“Iya, Mellisa orangnya angkuh sekali. Mana mau dia ngomong sama kami yang cuma suster ini? Biasanya dia sangat dekat dengan dokter-dokter bedah.”Edwin menyipitkan matanya, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu. Sepertinya para suster ini sangat tidak menyukai Mellisa.“Kenapa Nona Mellisa mengundurkan diri? Apa kalian tahu alasannya?”Suster itu pun tersenyum. “Tentu saja karena Dokter Rangga. Mellisa itu mantannya Dokter Rangga. Mereka berdua sudah pacaran selama setengah tahun. Dengar-dengar demi menikahi Mellisa, Dokter Rangga juga sudah membeli rumah di Kota Warma. Hanya saja, siapa sangka Mellisa ketahuan hamil.”“Katanya sih, anak itu anaknya dengan Dokter Rangga. Tapi kami semua juga tahu selama satu bulan itu, Dokter Rangga selalu ambil sif malam. Mereka sama sekali nggak ketemuan. Nggak mungkin anak itu anaknya Dokter Rangga.”“Setelah Dokter Rangga tahu masalah ini, mereka sempat bertengkar hebat. Kemudian, dia mengajukan untuk mengundurkan diri dan meninggalkan rumah sakit.
Clara melihat anak-anak sebayanya sudah pergi bersama dengan orang tua mereka. Dia memegang erat cone es krim di tangan. Terlukis ekspresi kecewa di wajahnya.Saat mendengar suara langkah kaki, Clara memalingkan kepalanya. Dia melihat ada seorang wanita berwajah asing berdiri di sampingnya. Lantaran merasa takut, Clara langsung berdiri.Clara ditampar wanita itu hingga jatuh ke lantai. Es krim di tangan juga ikut jatuh berserakan di atas tanah.Wanita itu masih belum melepaskan Clara. Dia bagai orang yang kehilangan kewarasannya langsung menjambak rambut Clara. “Dasar anak sialan! Akhirnya kamu tertangkap juga! Masih kecil, tapi sudah pintar dalam menggoda pria. Kamu sama saja dengan ibumu yang nggak tahu malu itu. Aku pasti akan habisi kamu hari ini.”Wanita itu menendang-nendang Clara. Clara kesakitan tak berhenti menangis. Tiba-tiba terlintas gambaran pemukulan yang dilakukan neneknya dulu. Dia mulai merasa putus asa. Tidak ada lagi kilauan di dalam matanya.Setelah menendang berkal
Ariel memaksa si Pirang untuk menghubungi pria tersebut. Setelah membuat janji lokasi pertemuan si pria dan si Pirang besok, Ariel sekalian pergi ke pusat komunikasi untuk mencari tahu nama pemilik nomor telepon tersebut.Ariel mengira tidak akan ada masalah meninggalkan Clara di taman bersama dengan anak-anak lain. Siapa sangka, malah terjadi masalah seperti ini.Ketika melihat lebam di tubuh Clara, apalagi bekas cekik di leher, Ariel sungguh merasa bersalah.Pada saat ini, sekelompok orang berjalan keluar lift, Ariel langsung mengangkat kepalanya. Orang yang berjalan di depan pengawal adalah Jodhiva.Kening Jodhiva kelihatan berkerut. Dia menghentikan langkah kakinya di hadapan Ariel. “Ada apa dengan Clara?”“Masih belum tahu ….” Ariel berdiri tegak, lalu menunduk. “Maaf, semua ini salahku.”Jodhiva meletakkan kedua tangan di atas pundaknya. “Tidak ada gunanya mengatakan semua ini sekarang. Kita lihat saja apa kata dokter.”Tak lama kemudian, dokter berjalan keluar kamar pasien.Arie
