“Bukankah seharusnya si Claire, kenapa jadi ….” Gabriana terhuyung-huyung. Bukankah Claire telah diberi obat?Claire berjalan maju dengan perlahan, lalu menutup mulutnya berlagak baru merespons, “Ah! Kenapa bisa begini?”“Claire, semua ini kerjaanmu, ‘kan? Kamu sudah mencelakai putriku!” Anita berjalan maju hendak memukul Claire, tetapi Claire berhasil menghindar.Claire bersembunyi ke sisi Bella. “Semua ini juga bukan salahku. Tadi waktu Lucy antar aku ke sini, dia bilang dia sangat menyukai Tuan Kewin. Kemudian, dia malah memukulku sampai pingsan. Setelah aku bangun, aku pun sudah berada di ruangan lain.”“Bohong! Jelas-jelas kamu ….”Akhirnya Lucy mulai menyadarkan diri. Namun, ketika melihat ada banyak orang berada di dalam ruangan, ditambah lagi tubuhnya terasa sakit dan dingin, Lucy spontan menunduk. Dia menyadari bahwa dirinya sedang dalam keadaan tidak berbusana. Dia terkejut langsung memungut pakaian untuk menutupi tubuhnya. “Aku … kenapa aku bisa ada di sini ….”Ketika meliha
“Bu Bella, tidak boleh seperti ini ….”“Kenapa? Kenapa Keluarga Adhitama berani meremehkan putraku?” Bella memelototi Anita. Saat ini Anita pun merasa sangat putus asa.“Iya, Tante. Lucy tergolong beruntung bisa menikah dengan anggota Keluarga Hermansyah. Sayang sekali aku tidak memiliki keberuntungan itu.” Claire menutup bibirnya, jelas-jelas dia sedang tersenyum saat ini.Gabriana hampir saja jatuh ke lantai. Semua rencananya kacau balau. Sekarang Lucy malah kehilangan kesuciannya.Tentu saja Anita juga merasa sedih. Awalnya dia berencana menikahkan Lucy dengan keluarga konglomerat di ibu kota. Sekarang, dia malah harus menikah dengan si Kewin, lelaki mesum dan suka berjudi itu.Semua ini gara-gara Claire!Anita menatap Claire dengan tatapan penuh benci. Claire juga bisa merasakannya. Hanya saja, orang yang membencinya juga bukan hanya Anita seorang diri. Jadi, dia juga tidak memedulikannya.Lagi pula, Claire hanya membalas mereka dengan trik mereka!…Di dalam ruang rapat yang henin
Kenapa Javier bisa ke sini?Kewin juga terbengong. Dia bertanya dengan kesal, “Kamu … siapa kamu?”“Aku ayah dari anaknya. Kenapa?” Javier melayangkan tatapan dingin ke diri Kewin. Apa pantas lelaki seperti ini ingin memiliki wanitanya?Kewin terbengong melongo. Mungkin karena hawa dingin yang dipancarkan si lelaki, entah kenapa Kewin merasa agak takut.Claire bersandar di dalam pelukan si lelaki. Dia lalu mengulurkan tangannya untuk memeluk leher si lelaki. “Sayangku, kenapa kamu baru datang sekarang?”Rasa kesal dan benci seketika menghilang dari diri Javier ketika mendengar Claire memanggilnya dengan sebutan “Sayangku”, apalagi Claire berinisiatif untuk memeluknya.Javier memeluk pinggang Claire, lalu mengangkat dagunya. “Untung aku datang tepat waktu. Jadi, aku tahu ada lelaki lain yang menyukai wanitaku.”Kening Claire tiba-tiba berkerut. Dia pun terpaksa bersandiwara. “Kalau begitu, ayo kita pulang.”Pulang? Tiba-tiba Javier kembali menunjukkan senyumannya.“Claire ….” Awalnya Ke
