Kabar mendadak ini sungguh mengagetkan Ariel dan juga Jodhiva.Tobias berjalan ke sisi meja baca, lalu duduk di depannya. Raut wajahnya kelihatan muram. “Sepertinya apa yang aku khawatirkan itu benar.”Ariel bertopang dagu sembari merenung. “Jangan-jangan Sania ….”“Aku tidak berani memastikan dia pelakunya,” balas Tobias, “Jika Sania benar-benar sadis, tega membunuh ayahnya demi mendapatkan kekuasaan, dia pasti sudah turun tangan sejak dulu. Aku curiga masalah ini ada hubungannya dengan orang di sisinya.”Sebelumnya orang di sisi Sania mengeluarkan ide untuk menyewa pembunuh bayaran Organisasi Skelem demi membunuh Ariel. Bisa jadi, dia juga ingin membunuh Gamma.Gamma adalah pemimpin dari Organisasi Imoana. Setelah dia mati, kekuasaan Organisasi Imoana otomatis akan jatuh ke tangan Sania. Orang itu berharap Sania bisa meneruskan posisi Gamma.Jodhiva mengangkat kelopak matanya. “Aku merasa Sams patut dicurigai. Bisa jadi masalah ini ada hubungannya dengan dia.”Tobias mengangguk. “Aku
Raut wajah Sams spontan berubah. Hanya saja, dia tidak begitu mengekspresikannya.Kali ini, raut wajah Sania juga tidak begitu bagus. “Kenapa ayahku bisa dibunuh? Apa Keluarga Oswaldo nggak jelas?”Tobias langsung tersenyum. “Apa masalah itu ada hubungannya dengan Keluarga Oswaldo?”Sania mendengus dingin. “Seandainya kalian tidak menjebak Klub Doras, menjadikan ayahku sebagai kambing hitam, apa mungkin ayahku akan dibunuh?”“Oh?” Tobias mengangguk. “Ternyata gara-gara masalah Klub Doras. Semua ini semakin aneh saja. Apa hubungannya masalah Klub Doras dengan Organisasi Imoana?”Sams langsung memutarbalikkan fakta. “Seandainya bukan karena kalian menahan miras Klub Doras, lalu menyamar sebagai anggota Organisasi Imoana untuk menukarkannya dengan miras milik Kamar Dagang Bardi, apa mungkin Bos Gamma akan mati!”Lagi-lagi Tobias tersenyum. “Maksudmu, kematian Gamma ada hubungannya dengan Tuan Puzo?”Raut wajah Sams langsung berubah. “Apa yang lagi kamu katakan ….”“Jangan-jangan pemahaman
Jodhiva hanya menyaksikan pertunjukan saja. Saat hendak meninggalkan kediaman, dia memperhatikan ekspresi wajah Sams sejenak, lalu mengikuti langkah Tobias. Kemudian, Ariel baru mengikuti langkah mereka.Sania menatap bayangan punggung yang semakin menjauh. Tangannya spontan dikepal erat. Rasa benci terasa semakin mengental.Seandainya bukan karena Keluarga Oswaldo, apa mungkin ayahnya akan mati dengan mengenaskan? Bahkan jasadnya juga tidak utuh!Kali ini, Keluarga Oswaldo yang menyinggung Keluarga Imoana. Jadi, jangan salahkan Sania bersikap sadis!Setelah kembali ke dalam mobil, Ariel melihat ke luar jendela. “Ayah, jangan-jangan Gamma masih belum meninggal? Padahal jasadnya masih belum utuh, malah langsung diadakan upacara? Apa semua ini tidak terasa aneh?”Jodhiva memalingkan kepala untuk menatapnya. “Sepertinya semua sesuai dengan dugaan Tuan Tobias. Ada orang yang sudah tidak sabaran ingin Sania meneruskan posisinya.”“Seandainya mereka sudah yakin ingin meninggalkan Keluarga Os
