela Roger dengan tidak berdaya.Kali ini, Yvonne hanya terbengong melongo. Perintah Pak Berwin? Kenapa Pak Berwin sadis sekali? Dia malah menyiksa seorang wanita lemah lembut ini?“Oh, ya.” Yvonne menarik lelaki di samp
Tentu saja Claire tidak mungkin akan merepotkannya. Dia hanya membalas dengan tersenyum saja.Setelah Yvonne meninggalkan kamar, Molly pun bertanya dengan penasaran, “Kak Claire, kamu kerabatnya Kak Yvonne, ya?”“Pftz, tentu saja bukan.” Claire tersenyum, lalu meletakkan tasnya ke atas ranjang.Molly duduk di atas ranjang, lalu memiringkan kepalanya untuk melihat Claire. “Kalau begitu, kamu pasti kenal sama Kak Yvonne ….”Claire mengeluarkan perlengkapan mandinya dari dalam tas, kemudian melirik Molly. “Tergolong kenal, kenapa?”Molly menggeleng, lalu bertanya dengan tiba-tiba, “Kenapa kamu mengikuti pelatihan? Jangan-jangan kamu ingin menjadi pasukan elite?”Claire tertegun sejenak, lalu menunjukkan ekspresi kebingungan. “Memangnya ini tempat untuk melatih pasukan elite?” Jujur saja, Claire tidak mengetahuinya.“Iya, memangnya kamu nggak tahu?” Molly merasa kaget ketika melihat Claire yang kebingungan.“Wajar kalau kamu nggak tahu. Tempat pelatihan ini adalah kamp pribadi. Tempat ini
Claire menundukkan kepalanya. Ternyata dirinya disuruh mengikuti ujian seberat ini. Dia bahkan harus menyelesaikannya dalam waktu setengah bulan. Itu berarti Claire mesti mengajukan diri untuk mengikuti ujian pada satu minggu kemudian.Mesti mendapatkan prestasi bagus dalam waktu setengah bulan. Setiap ujian tidak boleh lebih rendah dari nilai 60. Dengan mendapatkan total nilai 120, dia baru dinyatakan lulus.Sore harinya, Molly membawa Claire untuk makan di kantin. Dalam sekilas mata, Claire dapat melihat lebih banyak lelaki daripada wanita.“Jam makan itu sudah ditetapkan. Kalau kamu datangnya terlambat, kamu nggak akan kebagian makanan lagi.”“Sepertinya kamu pernah merasakannya.” Claire menyindirnya. Molly pun tersenyum dengan malu.Claire dan Molly mengantre untuk mengambil makanan. Saat melewati sebuah tempat duduk, Claire tidak sengaja tersandung kaki seseorang. Jika bukan karena ada Molly yang memapahnya, sepertinya dia sudah jatuh.Lelaki yang sedang berbaring di atas bangku s
Ehh? Setelah dilihat-lihat, sepertinya tidak terlihat ekspresi marah di wajah Hardy. Dia malah terus tersenyum sambil menatap Claire.Hardy menyipitkan matanya. “Jangan-jangan kamu ingin menggunakan cara ini untuk menarik perhatianku?”Biasanya seandainya ada wanita ingin menarik perhatiannya, Hardy akan merasa risi. Hanya saja, Hardy malah tidak keberatan dengan sikap wanita cantik ini!Pftz!Hampir saja Claire menyemburkan sup di mulutnya. Dia tertawa, lalu memalingkan kepalanya untuk melihat Hardy. “Dik, kamu narsis juga, ya.”Hardy mengangguk. “Aku sadar.”Claire pun terdiam.Tiba-tiba Hardy kepikiran sesuatu. Dia mengeluarkan sebuah cokelat dari saku celananya. “Ini cokelat dari luar negeri, coba kamu cicipi?” Sepertinya Hardy takut untuk ditolak lagi. Dia pun melanjutkan, “Kita lagi dilihatin banyak orang. Aku akan merasa malu kalau kamu menolakku lagi. Ambillah!”Hardy menarik tangan Claire, lalu meletakkan cokelat di atas tangannya. Kemudian, dia berdiri, lalu berjalan kembali
