Jodhiva memalingkan kepala untuk melihat Ariel. “Kenapa kamu bertanya seperti ini?”Ariel menatapnya lagi. “Apa kalian tidak sadar, dia ketawa terus setelah kalian datang? Jules saja tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini.”Jodhiva pun tersenyum. “Jadi, semua ini salah kami.”Ariel berpikir sejenak, lalu mendekatinya. “Jangan-jangan kalian ingin mengakuisisi Keluarga Oswaldo?”Jika tidak, kenapa Tobias bisa menyebut mereka sebagai “satu keluarga”?Jodhiva menatap raut serius Ariel. “Menurutmu?”“Aku ….”Koran diremuk dilemparkan ke sisi kaki Ariel. Ariel menoleh melihat ke sisi Tobias. “Kenapa kerjaanmu cuma memfitnahnya saja! Akuisisi! Kamu kira uangnya itu tidak berseri? Bisa dihamburkan sesuka hati?”Ariel memungut koran itu. “Perlakuanmu terlalu berbeda.”Tobias mendengus. Dia sungguh merasa arogan. Siapa suruh Ariel masih tidak merespons?“Sudahlah! Kalau begitu, aku pergi dulu.” Ariel memasukkan koran ke dalam pelukan Jodhiva. Dia pun membalikkan tubuhnya, lalu berjalan p
Ariel mengejapkan matanya. Akhirnya dia mulai merespons, segera mendorong Jodhiva. “Kamu kagetin aku saja!”Sepertinya Ariel tidak sengaja mendorong bagian cedera di lengan Jodhiva. Jodhiva pun merintih kesakitan.Ariel mengulurkan tangan untuk memapahnya. “Apa aku menyentuh bagian lukamu? Coba aku lihat.”Sambil berbicara, Ariel langsung membuka pakaian Jodhiva. “Coba aku lihat, kalau sampai berdarah lagi, lukamu mesti diperban ulang.” Jodhiva menggenggam pergelangan tangan Ariel. Dia menarik napas dalam-dalam. “Apa kamu yakin ingin membuka pakaianku di sini?”Ariel tertegun sejenak. Dia menoleh melihat orang yang lalu lalang di depan rumah sakit.Di mata mereka semua, seorang pria sedang membuka pakaian seorang pria. Rasanya memang sangat aneh?Sekarang pakaian Jodhiva juga sudah kusut dibuka Ariel. Sementara itu, Jodhiva malah terus menghalanginya, seolah-olah Ariel hendak melecehkannya saja.Ariel melepaskan Jodhiva. Dia masih tidak tenang, langsung membawa Jodhiva ke dalam rumah
Tobias mengangguk. “Bagus, bagaimana dengan Elgar?”Dessy membalas, “Kami sudah beri tahu Elgar. Elgar sangat setia terhadap Gamma. Dia pasti akan ikut campur dalam semua hal yang berhubungan dengan Gamma.”Tobias mengangkat kelopak matanya. “Di mana Ariel?”Dessy merasa ragu, hanya saja dia tidak boleh merahasiakannya. “Tuan Muda, dia … dia pergi menemui Tuan Puzo.”Di sisi lain, saat Puzo mengetahui kabar Ariel ingin menemuinya, kedua matanya spontan menyipit. Belum sempat dia merespons, orang di samping pun bersikap sangat waspada. “Tuan Muda Ariel sama cerdasnya dengan Tuan Tobias. Dia ingin bertemu denganmu, sepertinya karena masalah Organisasi Imoana.”Masalah Gamma masih hidup sudah terdengar oleh mereka. Sebenarnya mereka juga tidak peduli siapa yang telah membunuh Gamma. Sekarang Organisasi Imoana telah jatuh ke tangan mereka. Seandainya Keluarga Oswaldo ingin membahas masalah Organisasi Imoana, mereka memang seharusnya mencari Puzo.Puzo merokok beberapa saat, lalu memasukkan
