Tidaklah aneh jika Yunita mencari Dacia setelah mengetahui hubungannya dengan Jerremy.Yunita menyesap teh saja. Dia tidak mencicipi makanan yang dipesannya tadi. “Kenapa Nona Dacia nggak memublikasikan hubungan kalian? Apa Nona Dacia punya pertimbangan lain?”Ucapan Yunita bagai memiliki makna tersirat saja. Seandainya mereka berdua saling menyukai satu sama lain, seharusnya mereka memublikasikan hubungan mereka. Seandainya mereka memilih untuk tidak memublikasikan hubungan mereka, seharusnya karena masalah latar belakang mereka yang berbeda drastis.Suasana menjadi hening. Pada saat ini, Dacia membalas dengan datar, “Mengenai alasan kami ingin memublikasikan hubungan kami atau nggak, kenapa Nona Yunita nggak tanya langsung sama Jerry? Aku rasa kalau Jerry bersedia untuk beri tahu kamu, kamu juga nggak bakal cari aku lagi.”Gerakan tangan Yunita terkaku. Sepertinya dia merasa agak syok.Awalnya Yunita mengira Dacia juga peduli dengan latar belakang keluarga mereka yang begitu jauh. It
Mereka berdua tidak menyadari wanita yang duduk di belakang meja terus mengamati mereka berdua.Candice melepaskan tangan yang menutup mulut Claire, lalu berkata dengan suara rendah, “Apa? Anakmu lagi pacaran secara diam-diam?”Apalagi, gadis itu bisa membuat putrinya Moris kehabisan kata-kata?Claire mengambil garpu, lalu menusuk sepotong camilan. “Aku sudah menyadarinya sejak awal.”Claire menduga hubungan Jerremy dan Dacia tidaklah sederhana. Tak disangka, dugaannya itu benar.Candice mendekati Claire. “Jadi, kamu setuju kalau Jerry suka sama gadis seperti itu? Aku lihat gadis itu cukup galak. Ini pertama kalinya aku mendengar ada yang nggak ingin menjadi istrinya Jerry.”Setelah Jerremy kembali dari luar negeri dan mengambil alih Grup Angkasa, para putri dari keluarga kaya pun ingin menjadikan Jerremy sebagai calon suami mereka. Hanya saja, Jerremy sangat sibuk dalam dua tahun ini. Dia tidak memiliki waktu untuk berpacaran. Awalnya mereka mengira Jerremy masih belum mempertimbangk
Suara dering ponsel menarik Jerremy kembali dari lamunannya. Dia mengambil ponselnya, lalu melihat nama Jules di atasnya.Jerremy langsung mengangkat panggilan. “Ada urusan apa?”“Apa Jessie sedang bersama Dacia?”Jerremy tertegun. “Bukannya dia di Vila Amara?”Jules sangatlah tenang. “Tidak, dia tidak berada di rumah dan juga tidak ada di perusahaan. Sekarang ponselnya juga tidak bisa dihubungi. Sepertinya telah terjadi sesuatu dengannya.”Jerremy spontan berdiri. Tiba-tiba dia kepikiran dengan peringatan Jules sebelumnya. Sialan! Jerremy lalai!“Sekarang aku akan utus anak buahku untuk ke sana.”Dacia menyadari Jerremy sedang telepon dengan seseorang. Dia pun menebak seharusnya orang itu adalah Jules. Jangan-jangan Jessie ….Dacia bertanya, “Ada apa dengan Jessie?”Jerremy mengambil jas, lalu segera berjalan ke depan rak sepatu. “Sepertinya telah terjadi sesuatu dengan Jessie. Aku mesti pergi sekarang.”Dacia terbengong di tempat. Dia spontan mengeluarkan ponselnya untuk melihat pesa
Jessie menatap Raffa. “Hanya beberapa puluh miliar saja? Oke, aku akan berikan kepadamu.”Raffa spontan tersenyum. “Tentu saja kamu bisa memberikan uang itu kepadaku. Sayangnya, uang tidak bisa memuaskanku.”Raffa juga pernah menjadi artis papan atas. Uang puluhan miliar itu bukanlah apa-apa baginya. Tentu saja dia masih merasa tidak puas.Kening Jessie berkerut. Kedua tangan di belakang tubuhnya tak berhenti menggesek ikatan tali. “Jadi, apa maumu?”Raffa membalikkan tubuhnya, lalu memanggil orang di luar ruangan, “Masuk.”Muncul empat orang pria dari luar pintu. Semuanya menatap kedua wanita dengan tatapan penuh hasrat. “Kedua artis ini cantik sekali, ya. Sepertinya kami akan merasa puas untuk seumur hidup kami.”Tubuh Kerin semakin gemetar lagi. Dia berlutut meminta pengampunan dengan menangis. “Kak Raffa, mohon lepaskan aku. Aku … dengar semua apa katamu.”Raffa menghentikan langkahnya di hadapan Kerin. Ketika melihat Kerin sedang memelasnya, dia langsung menjambak rambut Kerin. Ke