“Nona Mimosa ….” Dacia merasa familier dengan nama itu. Di atap? Bunuh diri? Bukannya itu cerita di dalam naskahnya?Nordin masih mondar-mandir tepi pagar atap. “Apa kamu sudah ingat?”Dacia langsung tersenyum. “Tentu saja Nona Mimosa di dalam naskahku bukan bunuh diri. Dalam semua kasus detektif, biasanya korban hanya bisa mati karena pembunuhan.”“Jadi, apa kamu sudah memikirkan cara untuk memalsukan tempat kejadian perkara?”Dacia terdiam, lalu menundukkan matanya. Saat ini, alur naskah berhenti pada bagaimana kematian Mimosa tampak seperti bunuh diri dan bagaimana pelaku berhasil melarikan diri.Hanya saja, Dacia tidak menyangka bahwa Nordin tertarik dengan naskah seperti ini.Carly semakin bingung lagi. “Apa yang lagi kalian bahas? Naskah?”Nordin menatapnya.Dacia berbisik di samping Carly, “Aku akan jelaskan nanti.” Usai berbicara, Dacia berjalan ke sisi Nordin. “Apa kamu berdiri di atas atap untuk merasakan apa yang dialami korban?”“Bukan, pelaku.”Dacia tertegun sejenak. “Pe
Tahanan wanita lainnya juga merasa aneh. Mereka merasa Lidya sudah kehilangan kewarasannya saja.Beberapa tahanan menekan pundak Lidya. Lidya semakin tidak puas lagi dan melawan dengan semakin kuat. “Atas dasar apa kalian selalu mendapatkan keuntungan? Aku sudah mengorbankan putraku, tapi aku malah tidak mendapatkan apa pun! Silvia dan semua anggota Keluarga Tanzil! Aku kutuk kalian sial tujuh turunan!”Lidya dibawa pergi secara paksa.Para tahanan wanita di kantin mulai bergosip. Mereka semua merasa Lidya sudah kehilangan kewarasannya karena ditahan kelamaan.Pada saat ini, di akademi perfilman.Dengan dianugerahkan kehormatan kepada Daniel, itu berarti dia memiliki kedudukan di Negara Hyugana.Carly dan teman-teman lainnya sungguh gembira dengan apa yang diperoleh Dacia. “Eh, keluarga bangsawan, lho. Bukannya itu berarti Dacia akan menjadi anak bangsawan?”“Tentu saja. Kelak siapa juga yang berani menggosip Dacia dari belakang?”“Dacia, kamu jangan melupakan kami, ya.”Dacia tersenyu
Di depan meja rias, Chelsea sedang membantu Jessie untuk menyanggul rambutnya. Benn menerima undangan dari kerajaan. Chelsea sebagai pasangan Benn juga wajib menghadirinya. Apalagi acara ini adalah acara penobatan, siapa juga yang tidak ingin hadir. Acara penobatan ini bukan hanya acara penobatan pertama yang pernah dihadiri Chelsea, bahkan ini juga pertama kalinya Jessie menghadiri acara sesakral ini.“Selesai! Bagaimana hasil sanggulan Tante?” Chelsea mengambil cermin untuk becermin bagian belakang tubuh Jessie. Dari cermin yang dipegang Chelsea, Jessie bisa melihat rambutnya sendiri. Dia pun tersenyum. “Cantik sekali.”“Tentu saja.” Chelsea menurunkan cerminnya. “Aku cukup percaya diri dengan bakatku.”Setelah Jessie selesai merias wajah dan mengganti gaunnya, dia pun berjalan ke aula. Ketika di koridor, dia menghentikan salah seorang pelayan. “Di mana Jules?”Pelayan menunjukkan arah kepada Jessie dengan ramah.Jessie berjalan ke ruang istirahat Jules. Ketika melihat pintu tidak di
