Share

Bab 256

Penulis: Daun Jahe
Rosy sedang menguji Javier.

Javier menggerakkan matanya, lalu menjawab dengan santai, “Kalau dia memilih untuk pergi, itu berarti dia memiliki alasannya sendiri. Mungkin … aku seharusnya memercayainya.” Javier merenungkan dirinya. Sepertinya dia telah meremehkan Claire.

Claire bukanlah wanita yang gampang menyerah. Lagi pula, Javier juga tahu Claire akan melakukan semua yang ingin dia lakukan. Dia juga tidak tahu apakah Claire sedang marah atau tidak. Bagaimana caranya Javier membujuknya?

Kepikiran sesuatu, Javier mengangkat kepalanya melihat Rosy. “Selera wanita seharusnya sama semua, ‘kan?”

Rosy terbengong, lalu membalas dengan tersenyum. “Belum tentu. Memangnya kenapa?”

“Sepertinya Claire marah karena masalah tadi pagi. Bagusan aku beri dia hadiah apa?”

Javier hanya fokus dalam memikirkan cara untuk membujuk Claire. Dia tidak menyadari betapa muramnya wajah Rosy saat ini.

Rosy menggigit bibir bawahnya dengan galak. Bahkan, kukunya sudah menancap ke dalam telapak tangannya. Dia pun t
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Just Rara
pasti nanti tu si rosy milihin batu giok yg jelek
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 257

    River tersenyum dengan tidak berdaya. “Bukankah aku sudah bilang, setelah kamu cukup kompeten, aku baru akan beri tahu kamu. Aku merasa sekarang masih belum saatnya untuk beri tahu kamu, apalagi ….”Masalah ini berhubungan dengan Keluarga Fernando.“Apalagi apa?” tanya Claire.River menurunkan cangkir tehnya. “Hari ini ada pelelangan batu giok di balai giok. Apa kamu ingin ke sana?”Menyadari River sedang mengalihkan topik pembicaraan, Claire juga tidak bertanya lagi.Lobi balai giok didekorasi dengan sangat elegan. Di dalamnya terdapat rak yang dipajang banyak giok berharga. Tentu saja, batu giok yang dipajang di bagian bawah adalah batu giok yang sering dijumpai di pasaran, seperti giok hijau biasa dan giok jasper. Sementara itu, batu giok putih terbaik diletakkan di dalam rak yang tidak sanggup dijangkau orang-orang.Hari ini balai giok kedatangan banyak pengunjung. Mereka semua datang untuk melakukan transaksi batu giok.Perbedaan di antara tempat lelang giok dengan perhiasan adal

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 258

    Ketika mengungkit Javier, raut wajah Claire langsung berubah. Hanya saja, dia tidak ingin Rendy mengkhawatirkannya, dia pun tersenyum. “Aku sudah bilang sama anak-anak.”Rendy mengangguk.“Ayah, bagaimana kalau kamu cari pembantu saja? Kalau ada pembantu, Ayah juga nggak usah capek-capek.” Claire mengalihkan topik pembicaraannya.Rendy melambaikan tangannya dengan tersenyum. “Ayah sudah terbiasa, tidak usah.”Claire menunduk. Dia kepikiran sesuatu, lalu berkata, “Bagaimana kalau aku suruh anak-anak untuk menemanimu? Oh ya, Ayah masih belum bertemu dengan anak-anak.”Rendy sungguh terkejut. “Iya, Ayah memang belum pernah bertemu dengan mereka. Aku tidak yakin … apa anak-anak akan menyukaiku atau tidak?”“Tenang saja, mereka memang masih kecil, tapi mereka sangat tahu diri.” Dulu, mungkin Claire tidak akan membiarkan anak-anak untuk berkunjung ke Kediaman Adhitama. Hanya saja, kondisi sekarang sudah berbeda.“Ting tong!” Bunyi bel pintu berbunyi.Rendy berdiri untuk membuka pintu. Dia pu