Jessie tidak menghiraukan rasa sakit di tubuhnya, segera berdiri untuk membungkus tubuh Kerin dengan pakaian. Kemudian, dia menarik Kerin untuk melarikan diri.Pria di belakang membangkitkan tubuhnya, segera mengejar langkah mereka. “Jangan biarkan mereka berdua kabur!”Jessie membawa Kerin untuk berlari ke lantai bawah. Orang-orang di belakang terus mengejar mereka.Pada saat ini, sebatang tongkat diayunkan memukul bagian kaki Jessie. Jessie pun terjatuh di lantai. Dia memalingkan kepalanya menatap pria yang berhasil mengejarnya. Si pria kelihatan terengah-engah. “Mau kabur? Ayo, lari!”Jessie meraba tongkat di lantai. Dia memaksakan diri untuk berdiri. Pukulan tadi membuat kakinya kesakitan hingga gemetar. Dia menggenggam erat tongkat hendak menghantam si pria.Pria itu refleks mengelak. Satu detik kemudian, Jessie pun ditabrak. Tongkat di tangan terjatuh ke lantai.Jessie terbengong, lalu menoleh untuk menatap Kerin yang menabraknya.Saat ini, Kerin sedang menunduk sembari membungk
Pelukan Jules semakin kuat lagi. Bibir panasnya menempel di atas kening Jessie. Dia menahan rasa sakit di hatinya sembari berkata, “Kamu istirahat dulu. Sebentar lagi kamu akan membaik.”Jessie mengangguk. Dia memejamkan matanya bersandar di dalam pelukan Jules.Pada saat ini, Jerremy juga sudah tiba. “Jessie!”Jules menggendong Jessie, lalu menyerahkannya kepada Jerremy. “Kamu antar dia ke rumah sakit dulu. Biar aku selesaikan masalah di sini.”Jerremy sungguh sakit hati ketika melihat adik perempuannya terluka parah. Dia menggertakkan giginya tanda dirinya merasa geram. Setelah menggendong Jessie, dia bergegas berlari ke dalam mobil.Wajah Kerin terlihat sangat pucat. Pria itu adalah putra kedua Javier. Itu berarti mereka semua datang untuk menyelamatkan Jessie?Celaka! Seandainya mereka tahu ….Kerin kepikiran sesuatu, lalu berjalan ke sisi Jules. “Tuan, semua ini ulah Raffa. Dia menculikku dan Jessie. Demi menyelamatkanku, Jessie baru … baru ….”Jules melirik Kerin sekilas. Tatapan
Jerremy juga menimpali, “Iya, Ibu. Jules lagi di tempat kejadian untuk memberi pelajaran kepada mereka. Mereka tidak mungkin bisa melarikan diri.”Claire menarik napas dalam-dalam berusaha untuk menenangkan dirinya. Pada saat ini, dokter berjalan keluar kamar pasien.Javier melangkah maju untuk bertanya, “Bagaimana kondisi putriku?”Dokter menjawab, “Ada sedikit retakan pada bagian tulang dan cedera luar. Untungnya tidak mengancam organ vital. Dia hanya perlu istirahat untuk beberapa waktu. Selain itu ….”Tiba-tiba dokter terdiam sejenak, lalu berkata dengan penuh hati-hati, “Selain itu, pasien tidak mengalami pelecehan. Jadi, kalian bisa tenang.”Jessie diantar ke rumah sakit dengan pakaian compang-camping. Semua orang tentu tahu apa yang telah terjadi. Tentu saja, dokter akan melakukan pemeriksaan detail untuk menenangkan hati anggota keluarga. Jika benar-benar terjadi pelecehan, dokter pasti akan segera melaporkannya ke pihak berwajib.Di mata dokter, reputasi tidaklah penting jika
Jessie meletakkan tangannya di atas punggung tangan Dacia. “Kamu nggak usah merasa bersalah. Bukannya sekarang aku baik-baik saja?”Dacia membalas, “Kebetulan kamu lagi beruntung kali ini. Bagaimana dengan lain kali?”Jessie menggigit erat bibir bawahnya sembari menunduk. “Lain kali aku akan lebih hati-hati lagi.”“Aku sudah minta izin dari Pak Samuel. Dia suruh kamu untuk istirahat dengan baik. Mengenai masalah kamu diculik Raffa, kabar itu masih belum diketahui awak media. Kalau nggak, sepertinya berita ini sudah heboh di seluruh ibu kota.”Raffa memang telah menghancurkan hidupnya sendiri. Dia akan digugat atas kasus penculikan yang direncanakannya. Intinya, masa depan Raffa sudah hancur sehancur-hancurnya.…Jerremy berjalan keluar kantor polisi. Kebetulan mobil Jules diparkirkan di dekatnya. Dia berjalan ke sisi mobil. Jendela mobil belakang diturunkan dengan perlahan.Tanpa menunggu buka suara Jules, Jerremy bertanya, “Apa kamu tidak menyerahkan Kerin dan Raffa ke kantor polisi?”