Share

Bab 2180

Penulis: Daun Jahe
Jodhiva juga tidak menyangkal. “Aku sudah bangun sejak kamu masuk.”

Ekspresi Ariel langsung menjadi datar. “Kamu lagi pura-pura tidur!”

Jodhiva tersenyum. “Kalau aku tidak pura-pura tidur, bagaimana aku bisa tahu apa maumu?”

Ariel merasa marah hingga urat hijau menonjol di keningnya. Dia bagai telah dipermainkan Jodhiva saja. Ariel menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan berkacak pinggang, “Padahal aku ingin bikin kemeja baru buat kamu. Berhubung kamu sudah mempermainkanku, sepertinya aku tidak perlu ganti rugi lagi.”

Jodhiva mengangkat-angkat alisnya. “Aku juga tidak berencana suruh kamu ganti rugi. Tapi, kalau kamu setulus ini ….” Jodhiva menuruni ranjang, lalu berjalan ke depan Ariel sembari merentangkan kedua lengannya. “Coba kamu ukur.”

Ariel tertegun sejenak, lalu memalingkan kepalanya. “Aku nggak mau ukur.”

Jodhiva menarik tangan Ariel. Ariel pun terbengong. Belum sempat dia merespons, kedua lengan Ariel sudah melingkari pinggang Jodhiva. Wajahnya juga menempel di dekat J
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2181

    Tom memalingkan kepala untuk menatap si Gendut. “Bukannya aku suruh orang untuk mengawasi Puzo?”Si Gendut menunduk, “Sepertinya anggota kita ketahuan oleh Puzo. Mereka semua sudah diserang.”Tom memejamkan matanya. “Dia malah memilih untuk bekerja sama dengan Keluarga Oswaldo. Bodoh sekali!” Kemudian, dia melebarkan matanya melihat ke sisi si Gendut. “Kalau Puzo memilih untuk bersekongkol dengan Keluarga Oswaldo, sepertinya tidak ada gunanya aku mempertahankan nyawanya lagi. Dengan melenyapkannya, aku baru bisa menguasai kekuasaannya.”Si Gendut berkata, “Kalau begitu, aku akan utus anggota sekarang.”…Siang harinya, Ariel tiba di Geng Markus. Ketika anggota Geng Markus melihat Ariel berbusana wanita, semuanya merasa syok. Ini adalah pertama kalinya mereka melihat Ariel berbusana wanita.“Nona … Nona Ariel.” Panggilan ini terasa asing bagi semuanya.Jessie berjalan keluar ruangan. “Ariel?” Jessie berlari ke hadapan Ariel, lalu menggandeng tangannya dengan gembira. “Kenapa kamu bisa

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2182

    Puzo memaki, “Sialan!”Pria berseragam hitam yang bersenjata mengepung mobil. “Tuan Puzo, ajalmu sudah tiba.”Ketika menyadari Puzo tidak merespons, seorang pria berjalan ke belakang mobil dengan perlahan. Tiba-tiba Puzo melakukan penyerangan. Si pria merespons langsung membuka tembakan.Pistol di tangan pria berpakaian hitam dirampas. Puzo menendang si pria, lalu menindihnya di atas lantai. Ketika yang lain menyaksikan gambaran ini, semuanya segera melakukan tembakan.Puzo melangkah mundur ke belakang mobil untuk mengelak tembakan. Pecahan kaca akibat ditembak pun menggores lengan Puzo. Darah segar seketika mengalir. Tiba-tiba seorang pria berpakaian hitam berlari dari atas kap mobil untuk menyergap Puzo.Saat Puzo hendak membuka tembakan, terdengar suara jeritan. “Celaka! Ada yang datang!”Si pria berpakaian hitam tertegun sejenak. Dia ditendang oleh Puzo, kepalanya ditembak oleh Puzo. Darah segar seketika menyebar di atas lantai.Mobil itu semakin mendekat. Pihak lawan menggunakan m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2183