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 259

    “Kalau begitu, kamu pulang sana.” Claire menyingkirkan tangan Javier, lalu mendorongnya keluar kamar.“Bamm!” Pintu kamar ditutup, kemudian dikunci.Claire bersandar di balik pintu. Terus terlintas gambaran Javier bersama Rosy ketika di balai giok tadi. Dia malah tidak menyadari kesalahannya dan berlagak polos!Menjengkelkan! Kenapa Claire sangat memedulikan masalah ini? Jelas-jelas tidak seharusnya Claire peduli dengan masalah ini!Menyadari tidak ada suara di luar sana. Claire memalingkan kepalanya sambil membatin, ‘Apa dia sudah pergi? Betul juga! Aku sudah mengusirnya, mana mungkin dia masih nggak pergi-pergi? Tapi gimana kalau dia masih belum pergi?’Tangan Claire spontan membuka pintu kamar. Javier benar-benar masih berdiri di depan pintu. Dia terlihat sangat kasihan saat ini ….Sialan!Claire menarik kerah pakaian Javier membawanya ke dalam kamar. Pintu kamar ditutup. Dia menindih Javier di dinding. Entah apa yang ada di benak Claire, dia langsung mencium bibir lelaki itu. Javi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 260

    Apa hubungannya kamp pelatihan tertutup seluas ini dengan Keluarga Fernando? Pintu gerbang terbuka dengan perlahan, mobil dipersilakan masuk.Roger dan Claire menuruni mobil. Kemudian, mereka bisa melihat anggota yang sedang latihan di sana.Yvonne dan seorang lelaki bertubuh kekar berjalan menghampiri mereka. Yvonne mengenakan seragam dengan topi di atas kepalanya. Dia sungguh terlihat sangat tomboi.“Kakak iparku!” Yvonne sungguh gembira melihat kedatangan Claire. Dia berlari, lalu bertanya, “Kak Claire, kenapa kamu bisa ke sini?”Roger berdeham, lalu menjawab, “Nona Claire datang untuk mengikuti latihan.”Yvonne pun terbengong. “Jangan-jangan ada masalah dengan otak Tuan Javier? Dia malah suruh kakak iparku datang ke tempat seperti ini ….”“Ini perintah Pak Berwin,” sela Roger dengan tidak berdaya.Kali ini, Yvonne hanya terbengong melongo. Perintah Pak Berwin? Kenapa Pak Berwin sadis sekali? Dia malah menyiksa seorang wanita lemah lembut ini?“Oh, ya.” Yvonne menarik lelaki di samp

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 261

    Tentu saja Claire tidak mungkin akan merepotkannya. Dia hanya membalas dengan tersenyum saja.Setelah Yvonne meninggalkan kamar, Molly pun bertanya dengan penasaran, “Kak Claire, kamu kerabatnya Kak Yvonne, ya?”“Pftz, tentu saja bukan.” Claire tersenyum, lalu meletakkan tasnya ke atas ranjang.Molly duduk di atas ranjang, lalu memiringkan kepalanya untuk melihat Claire. “Kalau begitu, kamu pasti kenal sama Kak Yvonne ….”Claire mengeluarkan perlengkapan mandinya dari dalam tas, kemudian melirik Molly. “Tergolong kenal, kenapa?”Molly menggeleng, lalu bertanya dengan tiba-tiba, “Kenapa kamu mengikuti pelatihan? Jangan-jangan kamu ingin menjadi pasukan elite?”Claire tertegun sejenak, lalu menunjukkan ekspresi kebingungan. “Memangnya ini tempat untuk melatih pasukan elite?” Jujur saja, Claire tidak mengetahuinya.“Iya, memangnya kamu nggak tahu?” Molly merasa kaget ketika melihat Claire yang kebingungan.“Wajar kalau kamu nggak tahu. Tempat pelatihan ini adalah kamp pribadi. Tempat ini

