Share

Bab 1942

Penulis: Daun Jahe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-13 18:00:00
Pada saat yang sama, di Grup Angkasa.

Edwin menyerahkan kontrak hak cipta beberapa buku dari perusahaan platform novel luar negeri kepada Jerremy. Jujur saja, dia merasa sedikit bingung. “Tuan Jerry, untuk apa kamu membeli hak cipta beberapa buku ini dalam sekaligus?”

Jerremy mengangkat sedikit kelopak matanya. “Kamu tidak perlu tahu. Beri tahu platform itu, berhubung aku sudah membeli hak ciptanya, platform mereka tidak boleh ambil keuntungan apa pun dari penulis buku-buku ini.”

Berhubung Jerremy sudah buka suara, Edwin juga tidak berani bertanya panjang lebar lagi. Dia hanya mengikuti perintah atasannya saja.

Edwin berjalan keluar ruangan. Saat berjalan ke sisi lift, kebetulan dia bertemu dengan Yunita. Dia berjalan maju, lalu tersenyum pada Yunita. “Nona Yunita.”

Yunita memegang beberapa dokumen di tangan sembari mengangguk. “Apa Tuan Jerry di dalam?”

“Tuan Jerry ada di dalam. Apa kamu ingin menyerahkan dokumen? Biasanya ada staf departemen keuangan yang mengurus hal itu. Kamu tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1943

    Dacia tersenyum. “Nggak apa-apa, kok. Bukannya kamu bilang sendiri aku masih muda? Aku bisa menulis lagi.”Jessie bersandar di sofa. “Tapi tetap saja aku merasa marah. Ini namanya penindasan!”Setelah kontrak diakhiri, selain hak cipta buku menjadi milik perusahaan, Dacia juga tidak mendapatkan sepeser pun yang seharusnya menjadi miliknya. Platform seperti ini seharusnya bangkrut!Dacia duduk di sampingnya. “Jessie, bukannya kamu suka naskah itu? Kamu terima saja.”Jessie tertegun sejenak. Tiba-tiba dia menunduk. “Tapi ….”Alasan Jessie tidak menerima tawaran naskah itu karena naskah itu sebenarnya adalah milik Dacia. Lantaran alasan hak cipta, malah orang lain yang mendapat keuntungan. Meskipun Jessie sangat menyukainya, dia juga tidak ingin menerimanya.Sepertinya Dacia dapat menebak Jessie sedang memikirkan dirinya. Dia meletakkan tangannya di atas punggung tangan Jessie. “Sekarang hak cipta buku memang bukan punyaku dan naskah itu nggak ada hubungannya lagi sama aku. Tapi setiap pl

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1944

    Tidaklah aneh jika Yunita mencari Dacia setelah mengetahui hubungannya dengan Jerremy.Yunita menyesap teh saja. Dia tidak mencicipi makanan yang dipesannya tadi. “Kenapa Nona Dacia nggak memublikasikan hubungan kalian? Apa Nona Dacia punya pertimbangan lain?”Ucapan Yunita bagai memiliki makna tersirat saja. Seandainya mereka berdua saling menyukai satu sama lain, seharusnya mereka memublikasikan hubungan mereka. Seandainya mereka memilih untuk tidak memublikasikan hubungan mereka, seharusnya karena masalah latar belakang mereka yang berbeda drastis.Suasana menjadi hening. Pada saat ini, Dacia membalas dengan datar, “Mengenai alasan kami ingin memublikasikan hubungan kami atau nggak, kenapa Nona Yunita nggak tanya langsung sama Jerry? Aku rasa kalau Jerry bersedia untuk beri tahu kamu, kamu juga nggak bakal cari aku lagi.”Gerakan tangan Yunita terkaku. Sepertinya dia merasa agak syok.Awalnya Yunita mengira Dacia juga peduli dengan latar belakang keluarga mereka yang begitu jauh. It

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1945

    Mereka berdua tidak menyadari wanita yang duduk di belakang meja terus mengamati mereka berdua.Candice melepaskan tangan yang menutup mulut Claire, lalu berkata dengan suara rendah, “Apa? Anakmu lagi pacaran secara diam-diam?”Apalagi, gadis itu bisa membuat putrinya Moris kehabisan kata-kata?Claire mengambil garpu, lalu menusuk sepotong camilan. “Aku sudah menyadarinya sejak awal.”Claire menduga hubungan Jerremy dan Dacia tidaklah sederhana. Tak disangka, dugaannya itu benar.Candice mendekati Claire. “Jadi, kamu setuju kalau Jerry suka sama gadis seperti itu? Aku lihat gadis itu cukup galak. Ini pertama kalinya aku mendengar ada yang nggak ingin menjadi istrinya Jerry.”Setelah Jerremy kembali dari luar negeri dan mengambil alih Grup Angkasa, para putri dari keluarga kaya pun ingin menjadikan Jerremy sebagai calon suami mereka. Hanya saja, Jerremy sangat sibuk dalam dua tahun ini. Dia tidak memiliki waktu untuk berpacaran. Awalnya mereka mengira Jerremy masih belum mempertimbangk

