Tadi Rosy juga telah mendengarnya. Javier ingin menikahi wanita itu. Dia menggigit bibir bawahnya dengan kuat. Terlintas ekspresi sinis dan muram di wajahnya.Javier tampak tidak senang lantaran omongannya disela. “Terserah aku ingin menikah dengan siapa. Aku tidak butuh persetujuanmu.”“Dasar bocah tengik! Kenapa kamu selalu menentangku?” Berwin berkata dengan emosi, “Dia sendiri sudah menyetujui persyaratanku. Jadi, sebelum mendapat pengakuanku, aku tidak akan menyetujui kalian untuk menikah.”Javier berdiri, lalu tersenyum pada Berwin. “Maksudmu, asalkan Claire menyelesaikan misinya di pelatihan dan mendapatkan prestasi bagus, kamu pun akan menyetujui hubungan kami?”Berwin tertegun sejenak. Apa dirinya pernah berkata seperti itu?Hanya saja, Berwin tidak boleh memungkiri janjinya. “Lihatlah apa dia sanggup melewati ujian atau tidak. Tapi apa mungkin dia sanggup mendapatkan prestasi dalam waktu setengah bulan?”Claire hanyalah seorang wanita lemah yang tidak pernah menerima pelatiha
Rosy sedang menguji Javier.Javier menggerakkan matanya, lalu menjawab dengan santai, “Kalau dia memilih untuk pergi, itu berarti dia memiliki alasannya sendiri. Mungkin … aku seharusnya memercayainya.” Javier merenungkan dirinya. Sepertinya dia telah meremehkan Claire.Claire bukanlah wanita yang gampang menyerah. Lagi pula, Javier juga tahu Claire akan melakukan semua yang ingin dia lakukan. Dia juga tidak tahu apakah Claire sedang marah atau tidak. Bagaimana caranya Javier membujuknya?Kepikiran sesuatu, Javier mengangkat kepalanya melihat Rosy. “Selera wanita seharusnya sama semua, ‘kan?”Rosy terbengong, lalu membalas dengan tersenyum. “Belum tentu. Memangnya kenapa?”“Sepertinya Claire marah karena masalah tadi pagi. Bagusan aku beri dia hadiah apa?”Javier hanya fokus dalam memikirkan cara untuk membujuk Claire. Dia tidak menyadari betapa muramnya wajah Rosy saat ini.Rosy menggigit bibir bawahnya dengan galak. Bahkan, kukunya sudah menancap ke dalam telapak tangannya. Dia pun t
River tersenyum dengan tidak berdaya. “Bukankah aku sudah bilang, setelah kamu cukup kompeten, aku baru akan beri tahu kamu. Aku merasa sekarang masih belum saatnya untuk beri tahu kamu, apalagi ….”Masalah ini berhubungan dengan Keluarga Fernando.“Apalagi apa?” tanya Claire.River menurunkan cangkir tehnya. “Hari ini ada pelelangan batu giok di balai giok. Apa kamu ingin ke sana?”Menyadari River sedang mengalihkan topik pembicaraan, Claire juga tidak bertanya lagi.Lobi balai giok didekorasi dengan sangat elegan. Di dalamnya terdapat rak yang dipajang banyak giok berharga. Tentu saja, batu giok yang dipajang di bagian bawah adalah batu giok yang sering dijumpai di pasaran, seperti giok hijau biasa dan giok jasper. Sementara itu, batu giok putih terbaik diletakkan di dalam rak yang tidak sanggup dijangkau orang-orang.Hari ini balai giok kedatangan banyak pengunjung. Mereka semua datang untuk melakukan transaksi batu giok.Perbedaan di antara tempat lelang giok dengan perhiasan adal
Ketika mengungkit Javier, raut wajah Claire langsung berubah. Hanya saja, dia tidak ingin Rendy mengkhawatirkannya, dia pun tersenyum. “Aku sudah bilang sama anak-anak.”Rendy mengangguk.“Ayah, bagaimana kalau kamu cari pembantu saja? Kalau ada pembantu, Ayah juga nggak usah capek-capek.” Claire mengalihkan topik pembicaraannya.Rendy melambaikan tangannya dengan tersenyum. “Ayah sudah terbiasa, tidak usah.”Claire menunduk. Dia kepikiran sesuatu, lalu berkata, “Bagaimana kalau aku suruh anak-anak untuk menemanimu? Oh ya, Ayah masih belum bertemu dengan anak-anak.”Rendy sungguh terkejut. “Iya, Ayah memang belum pernah bertemu dengan mereka. Aku tidak yakin … apa anak-anak akan menyukaiku atau tidak?”“Tenang saja, mereka memang masih kecil, tapi mereka sangat tahu diri.” Dulu, mungkin Claire tidak akan membiarkan anak-anak untuk berkunjung ke Kediaman Adhitama. Hanya saja, kondisi sekarang sudah berbeda.“Ting tong!” Bunyi bel pintu berbunyi.Rendy berdiri untuk membuka pintu. Dia pu