“Menurutku, sepertinya ada anggota Organisasi Imoana yang kenal dengan Tom. Tom paling pintar dalam soal menyodok. Dia sangat royal terhadap orang yang menguntungkannya. Bisa jadi, kebetulan persyaratan yang dibuka Tom cukup menggiurkan. Tentu saja dia bersedia bekerja untuk Tom.”Tobias juga merasa ucapan Jules cukup masuk akal. Dia memandang laut luas di depan, lalu bertanya, “Sekarang kamu sudah memiliki petunjuk yang sangat penting, apa rencanamu selanjutnya?”Raut wajah Jules kelihatan tenang. “Tom berani berbuat seperti ini pasti karena dia sudah memiliki rencana lain lagi. Sepertinya bukan saat yang tepat untuk beri tahu Puzo sekarang. Lebih baik kita kumpulkan informasi yang lebih banyak lagi untuk menghancurkannya.”Tobias tersenyum. “Aku kira kamu akan tidak sabaran untuk cari gara-gara sama Tom. Sepertinya kamu cukup waspada.”Jules membalas, “Ada bagusnya untuk lebih waspada.”“Bagaimana kondisi cedera Gamma?” tanya Tobias.Jules pun tertawa. “Dia cukup beruntung, masih bel
Pria ini sama sadisnya seperti Tom. Hanya saja, dia tidak ambisius.Sams berkata, “Aku rela melakukan apa pun asalkan bisa membantu Nona Sania.”Tom menyesap anggur dengan perlahan. “Daripada melakukannya demi dia, lebih baik kamu melakukannya demi dirimu sendiri. Jangan-jangan kamu tidak menginginkan kekuasaan?”Kali ini, Sams tertegun sejenak.Tom meletakkan gelas anggur di atas meja. Kedua mata tajamnya tertuju pada diri Sams, seolah-olah sedang membaca pikirannya saja. “Setelah seorang pria memiliki kekuasaan, kamu bisa mendapatkan semua wanita yang kamu inginkan, termasuk wanita yang paling kamu cintai.”Sams menunduk. Hatinya mulai tergerak.Tom menuang anggur untuknya. “Kamu juga tahu aku menumpang tinggal di pulau orang lain. Sekarang satu-satunya orang yang bisa aku percaya hanya kamu saja. Aku menganggapmu sebagai saudaraku sendiri. Asalkan kamu menginginkan kekuasaan, aku pasti akan membantumu.”Tangan yang diletakkan Sams di atas kedua pahanya dikepal erat. Ucapan Tom tidak
“Tidak peduli berapa banyak anggota yang kita miliki, selain kekuatan fisik, daya tahan, dan pertahanan, sebenarnya kita semua sama saja. Semuanya memiliki titik kelemahan dan saat di mana bisa lengah.”Jessie menggigit bibirnya. Sekarang dia benar-benar memahami apa artinya terlalu berambisi sehingga merugikan diri sendiri.Jodhiva mengusap kepalanya sambil tertawa. “Kalau orang lain memiliki tekad sepertimu, mereka pasti sudah tidak terkalahkan.”Kening Jessie berkerut. “Apa Kakak lagi menyindirku?”Senyuman di wajah Jodhiva semakin lebar lagi. “Jangan memaksakan diri sendiri.”Jessie memalingkan kepalanya. “Nggak boleh! Berhubung aku ingin belajar, aku mesti latihan dengan serius. Kalau aku latihan secara asal-asalan, nanti … aku kutuk diriku akan naik lima kilo setiap makan sesuap.”Kutukan itu memang adalah kutukan tersadis bagi Jessie.Jodhiva menggeleng dengan tidak berdaya.Jessie telah latihan dari pagi hari. Sekarang sekujur tubuhnya telah dibasahi oleh keringat hingga terasa
Jessie baru teringat dengan maksud kedatangannya. “Aku ingin minta bimbinganmu untuk lolos tahap kedua.”Ariel menatapnya. “Gampang saja. Bangkitlah di saat kamu gagal. Saat kamu bertanding dengan lawanmu, kamu mesti belajar bagaimana lawanmu menyerang dan mengalahkanmu. Ketika dia menyerang lagi, kamu akan tahu bagaimana cara mengantisipasinya."Jessie sedang memikirkan sesuatu dan tidak berbicara lagi.Ariel mengangkat-angkat pundaknya. “Meski seseorang pintar dalam pertahanan, pasti bisa ditemukan celahnya. Seandainya kamu terus menyerang titik kelemahan lawan, mereka pasti akan berusaha mati-matian untuk bertahan. Saat mereka terlalu fokus pada pertahanan sehingga menjadi pasif, celah pun muncul pada saat itu.”Jessie menggigit erat bibir bawahnya. Dia diam-diam mengingat kata-kata dalam hatinya. Dalam beberapa hari berikutnya, Ariel terus mengamati Jessie di arena seni bela diri. Saat ini, Jessie sudah lebih maju dibandingkan sebelumnya. Setidaknya, dia mampu bertahan ketika meng