Ariel mengusap jam tangannya, lalu tersenyum. “Apa kamu merasa Sams akan setia sama kamu?”Puzo langsung berterus terang. “Dia setia atau tidak, aku juga tidak tahu. Tapi, apa mungkin dia berani berulah di area kekuasaanku?”“Dia memang tidak berani berulah. Karena setelah dia berulah, mana mungkin kamu akan memprioritaskannya lagi.”Kening Puzo kelihatan berkerut. Dia sedang mencerna ucapan Ariel.Tatapan Ariel seketika menjadi tajam. “Seorang bawahan tiba-tiba menjadi seorang majikan. Dia kelihatannya mengabdi sama kamu, tapi kita saja tidak tahu sebenarnya siapa majikannya. Sebab, semua yang dia lakukan seharusnya bukan perintah Tuan Puzo.”Ucapan Ariel mengandung makna tersirat. Suasana seketika menjadi tegang. Semua orang bahkan tidak berani bernapas terlalu kencang.Puzo meniup tehnya. Raut wajahnya berubah serius.Ariel memang cukup cerdas. Semua yang dilakukan Sams memang bukan perintah Puzo. Dia setuju menjadikan Sams sebagai ketua dalam mengelola Organisasi Imoana, karena San
Ariel tertegun. “Maksudmu Jessie?”Jessie datang untuk membeli makanan?Ketika menyadari Ariel sedang “malu”, Firman tiba-tiba menunjukkan ekspresi serius. “Ariel, kamu jujur sama Paman. Apa kamu tidak suka dengan wanita?”Firman memiliki hubungan akrab dengan Tobias. Baginya, Ariel sama seperti keponakannya sendiri.Ariel merasa kaget. “Kenapa kamu malah bertanya seperti ini?”Firman mengangkat gelasnya. “Belakangan ini ada banyak beredar gosip tentangmu, katanya kamu suka sama pria.”Saking kagetnya, Ariel langsung berdiri. “Siapa yang sebar gosip itu?”Firman sungguh kehabisan kata-kata. “Ada yang mengatakan kamu lagi bermesra-mesraan dengan Tuan Muda Jody di depan rumah sakit. Ditambah lagi, dengan usiamu sekarang, kamu bahkan masih belum punya kekasih. Apa mungkin orang-orang tidak merasa curiga? Kalau kamu benar-benar … memiliki pemikiran seperti itu, sepertinya Tuan Tobias tidak akan memiliki penerus lagi.”Tobias hanya memiliki putra tunggal. Sekarang putranya malah menyukai se
Jessie memiringkan wajahnya. “Siapa juga yang bakal percaya sama omonganmu.”Jules tersenyum. Dia menarik Jessie untuk masuk ke dalam pelukannya. Tanpa menunggu reaksi dari Jessie, Jules langsung mencium bibirnya. Kedua tangan Jessie menopang di atas pundak Jules. Jessie tidak bisa mendorongnya.Beberapa saat kemudian, saat Jessie hampir kehabisan napasnya, Jules baru melepaskannya.Jessie merasa marah langsung mendorongnya. “Jules!”Jules didorong jatuh duduk di sofa. Bahkan, Jessie juga ikut tertarik. Jules tersenyum, langsung memeluk pinggang Jessie. “Ini yang terakhir.”Jessie menatap wajah serius Jules. “Kalau kamu bohongi aku lagi, aku bakal ganti suami.”Ketika melihat sosok Jessie yang imut itu sedang mengancamnya, Jules pun memeluk Jessie dengan erat, lalu bertanya, “Apa perlu aku kenalkan kepadamu?”Nada bicara Jessie sangat aneh. “Benarkah? Kalau begitu, kamu kenalkan beberapa, ya? Jadi, aku bisa memilih.”Jules mencubit pipinya. “Apa kamu merasa kamu sudah hebat?”Jessie me
Puzo yang membungkus tubuhnya dengan jubah mandi sedang duduk di sofa. Dia memeluk seorang wanita berambut pirang. Si wanita pun bersandar di dalam pelukan Puzo dengan tersenyum. Sams melangkah maju, lalu mengangguk sedikit kepalanya. “Tuan Puzo.”Puzo mengangkat gelas ke atas meja. Dia menyuruh wanita berambut pirang menuangkan alkohol untuknya. “Dengar-dengar kamu menggunakan dana Geng Markus. Apa kamu menggelapkan uang itu?”Sams spontan terbengong. Mengenai penggelapan dana Geng Markus, bahkan Gamma saja tidak mengetahuinya. Mana mungkin Puzo bisa mengetahui masalah ini?Puzo menyesap alkohol dengan perlahan. Dia mengangkat kelopak matanya untuk menatap Sams. Ekspresinya kelihatan tidak jelas. “Sepertinya informasi yang diberikan Tuan Muda Ariel bukan bohongan. kamu memang sudah menggelapkan dana.”Seluruh bulu kuduk di tubuh Sams merinding. Ariel malah menyadari ada masalah dengan laporan keuangan Geng Markus. Sialan! Ariel selalu saja menghambat rencana Sams.“Tuan Puzo, aku me