Setelah dipikir-pikir kembali, biasanya Jane selalu memamerkan betapa baik kekasihnya terhadapnya. Ternyata semua itu hanya demi memenuhi ego Jane saja.Terdengar suara sirene mobil polisi di luar sana. Polisi mencari kemari. Mereka berdua bergegas melepaskan ikatan Dacia, lalu menghancurkan kamera CCTV.Pada saat ini, tiba-tiba pintu kamar didobrak. Orang itu tidak lain adalah Jerremy.Ketika melihat Dacia masih berpakaian rapi dan tidak ada tanda-tanda untuk terluka, dia baru menghela napas lega.Kekasih Jane maju, lalu berkata dengan tersenyum, “Semua ini hanya salah paham. Kita tidak melakukan apa-apa terhadap istrimu ….”Belum sempat kekasih Jane menyelesaikan omongannya, wajahnya langsung ditinju. Dia spontan jatuh terpelanting ke belakang.Jerremy langsung memeluk Dacia, lalu menoleh untuk menunjuk si pria. “Alangkah bagusnya kalau semua itu hanya salah paham. Kalau tidak, kamu akan mati dengan mengenaskan.”Kebetulan pihak kepolisian juga datang. Entah apa yang dikatakan Jerrem
Dacia sedang bertaruh. Dia bertaruh apakah kekasih Jane dan dua pria ini bodoh atau tidak? Sesuai dugaan, kekasih Jane menatapnya. “Jangan-jangan kamu sengaja bawa dia ke vilaku? Kalau terjadi apa-apa, kamu akan jadikan aku sebagai kambing hitam?”Jane meminta dicarikan teman pria untuk menghadapi seorang wanita. Dia pun memperkenalkan kedua teman prianya kepada Jane. Hanya saja, saat mereka menculik Dacia kemari, dia mengira Dacia akan bungkam.Namun, siapa sangka identitas suami wanita ini tidaklah sederhana. Ditambah lagi dengan ucapan Dacia tadi, dia mesti berpikir dua kali. Bagaimanapun, dia tidak ingin masa depannya hancur hanya karena seorang wanita.“Bukan. Sayang, kamu dengar penjelasanku. Dia sengaja lagi takuti kamu. Dia nggak berani ….”“Kalau kamu bodoh, kamu jangan anggap semua orang itu juga sama bodohnya dengan kamu. Apa kamu merasa kekasihmu bersedia mempertaruhkan nasibnya demi kamu? Keuntungan apa yang bisa kamu datangkan untuk kekasihmu?”Usai berbicara, Dacia meli
Kekasih Jane tersenyum menyeringai. Dia memalingkan kepalanya, lalu berkata kepada kedua temannya, “Sudah dengar belum? Wanita ini hadiah dari kesayanganku buat kalian.”Jane menimpali, “Kalian harus main dengan seru, ya.”Sekarang hati kedua pria itu semakin menggebu-gebu. Mereka mendekati Dacia dengan motif jahat.Dacia berusaha untuk meronta, tetapi dia diikat dengan sangat ketat. Dacia menggertakkan giginya, lalu berusaha menenangkan dirinya untuk memikirkan cara.Saat mereka berdua hendak menyentuh Dacia, tiba-tiba Dacia tertawa. Jika dia ketakutan dan menangis, bisa jadi mereka berdua akan semakin bersemangat lagi. Suara tawa Dacia membuat mereka kebingungan.Jane memelototinya. “Kamu sudah jatuh ke tangan kami. Kamu malah tertawa?”“Apa kalian sentuh ponselku?”Kedua pria saling bertukar pandang, lalu melihat ke sisi Jane. Jane membalas dengan arogan, “Memangnya kenapa kalau aku sentuh ponselmu?”“Jangan-jangan kamu matikan ponselku?”“Sebenarnya kamu mau ngomong apa, sih!” Dac
