Tobias mengangguk. “Bagus, bagaimana dengan Elgar?”Dessy membalas, “Kami sudah beri tahu Elgar. Elgar sangat setia terhadap Gamma. Dia pasti akan ikut campur dalam semua hal yang berhubungan dengan Gamma.”Tobias mengangkat kelopak matanya. “Di mana Ariel?”Dessy merasa ragu, hanya saja dia tidak boleh merahasiakannya. “Tuan Muda, dia … dia pergi menemui Tuan Puzo.”Di sisi lain, saat Puzo mengetahui kabar Ariel ingin menemuinya, kedua matanya spontan menyipit. Belum sempat dia merespons, orang di samping pun bersikap sangat waspada. “Tuan Muda Ariel sama cerdasnya dengan Tuan Tobias. Dia ingin bertemu denganmu, sepertinya karena masalah Organisasi Imoana.”Masalah Gamma masih hidup sudah terdengar oleh mereka. Sebenarnya mereka juga tidak peduli siapa yang telah membunuh Gamma. Sekarang Organisasi Imoana telah jatuh ke tangan mereka. Seandainya Keluarga Oswaldo ingin membahas masalah Organisasi Imoana, mereka memang seharusnya mencari Puzo.Puzo merokok beberapa saat, lalu memasukkan
Ariel mengusap jam tangannya, lalu tersenyum. “Apa kamu merasa Sams akan setia sama kamu?”Puzo langsung berterus terang. “Dia setia atau tidak, aku juga tidak tahu. Tapi, apa mungkin dia berani berulah di area kekuasaanku?”“Dia memang tidak berani berulah. Karena setelah dia berulah, mana mungkin kamu akan memprioritaskannya lagi.”Kening Puzo kelihatan berkerut. Dia sedang mencerna ucapan Ariel.Tatapan Ariel seketika menjadi tajam. “Seorang bawahan tiba-tiba menjadi seorang majikan. Dia kelihatannya mengabdi sama kamu, tapi kita saja tidak tahu sebenarnya siapa majikannya. Sebab, semua yang dia lakukan seharusnya bukan perintah Tuan Puzo.”Ucapan Ariel mengandung makna tersirat. Suasana seketika menjadi tegang. Semua orang bahkan tidak berani bernapas terlalu kencang.Puzo meniup tehnya. Raut wajahnya berubah serius.Ariel memang cukup cerdas. Semua yang dilakukan Sams memang bukan perintah Puzo. Dia setuju menjadikan Sams sebagai ketua dalam mengelola Organisasi Imoana, karena San
Ariel tertegun. “Maksudmu Jessie?”Jessie datang untuk membeli makanan?Ketika menyadari Ariel sedang “malu”, Firman tiba-tiba menunjukkan ekspresi serius. “Ariel, kamu jujur sama Paman. Apa kamu tidak suka dengan wanita?”Firman memiliki hubungan akrab dengan Tobias. Baginya, Ariel sama seperti keponakannya sendiri.Ariel merasa kaget. “Kenapa kamu malah bertanya seperti ini?”Firman mengangkat gelasnya. “Belakangan ini ada banyak beredar gosip tentangmu, katanya kamu suka sama pria.”Saking kagetnya, Ariel langsung berdiri. “Siapa yang sebar gosip itu?”Firman sungguh kehabisan kata-kata. “Ada yang mengatakan kamu lagi bermesra-mesraan dengan Tuan Muda Jody di depan rumah sakit. Ditambah lagi, dengan usiamu sekarang, kamu bahkan masih belum punya kekasih. Apa mungkin orang-orang tidak merasa curiga? Kalau kamu benar-benar … memiliki pemikiran seperti itu, sepertinya Tuan Tobias tidak akan memiliki penerus lagi.”Tobias hanya memiliki putra tunggal. Sekarang putranya malah menyukai se
Jessie memiringkan wajahnya. “Siapa juga yang bakal percaya sama omonganmu.”Jules tersenyum. Dia menarik Jessie untuk masuk ke dalam pelukannya. Tanpa menunggu reaksi dari Jessie, Jules langsung mencium bibirnya. Kedua tangan Jessie menopang di atas pundak Jules. Jessie tidak bisa mendorongnya.Beberapa saat kemudian, saat Jessie hampir kehabisan napasnya, Jules baru melepaskannya.Jessie merasa marah langsung mendorongnya. “Jules!”Jules didorong jatuh duduk di sofa. Bahkan, Jessie juga ikut tertarik. Jules tersenyum, langsung memeluk pinggang Jessie. “Ini yang terakhir.”Jessie menatap wajah serius Jules. “Kalau kamu bohongi aku lagi, aku bakal ganti suami.”Ketika melihat sosok Jessie yang imut itu sedang mengancamnya, Jules pun memeluk Jessie dengan erat, lalu bertanya, “Apa perlu aku kenalkan kepadamu?”Nada bicara Jessie sangat aneh. “Benarkah? Kalau begitu, kamu kenalkan beberapa, ya? Jadi, aku bisa memilih.”Jules mencubit pipinya. “Apa kamu merasa kamu sudah hebat?”Jessie me
