Wanita ini boleh dikatakan pintar dan cerdik, tetapi terkadang dia juga ceroboh. Ketika dihadapkan dengan masalah serius, dia bisa bersikap dengan tenang. Namun, ketika berada di hadapan Jodhiva, Ariel selalu bersikap gegabah.Jodhiva mengulurkan tangannya menyelipkan rambut ke belakang telinga Ariel, lalu menyipitkan matanya. “Kamu tidurnya lelap sekali.”Cahaya matahari memancar ke dalam jendela, menyinari ke sisi sofa. Ariel membuka matanya dengan perlahan. Tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu segera duduk di tempat.Ariel mengambil selimut tipis yang menutupi tubuhnya seraya menatap sekeliling. Tiba-tiba dia kepikiran tujuan kedatangannya mencari Jodhiva semalam. Ariel bukan hanya ketiduran, dia bahkan melupakan hal penting itu.Ariel berjalan ke sisi pintu, lalu membuka pintu kamar. Dua pelayan yang melewati menatap Ariel dengan terkejut. “Tu … Nona?”“Pagi.” Ariel terpaksa menyapa, lalu segera kembali ke kamarnya.Dua orang pelayan wanita itu menatap Ariel berjalan keluar kamar
Mereka berdua mengobrol beberapa saat di ruangan VIP. Kemudian, Jodhiva mengantar Roger ke hotel. Saat tiba di lobi hotel, kedua mata Roger langsung berkilauan ketika bertemu dengan Izza. Dia pun tersenyum langsung pergi memeluk Izza. “Sayang ….”Izza refleks mengulurkan jari tangan untuk menahan pundak Roger. “Jangan panggil aku seperti itu ketika lagi di luar.”Roger menunjukkan ekspresi sedih. “Padahal sudah lama tidak berjumpa, kamu malah tidak izinkan aku untuk memelukmu.”Izza mencengkeram kerah pakaian Roger. “Kenapa kamu tidak beri tahu aku kalau kamu ke Pulau Persia?”Izza benar-benar tidak tahu Roger akan kemari. Roger pun tersenyum canggung. “Aku datang juga karena mencemaskanmu.”“Lebih baik kamu cemaskan dirimu sendiri saja. Aku tidak ada waktu luang untuk melindungimu.”Senyuman di wajah Roger semakin lebar lagi. Dia menggenggam tangan Izza. “Tenang saja, aku memang tidak jago dalam seni bela diri, tapi aku punya otak.”Jodhiva yang berada di samping pun tersenyum tidak b
Ariel mengambil peralatan makan untuk menyantap sarapannya.Tobias malah meletakkan peralatan makannya. “Jody akan segera pergi. Apa kamu tidak ada pemikiran apa-apa?”Gerakan Ariel berhenti sejenak. Dia menunduk, lanjut menyantap makanannya. “Memangnya aku bisa punya pemikiran apa? Jangan-jangan kalau aku tidak mau dia pergi, dia tidak akan pergi?”Kedua mata Tobias langsung berkilauan. “Ada kemungkinan seperti itu. Siapa tahu setelah kamu mengatakannya, dia bersedia untuk tinggal di sini?”Ariel terbengong sejenak. Beberapa saat kemudian, dia mengangkat kepalanya, lalu menatap Tobias dengan serius. “Ayah, sepertinya ada maksud lain di dalam ucapanmu? Aku tidak mengerti. Gimana kalau kamu terus terang saja? Sebenarnya aku juga ingin bertanya sejak dulu. Apa benar kamu ingin menjadikannya sebagai anakmu?”Tobias terdiam membisu. Betapa inginnya Tobias memukul kepala putrinya ini agar dia bisa lebih pintar lagi. Namun, Tobias berusaha untuk bersikap tenang. “Benar apa katamu. Tapi, dia
Si pelayan wanita tersenyum. “Kenapa kamu malah salah paham dengan Tuan Tobias? Kamu adalah satu-satunya anak Tuan Tobias. Meskipun kamu sudah menikah, kamu tetap adalah anaknya. Mana mungkin dia memutuskan hubungan kalian setelah kamu menikah?”Pelayan yang satu lagi menimpali, “Iya, apalagi Tuan Tobias sangat menyayangimu. Tuan Tobias tidak mungkin tidak menganggapmu sebagai putrinya lagi, yang ada malahan dia akan menjadi tameng yang kuat buat kamu.”Kening Ariel berkerut. Katanya mimpi itu bertolak belakang dengan kenyataan. Mana mungkin ayahnya akan bersikap tidak bermanusiawi seperti di mimpinya? Seharusnya semua ini hanya kekhawatiran Ariel saja.Kedua orang pelayan saling bertukar pandang sembari tersenyum. “Nona, sebenarnya kami merasa Tuan Muda Jody lumayan baik.”Ariel tertegun sejenak. “Apanya yang baik?”“Dia tampan, lembut, dan juga sopan. Apa Nona tidak merasakannya?”Pertanyaan itu membuat Ariel tertegun. Apa Jodhiva tampan? Iya, dia tampan.Apa Jodhiva sopan? Sepertin