Pada zaman sekarang ini, jarang ada orang yang tidak tergoda dengan kekayaan dan kekuasaan.Pada saat ini, Jane berdiri tidak jauh di sana. Ketika melihat hubungan Carly dan Dacia semakin dekat, dia pun merasa sangat tidak puas.Jelas-jelas sebelumnya Carly selalu menuruti apa kata Jane. Dia merasa tidak peduli apa yang dia perbuat, Carly tidak akan memutuskan hubungannya dengan Jane. Semua ini pasti gara-gara Dacia.Jane tidak akan membuat Dacia hidup tenang. Siang harinya, Dacia meninggalkan akademi. Tiba-tiba Jane memanggilnya, lalu berjalan menghampirinya dengan buru-buru, “Dacia, sudah terjadi sesuatu dengan Carly!”Kening Dacia berkerut. “Terjadi sesuatu?”Jane berkata dengan buru-buru, “Tadi aku pergi cari dia. Aku melihat dia sedang diganggu sama beberapa orang lelaki. Sekarang mereka ada di parkiran.”Dacia memang merasa curiga, tetapi berhubung masalah ini bersangkutan dengan keselamatan Carly, dia pun mengikuti langkah Jane ke area parkiran.Namun setibanya di area parkiran
Apalagi Perusahaan Teknologi Yarnis adalah perusahaan yang baru didirikan Jules. Dengan adanya dukungan dari pihak kerajaan, Perusahaan Teknologi Yarnis juga tidak perlu mencari mitra kerja sama lagi. Calon mitra kerja sama akan berbondong-bondong mencari mereka.Filbert merasa bingung. “Jadi ….”Jules meletakkan gelas teh. “Sekarang aku tidak buru-buru dalam mencari mitra kerja sama. Kita cukup fokus dalam mencari teknisi saja. Sisanya diundur dulu.”Filbert terbengong, tetapi dia terpaksa mengangguk. “Oke.”Pada saat ini, televisi, koran, majalah, dan media sosial sedang menyiarkan kabar Silvia sibuk mempersiapkan acara penobatannya.Para murid di akademi perfilman juga sedang membahas masalah kerajaan. Saat Dacia melewati koridor, beberapa murid pun sedang melihatnya sembari berbisik-bisik. “Sepertinya dia punya sedikit hubungan dengan keluarga kerajaan. Aku juga dengar kabar, Raja Willie mempersiapkan dua set surat wasiat sebelum dia meninggal. Seharusnya salah satunya milik dia.”
Jules merangkul Jessie di dalam dekapannya. “Apa benar kamu tidak takut?”Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kamu juga nggak pernah lukai aku.”Dagu Jules bersandar di atas kepala Jessie. Dia pun tersenyum. “Kamu sudah mempertaruhkan nyawamu demi menemaniku. Apa mungkin aku tega untuk melukaimu? Jessie, ada yang ingin aku tanyakan sama kamu. Waktu itu, saat mereka menculikku ke Area Andes, apa kamu tidak takut ketika mengikutiku?”Jessie mengangkat kepalanya untuk menatap Jules. Senyumannya sangat lebar. “Aku nggak takut. Karena aku tahu ayahku pasti akan datang untuk menyelamatkan kita. Lagi pula, kamu juga bakal lindungi aku.”Jules tertegun sejenak, lalu menurunkan kelopak mata untuk menatapnya. “Aku melindungimu? Jelas-jelas kamu yang melindungiku?”Jessie berkata dengan tersenyum, “Sebenarnya aku juga nggak tahu kenapa aku bisa mengambil risiko untuk mengikutimu. Tapi setahuku, aku nggak menyesal.”Jules memeluk Jessie dengan erat, lalu menempelkan bibir di atas kening Jessie.