    Puzo terbengong dalam beberapa saat. Dia tidak berbicara lagi.Pada jam tujuh malam, Ariel pun pulang ke rumah. Tobias sedang duduk di ruang tamu sembari mencicipi teh bunganya. Dia mengangkat kelopak matanya menatap orang yang memasuki rumah. “Seharian ini ke mana saja? Kenapa baru pulang?”Ariel menghentikan langkahnya di depan tangga, lalu menjawab, “Aku pergi ke Geng Markus.”Tobias menyipitkan matanya. “Ngapain kamu ke kamar Jody tadi pagi?”“Kenapa kamu bisa tahu?”Jodhiva bukanlah tipe orang yang akan membocorkan rahasia. Sepertinya pelayan telah memergokinya.Tobias pun tersenyum. “Kamu seorang wanita malah masuk ke kamar pria. Katakanlah, apa kamu punya pemikiran lain?”“Kamu jangan fitnah aku. Aku nggak berpikir seperti itu.”“Jadi, ngapain kamu ke sana?”“Ukur ukuran.”Tangan Tobias bergetar. Cangkir di tangannya spontan jatuh ke atas meja dan mengeluarkan suara keras. Dia sungguh merasa terkejut. “Ukur … ukuran?”Ariel tahu pemikiran ayahnya telah melenceng. Wajahnya seketi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2184

    Jodhiva mengambil jubah tidur dari dalam lemari, lalu mengenakannya dengan perlahan. Dia tersenyum, lalu berkata, “Ini sudah kedua kalinya kamu menerobos ke dalam kamarku.”Ariel masih saja mengeyel. “Aku sudah ketuk pintu. Hanya saja, kamu tidak membalas.”Jodhiva mengikat tali jubah mandinya. “Kalau aku tidak menyahut, kamu langsung main masuk saja?”Ariel kepikiran sesuatu, lalu berpapasan dengan tatapannya. “Sepertinya ini rumahku. Aku bebas keluar masuk di rumahku sendiri. Lagi pula, meski aku lihat kamu yang telanjang, kamu juga tidak akan rugi.”Gerakan tangan Jodhiva berhenti. Dia mengangkat kelopak matanya, lalu tertawa. “Kamu malah ingin lihat aku telanjang?”“Bukan.”“Tadi pagi kamu sentuh-sentuh aku. Sekarang kamu malah ingin lihat tubuhku. Setelah dipikir-pikir, bukannya aku rugi?”“Jangan omong kosong ….”“Jody.” Terdengar suara Tobias dari luar kamar. Ariel terkejut hingga sekujur tubuhnya terasa tegang.Jodhiva segera membalikkan tubuhnya hendak berjalan pergi. Ariel ma

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2185

    Wanita ini boleh dikatakan pintar dan cerdik, tetapi terkadang dia juga ceroboh. Ketika dihadapkan dengan masalah serius, dia bisa bersikap dengan tenang. Namun, ketika berada di hadapan Jodhiva, Ariel selalu bersikap gegabah.Jodhiva mengulurkan tangannya menyelipkan rambut ke belakang telinga Ariel, lalu menyipitkan matanya. “Kamu tidurnya lelap sekali.”Cahaya matahari memancar ke dalam jendela, menyinari ke sisi sofa. Ariel membuka matanya dengan perlahan. Tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu segera duduk di tempat.Ariel mengambil selimut tipis yang menutupi tubuhnya seraya menatap sekeliling. Tiba-tiba dia kepikiran tujuan kedatangannya mencari Jodhiva semalam. Ariel bukan hanya ketiduran, dia bahkan melupakan hal penting itu.Ariel berjalan ke sisi pintu, lalu membuka pintu kamar. Dua pelayan yang melewati menatap Ariel dengan terkejut. “Tu … Nona?”“Pagi.” Ariel terpaksa menyapa, lalu segera kembali ke kamarnya.Dua orang pelayan wanita itu menatap Ariel berjalan keluar kamar