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1946

    Suara dering ponsel menarik Jerremy kembali dari lamunannya. Dia mengambil ponselnya, lalu melihat nama Jules di atasnya.Jerremy langsung mengangkat panggilan. “Ada urusan apa?”“Apa Jessie sedang bersama Dacia?”Jerremy tertegun. “Bukannya dia di Vila Amara?”Jules sangatlah tenang. “Tidak, dia tidak berada di rumah dan juga tidak ada di perusahaan. Sekarang ponselnya juga tidak bisa dihubungi. Sepertinya telah terjadi sesuatu dengannya.”Jerremy spontan berdiri. Tiba-tiba dia kepikiran dengan peringatan Jules sebelumnya. Sialan! Jerremy lalai!“Sekarang aku akan utus anak buahku untuk ke sana.”Dacia menyadari Jerremy sedang telepon dengan seseorang. Dia pun menebak seharusnya orang itu adalah Jules. Jangan-jangan Jessie ….Dacia bertanya, “Ada apa dengan Jessie?”Jerremy mengambil jas, lalu segera berjalan ke depan rak sepatu. “Sepertinya telah terjadi sesuatu dengan Jessie. Aku mesti pergi sekarang.”Dacia terbengong di tempat. Dia spontan mengeluarkan ponselnya untuk melihat pesa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1947

    Jessie menatap Raffa. “Hanya beberapa puluh miliar saja? Oke, aku akan berikan kepadamu.”Raffa spontan tersenyum. “Tentu saja kamu bisa memberikan uang itu kepadaku. Sayangnya, uang tidak bisa memuaskanku.”Raffa juga pernah menjadi artis papan atas. Uang puluhan miliar itu bukanlah apa-apa baginya. Tentu saja dia masih merasa tidak puas.Kening Jessie berkerut. Kedua tangan di belakang tubuhnya tak berhenti menggesek ikatan tali. “Jadi, apa maumu?”Raffa membalikkan tubuhnya, lalu memanggil orang di luar ruangan, “Masuk.”Muncul empat orang pria dari luar pintu. Semuanya menatap kedua wanita dengan tatapan penuh hasrat. “Kedua artis ini cantik sekali, ya. Sepertinya kami akan merasa puas untuk seumur hidup kami.”Tubuh Kerin semakin gemetar lagi. Dia berlutut meminta pengampunan dengan menangis. “Kak Raffa, mohon lepaskan aku. Aku … dengar semua apa katamu.”Raffa menghentikan langkahnya di hadapan Kerin. Ketika melihat Kerin sedang memelasnya, dia langsung menjambak rambut Kerin. Ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1948

    Jessie tidak menghiraukan rasa sakit di tubuhnya, segera berdiri untuk membungkus tubuh Kerin dengan pakaian. Kemudian, dia menarik Kerin untuk melarikan diri.Pria di belakang membangkitkan tubuhnya, segera mengejar langkah mereka. “Jangan biarkan mereka berdua kabur!”Jessie membawa Kerin untuk berlari ke lantai bawah. Orang-orang di belakang terus mengejar mereka.Pada saat ini, sebatang tongkat diayunkan memukul bagian kaki Jessie. Jessie pun terjatuh di lantai. Dia memalingkan kepalanya menatap pria yang berhasil mengejarnya. Si pria kelihatan terengah-engah. “Mau kabur? Ayo, lari!”Jessie meraba tongkat di lantai. Dia memaksakan diri untuk berdiri. Pukulan tadi membuat kakinya kesakitan hingga gemetar. Dia menggenggam erat tongkat hendak menghantam si pria.Pria itu refleks mengelak. Satu detik kemudian, Jessie pun ditabrak. Tongkat di tangan terjatuh ke lantai.Jessie terbengong, lalu menoleh untuk menatap Kerin yang menabraknya.Saat ini, Kerin sedang menunduk sembari membungk

