“Kalau begitu, kamu pulang sana.” Claire menyingkirkan tangan Javier, lalu mendorongnya keluar kamar.“Bamm!” Pintu kamar ditutup, kemudian dikunci.Claire bersandar di balik pintu. Terus terlintas gambaran Javier bersama Rosy ketika di balai giok tadi. Dia malah tidak menyadari kesalahannya dan berlagak polos!Menjengkelkan! Kenapa Claire sangat memedulikan masalah ini? Jelas-jelas tidak seharusnya Claire peduli dengan masalah ini!Menyadari tidak ada suara di luar sana. Claire memalingkan kepalanya sambil membatin, ‘Apa dia sudah pergi? Betul juga! Aku sudah mengusirnya, mana mungkin dia masih nggak pergi-pergi? Tapi gimana kalau dia masih belum pergi?’Tangan Claire spontan membuka pintu kamar. Javier benar-benar masih berdiri di depan pintu. Dia terlihat sangat kasihan saat ini ….Sialan!Claire menarik kerah pakaian Javier membawanya ke dalam kamar. Pintu kamar ditutup. Dia menindih Javier di dinding. Entah apa yang ada di benak Claire, dia langsung mencium bibir lelaki itu. Javi
Apa hubungannya kamp pelatihan tertutup seluas ini dengan Keluarga Fernando? Pintu gerbang terbuka dengan perlahan, mobil dipersilakan masuk.Roger dan Claire menuruni mobil. Kemudian, mereka bisa melihat anggota yang sedang latihan di sana.Yvonne dan seorang lelaki bertubuh kekar berjalan menghampiri mereka. Yvonne mengenakan seragam dengan topi di atas kepalanya. Dia sungguh terlihat sangat tomboi.“Kakak iparku!” Yvonne sungguh gembira melihat kedatangan Claire. Dia berlari, lalu bertanya, “Kak Claire, kenapa kamu bisa ke sini?”Roger berdeham, lalu menjawab, “Nona Claire datang untuk mengikuti latihan.”Yvonne pun terbengong. “Jangan-jangan ada masalah dengan otak Tuan Javier? Dia malah suruh kakak iparku datang ke tempat seperti ini ….”“Ini perintah Pak Berwin,” sela Roger dengan tidak berdaya.Kali ini, Yvonne hanya terbengong melongo. Perintah Pak Berwin? Kenapa Pak Berwin sadis sekali? Dia malah menyiksa seorang wanita lemah lembut ini?“Oh, ya.” Yvonne menarik lelaki di samp
Tentu saja Claire tidak mungkin akan merepotkannya. Dia hanya membalas dengan tersenyum saja.Setelah Yvonne meninggalkan kamar, Molly pun bertanya dengan penasaran, “Kak Claire, kamu kerabatnya Kak Yvonne, ya?”“Pftz, tentu saja bukan.” Claire tersenyum, lalu meletakkan tasnya ke atas ranjang.Molly duduk di atas ranjang, lalu memiringkan kepalanya untuk melihat Claire. “Kalau begitu, kamu pasti kenal sama Kak Yvonne ….”Claire mengeluarkan perlengkapan mandinya dari dalam tas, kemudian melirik Molly. “Tergolong kenal, kenapa?”Molly menggeleng, lalu bertanya dengan tiba-tiba, “Kenapa kamu mengikuti pelatihan? Jangan-jangan kamu ingin menjadi pasukan elite?”Claire tertegun sejenak, lalu menunjukkan ekspresi kebingungan. “Memangnya ini tempat untuk melatih pasukan elite?” Jujur saja, Claire tidak mengetahuinya.“Iya, memangnya kamu nggak tahu?” Molly merasa kaget ketika melihat Claire yang kebingungan.“Wajar kalau kamu nggak tahu. Tempat pelatihan ini adalah kamp pribadi. Tempat ini
Claire menundukkan kepalanya. Ternyata dirinya disuruh mengikuti ujian seberat ini. Dia bahkan harus menyelesaikannya dalam waktu setengah bulan. Itu berarti Claire mesti mengajukan diri untuk mengikuti ujian pada satu minggu kemudian.Mesti mendapatkan prestasi bagus dalam waktu setengah bulan. Setiap ujian tidak boleh lebih rendah dari nilai 60. Dengan mendapatkan total nilai 120, dia baru dinyatakan lulus.Sore harinya, Molly membawa Claire untuk makan di kantin. Dalam sekilas mata, Claire dapat melihat lebih banyak lelaki daripada wanita.“Jam makan itu sudah ditetapkan. Kalau kamu datangnya terlambat, kamu nggak akan kebagian makanan lagi.”“Sepertinya kamu pernah merasakannya.” Claire menyindirnya. Molly pun tersenyum dengan malu.Claire dan Molly mengantre untuk mengambil makanan. Saat melewati sebuah tempat duduk, Claire tidak sengaja tersandung kaki seseorang. Jika bukan karena ada Molly yang memapahnya, sepertinya dia sudah jatuh.Lelaki yang sedang berbaring di atas bangku s