“Tentu saja,” balas Ariel dengan serius, “Clara bisa masuk rumah sakit karena kelalaianku. Apa pun ceritanya, aku punya tanggung jawab besar dalam masalah ini.”Jodhiva memasukkan Ariel ke dalam pelukannya. Ariel pun merasa syok. Saking dekatnya, bibir Jodhiva hampir menempel di atas kening Ariel. “Ada aku. Kamu tidak usah khawatir.”Bulu mata Ariel bergetar. Dia segera mengalihkan pandangannya. “Kamu nggak usah bantu aku ….”Jodhiva mencubit dagu Ariel. “Kamu pikirkan sendiri. Sekarang Dacia sedang mengandung. Kalau dia tahu terjadi sesuatu sama Clara dan terjadi sesuatu dengan kandungannya, apa kamu sanggup menanggung akibatnya?”Ariel langsung terbengong. Kelihatan sekali dia tidak memikirkan masalah ini. Ibu hamil paling tidak boleh emosi. Seandainya terjadi sesuatu dengan Dacia, bisa jadi Keluarga Fernando akan mencincang Ariel!Ariel menggigit bibirnya. “Bagaimana kamu membantuku?”Jodhiva tersenyum. “Namanya keluarga sendiri. Semuanya bisa dibicarakan.”Ariel menatapnya beberapa
Abu rokok jatuh mengenai punggung tangan Jerremy. Jelas-jelas terasa sangat panas. Dia malah bagai tidak merasakan apa pun.Pada saat ini, Jerremy menerima sebuah pesan masuk dari Mellisa.[ Tuan Muda Jerry, apa kamu ada waktu besok? Aku sudah meneliti metode pengobatan baru. Aku ingin bahas denganmu. ]Raut wajah Jerremy semakin muram lagi. Dia mematikan rokok di atas asbak.Di sisi lain, Mellisa yang tidak berhasil mendapat balasan dari Jerremy merasa tidak senang. Seorang pria memeluknya dari belakang. “Mellisa, kamu lagi ngobrol sama siapa?”Mellisa menutup layar ponselnya. Terlintas rasa risi di dalam matanya. “Hanya beri tahu keluarga pasien soal metode pengobatan saja.”Kemudian, Mellisa membalikkan tubuhnya untuk memeluk si pria. “Kak Manuel, bagaimana dengan berita itu?”Manuel membungkukkan tubuh untuk mencium Mellisa. “Tenang saja, aku sudah menghabiskan uang 600 juta untuk memviralkan berita itu. Besok berita itu pasti akan viral di semua media sosial.”Mellisa pun tersenyu
Mellisa mengulurkan tangannya. Belum sempat tersentuh, Jerremy langsung menepis tangannya. Dia mengambil tisu sendiri. Tidak dapat terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. “Apa Nona Mellisa pintar dalam melakukan hal seperti ini?”Mellisa terbengong sejenak. “Tuan Muda Jerry, maksudmu dalam hal apa?”Jerremy mengangkat kelopak matanya. “Menggoda lelaki.”Raut wajah Mellisa seketika berubah. Senyuman di wajahnya juga terkaku. “Tuan Muda Jerry, kamu salah paham ….”Tatapan Jerremy menjadi muram. Senyuman di wajahnya juga datar. “Hanya ada kita berdua di sini. Jadi, seharusnya tidak ada salah paham. Kalau Nona Mellisa memiliki maksud lain terhadapku, aku juga bisa beri kesempatan itu kepada Nona Mellisa.”Mellisa sungguh merasa syok. Sepertinya semua di luar dugaannya. Apa Jerremy sudah hampir terpancing?Heh! Ternyata semua pria sama saja. Sepertinya Mellisa tidak perlu capek-capek untuk menggodanya lagi. Mellisa berlagak serbasalah. “Tuan Muda Jerry …. Kamu sudah punya calon istri.”Jerr