Masalah ini juga sudah diterbitkan di surat kabar.Gabriana telah mengetahui kabar putra sulungnya ditangkap dan kemungkinan besar aset di Kota Jimbar akan disita. Dia pun memohon bantuan dari putranya yang satu lagi.“Rendy, kamu harus bantu kakakmu. Sekarang dia sudah ditangkap. Hanya kamu yang bisa membantunya!”Rendy melihat ibunya yang sedang menangis, dia pun merasa tidak sabar. “Dia sudah melakukan pencucian uang. Bagaimana aku bisa membantunya? Dulu aku pernah bilang sama Kak Riandy, jangan lakukan hal itu. Tapi Kak Riandy tidak mendengar omonganku. Sekarang dia diperiksa, kamu malah memintaku untuk membantunya? Bagaimana aku bisa membantunya?”Rendy sungguh tidak berdaya.Waktu itu, Rendy memilih untuk merintis kariernya di ibu kota juga demi menciptakan kariernya sendiri. Dia tahu ibunya lebih menyayangi Riandy. Namun, apa yang telah dilakukan Riandy di Kota Jimbar? Apa mungkin Rendy tidak mengetahuinya?Gabriana terdiam sejenak. Dia kepikiran sesuatu, lalu berkata, “Bukankah
Claire menggigit bibir bawahnya, lalu menambahkan, “Kamu cukup melepaskan Riandy saja. Aku juga nggak peduli sama nasib resor pemandian air panas mereka.”Claire bisa membantu mengeluarkan Paman Riandy dari penjara. Namun, dia tidak bisa melupakan apa yang pernah dilakukan Gabriana dan juga Anita. Claire hanya ingin memenuhi janjinya terhadap sang ayah. Mengenai masalah lain, Claire tidak akan ikut campur. Tentu saja, jika mereka masih tidak tahu diri, semua itu lain cerita ….Javier berdiri, lalu berjalan ke hadapan Claire. Dia duduk di depan meja untuk bertatapan dengan Claire. “Tentu saja aku bisa membebaskan dia, tapi ….” Javier mengulurkan tangan menarik Claire ke dalam pelukannya. “Setidaknya kamu mesti beri aku keuntungan?”Kali ini, Claire menarik napas dalam-dalam. Apa tebakan Claire? Lelaki ini pasti akan meminta permintaan!Lagi pula mereka juga pernah berciuman berkali-kali, sepertinya tidak masalah jika Claire menciumnya sekali lagi. Jarang-jarang Claire mengambil inisiati
“Ibu, Perusahaan Vienna dirintis oleh ibunya Claire. Aku tidak bisa menyerahkannya kepada keponakanku.”“Kenapa tidak bisa?” Gabriana sungguh kesal. “Vina sudah mati bertahun-tahun. Sekarang perusahaan adalah milikmu. Terserah kamu mau memberikannya kepada siapa. Untuk apa kamu memedulikan perasaan seorang wanita yang sudah meninggal …. Lagi pula, sewaktu Vina hidup, dia juga tidak memperlakukanmu dengan baik. Jadi, untuk apa kamu memedulikan perasaannya?”Claire berjalan ke arah ruang baca. Kebetulan dia mendengar Gabriana sedang merendahkan ibunya. Ekspresinya berubah murung dalam sesaat. Dia pun masuk ke ruangan. “Nek, apa maksud ucapanmu?”Rendy sungguh syok. Apa Claire telah mendengar semuanya?Gabriana sungguh tidak menyangka Claire akan pulang pada saat ini. Dia pun bertanya, “Kenapa kamu pulang ke sini?”“Aku sudah mengabulkan permintaanmu untuk membebaskan Paman Riandy. Jadi, aku datang untuk memberi selamat kepada Nenek. Tapi aku malah mendengar Nenek sedang merendahkan ibuku
Di Studio Soul.“Berhubung Bu Gabriana sudah menunjukkan maksudnya, kenapa kamu tidak gunakan kesempatan ini untuk mengambil saham Perusahaan Vienna?”Fendra melihat Claire dengan bingung. Bagaimanapun, jika Claire mengajukan untuk mengambil alih saham Perusahaan Vienna, Rendy pasti akan memberikannya.Claire tersenyum. “Sekarang Studio Soul masih belum stabil. Kalau aku mengambil saham Perusahaan Vienna sekarang, aku akan kekurangan banyak waktu untuk mengelola Soul. Tapi ayahku sudah berjanji nggak bakal menyerahkan perusahaan kepada Hendri. Itulah yang membuatku tenang.”Entah sejak kapan, hubungan Claire dengan Rendy tidak setegang dulu lagi. Claire memang pernah merasa kesal terhadap ayahnya, pada akhirnya dia tetap adalah ayah kandungnya sendiri.Roger membawa sebuah kotak hadiah muncul di depan kantor. Dia mengetuk pintu, lalu masuk dengan tersenyum. “Nona Claire.”Claire tertegun. Tatapannya tertuju pada kotak hadiah berwarna biru di tangannya. “Apa itu?”