Jessie juga kelihatan serius. “Nggak boleh! Mana boleh bermain curang? Yang namanya kalah ya kalah!”Ariel melipat kedua lengan di depan dadanya. “Ayah, kamu akui saja kalau kamu tidak sehebat Jessie. Kenapa kamu malah ingin menindas seorang anak perempuan?”Tobias menghela napas. “Aku saja sudah tidak memiliki penerus lagi. Memangnya kenapa kalau aku tidak hebat dalam bermain catur?”Jessie hampir saja tidak bisa menahan tawanya.Ariel menunjukkan raut datarnya. “Kamu ngomongnya seolah-olah aku benar-benar bisa meneruskan marga keluargamu saja.”Tobias mengangkat gelas tehnya. Nada bicaranya terdengar serius. “Bagaimana kamu menjelaskan masalah ini sekarang?”Ariel malas untuk menjelaskan. “Sudahlah, ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”Tobias juga mulai serius. “Ada masalah apa?”Jessie sadar diri langsung berdiri. “Kalau begitu, aku masuk rumah dulu.”Ariel duduk di tempat yang diduduki Jessie tadi. Dia membahas apa yang dikatakannya dengan Puzo semalam. Setelah Tobias mendengar,
“Nona Mimosa ….” Dacia merasa familier dengan nama itu. Di atap? Bunuh diri? Bukannya itu cerita di dalam naskahnya?Nordin masih mondar-mandir tepi pagar atap. “Apa kamu sudah ingat?”Dacia langsung tersenyum. “Tentu saja Nona Mimosa di dalam naskahku bukan bunuh diri. Dalam semua kasus detektif, biasanya korban hanya bisa mati karena pembunuhan.”“Jadi, apa kamu sudah memikirkan cara untuk memalsukan tempat kejadian perkara?”Dacia terdiam, lalu menundukkan matanya. Saat ini, alur naskah berhenti pada bagaimana kematian Mimosa tampak seperti bunuh diri dan bagaimana pelaku berhasil melarikan diri.Hanya saja, Dacia tidak menyangka bahwa Nordin tertarik dengan naskah seperti ini.Carly semakin bingung lagi. “Apa yang lagi kalian bahas? Naskah?”Nordin menatapnya.Dacia berbisik di samping Carly, “Aku akan jelaskan nanti.” Usai berbicara, Dacia berjalan ke sisi Nordin. “Apa kamu berdiri di atas atap untuk merasakan apa yang dialami korban?”“Bukan, pelaku.”Dacia tertegun sejenak. “Pe
Tahanan wanita lainnya juga merasa aneh. Mereka merasa Lidya sudah kehilangan kewarasannya saja.Beberapa tahanan menekan pundak Lidya. Lidya semakin tidak puas lagi dan melawan dengan semakin kuat. “Atas dasar apa kalian selalu mendapatkan keuntungan? Aku sudah mengorbankan putraku, tapi aku malah tidak mendapatkan apa pun! Silvia dan semua anggota Keluarga Tanzil! Aku kutuk kalian sial tujuh turunan!”Lidya dibawa pergi secara paksa.Para tahanan wanita di kantin mulai bergosip. Mereka semua merasa Lidya sudah kehilangan kewarasannya karena ditahan kelamaan.Pada saat ini, di akademi perfilman.Dengan dianugerahkan kehormatan kepada Daniel, itu berarti dia memiliki kedudukan di Negara Hyugana.Carly dan teman-teman lainnya sungguh gembira dengan apa yang diperoleh Dacia. “Eh, keluarga bangsawan, lho. Bukannya itu berarti Dacia akan menjadi anak bangsawan?”“Tentu saja. Kelak siapa juga yang berani menggosip Dacia dari belakang?”“Dacia, kamu jangan melupakan kami, ya.”Dacia tersenyu