Ekspresi Siska kelihatan galak. “Kamu yang turun tangan untuk memukulku. Semua luka yang aku alami itu akibat dari perbuatanmu. Bukti sudah sangat kuat. Kamu malah berani melempar kesalahan ke diriku. Sekarang kita lagi di kantor polisi. Kamu masih saja bersikap arogan!”“Aku duluan yang turun tangan atau kamu yang duluan turun tangan? Kenapa? Apa kamu lupa kamu sudah memukul anak di bawah umur? Kamu itu manusia bukan, sih?” Tatapan Ariel kelihatan dingin.Raut wajah Siska seketika berubah. Dia berjalan maju, lalu menampar Ariel. “Kamu jangan sembarangan bicara. Kamu itu wanita jalang! Kamu bukan cuma menggoda suamiku saja, kamu juga melahirkan anak haram suamiku. Memangnya kenapa kalau aku pukul kamu?”Terlihat bekas merah di salah satu pipi Ariel. Dia memiringkan kepala untuk menatap Siska. Tiba-tiba dia tersenyum. “Pak Polisi, adik iparmu ini memukulku. Apa kamu mau biarkan dia begitu saja?”Polisi mendengus dingin. “Ini area kekuasaanku.”Siska merasa bangga. “Sudah dengar belum? N
Siska menangis di hadapan reporter. Dia mengatakan ada yang membantu Ariel dari belakang, itulah sebabnya Ariel bisa terbebas dari jeratan hukum. Dia juga mengatakan Ariel adalah pihak ketiga yang sudah merusak rumah tangganya, bahkan telah melahirkan anak perempuan dengan suaminya.Berita “pelakor memukul istri sah” menjadi viral di media sosial. Warganet yang tidak mengetahui keaslian berita mulai memaki Ariel, bahkan menghinanya dengan kata-kata yang tidak enak untuk didengar.Saat ini, Ariel yang tidak memperhatikan berita di internet menjemput Clara keluar rumah sakit. Saat mereka berdua berjalan keluar rumah sakit, tiba-tiba ada yang melempar sebotol air ke sisi mereka. Ariel segera menarik Clara untuk menghindar.“Dia itu pelakor yang nggak tahu malu itu! Dia sudah keluar!”“Pelakor ada di sini!”Sekelompok orang berkumpul di depan rumah sakit, bahkan reporter juga ikut kemari. Ariel dan Clara dikepung di tengah. Ada yang melempar telur ayam. “Dasar wanita jalang! Mati sana!”Ar
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me
Menjelang malam, di Kompleks Amara.Jessie sedang berkemas di kamarnya, menyiapkan barang-barang untuk perjalanan, termasuk panduan perjalanan darat serta berbagai perlengkapan yang mungkin dibutuhkan.Jules baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi. Melihat Jessie yang begitu serius mencari informasi tentang perjalanan, dia tidak bisa menahan tawanya. “Kita hanya pergi jalan-jalan, kenapa seperti mau pindah rumah saja?”“Barang cewek memang banyak! Mulai dari kosmetik, perawatan wajah, perlengkapan sehari-hari, camilan, oh ya, juga kamera, drone, dan payung. Semua sudah aku bawa!”Jules menyipitkan mata. “Bawa payung juga?”Jessie mengangkat kepala untuk melihat Jules, lalu berkata dengan serius, “Bagaimana kalau turun hujan? Bukannya akan terasa canggung?”Jules merasa tidak berdaya.Dua koper besar dan satu koper kecil sudah selesai dikemas. Jessie berdiri dan menatap barang bawaannya. Sepertinya memang agak berlebihan. Dia pun menggaruk pipinya sambil berkata, “Sepertinya
Jodhiva menggenggam tangannya. “Kita bicarakan nanti.”Claire melihat ke sisi Jessie dan Jules. “Jody dan Jerry sudah mengadakan resepsi pernikahan. Bagaimana dengan kalian?”Jessie membalas, “Kata Kak Jules, cocoknya di tanggal 9 September. Karena cuaca di awal bulan September nggak tergolong dingin, cuaca di siang hari tergolong hangat. Kalau malam, cuaca akan terasa dingin.”Ariel merasa syok. “Cuaca bulan September di sini masih panas? Nggak, biasanya di Pulau Persia, bulan September itu musim panas.”Jessie tersenyum. “Musim dingin di Pulau Persia sama seperti musim gugur di sini. Kalau kamu tidak suka musim salju, kamu bisa kembali ke Pulau Persia.”Steven meletakkan cangkir tehnya sembari berpikir sejenak. “Tanggal 9 September. Bukannya hanya tersisa 13 hari saja? Cepat juga.”Claire mengangguk dengan tersenyum. “Cukup cepat juga.”Jodhiva melihat ke sisi Jules. “Pernikahan keluarga kerajaan pasti meriah?”Jules merangkul pundak Jessie. “Tentu saja. Pada saat itu, pernikahan aka