“Kalau begitu, kamu pulang sana.” Claire menyingkirkan tangan Javier, lalu mendorongnya keluar kamar.“Bamm!” Pintu kamar ditutup, kemudian dikunci.Claire bersandar di balik pintu. Terus terlintas gambaran Javier bersama Rosy ketika di balai giok tadi. Dia malah tidak menyadari kesalahannya dan berlagak polos!Menjengkelkan! Kenapa Claire sangat memedulikan masalah ini? Jelas-jelas tidak seharusnya Claire peduli dengan masalah ini!Menyadari tidak ada suara di luar sana. Claire memalingkan kepalanya sambil membatin, ‘Apa dia sudah pergi? Betul juga! Aku sudah mengusirnya, mana mungkin dia masih nggak pergi-pergi? Tapi gimana kalau dia masih belum pergi?’Tangan Claire spontan membuka pintu kamar. Javier benar-benar masih berdiri di depan pintu. Dia terlihat sangat kasihan saat ini ….Sialan!Claire menarik kerah pakaian Javier membawanya ke dalam kamar. Pintu kamar ditutup. Dia menindih Javier di dinding. Entah apa yang ada di benak Claire, dia langsung mencium bibir lelaki itu. Javi
Apa hubungannya kamp pelatihan tertutup seluas ini dengan Keluarga Fernando? Pintu gerbang terbuka dengan perlahan, mobil dipersilakan masuk.Roger dan Claire menuruni mobil. Kemudian, mereka bisa melihat anggota yang sedang latihan di sana.Yvonne dan seorang lelaki bertubuh kekar berjalan menghampiri mereka. Yvonne mengenakan seragam dengan topi di atas kepalanya. Dia sungguh terlihat sangat tomboi.“Kakak iparku!” Yvonne sungguh gembira melihat kedatangan Claire. Dia berlari, lalu bertanya, “Kak Claire, kenapa kamu bisa ke sini?”Roger berdeham, lalu menjawab, “Nona Claire datang untuk mengikuti latihan.”Yvonne pun terbengong. “Jangan-jangan ada masalah dengan otak Tuan Javier? Dia malah suruh kakak iparku datang ke tempat seperti ini ….”“Ini perintah Pak Berwin,” sela Roger dengan tidak berdaya.Kali ini, Yvonne hanya terbengong melongo. Perintah Pak Berwin? Kenapa Pak Berwin sadis sekali? Dia malah menyiksa seorang wanita lemah lembut ini?“Oh, ya.” Yvonne menarik lelaki di samp
Tentu saja Claire tidak mungkin akan merepotkannya. Dia hanya membalas dengan tersenyum saja.Setelah Yvonne meninggalkan kamar, Molly pun bertanya dengan penasaran, “Kak Claire, kamu kerabatnya Kak Yvonne, ya?”“Pftz, tentu saja bukan.” Claire tersenyum, lalu meletakkan tasnya ke atas ranjang.Molly duduk di atas ranjang, lalu memiringkan kepalanya untuk melihat Claire. “Kalau begitu, kamu pasti kenal sama Kak Yvonne ….”Claire mengeluarkan perlengkapan mandinya dari dalam tas, kemudian melirik Molly. “Tergolong kenal, kenapa?”Molly menggeleng, lalu bertanya dengan tiba-tiba, “Kenapa kamu mengikuti pelatihan? Jangan-jangan kamu ingin menjadi pasukan elite?”Claire tertegun sejenak, lalu menunjukkan ekspresi kebingungan. “Memangnya ini tempat untuk melatih pasukan elite?” Jujur saja, Claire tidak mengetahuinya.“Iya, memangnya kamu nggak tahu?” Molly merasa kaget ketika melihat Claire yang kebingungan.“Wajar kalau kamu nggak tahu. Tempat pelatihan ini adalah kamp pribadi. Tempat ini
Claire menundukkan kepalanya. Ternyata dirinya disuruh mengikuti ujian seberat ini. Dia bahkan harus menyelesaikannya dalam waktu setengah bulan. Itu berarti Claire mesti mengajukan diri untuk mengikuti ujian pada satu minggu kemudian.Mesti mendapatkan prestasi bagus dalam waktu setengah bulan. Setiap ujian tidak boleh lebih rendah dari nilai 60. Dengan mendapatkan total nilai 120, dia baru dinyatakan lulus.Sore harinya, Molly membawa Claire untuk makan di kantin. Dalam sekilas mata, Claire dapat melihat lebih banyak lelaki daripada wanita.“Jam makan itu sudah ditetapkan. Kalau kamu datangnya terlambat, kamu nggak akan kebagian makanan lagi.”“Sepertinya kamu pernah merasakannya.” Claire menyindirnya. Molly pun tersenyum dengan malu.Claire dan Molly mengantre untuk mengambil makanan. Saat melewati sebuah tempat duduk, Claire tidak sengaja tersandung kaki seseorang. Jika bukan karena ada Molly yang memapahnya, sepertinya dia sudah jatuh.Lelaki yang sedang berbaring di atas bangku s