Jessie menatap Dacia, lalu berkata dengan serius, “Ini adalah masalah platform itu, kita nggak boleh biarkan mereka diuntungkan! Palingan, kita ribut besar saja sama mereka! Siapa takut!”Dacia pun tertegun, lalu menyeka air matanya sambil berkata, “Terima kasih, Jessie. Tapi, aku nggak mau ribut sama mereka.”Jessie berseru terkejut, “Tapi, mereka sudah memanfaatkanmu ....”Dacia menjawab dengan tenang, “Mereka memang sudah memanfaatkanku, tapi juga memberiku kesempatan untuk berkarya. Sekarang, aku sudah nggak punya hubungan sama mereka. Aku berencana untuk akhiri kontrak kami.”Berhubung perusahaan itu sudah memperalatnya, Dacia tidak akan membiarkan mereka menganggapnya sebagai sapi perah.Malam ini, di Vila Kandara.Setelah mandi, Dacia menerima telepon dari editor. “Dacia, apa maksudmu? Kamu mau akhiri kontrak?”Dacia mengelap rambutnya dan menjawab dengan tenang, “Benar, aku mau akhiri kontrak. Tekadku sudah bulat.”“Apa kamu gila? Perusahaan sudah memublikasikan bukumu sampai s
Suasananya terasa sangat aneh. Jerremy menegakkan kembali tubuhnya, lalu berdeham dan berkata, “Akhirnya ada ucapan manusiawi yang keluar dari mulutmu juga.”Dacia tertawa dan menjawab, “Kamu lebih ganteng waktu jadi orang bisu.”Jerremy pun terdiam. Pada saat biasa, dia pasti sudah marah. Namun, setelah melihat suasana hati Dacia yang bagus, dia malah lumayan gembira dengan menjadi “orang bisu”.Setelah Jerremy tidak berbicara untuk beberapa saat, Dacia pun tertawa. Dia menarik sudut baju Jerremy dan bertanya, “Kamu benar-benar mau jadi orang bisu?”Jerremy melipat tangannya di depan dada, lalu menoleh ke arah Dacia dengan kaku dan menjawab, “Aku hanya lagi tidak ingin bicara.”“Benarkah?” Dacia tertawa tulus. Dia tahu bahwa Jerremy sangat angkuh, tetapi tidak menyangka Jerremy juga memiliki sisi yang imut. Ternyata, Jerremy benar-benar peduli pada ucapannya.Jerremy melirik Dacia, lalu bertanya, “Suasana hatimu sudah baikan?”Dacia pun menghentikan tawanya. Apa Jerremy telah mendenga
Jessie kepikiran sesuatu, lalu tiba-tiba bertanya, “Pak Samuel, apa kamu kenal dengan sutradara yang bisa syuting genre misteri?”Samuel tertegun sejenak. “Untuk apa kamu tanya hal ini?”Jessie membalas, “Aku punya teman seorang penulis. Dia sangat jago dalam menulis cerita misteri ….”“Sebentar!” Samuel mengangkat tangan untuk menghentikan omongan Jessie. “Jessie, bukan maksudku untuk merendahkan temanmu, tapi biasanya sutradara terkenal hanya memilih naskah yang diadaptasi dari cerita yang sudah terkenal.”“Mereka juga mesti mempertimbangkan selera para investor, keuntungan jangka panjang, biaya produksi, dan hasil akhir dari film tersebut. Mengangkat karya tulismenjadi film bukanlah hal yang bisa dilakukan hanya dengan menginvestasikan uang. Tidak ada sutradara yang ingin menginvestasikan begitu banyak usaha dan akhirnya malah merugi.”Jessie menyerahkan naskah misteri zaman dulu ke hadapan Samuel. “Gimana kalau kamu baca dulu?”Samuel mengambil naskah, lalu membacanya sekilas. Tiba
Pada saat yang sama, di Grup Angkasa.Edwin menyerahkan kontrak hak cipta beberapa buku dari perusahaan platform novel luar negeri kepada Jerremy. Jujur saja, dia merasa sedikit bingung. “Tuan Jerry, untuk apa kamu membeli hak cipta beberapa buku ini dalam sekaligus?”Jerremy mengangkat sedikit kelopak matanya. “Kamu tidak perlu tahu. Beri tahu platform itu, berhubung aku sudah membeli hak ciptanya, platform mereka tidak boleh ambil keuntungan apa pun dari penulis buku-buku ini.”Berhubung Jerremy sudah buka suara, Edwin juga tidak berani bertanya panjang lebar lagi. Dia hanya mengikuti perintah atasannya saja.Edwin berjalan keluar ruangan. Saat berjalan ke sisi lift, kebetulan dia bertemu dengan Yunita. Dia berjalan maju, lalu tersenyum pada Yunita. “Nona Yunita.”Yunita memegang beberapa dokumen di tangan sembari mengangguk. “Apa Tuan Jerry di dalam?”“Tuan Jerry ada di dalam. Apa kamu ingin menyerahkan dokumen? Biasanya ada staf departemen keuangan yang mengurus hal itu. Kamu tidak