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 262

    Claire menundukkan kepalanya. Ternyata dirinya disuruh mengikuti ujian seberat ini. Dia bahkan harus menyelesaikannya dalam waktu setengah bulan. Itu berarti Claire mesti mengajukan diri untuk mengikuti ujian pada satu minggu kemudian.Mesti mendapatkan prestasi bagus dalam waktu setengah bulan. Setiap ujian tidak boleh lebih rendah dari nilai 60. Dengan mendapatkan total nilai 120, dia baru dinyatakan lulus.Sore harinya, Molly membawa Claire untuk makan di kantin. Dalam sekilas mata, Claire dapat melihat lebih banyak lelaki daripada wanita.“Jam makan itu sudah ditetapkan. Kalau kamu datangnya terlambat, kamu nggak akan kebagian makanan lagi.”“Sepertinya kamu pernah merasakannya.” Claire menyindirnya. Molly pun tersenyum dengan malu.Claire dan Molly mengantre untuk mengambil makanan. Saat melewati sebuah tempat duduk, Claire tidak sengaja tersandung kaki seseorang. Jika bukan karena ada Molly yang memapahnya, sepertinya dia sudah jatuh.Lelaki yang sedang berbaring di atas bangku s

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 263

    Ehh? Setelah dilihat-lihat, sepertinya tidak terlihat ekspresi marah di wajah Hardy. Dia malah terus tersenyum sambil menatap Claire.Hardy menyipitkan matanya. “Jangan-jangan kamu ingin menggunakan cara ini untuk menarik perhatianku?”Biasanya seandainya ada wanita ingin menarik perhatiannya, Hardy akan merasa risi. Hanya saja, Hardy malah tidak keberatan dengan sikap wanita cantik ini!Pftz!Hampir saja Claire menyemburkan sup di mulutnya. Dia tertawa, lalu memalingkan kepalanya untuk melihat Hardy. “Dik, kamu narsis juga, ya.”Hardy mengangguk. “Aku sadar.”Claire pun terdiam.Tiba-tiba Hardy kepikiran sesuatu. Dia mengeluarkan sebuah cokelat dari saku celananya. “Ini cokelat dari luar negeri, coba kamu cicipi?” Sepertinya Hardy takut untuk ditolak lagi. Dia pun melanjutkan, “Kita lagi dilihatin banyak orang. Aku akan merasa malu kalau kamu menolakku lagi. Ambillah!”Hardy menarik tangan Claire, lalu meletakkan cokelat di atas tangannya. Kemudian, dia berdiri, lalu berjalan kembali

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 264

    Javier sungguh merindukan istrinya. Dia sungguh merindukan Claire ….Roger membalas dengan tidak berdaya, “Tuan, Nona Claire hanya tinggal di sana selama setengah bulan saja, bukan bertahun-tahun ….”Bagaimana jika Claire mengikuti pelatihan selama bertahun-tahun? Bukankah Javier akan menggila?Pintu ruangan tiba-tiba diketuk. Rosy berjalan masuk ke dalam, lalu tersenyum padanya. “Javier, Kakek ingin pulang ke Kediaman Fernando. Dia suruh aku menjemput anak-anak untuk pulang bersamanya.”Javier mengerutkan keningnya. Ketiga anak-anak tidak menyukai Rosy. Jika mereka dijemput oleh Rosy, sepertinya mereka akan mengambek?Nada bicara Javier terdengar datar. “Tidak usah, malam ini, aku akan mengantar mereka ke Kediaman Adhitama.”Sebelumnya Javier telah berjanji pada Claire. Jikalau ada waktu luang, dia akan membawa anak-anak untuk pergi mengunjungi Rendy.Rosy hanya bisa membalas dengan datar, “Oke, kalau begitu, aku pamit dulu.”Baru saja Rosy membalikkan tubuhnya, senyuman di wajahnya l

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status