Ariel bertopang dagu. “Apa semua ini ulah Elgar?”Dessy mengangguk. “Elgar adalah tangan kanan Gamma. Gamma sangat memercayainya. Waktu itu saat Gamma dikabarkan mengalami kecelakaan, dia tidak keberatan dalam masalah Sania meneruskan kekuasaan. Tapi setelah Sams merebut kekuasaan dari tangan Sania, Elgar mulai mencurigai masalah ini.”Ariel tersenyum. “Sekarang setelah Gamma dikabarkan masih hidup, apalagi setelah mengetahui kabar Sams adalah pelaku pembunuhan berencana, Elgar pasti tidak akan tunduk terhadapnya.”Dessy menggigit bibirnya. Wajahnya kelihatan serius. “Dia pasti tidak akan tunduk. Tapi Sams telah membunuh orang yang menyebar gosip di hadapan orang banyak demi menunjukkan kekuasaannya. Sekarang mayoritas anggota Organisasi Imoana tidak berani memberontak lagi. Meskipun Elgar ingin membawa anggota untuk memberontak, belum tentu ada yang bersedia.”Ariel terdiam sejenak. Sebenarnya manusia memang seperti ini. Saat belum ada ancaman dalam hidup, mereka tidak akan mencurigai
Jodhiva memalingkan kepala untuk melihat Ariel. “Kenapa kamu bertanya seperti ini?”Ariel menatapnya lagi. “Apa kalian tidak sadar, dia ketawa terus setelah kalian datang? Jules saja tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini.”Jodhiva pun tersenyum. “Jadi, semua ini salah kami.”Ariel berpikir sejenak, lalu mendekatinya. “Jangan-jangan kalian ingin mengakuisisi Keluarga Oswaldo?”Jika tidak, kenapa Tobias bisa menyebut mereka sebagai “satu keluarga”?Jodhiva menatap raut serius Ariel. “Menurutmu?”“Aku ….”Koran diremuk dilemparkan ke sisi kaki Ariel. Ariel menoleh melihat ke sisi Tobias. “Kenapa kerjaanmu cuma memfitnahnya saja! Akuisisi! Kamu kira uangnya itu tidak berseri? Bisa dihamburkan sesuka hati?”Ariel memungut koran itu. “Perlakuanmu terlalu berbeda.”Tobias mendengus. Dia sungguh merasa arogan. Siapa suruh Ariel masih tidak merespons?“Sudahlah! Kalau begitu, aku pergi dulu.” Ariel memasukkan koran ke dalam pelukan Jodhiva. Dia pun membalikkan tubuhnya, lalu berjalan p
Ariel mengejapkan matanya. Akhirnya dia mulai merespons, segera mendorong Jodhiva. “Kamu kagetin aku saja!”Sepertinya Ariel tidak sengaja mendorong bagian cedera di lengan Jodhiva. Jodhiva pun merintih kesakitan.Ariel mengulurkan tangan untuk memapahnya. “Apa aku menyentuh bagian lukamu? Coba aku lihat.”Sambil berbicara, Ariel langsung membuka pakaian Jodhiva. “Coba aku lihat, kalau sampai berdarah lagi, lukamu mesti diperban ulang.” Jodhiva menggenggam pergelangan tangan Ariel. Dia menarik napas dalam-dalam. “Apa kamu yakin ingin membuka pakaianku di sini?”Ariel tertegun sejenak. Dia menoleh melihat orang yang lalu lalang di depan rumah sakit.Di mata mereka semua, seorang pria sedang membuka pakaian seorang pria. Rasanya memang sangat aneh?Sekarang pakaian Jodhiva juga sudah kusut dibuka Ariel. Sementara itu, Jodhiva malah terus menghalanginya, seolah-olah Ariel hendak melecehkannya saja.Ariel melepaskan Jodhiva. Dia masih tidak tenang, langsung membawa Jodhiva ke dalam rumah
Tobias mengangguk. “Bagus, bagaimana dengan Elgar?”Dessy membalas, “Kami sudah beri tahu Elgar. Elgar sangat setia terhadap Gamma. Dia pasti akan ikut campur dalam semua hal yang berhubungan dengan Gamma.”Tobias mengangkat kelopak matanya. “Di mana Ariel?”Dessy merasa ragu, hanya saja dia tidak boleh merahasiakannya. “Tuan Muda, dia … dia pergi menemui Tuan Puzo.”Di sisi lain, saat Puzo mengetahui kabar Ariel ingin menemuinya, kedua matanya spontan menyipit. Belum sempat dia merespons, orang di samping pun bersikap sangat waspada. “Tuan Muda Ariel sama cerdasnya dengan Tuan Tobias. Dia ingin bertemu denganmu, sepertinya karena masalah Organisasi Imoana.”Masalah Gamma masih hidup sudah terdengar oleh mereka. Sebenarnya mereka juga tidak peduli siapa yang telah membunuh Gamma. Sekarang Organisasi Imoana telah jatuh ke tangan mereka. Seandainya Keluarga Oswaldo ingin membahas masalah Organisasi Imoana, mereka memang seharusnya mencari Puzo.Puzo merokok beberapa saat, lalu memasukkan