“Ini gaun dari Tuan Ja
Javier merendahkan suaranya. “Aku tidak ingin menunggu lagi.”Kemudian, Javier menundukkan kepalanya untuk mengecup bibir Claire.…Di dalam ruangan hotel, Javier membaringkan Claire di atas ranjang yang dipenuhi dengan kelopak bunga mawar merah. Dia mulai menyantap bibir Claire dengan ganas dan penuh semangat.Rambut Claire digerai panjang bagai rumput laut yang membelai hatinya.“Dasar siluman penggoda, hukuman apa yang seharusnya kuberikan kepadamu?” Suara rendah dan serak Javier terdengar sangat memesona. “Bolehkah?” bisik Javier di samping telinganya.Wajah Claire langsung merona. “Dasar, kamu … malah nanya lagi … uhm!”Javier memeluk pinggang langsingnya, sudah tidak sabaran ingin memilikinya. Hanya saja, ponsel yang diletakkan di dalam tas malah tiba-tiba berdering.Suara dering ponsel itu menyadarkan diri Claire, dia mendorong pundak Javier. “Javier, teleponku ….”“Biarkan dia berbunyi saja.”Jujur saja, Javier sungguh kesal. Siapa yang mengganggunya di saat seperti ini?Namun
Dacia sedang bertaruh. Dia bertaruh apakah kekasih Jane dan dua pria ini bodoh atau tidak? Sesuai dugaan, kekasih Jane menatapnya. “Jangan-jangan kamu sengaja bawa dia ke vilaku? Kalau terjadi apa-apa, kamu akan jadikan aku sebagai kambing hitam?”Jane meminta dicarikan teman pria untuk menghadapi seorang wanita. Dia pun memperkenalkan kedua teman prianya kepada Jane. Hanya saja, saat mereka menculik Dacia kemari, dia mengira Dacia akan bungkam.Namun, siapa sangka identitas suami wanita ini tidaklah sederhana. Ditambah lagi dengan ucapan Dacia tadi, dia mesti berpikir dua kali. Bagaimanapun, dia tidak ingin masa depannya hancur hanya karena seorang wanita.“Bukan. Sayang, kamu dengar penjelasanku. Dia sengaja lagi takuti kamu. Dia nggak berani ….”“Kalau kamu bodoh, kamu jangan anggap semua orang itu juga sama bodohnya dengan kamu. Apa kamu merasa kekasihmu bersedia mempertaruhkan nasibnya demi kamu? Keuntungan apa yang bisa kamu datangkan untuk kekasihmu?”Usai berbicara, Dacia meli
Kekasih Jane tersenyum menyeringai. Dia memalingkan kepalanya, lalu berkata kepada kedua temannya, “Sudah dengar belum? Wanita ini hadiah dari kesayanganku buat kalian.”Jane menimpali, “Kalian harus main dengan seru, ya.”Sekarang hati kedua pria itu semakin menggebu-gebu. Mereka mendekati Dacia dengan motif jahat.Dacia berusaha untuk meronta, tetapi dia diikat dengan sangat ketat. Dacia menggertakkan giginya, lalu berusaha menenangkan dirinya untuk memikirkan cara.Saat mereka berdua hendak menyentuh Dacia, tiba-tiba Dacia tertawa. Jika dia ketakutan dan menangis, bisa jadi mereka berdua akan semakin bersemangat lagi. Suara tawa Dacia membuat mereka kebingungan.Jane memelototinya. “Kamu sudah jatuh ke tangan kami. Kamu malah tertawa?”“Apa kalian sentuh ponselku?”Kedua pria saling bertukar pandang, lalu melihat ke sisi Jane. Jane membalas dengan arogan, “Memangnya kenapa kalau aku sentuh ponselmu?”“Jangan-jangan kamu matikan ponselku?”“Sebenarnya kamu mau ngomong apa, sih!” Dac