Jodhiva menatap bayangan punggung yang semakin menjauh. Sepertinya dia harus menyelidiki identitas “Nona Candy” itu.Kemudian, kabar itu mulai tersebar luas. Di mata orang-orang, Jessie pun telah menjadi “calon menantu” Keluarga Oswaldo. Kabar itu bahkan terdengar sampai ke telinga Tobias.Tobias yang sedang menyesap teh di dalam ruang baca langsung mengangkat kepalanya. “Dari mana asal gosip itu?”Pengurus rumah merasa tidak berdaya. “Dari arena seni bela diri. Beberapa hari ini, Tuan Muda Ariel terus menemani Nona Jessie untuk latihan. Sepertinya orang-orang di arena mengira Tuan Muda Ariel memiliki hubungan dekat dengan Nona Jessie.”Hubungan apa juga yang bisa dimiliki dua anak perempuan?Tobias sungguh kehabisan kata-kata. “Salah paham ini besar sekali.”Pengurus rumah menjadi khawatir. “Sudah lama Tuan Muda menyembunyikan identitasnya. Aku sungguh khawatir suatu hari nanti identitas aslinya akan terbongkar.”Tobias meletakkan cangkir kembali ke atas meja. “Cepat atau lambat meman
“Iya, dia memang cocok untuk menjadi pengurus rumah.” Jessie menunduk. “Tadi ketika Dacia cari aku, dia menghalangi Dacia, nggak izinin Dacia untuk ketemu sama aku. Ketika aku mau Miya tinggal di rumah, dia juga suruh aku minta izin sama kamu. Aku tahu dia itu orang yang kamu rekrut. Wajar kalau dia dengar apa katamu. Tapi, aku merasa aku dipojokkan bagai aku itu orang luar di rumah ini. Aku nggak bisa melakukan keputusan apa pun dengan bebas.”Hati Jules terasa tegang. Dia memangku Jessie, lalu berkata, “Kenapa kamu berpikir sembarangan?” Jules mendekatinya. Napas hangat mengenai pipi Jessie. “Kalau kamu tidak suka, lain kali kamu tidak usah dengar apa katanya. Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu inginkan. Tapi, kalau kamu mau keluar rumah, kamu mesti dikawal oleh pengawal.”Usai berbicara, Jules memeluk Jessie. “Aku benar-benar takut kamu bosan di rumah. Jessie, aku tidak berharap kamu tidak senang. Kalau kamu benar-benar merasa tidak senang, aku ….”Jessie menatap Jules. “Apa yang
Jules merangkul pinggang Jessie. “Kelak aku tidak perlu menemani klien lagi. Aku cukup pulang untuk menemani istriku saja.”Jessie terbengong sejenak, lalu mendorong Jules dengan perlahan. “Kenapa kamu malah nggak menemani klien lagi? Kamu itu presdir dari perusahaan. Kalau aku nggak izinin kamu pergi menemani klien, bagaimana pandangan orang lain terhadapku? Nanti orang-orang malah mengatakan aku itu bukan istri yang pengertian.”Kening Jules berkerut. “Siapa yang berani mengatakanmu?”“Siapa juga yang tahu.” Jessie duduk di depan meja makan, lalu mengambil buah plum, dan menggigitnya. “Memang yang asam-asam itu enak.”Jules berjalan ke sisi Jessie. Telapak tangannya menopang di atas meja. Jules membungkukkan tubuhnya untuk melihat Jessie. “Apa emosimu masih belum reda?”Jessie membalas, “Sudah, nggak emosi lagi, kok.”Jules menyuruh pelayan untuk mengantar camilan. “Semua ini kesukaanmu.”Jessie mengangkat kepalanya. “Kamu beli khusus buat aku?”Jules membelai rambut panjang Jessie.