Ariel menekan-nekan keningnya. Tiba-tiba dia tidak berani bertatapan dengan Ariel. “Oke, aku tarik kembali ucapanku tadi. Sudahlah, aku minta maaf sama kamu.”Jodhiva menatapnya. “Permintaan maafmu tidak tulus.”Ariel mengangkat kepalanya. “Jadi, apa maumu?”Jodhiva tersenyum tipis. “Tadi kamu bilang penampilanku akan menjadi incaran banyak wanita. Kamu sudah menghancurkan nama baikku. Apa kamu tidak perlu bertanggung jawab?”Kali ini, Ariel langsung terbengong di tempat. Bahkan, Roger yang bersembunyi di belakang tembok juga terbengong melongo. Dia mengusap matanya untuk memastikan, apakah dia adalah Jodhiva yang dikenalinya? Sepertinya agak keterlaluan untuk perhitungan terhadap seorang wanita?Berbeda dengan Tobias, dia malah kelihatan sangat gembira. Dia sungguh tidak menyangka bocah itu lebih jago dibandingkan dirinya di masa muda dulu.Saat Ariel hendak mengatakan sesuatu, dia mendengar ada suara dari belakang sana. Ariel spontan menoleh, lalu menyadari Tobias dan Roger sedang m
Intinya pihak toko busana hanya perlu menjahit pakaian dengan kain yang sudah dipilih saja. Ariel memasukkan kemeja kembali ke dalam kotak. “Kenapa kamu tidak bilang sejak awal? Aku malah mengukur ukuran tubuhnya.”Ternyata ukuran tubuh Jodhiva sudah ada di toko busana langganan. Ariel tidak perlu memberi mereka ukuran Jodhiva lagi.Jessie pun tersenyum. “Aku nggak sangka, kamu sudah melakukan banyak hal demi membuat kemeja Kak Jody.”“Namanya juga ganti rugi.” Ariel menutup kotak, lalu memasukkannya ke dalam kantongan kertas. Dia berdiri, lalu berkata, “Sudahlah, aku pulang dulu.”Jessie mengantar Ariel ke depan pintu. Ketika Ariel hendak menutup pintu mobil, Jessie menyadari ada dua mobil ikut memutar arah tak lama setelah Ariel pergi. Kening Jessie seketika berkerut. Mobil itu pergi ke arah yang sama dengan Ariel. Jangan-jangan mereka mengikuti Ariel?Ariel mengendarai mobil menuju ke Kediaman Keluarga Oswaldo. Dia memalingkan kepalanya melirik sekilas kotak hadiah yang diletakkann
Ariel menutup matanya yang terasa sakit itu. Dia menggertakkan giginya. “Beraninya bermain licik!”Si pria menjambak rambut Ariel, lalu tersenyum sinis. “Siapa suruh kamu hebat dalam seni bela diri. Tentu saja kami mesti bermain licik. Rasanya jatuh ke tangan kami tidak enak, ‘kan? Kalau ada yang ingin kamu salahkan, salahkan dirimu sendiri saja. Siapa suruh kamu itu anaknya Tobias!”Ariel tidak sanggup membuka matanya. Dia malah lalai ketika menghadapi preman-preman ini.“Sudahlah, Nona Ariel, mohon ikuti kami.” Si pria memukul Ariel hingga jatuh pingsan, kemudian memasukkannya ke dalam mobil. Mobil pun segera meninggalkan tempat.Di sisi lain, sebuah mobil sedan sedang mengebut dengan kencang. Jodhiva yang duduk di bangku samping pengemudi menghubungi Ariel. Hanya saja, panggilan tidak diangkat.Roger yang sedang mengemudi mobil bertanya, “Jangan-jangan telah terjadi sesuatu dengan Nona Ariel?”Izza pernah berkata sebelumnya, kemampuan seni bela diri Ariel tidak kalah hebat darinya.
Tom berdiri di atas dek. Pada saat ini, si Gendut menghampirinya. “Tuan.”Tom mengeluarkan sebatang rokok. “Suruh orang beri tahu Tobias, putrinya ada di tanganku. Coba lihat bagaimana pilihannya.”Si Gendut mengangguk.Ariel sedang duduk di atas ranjang. Pergelangan tangan yang tak berhenti meronta telah terluka. Bahkan, telah meninggalkan bekas yang cukup mendalam.Mata Ariel memang disemprot merica. Hanya saja, untung saja tidak semua bagian matanya disemprot. Jadi, Ariel juga tidak akan kehilangan penglihatannya. Dia membuka matanya dengan perlahan. Rasa sakit masih terasa. Saat ini, penglihatannya terasa sangat lemah. Saat terkena cahaya, matanya pun terasa sangat sakit.Ariel merintih kesakitan, tidak meronta lagi. Dia memiringkan tubuhnya berbaring di atas ranjang sembari tersenyum menyindir dirinya sendiri. “Ternyata ada saatnya aku lengah.”Pada saat ini, ada yang memasuki ruangan. Orang itu datang untuk mengantar makanan. Sikapnya sangat tidak bagus. “Nona Ariel, makan sendir