Pada zaman sekarang ini, jarang ada orang yang tidak tergoda dengan kekayaan dan kekuasaan.Pada saat ini, Jane berdiri tidak jauh di sana. Ketika melihat hubungan Carly dan Dacia semakin dekat, dia pun merasa sangat tidak puas.Jelas-jelas sebelumnya Carly selalu menuruti apa kata Jane. Dia merasa tidak peduli apa yang dia perbuat, Carly tidak akan memutuskan hubungannya dengan Jane. Semua ini pasti gara-gara Dacia.Jane tidak akan membuat Dacia hidup tenang. Siang harinya, Dacia meninggalkan akademi. Tiba-tiba Jane memanggilnya, lalu berjalan menghampirinya dengan buru-buru, “Dacia, sudah terjadi sesuatu dengan Carly!”Kening Dacia berkerut. “Terjadi sesuatu?”Jane berkata dengan buru-buru, “Tadi aku pergi cari dia. Aku melihat dia sedang diganggu sama beberapa orang lelaki. Sekarang mereka ada di parkiran.”Dacia memang merasa curiga, tetapi berhubung masalah ini bersangkutan dengan keselamatan Carly, dia pun mengikuti langkah Jane ke area parkiran.Namun setibanya di area parkiran
Apalagi Perusahaan Teknologi Yarnis adalah perusahaan yang baru didirikan Jules. Dengan adanya dukungan dari pihak kerajaan, Perusahaan Teknologi Yarnis juga tidak perlu mencari mitra kerja sama lagi. Calon mitra kerja sama akan berbondong-bondong mencari mereka.Filbert merasa bingung. “Jadi ….”Jules meletakkan gelas teh. “Sekarang aku tidak buru-buru dalam mencari mitra kerja sama. Kita cukup fokus dalam mencari teknisi saja. Sisanya diundur dulu.”Filbert terbengong, tetapi dia terpaksa mengangguk. “Oke.”Pada saat ini, televisi, koran, majalah, dan media sosial sedang menyiarkan kabar Silvia sibuk mempersiapkan acara penobatannya.Para murid di akademi perfilman juga sedang membahas masalah kerajaan. Saat Dacia melewati koridor, beberapa murid pun sedang melihatnya sembari berbisik-bisik. “Sepertinya dia punya sedikit hubungan dengan keluarga kerajaan. Aku juga dengar kabar, Raja Willie mempersiapkan dua set surat wasiat sebelum dia meninggal. Seharusnya salah satunya milik dia.”
Jules merangkul Jessie di dalam dekapannya. “Apa benar kamu tidak takut?”Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kamu juga nggak pernah lukai aku.”Dagu Jules bersandar di atas kepala Jessie. Dia pun tersenyum. “Kamu sudah mempertaruhkan nyawamu demi menemaniku. Apa mungkin aku tega untuk melukaimu? Jessie, ada yang ingin aku tanyakan sama kamu. Waktu itu, saat mereka menculikku ke Area Andes, apa kamu tidak takut ketika mengikutiku?”Jessie mengangkat kepalanya untuk menatap Jules. Senyumannya sangat lebar. “Aku nggak takut. Karena aku tahu ayahku pasti akan datang untuk menyelamatkan kita. Lagi pula, kamu juga bakal lindungi aku.”Jules tertegun sejenak, lalu menurunkan kelopak mata untuk menatapnya. “Aku melindungimu? Jelas-jelas kamu yang melindungiku?”Jessie berkata dengan tersenyum, “Sebenarnya aku juga nggak tahu kenapa aku bisa mengambil risiko untuk mengikutimu. Tapi setahuku, aku nggak menyesal.”Jules memeluk Jessie dengan erat, lalu menempelkan bibir di atas kening Jessie.