Dacia tersenyum. “Nggak apa-apa, kok. Bukannya kamu bilang sendiri aku masih muda? Aku bisa menulis lagi.”Jessie bersandar di sofa. “Tapi tetap saja aku merasa marah. Ini namanya penindasan!”Setelah kontrak diakhiri, selain hak cipta buku menjadi milik perusahaan, Dacia juga tidak mendapatkan sepeser pun yang seharusnya menjadi miliknya. Platform seperti ini seharusnya bangkrut!Dacia duduk di sampingnya. “Jessie, bukannya kamu suka naskah itu? Kamu terima saja.”Jessie tertegun sejenak. Tiba-tiba dia menunduk. “Tapi ….”Alasan Jessie tidak menerima tawaran naskah itu karena naskah itu sebenarnya adalah milik Dacia. Lantaran alasan hak cipta, malah orang lain yang mendapat keuntungan. Meskipun Jessie sangat menyukainya, dia juga tidak ingin menerimanya.Sepertinya Dacia dapat menebak Jessie sedang memikirkan dirinya. Dia meletakkan tangannya di atas punggung tangan Jessie. “Sekarang hak cipta buku memang bukan punyaku dan naskah itu nggak ada hubungannya lagi sama aku. Tapi setiap pl
Tidaklah aneh jika Yunita mencari Dacia setelah mengetahui hubungannya dengan Jerremy.Yunita menyesap teh saja. Dia tidak mencicipi makanan yang dipesannya tadi. “Kenapa Nona Dacia nggak memublikasikan hubungan kalian? Apa Nona Dacia punya pertimbangan lain?”Ucapan Yunita bagai memiliki makna tersirat saja. Seandainya mereka berdua saling menyukai satu sama lain, seharusnya mereka memublikasikan hubungan mereka. Seandainya mereka memilih untuk tidak memublikasikan hubungan mereka, seharusnya karena masalah latar belakang mereka yang berbeda drastis.Suasana menjadi hening. Pada saat ini, Dacia membalas dengan datar, “Mengenai alasan kami ingin memublikasikan hubungan kami atau nggak, kenapa Nona Yunita nggak tanya langsung sama Jerry? Aku rasa kalau Jerry bersedia untuk beri tahu kamu, kamu juga nggak bakal cari aku lagi.”Gerakan tangan Yunita terkaku. Sepertinya dia merasa agak syok.Awalnya Yunita mengira Dacia juga peduli dengan latar belakang keluarga mereka yang begitu jauh. It
Mereka berdua tidak menyadari wanita yang duduk di belakang meja terus mengamati mereka berdua.Candice melepaskan tangan yang menutup mulut Claire, lalu berkata dengan suara rendah, “Apa? Anakmu lagi pacaran secara diam-diam?”Apalagi, gadis itu bisa membuat putrinya Moris kehabisan kata-kata?Claire mengambil garpu, lalu menusuk sepotong camilan. “Aku sudah menyadarinya sejak awal.”Claire menduga hubungan Jerremy dan Dacia tidaklah sederhana. Tak disangka, dugaannya itu benar.Candice mendekati Claire. “Jadi, kamu setuju kalau Jerry suka sama gadis seperti itu? Aku lihat gadis itu cukup galak. Ini pertama kalinya aku mendengar ada yang nggak ingin menjadi istrinya Jerry.”Setelah Jerremy kembali dari luar negeri dan mengambil alih Grup Angkasa, para putri dari keluarga kaya pun ingin menjadikan Jerremy sebagai calon suami mereka. Hanya saja, Jerremy sangat sibuk dalam dua tahun ini. Dia tidak memiliki waktu untuk berpacaran. Awalnya mereka mengira Jerremy masih belum mempertimbangk
Suara dering ponsel menarik Jerremy kembali dari lamunannya. Dia mengambil ponselnya, lalu melihat nama Jules di atasnya.Jerremy langsung mengangkat panggilan. “Ada urusan apa?”“Apa Jessie sedang bersama Dacia?”Jerremy tertegun. “Bukannya dia di Vila Amara?”Jules sangatlah tenang. “Tidak, dia tidak berada di rumah dan juga tidak ada di perusahaan. Sekarang ponselnya juga tidak bisa dihubungi. Sepertinya telah terjadi sesuatu dengannya.”Jerremy spontan berdiri. Tiba-tiba dia kepikiran dengan peringatan Jules sebelumnya. Sialan! Jerremy lalai!“Sekarang aku akan utus anak buahku untuk ke sana.”Dacia menyadari Jerremy sedang telepon dengan seseorang. Dia pun menebak seharusnya orang itu adalah Jules. Jangan-jangan Jessie ….Dacia bertanya, “Ada apa dengan Jessie?”Jerremy mengambil jas, lalu segera berjalan ke depan rak sepatu. “Sepertinya telah terjadi sesuatu dengan Jessie. Aku mesti pergi sekarang.”Dacia terbengong di tempat. Dia spontan mengeluarkan ponselnya untuk melihat pesa