Yogi mengangguk. “Aku akan melakukannya.”Setelah berpamitan dengan Shawn, mereka bertiga memasuki bandara.Pada saat bersamaan, di bandara Kota Jimbar.Mike dan Emilia mengantar Hiro di depan pintu. Mike menyerahkan koper kepadanya. “Kalau ada waktu, sering main ke sini.”Hiro mengambil kopernya sembari mengangguk. Kemudian, dia membalikkan tubuhnya, berjalan ke dalam bandara.Emilia yang sedang menggendong kucing menggigit bibirnya. Dia menundukkan kepalanya menatap Kiumi. “Kelak mungkin kamu tidak akan bertemu Paman lagi.”Mike melirik Emilia sekilas. “Astaga, masih tidak merelakannya?”“Kiumi yang nggak merelakannya.”“Aku rasa kamu yang tidak merelakannya.” Mike membalikkan tubuhnya dengan tersenyum, kemudian berjalan ke depan mobil. Emilia mengikuti di belakang. Mike membuka pintu. “Kamu ini masih kecil. Kamu selesaikan sekolahmu, lalu usahakan untuk kuliah di ibu kota.”Emilia duduk di bangku samping pengemudi. Ketika mendengar kuliah di ibu kota, dia langsung memalingkan kepala
Seperti kata pepatah, setiap kerugian pasti akan disertai dengan keuntungan. Lagi pula, dari dermaga itu, Keluarga Amkasa hanya akan mendapat pemasukan dari biaya singgah kapal dagang Organisasi Naga.Sekarang, setelah kaki putra Sorox patah akibat dipukul oleh Anton, Keluarga Amkasa sama sekali tidak menunjukkan respons apa pun, itu berarti mereka telah sepenuhnya menyinggung Sorox.Jangan harap mereka bisa berbisnis seperti biasa di masa depan. Bahkan, Organisasi Naga mungkin akan menjadi musuh Keluarga Amkasa. Meskipun mereka tidak lagi menggunakan dermaga Keluarga Amkasa, mereka tetap bisa membuka jalur baru dengan cara mereka sendiri.Pada akhirnya, Keluarga Amkasa justru mempersempit jalan mereka sendiri hanya demi mempertahankan keuntungan kecil ini.Yogi membalikkan kepalanya untuk melihat Dessy. “Ayo, kita pergi.”“Yogi, sebenarnya apa maksudmu? Sebenarnya kamu mau bantu atau tidak!” jerit Febri.Tanpa menoleh, Yogi berkata, “Tunggu kabar saja.”Kemudian, Yogi meninggalkan tem
Pada saat ini, pengurus rumah bergegas ke dalam rumah. “Tuan, ada yang melapor, katanya mereka melihat Tuan Yogi di dalam kota.”Benny spontan berdiri. “Apa benar?”Apa Yogi telah kembali?“Iya, dia lagi berada di Kediaman Keluarga Tanoto.”Ketika mendengar Yogi pergi ke Kediaman Keluarga Tanoto, Benny langsung menggebrak meja. “Begitu pulang, malah langsung ke Kediaman Keluarga Tanoto, sepertinya dia benar-benar tidak menganggap dirinya sebagai bagian dari Keluarga Amkasa!”Sekarang Febri sangat panik. Dia hanya berharap putranya bisa kembali. “Suamiku, berhubung dia sudah kembali, biarkan dia pergi tebus Anton. Bukannya Yogi itu anak sulungmu? Sekarang nyawa Anton sangat penting!”Kening Benny berkerut. Tangannya dikepal erat.Tidak lama kemudian, Yogi dan Dessy berada di halaman luar. Begitu Benny melihat kepulangannya, Benny pun terbengong sejenak. Ekspresinya seketika berubah muram. “Bukannya kamu tidak bersedia untuk pulang?”Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajah Yogi. “Kalau