Jessie duduk di bangku panjang taman. Dia juga menyuruh Miya untuk duduk. “Apa kamu nggak merindukan keluargamu?”Miya terbengong sejenak, lalu menunduk. “Aku nggak punya keluarga.”“Maaf, aku nggak tahu.”Miya melambaikan tangannya. “Nggak apa-apa. Kamu nggak usah minta maaf. Aku juga sudah terbiasa. Aku itu anak yatim piatu. Sekarang aku nggak punya kesan apa-apa terhadap orang tuaku. Meski ada yang mengungkitnya, aku juga nggak punya perasaan apa-apa.”Jessie bersandar di bangku. “Sejak aku hamil, aku jarang berhubungan dengan orang di luar sana.”“Kamu hamil?” Miya merasa kaget.Jessie tersenyum. “Nggak kelihatan?”Miya melihat ke sisi perut Jessie. “Ah, sekarang kelihatan. Katanya, hamil itu sangat menderita. Emosi bumil nggak stabil. Tubuh akan menggendut. Tidur juga nggak nyenyak. Bahkan, juga nggak ada selera makan. Tapi, kamu nggak kelihatan gendut, kok.”Jessie tertawa. “Apa benar aku nggak gendut?”Miya menggeleng, lalu berkata, “Mungkin memang ada yang seperti itu. Dulu saa
Jessie terbengong. Tatapannya tertuju pada diri Wika. “Tapi dia itu direkrut langsung sama Kak Jules.”“Tadi dia menghalangiku, nggak izinkan aku untuk bertemu sama kamu. Apa kamu nggak merasa ada yang aneh? Sesuai logika, meskipun kedatangan tamu, seharusnya dia melapor ke kamu. Tapi, dia bahkan nggak melapor, langsung yakin kamu nggak bersedia untuk bertemu sama aku. Aku merasa ada masalah dengan wanita ini.”Indra keenam seorang wanita tidak boleh disepelekan. Apa seorang pengurus rumah memiliki kekuasaan di atas nyonya rumah? Dacia juga tidak percaya Jules akan memberinya kekuasaan itu.Jessie menggigit bibirnya dan tidak berbicara.Dacia duduk tegak sembari menarik tangan Jessie. “Sudahlah, kebetulan dia lagi cari pekerjaan. Aku juga lagi nggak kekurangan orang. Jadi, aku suruh dia untuk mencarimu. Tenang saja, percaya sama pandanganku.”Tentu saja Jessie percaya dengan Dacia. Dia mengangguk. “Oke, biarkan dia tinggal di sini.”Dacia berjalan ke sisi Miya. “Mulai sekarang kamu bek
Dacia meletakkan surat, lalu mengangkat kepala untuk melihat Miya yang sudah mengembalikan warna rambutnya menjadi hitam. “Warna rambut ini lebih cocok sama kamu.”Miya berkata dengan tersenyum, “Aku sudah melakukannya sesuai dengan perintahmu. Sekarang rambutku jadi hitam kembali.”“Apa operasi adikmu sudah dijadwalkan?”Miya mengangguk dengan tersenyum. “Semuanya sudah dijadwalkan. Beberapa hari kemudian, operasi akan dijalankan. Kami nggak usah menunggu lama lagi.”Dacia berdiri berjalan ke sisi Miya. Dia meletakkan tangan di atas pundak Miya. “Aku bawa kamu untuk mengikuti wawancara.”Miya mengikuti di belakang Dacia. Dia tidak berhenti bertanya, “Apa pekerjaanku? Di mana wawancaranya? Apa sulit?”Langkah kaki Dacia berhenti di depan mobil. Dia membuka pintu mobil, mempersilakan Miya untuk ke dalam duluan. “Kamu akan tahu sendiri.”“Oh.” Miya memasuki mobil dengan patuhnya.Tidak lama kemudian, mobil telah tiba di Vila Laguna.Miya bersandar di atas jendela mobil. Dia menatap halam
“Kamu ….” Miya menggigit bibirnya, lalu menunduk. “Aku sudah memperlakukan kalian seperti itu, kamu malah masih ingin membantuku?”“Pertama-tama, kamu melakukannya juga demi adikmu, demi menyembuhkannya. Mencuri memang melanggar hukum, tapi kamu bukan orang jahat yang nggak bisa diselamatkan lagi.” Dacia meletakkan selembar kartu di atas meja, lalu mendorongnya. “Aku pinjamin kamu 400 juta. Setelah operasi adikmu berhasil dan penglihatannya pulih, aku akan beri kamu pekerjaan. Nanti kamu kembalikan utangmu secara perlahan.”Miya mengambil kartunya dengan tatapan tidak percaya. “Apa kamu benar-benar akan membantuku?”Dacia tersenyum. “Aku sudah meminjammu uang. Sekarang kamu bisa hubungi dokter untuk mempercepat jadwal operasi. Ayo, cepat!”Tiba-tiba Miya berlutut di lantai. Dacia segera menariknya untuk berdiri. “Kamu lagi ngapain? Ayo, cepat berdiri.”Miya mengangkat kepalanya dengan meneteskan air mata. “Kamu benar-benar orang baik. Huhu. Mulai sekarang, aku akan melakukan apa pun ya