Yura tidak berbicara, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.Di sisi lain, Jules menghentikan mobilnya di depan Vila Laguna. Jessie menuruni mobil, lalu memandang vila dengan nuansa klasik dengan kaget. “Jangan-jangan vila ini ditinggalkan Kakek untuk kamu?”Jules mengangguk. “Vila ini tempat tinggal nenekku. Setelah dia meninggal, hak milik vila ini jatuh ke tangan kakekku. Kakekku tidak tega untuk melelangnya, makanya vila ini dibiarkan kosong.”Usai berbicara, Jules mengulurkan tangannya ke sisi Jessie. “Aku bawa kamu pergi jalan-jalan.”Jessie menggandeng tangan Jules dengan tersenyum, lalu bersamanya berjalan di taman bunga yang luas ini.Vila ini berjarak sangat dekat dengan istana. Dari sini, mereka bisa melihat jam di atas menara istana. Lokasi ini juga berada di pusat bisnis.Di dalam taman terdapat kolam buatan dan jembatan kecil, serta beberapa gazebo. Air mancur, patung, jalan setapak yang dikelilingi pohon phoenix, serta kebun mawar saling melengkapi di bawah sinar matah
Pintu diketuk. Hiro melihat dari celah jari tangannya. “Masuk.”Saat melihat Yura memasuki ruangan, Hiro pun merasa kaget. “Kenapa kamu ke sini?”Yura mengangkat kantongan plastik. Di dalamnya berisi camilan dan juga bir. “Aku khawatir kamu akan bosan. Jadi, aku datang untuk melihatmu.”Yura meletakkan botol bir di atas meja, lalu mengeluarkan camilan. “Pada saat seperti ini, kamu pasti ingin minum alkohol, ‘kan?”Hiro tersenyum datar. “Kamu sudah baca berita?”“Sepertinya selain orang buta, semuanya sudah membaca berita itu.” Yura membuka sekaleng bir, lalu menyerahkannya kepada Hiro.Hiro mengambil kaleng bir, lalu meminumnya.Yura duduk di seberang Hiro. “Apa lukamu sudah sembuh?”Hiro mengiakan dengan acuh tak acuh.Yura mengangkat kepala untuk menatap Hiro. Beberapa saat kemudian, dia pun berkata, “Jujur saja, aku merasa sudah seharusnya kamu melepaskan Jessie. Dia sudah menikah. Kamu juga nggak bisa mengubah kenyataan itu.”“Jadi?” Hiro memutar bola matanya. “Tujuan kamu kemari m
“Sebenarnya bukan, mungkin karena dia tidak ingin menambah rasa sedih setelah dia meninggal nanti. Meskipun kamu bertemu dia untuk yang terakhir kalinya, kamu juga tidak bisa mengubah apa pun. Kamu juga akan bersedih dan tidak bisa menerima kenyataan ini. Kalau dia melihatmu yang seperti itu, bisa jadi dia akan semakin merasa bersalah dan semakin tidak tenang lagi.”Dacia menurunkan kelopak matanya dan tidak berbicara. Beberapa saat kemudian, Dacia pun menunjukkan senyuman di wajahnya. “Terima kasih sudah menghiburku.”Di dalam vila, Daniel menyadari kepulangan mereka. Dia berdiri dengan perlahan. Saat dia menyadari kedua mata merah Dacia, dia yakin Dacia sudah mengetahui masalah kematian Raja Willie.“Dacia.”“Ayah, kamu nggak usah khawatir. Aku baik-baik saja.”Usai berbicara, Dacia membalikkan tubuhnya untuk naik ke lantai atas.Daniel menatap bayangan punggung Dacia yang menaiki tangga dengan raut cemas. Jerremy memalingkan kepalanya untuk menatap Daniel. “Tadi dia pergi ke istana.
Carly berjalan ke sisi Dacia. “Dacia, kamu … apa kamu baik-baik saja?”Dacia menggeleng. Saat ini, dia sudah tidak bisa berkata-kata lagi.Carly berusaha menenangkan Dacia di samping hingga kedatangan Jerremy. Jerremy menebak Dacia sudah mengetahui kabar itu. Itulah sebabnya dia bergegas ke akademi untuk mencari Dacia.Jerremy merangkul Dacia. “Terima kasih. Serahkan saja dia kepadaku.”Carly mengangguk.Jerremy membawa Dacia ke dalam mobil, lalu bergegas meninggalkan akademi. Dia membawa Dacia ke istana. Saat Dacia merasa bingung, kebetulan Jessie dan Jules berjalan keluar istana. “Dacia, beri penghormatan terakhir kepada kakekmu.”Dacia mengepal erat kedua tangannya, lalu bergegas berlari ke dalam istana.Saat ini, istana kedatangan banyak pejabat dan politikus dari seluruh penjuru. Jasad Raja Willie diletakkan di dalam kotak kaca. Raut wajahnya terlihat sangat santai, seolah-olah sedang tidur saja.Dacia muncul di depan aula, kemudian disusul dengan Jules. Dia melangkahkan kakinya p