Di depan meja rias, Chelsea sedang membantu Jessie untuk menyanggul rambutnya. Benn menerima undangan dari kerajaan. Chelsea sebagai pasangan Benn juga wajib menghadirinya. Apalagi acara ini adalah acara penobatan, siapa juga yang tidak ingin hadir. Acara penobatan ini bukan hanya acara penobatan pertama yang pernah dihadiri Chelsea, bahkan ini juga pertama kalinya Jessie menghadiri acara sesakral ini.“Selesai! Bagaimana hasil sanggulan Tante?” Chelsea mengambil cermin untuk becermin bagian belakang tubuh Jessie. Dari cermin yang dipegang Chelsea, Jessie bisa melihat rambutnya sendiri. Dia pun tersenyum. “Cantik sekali.”“Tentu saja.” Chelsea menurunkan cerminnya. “Aku cukup percaya diri dengan bakatku.”Setelah Jessie selesai merias wajah dan mengganti gaunnya, dia pun berjalan ke aula. Ketika di koridor, dia menghentikan salah seorang pelayan. “Di mana Jules?”Pelayan menunjukkan arah kepada Jessie dengan ramah.Jessie berjalan ke ruang istirahat Jules. Ketika melihat pintu tidak di
Setelah dipikir-pikir kembali, biasanya Jane selalu memamerkan betapa baik kekasihnya terhadapnya. Ternyata semua itu hanya demi memenuhi ego Jane saja.Terdengar suara sirene mobil polisi di luar sana. Polisi mencari kemari. Mereka berdua bergegas melepaskan ikatan Dacia, lalu menghancurkan kamera CCTV.Pada saat ini, tiba-tiba pintu kamar didobrak. Orang itu tidak lain adalah Jerremy.Ketika melihat Dacia masih berpakaian rapi dan tidak ada tanda-tanda untuk terluka, dia baru menghela napas lega.Kekasih Jane maju, lalu berkata dengan tersenyum, “Semua ini hanya salah paham. Kita tidak melakukan apa-apa terhadap istrimu ….”Belum sempat kekasih Jane menyelesaikan omongannya, wajahnya langsung ditinju. Dia spontan jatuh terpelanting ke belakang.Jerremy langsung memeluk Dacia, lalu menoleh untuk menunjuk si pria. “Alangkah bagusnya kalau semua itu hanya salah paham. Kalau tidak, kamu akan mati dengan mengenaskan.”Kebetulan pihak kepolisian juga datang. Entah apa yang dikatakan Jerrem
Dacia sedang bertaruh. Dia bertaruh apakah kekasih Jane dan dua pria ini bodoh atau tidak? Sesuai dugaan, kekasih Jane menatapnya. “Jangan-jangan kamu sengaja bawa dia ke vilaku? Kalau terjadi apa-apa, kamu akan jadikan aku sebagai kambing hitam?”Jane meminta dicarikan teman pria untuk menghadapi seorang wanita. Dia pun memperkenalkan kedua teman prianya kepada Jane. Hanya saja, saat mereka menculik Dacia kemari, dia mengira Dacia akan bungkam.Namun, siapa sangka identitas suami wanita ini tidaklah sederhana. Ditambah lagi dengan ucapan Dacia tadi, dia mesti berpikir dua kali. Bagaimanapun, dia tidak ingin masa depannya hancur hanya karena seorang wanita.“Bukan. Sayang, kamu dengar penjelasanku. Dia sengaja lagi takuti kamu. Dia nggak berani ….”“Kalau kamu bodoh, kamu jangan anggap semua orang itu juga sama bodohnya dengan kamu. Apa kamu merasa kekasihmu bersedia mempertaruhkan nasibnya demi kamu? Keuntungan apa yang bisa kamu datangkan untuk kekasihmu?”Usai berbicara, Dacia meli
Kekasih Jane tersenyum menyeringai. Dia memalingkan kepalanya, lalu berkata kepada kedua temannya, “Sudah dengar belum? Wanita ini hadiah dari kesayanganku buat kalian.”Jane menimpali, “Kalian harus main dengan seru, ya.”Sekarang hati kedua pria itu semakin menggebu-gebu. Mereka mendekati Dacia dengan motif jahat.Dacia berusaha untuk meronta, tetapi dia diikat dengan sangat ketat. Dacia menggertakkan giginya, lalu berusaha menenangkan dirinya untuk memikirkan cara.Saat mereka berdua hendak menyentuh Dacia, tiba-tiba Dacia tertawa. Jika dia ketakutan dan menangis, bisa jadi mereka berdua akan semakin bersemangat lagi. Suara tawa Dacia membuat mereka kebingungan.Jane memelototinya. “Kamu sudah jatuh ke tangan kami. Kamu malah tertawa?”“Apa kalian sentuh ponselku?”Kedua pria saling bertukar pandang, lalu melihat ke sisi Jane. Jane membalas dengan arogan, “Memangnya kenapa kalau aku sentuh ponselmu?”“Jangan-jangan kamu matikan ponselku?”“Sebenarnya kamu mau ngomong apa, sih!” Dac