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1949

    Pelukan Jules semakin kuat lagi. Bibir panasnya menempel di atas kening Jessie. Dia menahan rasa sakit di hatinya sembari berkata, “Kamu istirahat dulu. Sebentar lagi kamu akan membaik.”Jessie mengangguk. Dia memejamkan matanya bersandar di dalam pelukan Jules.Pada saat ini, Jerremy juga sudah tiba. “Jessie!”Jules menggendong Jessie, lalu menyerahkannya kepada Jerremy. “Kamu antar dia ke rumah sakit dulu. Biar aku selesaikan masalah di sini.”Jerremy sungguh sakit hati ketika melihat adik perempuannya terluka parah. Dia menggertakkan giginya tanda dirinya merasa geram. Setelah menggendong Jessie, dia bergegas berlari ke dalam mobil.Wajah Kerin terlihat sangat pucat. Pria itu adalah putra kedua Javier. Itu berarti mereka semua datang untuk menyelamatkan Jessie?Celaka! Seandainya mereka tahu ….Kerin kepikiran sesuatu, lalu berjalan ke sisi Jules. “Tuan, semua ini ulah Raffa. Dia menculikku dan Jessie. Demi menyelamatkanku, Jessie baru … baru ….”Jules melirik Kerin sekilas. Tatapan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1950

    Jerremy juga menimpali, “Iya, Ibu. Jules lagi di tempat kejadian untuk memberi pelajaran kepada mereka. Mereka tidak mungkin bisa melarikan diri.”Claire menarik napas dalam-dalam berusaha untuk menenangkan dirinya. Pada saat ini, dokter berjalan keluar kamar pasien.Javier melangkah maju untuk bertanya, “Bagaimana kondisi putriku?”Dokter menjawab, “Ada sedikit retakan pada bagian tulang dan cedera luar. Untungnya tidak mengancam organ vital. Dia hanya perlu istirahat untuk beberapa waktu. Selain itu ….”Tiba-tiba dokter terdiam sejenak, lalu berkata dengan penuh hati-hati, “Selain itu, pasien tidak mengalami pelecehan. Jadi, kalian bisa tenang.”Jessie diantar ke rumah sakit dengan pakaian compang-camping. Semua orang tentu tahu apa yang telah terjadi. Tentu saja, dokter akan melakukan pemeriksaan detail untuk menenangkan hati anggota keluarga. Jika benar-benar terjadi pelecehan, dokter pasti akan segera melaporkannya ke pihak berwajib.Di mata dokter, reputasi tidaklah penting jika

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2541

    “Oke.” Filbert langsung maju untuk menarik Sissae. Sissae pun menjerit, “Coba saja kalau kamu berani! Jules, kalau kamu berani bersikap seperti ini sama aku, itu berarti kamu mau melawan Keluarga Taylor!”Meski Sissae menjerit, tetap saja tidak ada yang menghiraukannya.Hingga Sissae dibawa keluar gedung perusahaan, dia baru terdiam. Betapa inginnya dia membakar gedung itu. Seumur hidupnya, dia tidak pernah diperlakukan seperti ini. Dia pasti tidak akan melepaskan mereka!Sissae berkata dengan galak, “Mengenai Jules, aku punya cara agar kamu bisa menyelamatkannya!”Di sisi lain, di Vila Laguna.Miya sudah selesai mempersiapkan makan malam. Dia mengantar makan malam ke lantai atas. Begitu pintu kamar dibuka, Miya berkata, “Bos, makan malam sudah selesai.”Jessie menatap makan malam yang begitu mewah. Dia mulai merasa mual lagi. Miya menatapnya. “Bagaimana sekarang? Apa kamu masih mual-mual? Padahal aku sudah memasukkan perasan buah lemon.”Jessie bersandar di sofa. “Aku masih saja nggak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2540

    Jules menyipitkan matanya sembari memikirkan sesuatu. “Dia pergi bertemu dengan seorang wanita?”Filbert mengusap dagunya. “Aku juga tidak tahu apa yang lagi mereka obrolkan. Mereka kelihatan sangat misterius, tapi pasti bukan hal bagus.”Pintu diketuk. Filbert berdiri, lalu pergi membukakan pintu. Orang yang berada di luar pintu adalah Sissae.Sissae mengabaikan Filbert, lalu memeluk dokumen berjalan ke dalam ruangan. “Yang Mulia.”Sissae menyerahkan dokumen kepada Filbert. Jules tidak mengambilnya. “Keluar setelah letakkan di atas meja.”Setelah meletakkannya, Sissae pun membungkukkan tubuhnya sembari tersenyum. Dia membungkukkan setengah tubuhnya ke sisi Jules. “Apa perlu Yang Mulia bersikap sekejam ini? Waktu itu, aku memang nggak seharusnya mengancammu dengan nama ayahku. Aku bersalah. Aku minta maaf terhadap Yang Mulia.”Filbert yang berdiri di depan pintu pun merinding. Suara manja si wanita membuat seluruh bulu kuduknya berdiri.Jules mengangkat kelopak matanya. Dia tidak berge