Shawn kelihatan tidak senang.Tobias tersenyum. “Kata siapa kaki Yogi akan dipertaruhkan? Daripada Sorox membuat Anton cacat, lebih baik Yogi turun tangan sendiri saja.”Shawn terbengong sejenak. “Suruh Yogi turun tangan sendiri?”Tobias mencondongkan tubuhnya ke depan. “Sekarang satu kaki Jomin sudah dipatahkan, tapi nyawanya baik-baik saja. Setelah istirahat selama setengah tahun, dia masih bisa turun dari ranjang dan berjalan secara normal. Aku dengar-dengar Sorox sangat sadis, tapi sekarang dia hanya mengancam Keluarga Amkasa untuk mengalah dengan Jomin. Kenapa dia tidak turun tangan?”Shawn kembali terbengong. “Apa maksudmu, Sorox punya maksud lain?”Tobias menuang air ke dalam gelasnya. “Sorox adalah seorang penguasa lokal di Miamar yang memiliki kekuasaan besar. Bisnis yang dia jalankan tidak bersih dan asal-usulnya juga tidak jelas. Selain itu, barang-barang mereka biasanya dikirim melalui jalur air, yang mana harus melewati wilayah Keluarga Amkasa.”“Lagi pula, nyawa Jomin tid
Latar belakang keluarganya Intan terlalu kuat, membuatnya kesulitan untuk mengangkat kepala di depan orang lain. Setahun setelah kematian Intan, Benny menikah lagi. Keluarga Intan memakinya sebagai orang yang tidak tahu berterima kasih, tapi dia tetap menahannya. Namun, Shawn justru memaksanya menyerahkan Keluarga Amkasa kepada Yogi.Semakin ditekan, Benny semakin tidak mau berkompromi. Benny hanya ingin membuktikan kepada Shawn bahwa tanpa keluarganya dan tanpa putranya, Yogi, Keluarga Amkasa tetap bisa berkembang pesat.Namun, kali ini Anton malah dihadapkan dengan masalah serius. Jika bukan demi Anton, mana mungkin Benny bersedia merendahkan dirinya untuk mencari Yogi?Febri menarik tangannya. “Jadi, apa Yogi setuju? Dia juga anakmu. Bagaimanapun juga, dia tidak akan menolak, ‘kan? Yang terpenting, kita harus suruh Yogi membawa Anton pulang.”“Setuju?” Benny menepis tangan Febri, lalu berkata dengan gusar, “Kalau kamu bisa mengurus Anton kesayanganmu, apa mungkin dia akan melakukan
Yogi menurunkan kelopak matanya. “Pak Guru sudah berbudi terhadapku dan juga sangat memprioritaskanku. Seumur hidupku, aku tidak akan mengecewakan harapan Pak Guru. Kalau tidak, aku, Yogi, akan mati dengan mengenaskan.”Kemudian, Yogi melangkah mundur selangkah, lalu berlutut. Saat dia hendak bersujud untuk menyembah Tobias, Tobias langsung memapahnya. “Berdirilah, anak laki-laki jangan sembarangan berlutut. Aku merasa tidak cocok untuk mengatakan hal seserius ini dengan berlutut.”Yogi mengangkat kepalanya untuk menatap Tobias. “Pak Guru.”Tobias memapahnya untuk berdiri. “Panggil aku Ayah saja.”Yogi tersenyum. “Ayah.”“Patuh.” Tobias mengangguk dengan puas sembari menatapnya. “Besok aku dan Dessy akan temani kamu untuk pulang ke Yasia Tenggara.”“Ayah, aku bisa pulang sendiri.”“Tidak boleh. Kalau aku tidak berada di sana, orang-orang itu pasti akan menindasmu. Sekarang kamu itu putraku, aku mesti membelamu.”Devin dan yang lainnya ikut tersenyum. Mereka sungguh gembira atas masalah