“Mana … mana mungkin? Jelas-jelas semalam aku melihat kamu pergi ke ….” Anita berdiri dengan kebingungan. Gabriana menunjuk Hugo. “Jelas-jelas kamu telah memberikan surat perjanjian itu kepadaku!”Hugo tersenyum. “Bu Gabriana, aku tidak pernah bertemu denganmu.”“Kamu … kamu bilang kamu tidak pernah bertemu denganku? Waktu itu, sewaktu aku pergi mencarimu, jelas-jelas kamu memberiku surat perjanjian itu kepadaku. Aku masih ingat dengan wajahmu!” Gabriana sangat emosi saat ini. Saking emosinya, dia pun membongkar semua yang telah dia lakukan.“Cukup!” Rendy marah. “Ibu, aku sungguh kecewa sama kamu. Sepertinya kamu tidak menganggapku sebagai putramu. Kalau begitu, aku juga tidak perlu menghormatimu lagi. Lebih baik kamu kembali ke Kota Jimbar saja!”Raut wajah Gabriana langsung berubah pucat. Dia menunjuk Rendy dengan tangan gemetar. “Bagus, ka … kalian bersekongkol untuk menjebakku! Oke, aku akan pulang!”Setelah Gabriana meninggalkan ruang rapat, Anita juga tidak ingin tinggal lama l
Hudson menjawab dengan tersenyum, “Tentu saja, kali ini aku dan Kak Rosy akan menemani Pak Berwin.”Pada saat ini, si wanita berjalan ke hadapan Javier, lalu tersenyum. “Javier, sudah lama tidak bertemu. Kamu masih seperti dulu saja.”Javier hanya mengiakan dengan datar.Menyadari sikap Javier masih sedingin dulu, Rosy juga tidak merasa ada yang aneh. Sebab, Javier memang selalu bersikap dingin terhadap siapa pun. Hati Javier tidak pernah tergerak oleh siapa pun.“Dia memang tidak berubah, tapi dia sudah punya tiga anak. Dia sudah menjadi seorang ayah.” Berwin sungguh bahagia. Seingat Berwin, ketika dia meninggalkan Negara Makronesia, cucunya ini juga baru berumur 15-16 tahun saja.Terlintas ekspresi sinis di wajah Rosy. Dia sungguh tidak menyangka, baru beberapa tahun tidak berjumpa, Javier malah telah memiliki anak ….…“Hmph, ternyata semua ini ulah Claire si wanita murahan itu!” Ketika Gabriana melihat foto yang dikirim Kayla, raut wajahnya langsung berubah muram.Apa kata Gabriana
Claire melirik Javier sejenak. Dia merasa ada banyak ide licik di dalam benak lelaki ini.Pelayan mendorong pintu ruangan. Tampak ada beberapa orang yang sedang duduk di depan meja yang bisa memuat 15 orang itu.Ketiga bocah cilik duduk di samping Steven. Sementara, tempat duduk utama diduduki oleh lelaki beruban. Jangan-jangan lelaki ini adalah kakeknya Javier? Kenapa kakeknya Javier terlihat bagai blasteran saja? Sungguh berbeda dengan Steven dan Javier.Saat ini, Claire juga menyadari seorang wanita cantik duduk di sampingnya. “Ibu, Ayah, duduk di sini ….” Jessie melambaikan tangannya ke sisi mereka berdua.Javier merangkul pinggang langsing Claire, lalu membawanya duduk di bangku kosong.Steven tersenyum sambil berbicara kepada Berwin, “Ayah, dia adalah ibu kandung dari anak-anak, Claire Adhitama.”Claire memalingkan kepalanya mengangguk ke sisi Berwin. “Kakek.”Berwin melambaikan tangannya. Sikapnya terlihat tidak dingin, tetapi tidak ramah juga. “Hari ini adalah acara keluarga.