Puzo yang membungkus tubuhnya dengan jubah mandi sedang duduk di sofa. Dia memeluk seorang wanita berambut pirang. Si wanita pun bersandar di dalam pelukan Puzo dengan tersenyum. Sams melangkah maju, lalu mengangguk sedikit kepalanya. “Tuan Puzo.”Puzo mengangkat gelas ke atas meja. Dia menyuruh wanita berambut pirang menuangkan alkohol untuknya. “Dengar-dengar kamu menggunakan dana Geng Markus. Apa kamu menggelapkan uang itu?”Sams spontan terbengong. Mengenai penggelapan dana Geng Markus, bahkan Gamma saja tidak mengetahuinya. Mana mungkin Puzo bisa mengetahui masalah ini?Puzo menyesap alkohol dengan perlahan. Dia mengangkat kelopak matanya untuk menatap Sams. Ekspresinya kelihatan tidak jelas. “Sepertinya informasi yang diberikan Tuan Muda Ariel bukan bohongan. kamu memang sudah menggelapkan dana.”Seluruh bulu kuduk di tubuh Sams merinding. Ariel malah menyadari ada masalah dengan laporan keuangan Geng Markus. Sialan! Ariel selalu saja menghambat rencana Sams.“Tuan Puzo, aku me
Jessie juga kelihatan serius. “Nggak boleh! Mana boleh bermain curang? Yang namanya kalah ya kalah!”Ariel melipat kedua lengan di depan dadanya. “Ayah, kamu akui saja kalau kamu tidak sehebat Jessie. Kenapa kamu malah ingin menindas seorang anak perempuan?”Tobias menghela napas. “Aku saja sudah tidak memiliki penerus lagi. Memangnya kenapa kalau aku tidak hebat dalam bermain catur?”Jessie hampir saja tidak bisa menahan tawanya.Ariel menunjukkan raut datarnya. “Kamu ngomongnya seolah-olah aku benar-benar bisa meneruskan marga keluargamu saja.”Tobias mengangkat gelas tehnya. Nada bicaranya terdengar serius. “Bagaimana kamu menjelaskan masalah ini sekarang?”Ariel malas untuk menjelaskan. “Sudahlah, ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”Tobias juga mulai serius. “Ada masalah apa?”Jessie sadar diri langsung berdiri. “Kalau begitu, aku masuk rumah dulu.”Ariel duduk di tempat yang diduduki Jessie tadi. Dia membahas apa yang dikatakannya dengan Puzo semalam. Setelah Tobias mendengar,
Ariel sialan! Dia malah memanfaatkan masalah laporan keuangan untuk mengungkit transaksi gelap di antaranya dengan Sams di hadapan Puzo.Seorang pria gendut berjalan ke belakang Tom. “Tuan, apa yang mesti kita lakukan sekarang?”Tom mengambil gelas dari atas meja, lalu minum dengan perlahan. Tatapannya seketika menjadi tajam. “Apa lagi yang bisa aku lakukan? Sekarang masalah sudah berkembang ke tahap seperti ini. Aku terpaksa menelantarkan pion demi menunjukkan kesetiaanku terhadap Tuan Puzo.”…Setelah Sams kembali, dia masih memikirkan bagaimana membantu Tom untuk mengatasi masalah itu. Siapa sangka dia tiba-tiba menerima sebuah panggilan asing dari seorang wanita.Entah apa yang dikatakan wanita itu, raut wajah Sams seketika berubah. “Mana mungkin!”“Percaya atau nggak semuanya tergantung kamu. Tuan Sams, kamu kira Tom akan membantumu? Dia sudah memilihmu untuk menjadi kambing hitam. Lebih baik kamu segera cari cara untuk melarikan diri saja. Kalau nggak, bisa jadi Tom akan memilih
Ariel tersadar dari bengongnya, lalu bertatapan dengan mata Jodhiva.Apa dari tadi Ariel sedang menatapnya? Ariel berdeham, lalu memalingkan kepalanya. “Kamu makan apa di saat kecil dulu? Kenapa kamu pintar sekali?”Jodhiva menyipitkan matanya. “Makan apa?” Dia pun tersenyum tipis. “Apa Tuan Muda Ariel sedang memujiku?”Ariel memandang ke luar jendela. “Tergolong iya.”Sepertinya karena masalah gosip yang beredar, Ariel pun mulai merasa canggung ketika berdua dengan Jodhiva. Jodhiva seharusnya juga sudah mendengar gosip itu. Namun, dia malah tidak menganggapnya sebagai masalah. Jangan-jangan hanya Ariel saja yang sudah berpikir kebanyakan?Pada jam lima sore hari, Sams mengendarai mobil ke dermaga.Sania yang duduk di baris belakang mobil baru saja terbangun. Dia pun terkejut ketika melihat dirinya sedang berada di mobil. Ketika kepikiran dengan ucapan yang dilontarkan Sams sebelum dipukul pingsan, Sania semakin terkejut lagi. “Kamu mau bawa aku ke mana? Sams, aku sarankan kamu untuk