Ariel mengusap jam tangannya, lalu tersenyum. “Apa kamu merasa Sams akan setia sama kamu?”Puzo langsung berterus terang. “Dia setia atau tidak, aku juga tidak tahu. Tapi, apa mungkin dia berani berulah di area kekuasaanku?”“Dia memang tidak berani berulah. Karena setelah dia berulah, mana mungkin kamu akan memprioritaskannya lagi.”Kening Puzo kelihatan berkerut. Dia sedang mencerna ucapan Ariel.Tatapan Ariel seketika menjadi tajam. “Seorang bawahan tiba-tiba menjadi seorang majikan. Dia kelihatannya mengabdi sama kamu, tapi kita saja tidak tahu sebenarnya siapa majikannya. Sebab, semua yang dia lakukan seharusnya bukan perintah Tuan Puzo.”Ucapan Ariel mengandung makna tersirat. Suasana seketika menjadi tegang. Semua orang bahkan tidak berani bernapas terlalu kencang.Puzo meniup tehnya. Raut wajahnya berubah serius.Ariel memang cukup cerdas. Semua yang dilakukan Sams memang bukan perintah Puzo. Dia setuju menjadikan Sams sebagai ketua dalam mengelola Organisasi Imoana, karena San
Ariel tertegun. “Maksudmu Jessie?”Jessie datang untuk membeli makanan?Ketika menyadari Ariel sedang “malu”, Firman tiba-tiba menunjukkan ekspresi serius. “Ariel, kamu jujur sama Paman. Apa kamu tidak suka dengan wanita?”Firman memiliki hubungan akrab dengan Tobias. Baginya, Ariel sama seperti keponakannya sendiri.Ariel merasa kaget. “Kenapa kamu malah bertanya seperti ini?”Firman mengangkat gelasnya. “Belakangan ini ada banyak beredar gosip tentangmu, katanya kamu suka sama pria.”Saking kagetnya, Ariel langsung berdiri. “Siapa yang sebar gosip itu?”Firman sungguh kehabisan kata-kata. “Ada yang mengatakan kamu lagi bermesra-mesraan dengan Tuan Muda Jody di depan rumah sakit. Ditambah lagi, dengan usiamu sekarang, kamu bahkan masih belum punya kekasih. Apa mungkin orang-orang tidak merasa curiga? Kalau kamu benar-benar … memiliki pemikiran seperti itu, sepertinya Tuan Tobias tidak akan memiliki penerus lagi.”Tobias hanya memiliki putra tunggal. Sekarang putranya malah menyukai se
Jessie memiringkan wajahnya. “Siapa juga yang bakal percaya sama omonganmu.”Jules tersenyum. Dia menarik Jessie untuk masuk ke dalam pelukannya. Tanpa menunggu reaksi dari Jessie, Jules langsung mencium bibirnya. Kedua tangan Jessie menopang di atas pundak Jules. Jessie tidak bisa mendorongnya.Beberapa saat kemudian, saat Jessie hampir kehabisan napasnya, Jules baru melepaskannya.Jessie merasa marah langsung mendorongnya. “Jules!”Jules didorong jatuh duduk di sofa. Bahkan, Jessie juga ikut tertarik. Jules tersenyum, langsung memeluk pinggang Jessie. “Ini yang terakhir.”Jessie menatap wajah serius Jules. “Kalau kamu bohongi aku lagi, aku bakal ganti suami.”Ketika melihat sosok Jessie yang imut itu sedang mengancamnya, Jules pun memeluk Jessie dengan erat, lalu bertanya, “Apa perlu aku kenalkan kepadamu?”Nada bicara Jessie sangat aneh. “Benarkah? Kalau begitu, kamu kenalkan beberapa, ya? Jadi, aku bisa memilih.”Jules mencubit pipinya. “Apa kamu merasa kamu sudah hebat?”Jessie me
Puzo yang membungkus tubuhnya dengan jubah mandi sedang duduk di sofa. Dia memeluk seorang wanita berambut pirang. Si wanita pun bersandar di dalam pelukan Puzo dengan tersenyum. Sams melangkah maju, lalu mengangguk sedikit kepalanya. “Tuan Puzo.”Puzo mengangkat gelas ke atas meja. Dia menyuruh wanita berambut pirang menuangkan alkohol untuknya. “Dengar-dengar kamu menggunakan dana Geng Markus. Apa kamu menggelapkan uang itu?”Sams spontan terbengong. Mengenai penggelapan dana Geng Markus, bahkan Gamma saja tidak mengetahuinya. Mana mungkin Puzo bisa mengetahui masalah ini?Puzo menyesap alkohol dengan perlahan. Dia mengangkat kelopak matanya untuk menatap Sams. Ekspresinya kelihatan tidak jelas. “Sepertinya informasi yang diberikan Tuan Muda Ariel bukan bohongan. kamu memang sudah menggelapkan dana.”Seluruh bulu kuduk di tubuh Sams merinding. Ariel malah menyadari ada masalah dengan laporan keuangan Geng Markus. Sialan! Ariel selalu saja menghambat rencana Sams.“Tuan Puzo, aku me