Pada zaman sekarang ini, jarang ada orang yang tidak tergoda dengan kekayaan dan kekuasaan.Pada saat ini, Jane berdiri tidak jauh di sana. Ketika melihat hubungan Carly dan Dacia semakin dekat, dia pun merasa sangat tidak puas.Jelas-jelas sebelumnya Carly selalu menuruti apa kata Jane. Dia merasa tidak peduli apa yang dia perbuat, Carly tidak akan memutuskan hubungannya dengan Jane. Semua ini pasti gara-gara Dacia.Jane tidak akan membuat Dacia hidup tenang. Siang harinya, Dacia meninggalkan akademi. Tiba-tiba Jane memanggilnya, lalu berjalan menghampirinya dengan buru-buru, “Dacia, sudah terjadi sesuatu dengan Carly!”Kening Dacia berkerut. “Terjadi sesuatu?”Jane berkata dengan buru-buru, “Tadi aku pergi cari dia. Aku melihat dia sedang diganggu sama beberapa orang lelaki. Sekarang mereka ada di parkiran.”Dacia memang merasa curiga, tetapi berhubung masalah ini bersangkutan dengan keselamatan Carly, dia pun mengikuti langkah Jane ke area parkiran.Namun setibanya di area parkiran
Apalagi Perusahaan Teknologi Yarnis adalah perusahaan yang baru didirikan Jules. Dengan adanya dukungan dari pihak kerajaan, Perusahaan Teknologi Yarnis juga tidak perlu mencari mitra kerja sama lagi. Calon mitra kerja sama akan berbondong-bondong mencari mereka.Filbert merasa bingung. “Jadi ….”Jules meletakkan gelas teh. “Sekarang aku tidak buru-buru dalam mencari mitra kerja sama. Kita cukup fokus dalam mencari teknisi saja. Sisanya diundur dulu.”Filbert terbengong, tetapi dia terpaksa mengangguk. “Oke.”Pada saat ini, televisi, koran, majalah, dan media sosial sedang menyiarkan kabar Silvia sibuk mempersiapkan acara penobatannya.Para murid di akademi perfilman juga sedang membahas masalah kerajaan. Saat Dacia melewati koridor, beberapa murid pun sedang melihatnya sembari berbisik-bisik. “Sepertinya dia punya sedikit hubungan dengan keluarga kerajaan. Aku juga dengar kabar, Raja Willie mempersiapkan dua set surat wasiat sebelum dia meninggal. Seharusnya salah satunya milik dia.”
Jules merangkul Jessie di dalam dekapannya. “Apa benar kamu tidak takut?”Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kamu juga nggak pernah lukai aku.”Dagu Jules bersandar di atas kepala Jessie. Dia pun tersenyum. “Kamu sudah mempertaruhkan nyawamu demi menemaniku. Apa mungkin aku tega untuk melukaimu? Jessie, ada yang ingin aku tanyakan sama kamu. Waktu itu, saat mereka menculikku ke Area Andes, apa kamu tidak takut ketika mengikutiku?”Jessie mengangkat kepalanya untuk menatap Jules. Senyumannya sangat lebar. “Aku nggak takut. Karena aku tahu ayahku pasti akan datang untuk menyelamatkan kita. Lagi pula, kamu juga bakal lindungi aku.”Jules tertegun sejenak, lalu menurunkan kelopak mata untuk menatapnya. “Aku melindungimu? Jelas-jelas kamu yang melindungiku?”Jessie berkata dengan tersenyum, “Sebenarnya aku juga nggak tahu kenapa aku bisa mengambil risiko untuk mengikutimu. Tapi setahuku, aku nggak menyesal.”Jules memeluk Jessie dengan erat, lalu menempelkan bibir di atas kening Jessie.