Jodhiva tertegun sejenak. Tiba-tiba dia tersenyum. “Apa Tuan Muda Ariel sedang memerintahku?”Padahal Jodhiva hanya datang untuk menyaksikan keramaian, sekaligus membantunya saja. Sekarang Jodhiva malah diperintah?Ariel membuka pintu mobil sembari tersenyum. “Lagi pula, kamu sudah datang dan juga sudah mengulurkan bantuan, untuk apa kamu peduli dengan masalah sepele seperti ini? Ayo, yang cepat! Apa kamu tidak lihat dia lagi berdarah?”Dessy sungguh kehabisan kata-kata. Kenapa dia bisa berdarah? Sepertinya Ariel lebih paham daripada yang lain?Jodhiva menghela napas tanda tidak berdaya. Dia terpaksa membantu Dessy membawa pria itu ke dalam mobil. Ariel menyuruh Dessy untuk membawa orang itu pergi dulu. Kemudian, dia memanggil anak buah lainnya untuk membereskan yang lain.Ariel mengikat orang-orang itu. Setelah selesai, dia langsung duduk di mobil baris belakang Jodhiva. Kemudian, dia dengan santainya menganggap Jodhiva sebagai sopir. “Jalan!”Jodhiva hanya bisa tersenyum saja. Dia me
“Kalau Tuan Muda Jody tidak bawa uang bawa ke sini, semuanya juga bukan masalah.” Ariel mengeluarkan selembar cek kosong dari sakunya, lalu meletakkannya di hadapan Jodhiva. “Ada bank kok di pulau ini.”Ujung bibir Jessie berkedut. Kenapa dia merasa Ariel sedang berusaha untuk mengorek uang dari dompet abangnya?Jodhiva menjepit cek kosong dengan kedua jarinya. “Apa kamu yakin?”Ariel mengangguk dengan yakin.Jantung Jessie seketika berdebar kencang. Dia menatap Ariel dengan tatapan kasihan.Jerremy adalah tipikal orang yang pelit. Siapa pun tidak bisa mendapatkan sepeser pun dari dompetnya. Namun, berbeda dengan Jodhiva. Jika ada yang mengambil uang dari dompet Jodhiva, orang itu mesti membayarnya sepuluh kali lipat!Kelihatannya Ariel cukup pintar. Apa dia percaya Jodhiva rela mengeluarkan uangnya begitu saja?Sore harinya, Tobias buru-buru pulang ke rumah. Dia telah mengetahui kabar Ariel diserang secara mendadak. Dia juga sudah mengutus anak buahnya untuk menyelidiki asal-usul peny
“Seharusnya saat ini Bos Klub Doras masih belum berani memberi tahu masalah minuman keras mereka ditahan kepada Puzo. Jam delapan malam nanti, stok minuman keras untuk Kamar Dagang Bardi akan tiba di pelabuhan kawasan barat daya.”“Asalkan kita bisa tiba sebelum jam delapan, menyamar sebagai anggota Kamar Dagang Bardi, lalu mengarahkan kapal mereka ke pelabuhan kita, sedangkan kapal kita diarahkan ke pelabuhan barat daya, kita bisa melakukan penukaran tanpa ketahuan oleh siapa pun.”Dessy merasa tindakan itu sangat berisiko tinggi. “Apa kamu yakin?”“Kapal distributor hanya peduli dengan masalah uang saja. Mereka hanya perlu mengantar barang sampai ke tujuan yang dijanjikan. Setelah melakukan serah terima, pekerjaan mereka pun selesai.” Ariel mengambil handuk, lalu berdiri dari bathtub. Dia membungkus tubuh basahnya. Kemudian, Ariel melanjutkan, “Puzo baru saja memonopoli distributor, apalagi orang yang mengantar stok juga tidak kenal dengan anggota Kamar Dagang Bardi. Asalkan orang u
Pengawal mendorong pintu klub. Hari ini klub tidak beroperasional. Selain pelayan di klub, tidak ada tamu di dalamnya.Pelayan segera berjalan mendekatinya. “Maaf, Nona. Malam ini kami tidak beroperasional.”Ariel melilit rambut panjangnya. Setiap gerakannya kelihatan sangat menggoda. Bahkan, pelayan juga tertegun di tempat. “Aku bukan datang untuk minum. Aku ingin cari bos kalian. Mohon sampaikan kepadanya.”Pelayan pergi menyampaikan. Saat ini, Rizky sedang sakit kepala dengan masalah stok minuman keras yang ditahan oleh Keluarga Oswaldo. Ketika mendengar ada yang ingin mencarinya, Rizky langsung meningkatkan kewaspadaannya. “Siapa?”“Seorang wanita.” Rizky diam-diam menghela napas lega. Semuanya boleh mencarinya, selain anggota Keluarga Oswaldo.Ariel sedang menunggu di dalam ruangan VIP. Saat Rizky membuka pintu ruangan, dia spontan terbengong.Wanita yang sedang duduk di sofa kelihatan sangat menggoda. Hanya dengan sekilas mata saja, Rizky pun tidak bisa melupakan sosok wanita ca