Wika membalas, “Nyonya sudah tidur.”Jules mengiakan. “Apa dia sudah makan?”Wika berterus terang. “Sudah, tapi dia muntah. Sepertinya selera makannya nggak bagus.”Kening Jules berkerut. Dia segera naik ke lantai atas.Setibanya di kamar, lampu di dalam sudah dipadamkan. Jules menyalakan sebuah lampu sorot lantaran takut akan membangunkan Jessie.Jessie berbaring di atas ranjang. Sepertinya tidurnya tidaklah lelap. Jules duduk di samping ranjang. Baru saja dia menyentuh Jessie, Jessie langsung membuka matanya.Jules pun tersenyum. “Masih belum tidur?”Jessie duduk dengan perlahan. “Kamu sudah pulang, ya?”“Emm, tadi ada sedikit urusan.” Jules melempar jasnya ke sisi sofa. Dia juga tidak bermaksud untuk merahasiakannya, hanya saja dia tidak merasa ada yang perlu diceritakan.Jessie bersandar di atas ranjang sembari menatapnya. “Ada acara?”Jules tertegun sejenak, lalu memalingkan kepala untuk melihat Jessie.Jessie mengendus. Keningnya seketika berkerut. “Ada bau alkohol. Ada juga arom
Hanya saja, dibandingkan dengan penampilan, Sissae lebih mementingkan keuntungan. Sekarang ibunya Jules telah menjabat sebagai Ratu di Negara Hyugana, sedangkan Jules adalah Pangeran. Kelak anak mereka akan menjadi Raja berikutnya.Tentu saja, anak yang dimaksud adalah anak Sissae dengan Jules.Sissae menyesap anggur merah. “Yang Mulia, kamu malah kelihatan nggak fokus ketika lagi makan sama aku.”Jules mengetuk permukaan meja. “Nona Sissae, seharusnya kamu tahu aku bisa makan bersamamu juga karena permintaanmu. Aku sudah memenuhi permintaanmu, tapi tidak berarti aku mesti makan.”Sissae tidak lagi tersenyum. Hanya saja, dia masih berbicara dengan sopan, “Apa kamu khawatir dengan istrimu?”Jules tidak berbicara.Sissae menopang dagunya dengan jari-jari tangan yang saling bertautan. Ujung bibirnya melengkung ke atas. “Istrimu itu memang cantik, tapi cantik itu nggak ada gunanya. Dengan kedudukanmu sekarang, nggak susah bagi kamu untuk memiliki wanita yang cantik dan yang bisa membantumu
Jules menekan-nekan tulang hidungnya. Dia pun tidak berbicara lagi.Beberapa hari lalu, Jules masuk ke istana. Ayahnya mencarinya untuk membahas isi dari rapat internal kerajaan. Kemudian, dia bersikeras menyuruh Sissae untuk bekerja di perusahaan dan menjabat sebagai asistennya. Hanya saja, Jules tahu semua ini pasti adalah ulah Keluarga Taylor.Berhubung Keluarga Taylor telah banyak berkontribusi terhadap keluarga kerajaan, mereka semakin tamak lagi, berharap bisa mengendalikan keluarga kerajaan.Saat kakeknya Jules masih hidup, Keluarga Taylor pernah bermain siasat buruk ketika tidak puas Benn menjabat sebagai menteri keuangan. Pada saat itu, kakeknya Jules langsung menyingkirkan salah satu menteri yang merupakan anggota Keluarga Taylor. Sejak saat itu, Keluarga Taylor langsung menyembunyikan sikap ambisius mereka.Sekarang kakeknya Jules sudah meninggal, ibunya Jules pun meneruskan kedudukannya. Keluarga Taylor mulai berulah lagi. Mereka bukan hanya memaksa Jules agar Sissae bekerj