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2539

    Mie itu kelihatan sangat enak, aromanya juga wangi. Lantaran kepikiran Jessie sedang kehilangan selera makan, dia sengaja meletakkan dua lembar lemon di atas mie.Mangkuk diletakkan di hadapan Jessie. “Bos, coba lihat.”Jessie mengendus aroma wangi mie yang bercampur aduk dengan aroma segar buah lemon. Dia pun tidak sabaran segera mencicipinya. Rasa asam lemon berpadu dengan sup yang kental dan gurih. Selera makan Jessie langsung membaik. Tekstur mie juga sangat kenyal, tidak keras sama sekali.Miya melihat Jessie yang tidak berhenti menyantap masakannya. “Gimana? Apa cocok dengan seleramu?”Jessie mengangguk, lalu mengacungkan jempol. “Enak sekali! Sekarang aku nggak merasa mual. Bagaimana kamu bisa melakukannya?”Bahkan, pelayan rumah juga tidak percaya dengan mata mereka.Bagaimanapun, koki yang direkrut adalah koki dari hotel berbintang. Apalagi berhubung Jessie sedang hamil, selera makannya sangat buruk. Biasanya dia selalu memuntahkan semua makanannya.Berbeda dengan sekarang, Je

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2538

    Pelayan itu mengangkat kepalanya dengan perlahan. “Gimana kalau aku telepon Bu Wika untuk segera kemari?”Jessie tersenyum. “Nggak usah. Aku nggak sanggup untuk memanggilnya kemari.” Usai berbicara, Jessie pergi ke dapur. Miya segera menghalanginya. “Kamu mau ngapain?”“Bikin sarapan sendiri.”“Nggak boleh!” Miya menarik Jessie, lalu menyuruhnya untuk duduk di ruang makan. “Meski nggak ada koki, masih ada aku, kok. Aku pernah menjadi koki di restoran. Tenang saja, meski sudah lama aku nggak memasak, aku jamin rasanya pasti enak!”Kemudian, Miya memasuki dapur dengan lenggak-lenggok.Kedua pelayan khawatir Miya akan mengacaukan dapur. Hanya saja, berhubung ada majikan mereka di sini, mereka juga tidak berani mengatakan apa pun. Mereka berdua saling bertatapan, lalu memberi isyarat mata.Pelayan yang satu lagi segera pergi ke halaman untuk menghubungi Wika. “Bu Wika, kamu cepat kembali. Nyonya sudah bangun dan sangat marah. Kalau sampai Tuan tahu, kami pasti akan dipecat.”Di sisi lain,

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2537

    “Iya, dia memang cocok untuk menjadi pengurus rumah.” Jessie menunduk. “Tadi ketika Dacia cari aku, dia menghalangi Dacia, nggak izinin Dacia untuk ketemu sama aku. Ketika aku mau Miya tinggal di rumah, dia juga suruh aku minta izin sama kamu. Aku tahu dia itu orang yang kamu rekrut. Wajar kalau dia dengar apa katamu. Tapi, aku merasa aku dipojokkan bagai aku itu orang luar di rumah ini. Aku nggak bisa melakukan keputusan apa pun dengan bebas.”Hati Jules terasa tegang. Dia memangku Jessie, lalu berkata, “Kenapa kamu berpikir sembarangan?” Jules mendekatinya. Napas hangat mengenai pipi Jessie. “Kalau kamu tidak suka, lain kali kamu tidak usah dengar apa katanya. Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu inginkan. Tapi, kalau kamu mau keluar rumah, kamu mesti dikawal oleh pengawal.”Usai berbicara, Jules memeluk Jessie. “Aku benar-benar takut kamu bosan di rumah. Jessie, aku tidak berharap kamu tidak senang. Kalau kamu benar-benar merasa tidak senang, aku ….”Jessie menatap Jules. “Apa yang