Claire hanya tersenyum dan tidak berkata apa-apa.Berwin menurunkan gelas anggurnya. Terlintas sedikit ketegasan di wajahnya. “Apa wanita yang kelihatan lemah lembut ini bisa menjadi menantu Keluarga Fernando?”Ucapan Berwin membuat suasana menjadi sedikit gugup. Menurutnya, calon cucu menantunya tidak seharusnya merupakan gadis lemah lembut, dia mesti memiliki prestasi yang menakjubkan semua orang.Saat ini, Rosy menunduk berusaha menyembunyikan senyuman di wajahnya. Dia tahu standar Berwin dalam memilih cucu menantu sangatlah tinggi. Setidaknya calon cucu menantu itu harus bisa membantu Keluarga Fernando.Bagaimanapun, Keluarga Fernando bukanlah keluarga biasa yang menggeluti dunia bisnis saja. Jika seorang wanita yang tidak memiliki kemampuan apa-apa menghadiri “Hunter”, sepertinya dia bahkan tidak berkualifikasi untuk memerintah bawahannya. Jadi, bagaimana dia bisa menjadi cucu menantu Keluarga Fernando?Claire mengerutkan keningnya seolah-olah hendak mengatakan sesuatu. Hanya saja
“Kalau kamu tidak bersedia untuk menerima Claire, terpaksa aku akan bawa Claire meninggalkan tempat ini.” Javier menatap kedua mata emosi Berwin.“Apa kamu lagi mengancamku?” Saking emosinya, kedua mata Berwin terbelalak. Gara-gara bocah ini memiliki tiga anak, dia pun jadi bersikap angkuh!Rosy menatap Javier dengan gugup. “Javier, jangan bersikap kasar terhadap Kakek!”Javier tidak meladeninya.“Iya, aku lagi mengancammu.”“Oke, kalau begitu, pergi dari sini. Aku juga tidak mengharapkan kedatanganmu.” Berwin meletakkan sendok di meja dengan keras. Suasana di dalam ruangan menjadi tegang dalam seketika.Javier menggandeng tangan Claire, lalu berdiri. Tiba-tiba Claire menariknya untuk kembali duduk, lalu melihat ke sisi Berwin. “Kakek, terkadang menilai seseorang jangan dari penampilannya saja. Kamu masih belum memahamiku, tapi kamu sudah menyimpulkan dulu. Apa semuanya nggak terlalu awal?”Awalnya Berwin mengira sikapnya tadi akan mengagetkan gadis muda ini. Saat ini, dia pun merasa a
Bagaimanapun, mereka adalah anak dari Javier. Masalah hubungan darah tidak bisa diubah.Jerry memalingkan kepalanya. “Pokoknya aku tidak menyukainya.”Jody tidak berbicara. Hanya saja, dia tidak akan bersikap baik terhadap orang yang tidak memperlakukan ibunya dengan baik.“Javier.” Rosy mengejar ke luar.Javier membalikkan kepalanya dengan santai. Dia menggandeng tangan Claire, lalu bertanya, “Ada urusan apa?”“Javier, kamu tenang saja, aku akan membantumu untuk membujuk Kakek. Bagaimanapun ….” Sambil berbicara, Rosy sambil berkata pada Claire, “Memang nggak adil menyuruh Nona Claire untuk ke tim.”Claire menyipitkan matanya. Apa benar Rosy akan membantunya?Ketiga bocah cilik spontan melirik Rosy. Kenapa wanita ini agak mirip dengan si Kayla? Apa ada wanita yang ingin merebut ayah mereka lagi?Raut wajah Javier berubah muram. Dia tidak mengatakan apa-apa.Claire pun tersenyum datar. “Terima kasih atas bantuan Nona Rosy. Hanya saja, aku akan menepati ucapanku.”Senyuman di wajah Rosy
Sepertinya Claire tidak perlu bersikap sungkan lagi.Kediaman Adhitama.Setelah Rendy membaca koran, dia marah hingga melempar koran ke atas meja. Kebetulan Imelda datang dengan membawakan buah-buahan. Dia membaca isi koran tersebut, lalu berkata dengan berlagak kaget, “Rendy, kenapa mereka mengatakan Claire seperti ini? Apa ada salah paham?”Rendy yakin masalah ini berkaitan dengan ibu dan juga kakak iparnya. Raut wajahnya semakin muram lagi. Dia pun tidak menjawab apa-apa.Kayla berjalan menuruni tangga, lalu berkata, “Ayah, Claire telah menyogok pengacara Nenek dan Tante Anita. Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri.”“Kayla, kamu jangan sembarangan bicara.” Imelda berlagak seolah-olah dirinya sedang berpihak di sisi Claire.“Aku nggak lagi sembarangan bicara. Aku bahkan mendengarnya dengan langsung. Padahal Ayah sudah bersedia untuk menyerahkan saham perusahaan kepada dia, dia masih saja bersekongkol dengan pengacara untuk membohongi Nenek dan Tante.”Sambil berbicara, Kayla s
Di kantor polisi Kota Jimbar.“Pak Polisi, apa ada yang keliru? Mana mungkin putraku menjual obat terlarang?”“Iya, Pak Polisi, pasti ada yang keliru! Cucuku masih sangat kecil, dia tidak mungkin menggunakan barang-barang seperti itu.”Anita dan Gabriana sungguh panik. Perlu diketahui, hukuman pidana menjual obat terlarang lebih berat daripada pencucian uang yang dilakukan Riandy!Hendri adalah satu-satunya anak lelaki di Keluarga Adhitama. Dia masih harus meneruskan keturunan Keluarga Adhitama. Jika dia dijebloskan ke penjara, dia akan memiliki catatan gelap dalam riwayat hidupnya. Wanita mana yang berani menikahinya lagi?Polisi yang sedang menulis laporan mengangkat kepalanya melihat mereka berdua. Ekspresinya terlihat sangat serius. “Dia sudah berumur 20 tahun, apa dia masih tergolong kecil? Kami menemukan obat terlarang di dalam tasnya. Tadi atasan telah memberi tahu dia setidaknya akan dikurung selama lima tahun.”Jika bukan karena dipapah oleh Anita, sepertinya Gabriana sudah ja