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2186

    Mereka berdua mengobrol beberapa saat di ruangan VIP. Kemudian, Jodhiva mengantar Roger ke hotel. Saat tiba di lobi hotel, kedua mata Roger langsung berkilauan ketika bertemu dengan Izza. Dia pun tersenyum langsung pergi memeluk Izza. “Sayang ….”Izza refleks mengulurkan jari tangan untuk menahan pundak Roger. “Jangan panggil aku seperti itu ketika lagi di luar.”Roger menunjukkan ekspresi sedih. “Padahal sudah lama tidak berjumpa, kamu malah tidak izinkan aku untuk memelukmu.”Izza mencengkeram kerah pakaian Roger. “Kenapa kamu tidak beri tahu aku kalau kamu ke Pulau Persia?”Izza benar-benar tidak tahu Roger akan kemari. Roger pun tersenyum canggung. “Aku datang juga karena mencemaskanmu.”“Lebih baik kamu cemaskan dirimu sendiri saja. Aku tidak ada waktu luang untuk melindungimu.”Senyuman di wajah Roger semakin lebar lagi. Dia menggenggam tangan Izza. “Tenang saja, aku memang tidak jago dalam seni bela diri, tapi aku punya otak.”Jodhiva yang berada di samping pun tersenyum tidak b

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2187

    Ariel mengambil peralatan makan untuk menyantap sarapannya.Tobias malah meletakkan peralatan makannya. “Jody akan segera pergi. Apa kamu tidak ada pemikiran apa-apa?”Gerakan Ariel berhenti sejenak. Dia menunduk, lanjut menyantap makanannya. “Memangnya aku bisa punya pemikiran apa? Jangan-jangan kalau aku tidak mau dia pergi, dia tidak akan pergi?”Kedua mata Tobias langsung berkilauan. “Ada kemungkinan seperti itu. Siapa tahu setelah kamu mengatakannya, dia bersedia untuk tinggal di sini?”Ariel terbengong sejenak. Beberapa saat kemudian, dia mengangkat kepalanya, lalu menatap Tobias dengan serius. “Ayah, sepertinya ada maksud lain di dalam ucapanmu? Aku tidak mengerti. Gimana kalau kamu terus terang saja? Sebenarnya aku juga ingin bertanya sejak dulu. Apa benar kamu ingin menjadikannya sebagai anakmu?”Tobias terdiam membisu. Betapa inginnya Tobias memukul kepala putrinya ini agar dia bisa lebih pintar lagi. Namun, Tobias berusaha untuk bersikap tenang. “Benar apa katamu. Tapi, dia

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2188

    Si pelayan wanita tersenyum. “Kenapa kamu malah salah paham dengan Tuan Tobias? Kamu adalah satu-satunya anak Tuan Tobias. Meskipun kamu sudah menikah, kamu tetap adalah anaknya. Mana mungkin dia memutuskan hubungan kalian setelah kamu menikah?”Pelayan yang satu lagi menimpali, “Iya, apalagi Tuan Tobias sangat menyayangimu. Tuan Tobias tidak mungkin tidak menganggapmu sebagai putrinya lagi, yang ada malahan dia akan menjadi tameng yang kuat buat kamu.”Kening Ariel berkerut. Katanya mimpi itu bertolak belakang dengan kenyataan. Mana mungkin ayahnya akan bersikap tidak bermanusiawi seperti di mimpinya? Seharusnya semua ini hanya kekhawatiran Ariel saja.Kedua orang pelayan saling bertukar pandang sembari tersenyum. “Nona, sebenarnya kami merasa Tuan Muda Jody lumayan baik.”Ariel tertegun sejenak. “Apanya yang baik?”“Dia tampan, lembut, dan juga sopan. Apa Nona tidak merasakannya?”Pertanyaan itu membuat Ariel tertegun. Apa Jodhiva tampan? Iya, dia tampan.Apa Jodhiva sopan? Sepertin

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status