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2536

    Jules merangkul pinggang Jessie. “Kelak aku tidak perlu menemani klien lagi. Aku cukup pulang untuk menemani istriku saja.”Jessie terbengong sejenak, lalu mendorong Jules dengan perlahan. “Kenapa kamu malah nggak menemani klien lagi? Kamu itu presdir dari perusahaan. Kalau aku nggak izinin kamu pergi menemani klien, bagaimana pandangan orang lain terhadapku? Nanti orang-orang malah mengatakan aku itu bukan istri yang pengertian.”Kening Jules berkerut. “Siapa yang berani mengatakanmu?”“Siapa juga yang tahu.” Jessie duduk di depan meja makan, lalu mengambil buah plum, dan menggigitnya. “Memang yang asam-asam itu enak.”Jules berjalan ke sisi Jessie. Telapak tangannya menopang di atas meja. Jules membungkukkan tubuhnya untuk melihat Jessie. “Apa emosimu masih belum reda?”Jessie membalas, “Sudah, nggak emosi lagi, kok.”Jules menyuruh pelayan untuk mengantar camilan. “Semua ini kesukaanmu.”Jessie mengangkat kepalanya. “Kamu beli khusus buat aku?”Jules membelai rambut panjang Jessie.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2535

    Jessie duduk di bangku panjang taman. Dia juga menyuruh Miya untuk duduk. “Apa kamu nggak merindukan keluargamu?”Miya terbengong sejenak, lalu menunduk. “Aku nggak punya keluarga.”“Maaf, aku nggak tahu.”Miya melambaikan tangannya. “Nggak apa-apa. Kamu nggak usah minta maaf. Aku juga sudah terbiasa. Aku itu anak yatim piatu. Sekarang aku nggak punya kesan apa-apa terhadap orang tuaku. Meski ada yang mengungkitnya, aku juga nggak punya perasaan apa-apa.”Jessie bersandar di bangku. “Sejak aku hamil, aku jarang berhubungan dengan orang di luar sana.”“Kamu hamil?” Miya merasa kaget.Jessie tersenyum. “Nggak kelihatan?”Miya melihat ke sisi perut Jessie. “Ah, sekarang kelihatan. Katanya, hamil itu sangat menderita. Emosi bumil nggak stabil. Tubuh akan menggendut. Tidur juga nggak nyenyak. Bahkan, juga nggak ada selera makan. Tapi, kamu nggak kelihatan gendut, kok.”Jessie tertawa. “Apa benar aku nggak gendut?”Miya menggeleng, lalu berkata, “Mungkin memang ada yang seperti itu. Dulu saa

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2534

    Jessie terbengong. Tatapannya tertuju pada diri Wika. “Tapi dia itu direkrut langsung sama Kak Jules.”“Tadi dia menghalangiku, nggak izinkan aku untuk bertemu sama kamu. Apa kamu nggak merasa ada yang aneh? Sesuai logika, meskipun kedatangan tamu, seharusnya dia melapor ke kamu. Tapi, dia bahkan nggak melapor, langsung yakin kamu nggak bersedia untuk bertemu sama aku. Aku merasa ada masalah dengan wanita ini.”Indra keenam seorang wanita tidak boleh disepelekan. Apa seorang pengurus rumah memiliki kekuasaan di atas nyonya rumah? Dacia juga tidak percaya Jules akan memberinya kekuasaan itu.Jessie menggigit bibirnya dan tidak berbicara.Dacia duduk tegak sembari menarik tangan Jessie. “Sudahlah, kebetulan dia lagi cari pekerjaan. Aku juga lagi nggak kekurangan orang. Jadi, aku suruh dia untuk mencarimu. Tenang saja, percaya sama pandanganku.”Tentu saja Jessie percaya dengan Dacia. Dia mengangguk. “Oke, biarkan dia tinggal di sini.”Dacia berjalan ke sisi Miya. “Mulai sekarang kamu bek

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2533

    Dacia meletakkan surat, lalu mengangkat kepala untuk melihat Miya yang sudah mengembalikan warna rambutnya menjadi hitam. “Warna rambut ini lebih cocok sama kamu.”Miya berkata dengan tersenyum, “Aku sudah melakukannya sesuai dengan perintahmu. Sekarang rambutku jadi hitam kembali.”“Apa operasi adikmu sudah dijadwalkan?”Miya mengangguk dengan tersenyum. “Semuanya sudah dijadwalkan. Beberapa hari kemudian, operasi akan dijalankan. Kami nggak usah menunggu lama lagi.”Dacia berdiri berjalan ke sisi Miya. Dia meletakkan tangan di atas pundak Miya. “Aku bawa kamu untuk mengikuti wawancara.”Miya mengikuti di belakang Dacia. Dia tidak berhenti bertanya, “Apa pekerjaanku? Di mana wawancaranya? Apa sulit?”Langkah kaki Dacia berhenti di depan mobil. Dia membuka pintu mobil, mempersilakan Miya untuk ke dalam duluan. “Kamu akan tahu sendiri.”“Oh.” Miya memasuki mobil dengan patuhnya.Tidak lama kemudian, mobil telah tiba di Vila Laguna.Miya bersandar di atas jendela mobil. Dia menatap halam

DMCA.com Protection Status