Ujung bibir delima Ariel melengkung ke atas. “Musuhnya musuh itu teman. Seharusnya Bos Rizky nggak berharap sumber penghasilanmu terputus hanya karena Keluarga Oswaldo, ‘kan?”Kali ini, Rizky mulai merasa bimbang.Ariel memanggil pengawalnya ke dalam ruangan. Mereka membawa masuk satu demi satu kotak kardus yang dipersiapkan tadi ke dalam, lalu meletakkannya di atas meja. Ada satu kotak kardus dalam keadaan terbuka.Ariel mengeluarkan sebotol anggur merah. “Apa kamu ingin melihatnya?”Rizky mengambilnya. Setelah melihat dengan saksama, dia pun merasa syok. “Ini ….”Senyuman di wajah Ariel semakin lebar lagi. “Semua ini adalah miras yang kamu pesan sebelumnya. Jujur saja, Nona Sania punya banyak mata-mata di pelabuhan. Mereka telah banyak membantu.”Rizky sungguh tidak menyangka orang yang mengulurkan tangan untuk membantunya adalah Sania.Ariel mengangkat-angkat alisnya. “Gimana?”“Bagus, bagus sekali!” Tiba-tiba Rizky kepikiran sesuatu. Ekspresinya berubah kaku. “Tapi, bagaimana kalia
Saat mobil berhenti di depan Kediaman Keluarga Oswaldo, langit pun telah gelap. Pembantu juga sudah tidur semuanya.Dessy membukakan pintu untuk Ariel. Setelah menuruni mobil, Ariel bergegas ke dalam rumah. Namun hal yang paling tidak kusangka adalah ada tamu tidak diundang di rumah. Kebetulan orang itu berpapasan dengan Ariel.Lantaran pencahayaan di dalam rumah cukup gelap, tidak dapat terlihat jelas wajah orang itu. Napas Ariel tiba-tiba berhenti. Dia tidak sempat merespons dalam sesaat.Jodhiva menatap wanita berpakaian tipis dan riasan tebal di depannya sembari merenung. Ariel spontan menutup setengah wajahnya. Telapak tangannya dipenuhi dengan keringat dingin.Ariel lupa bahwa Jodhiva tinggal di rumahnya.“Tuan ….” Saat Dessy melihat Jodhiva, dia juga merasa syok berat. Dia segera berlari ke depan, membungkus Ariel dengan syal bulu. “Nona, dia adalah Tuan Muda Jodhiva, temannya Tuan Muda Ariel.”Kening Jodhiva berkerut. Tatapannya masih tertuju pada wajah si wanita. Dia tersenyum
Ariel menatap Jodhiva dengan tertawa. “Bukannya wajar kalau aku hidupi seorang wanita? Dia anaknya pemalu. Jadi, dia sudah pergi sebelum matahari terbit.”Pengurus rumah yang berdiri di belakang merasa bingung. “Tuan Muda, aku sudah bangun di subuh hari. Kenapa aku tidak melihat ada wanita yang meninggalkan rumah ….”Ariel menoleh untuk memelototinya. Namun, pengurus rumah merasa bingung.Jodhiva hanya tersenyum dan tidak berbicara sama sekali.Biasanya Ariel bukanlah tipe orang yang tertutup. Mengenai hal itu, Tobias sangat memahaminya dibandingkan dengan siapa pun. Ketika melihat Ariel yang sedikit gugup itu, sepertinya Tobias bisa menebak apa yang telah terjadi. Raut wajahnya menjadi serius. Dia mengalihkan topik pembicaraan. “Apa kamu sudah menemukan petunjuk mengenai orang-orang yang turun tangan terhadapmu?”“Sementara ini masih belum. Tapi orang yang berani beronar terang-terangan di area kekuasaan Keluarga Oswaldo, seharusnya adalah orang yang direkrut dari area kekuasaan Puzo.
“Nggak usah,” sela Jessie, “Aku nggak ingin menambah masalahnya. Yang penting, sekarang aku tahu kalau dia baik-baik saja.”Ariel hanya tersenyum dan tidak berbicara. Jessie memang sangat lugu dan imut. Dia bahkan bisa berpikir di posisi orang lain. Sungguh berbeda dengan abangnya yang satu itu!Seandainya Ariel memiliki adik perempuan seperti ini, meski harus menjual seluruh harta kekayaannya, Ariel juga rela melakukannya demi memanjakannya.Di sisi lain, Jules sedang memeriksa laporan keuangan di ruang baca. Dia menyadari selama beberapa tahun ini, ada aliran dana Geng Markus yang tidak jelas di saat kelola Organisasi Imoana. Nominal setiap transaksi tidaklah kecil. Total sekitar delapan miliar.Jules memanggil Ericko ke dalam ruangan. Ericko Oswaldo adalah orang yang diutus Tobias untuk membantu Jules. Jules menyerahkan laporan keuangan kepada Ericko. “Coba kamu selidiki ke mana perginya dana itu.”Ericko mengambil laporan keuangan sembari mengangguk. “Baik.”Tak lama setelah Ericko