Ehh? Setelah dilihat-lihat, sepertinya tidak terlihat ekspresi marah di wajah Hardy. Dia malah terus tersenyum sambil menatap Claire.Hardy menyipitkan matanya. “Jangan-jangan kamu ingin menggunakan cara ini untuk menarik perhatianku?”Biasanya seandainya ada wanita ingin menarik perhatiannya, Hardy akan merasa risi. Hanya saja, Hardy malah tidak keberatan dengan sikap wanita cantik ini!Pftz!Hampir saja Claire menyemburkan sup di mulutnya. Dia tertawa, lalu memalingkan kepalanya untuk melihat Hardy. “Dik, kamu narsis juga, ya.”Hardy mengangguk. “Aku sadar.”Claire pun terdiam.Tiba-tiba Hardy kepikiran sesuatu. Dia mengeluarkan sebuah cokelat dari saku celananya. “Ini cokelat dari luar negeri, coba kamu cicipi?” Sepertinya Hardy takut untuk ditolak lagi. Dia pun melanjutkan, “Kita lagi dilihatin banyak orang. Aku akan merasa malu kalau kamu menolakku lagi. Ambillah!”Hardy menarik tangan Claire, lalu meletakkan cokelat di atas tangannya. Kemudian, dia berdiri, lalu berjalan kembali
Javier sungguh merindukan istrinya. Dia sungguh merindukan Claire ….Roger membalas dengan tidak berdaya, “Tuan, Nona Claire hanya tinggal di sana selama setengah bulan saja, bukan bertahun-tahun ….”Bagaimana jika Claire mengikuti pelatihan selama bertahun-tahun? Bukankah Javier akan menggila?Pintu ruangan tiba-tiba diketuk. Rosy berjalan masuk ke dalam, lalu tersenyum padanya. “Javier, Kakek ingin pulang ke Kediaman Fernando. Dia suruh aku menjemput anak-anak untuk pulang bersamanya.”Javier mengerutkan keningnya. Ketiga anak-anak tidak menyukai Rosy. Jika mereka dijemput oleh Rosy, sepertinya mereka akan mengambek?Nada bicara Javier terdengar datar. “Tidak usah, malam ini, aku akan mengantar mereka ke Kediaman Adhitama.”Sebelumnya Javier telah berjanji pada Claire. Jikalau ada waktu luang, dia akan membawa anak-anak untuk pergi mengunjungi Rendy.Rosy hanya bisa membalas dengan datar, “Oke, kalau begitu, aku pamit dulu.”Baru saja Rosy membalikkan tubuhnya, senyuman di wajahnya l
Rosy melipatkan kedua tangannya di depan dada sambil melihat bayangan tubuh yang berjalan menaiki tangga dengan galak. Seandainya bukan karena Claire memiliki tiga anak, atas dasar apa dia berada di sisi Javier?“Kak Rosy, apa kamu sudah menunggu lama?” Wanda berlari dengan terburu-buru, menyadarkan Rosy dari lamunannya. “Aku nggak nyangka Kak Rosy bakal ke sini.”“Iya, bagaimana dengan pelatihanmu?” tanya Rosy dengan berlagak ramah.“Semuanya baik-baik saja. Hanya saja … belakangan ini kedatangan anak baru. Aku nggak begitu suka sama dia.” Saat Wanda mengungkit masalah anak baru, raut wajahnya terlihat agak muram.Rosy mengangkat-angkat alisnya. “Anak baru?”“Iya, namanya Clarissa … atau apa gitu.”“Claire?”Rosy sungguh kaget. Padahal Claire baru datang dua hari saja, Wanda malah telah mengenalnya?“Iya, dia orangnya. Aku nggak suka banget sama dia. Baru saja dia datang ke sini, Tuan Hardy malah terus dekat-dekat sama dia. Dia memang siluman penggoda. Menjengkelkan sekali!”Ucapan Wa
Instruktur mengangguk.Wanda dan Claire bersama-sama berjalan ke dalam gunung. Dia melihat Claire, lalu berbicara dengan ramah, “Namamu Claire, ya? Namaku Wanda. Aku sudah tiga tahun mengikuti pelatihan di sini. Senang bisa mengenalmu.”Claire membalas dengan senyum sopan.Wanda bertanya lagi, “Apa kamu datang ke sini atas keinginan sendiri?”Claire tidak menjawab dengan jujur, dia pun tersenyum. “Aku ingin ikut ujian.”“Oh, begitu ….” Wanda mengangguk. Dia melihat Claire sekilas dan tidak berkata apa-apa lagi.Setelah berjalan ke dalam gunung, hanya tampak pepohonan dan pegunungan di sekitar. Bahkan, sangatlah sulit untuk melihat jalan di depan sana. Biasanya anak baru akan dituntun oleh anak lama. Jadi, ketika Wanda mengusulkan untuk satu kelompok dengannya, Claire tidak merasa ragu sama sekali.“Apa titik kumpulnya masih jauh?” Claire melirik sekeliling. Dia merasa mereka telah berjalan terlalu jauh.Wanda berjalan di belakangnya. Ketika mendengar pertanyaan Claire, dia segera menga