Jerremy juga menimpali, “Iya, Ibu. Jules lagi di tempat kejadian untuk memberi pelajaran kepada mereka. Mereka tidak mungkin bisa melarikan diri.”Claire menarik napas dalam-dalam berusaha untuk menenangkan dirinya. Pada saat ini, dokter berjalan keluar kamar pasien.Javier melangkah maju untuk bertanya, “Bagaimana kondisi putriku?”Dokter menjawab, “Ada sedikit retakan pada bagian tulang dan cedera luar. Untungnya tidak mengancam organ vital. Dia hanya perlu istirahat untuk beberapa waktu. Selain itu ….”Tiba-tiba dokter terdiam sejenak, lalu berkata dengan penuh hati-hati, “Selain itu, pasien tidak mengalami pelecehan. Jadi, kalian bisa tenang.”Jessie diantar ke rumah sakit dengan pakaian compang-camping. Semua orang tentu tahu apa yang telah terjadi. Tentu saja, dokter akan melakukan pemeriksaan detail untuk menenangkan hati anggota keluarga. Jika benar-benar terjadi pelecehan, dokter pasti akan segera melaporkannya ke pihak berwajib.Di mata dokter, reputasi tidaklah penting jika
Jessie meletakkan tangannya di atas punggung tangan Dacia. “Kamu nggak usah merasa bersalah. Bukannya sekarang aku baik-baik saja?”Dacia membalas, “Kebetulan kamu lagi beruntung kali ini. Bagaimana dengan lain kali?”Jessie menggigit erat bibir bawahnya sembari menunduk. “Lain kali aku akan lebih hati-hati lagi.”“Aku sudah minta izin dari Pak Samuel. Dia suruh kamu untuk istirahat dengan baik. Mengenai masalah kamu diculik Raffa, kabar itu masih belum diketahui awak media. Kalau nggak, sepertinya berita ini sudah heboh di seluruh ibu kota.”Raffa memang telah menghancurkan hidupnya sendiri. Dia akan digugat atas kasus penculikan yang direncanakannya. Intinya, masa depan Raffa sudah hancur sehancur-hancurnya.…Jerremy berjalan keluar kantor polisi. Kebetulan mobil Jules diparkirkan di dekatnya. Dia berjalan ke sisi mobil. Jendela mobil belakang diturunkan dengan perlahan.Tanpa menunggu buka suara Jules, Jerremy bertanya, “Apa kamu tidak menyerahkan Kerin dan Raffa ke kantor polisi?”
Jules dan Dacia berjalan ke dalam vila. Jules mengangguk sedikit kepalanya ke sisi Claire, lalu menyapa, “Ibu.”Sementara, Dacia juga menyapa dengan sopan, “Bu Claire.”Tadinya Dacia tidak ingin datang. Hanya saja, hari ini mereka mengadakan syukuran untuk menyambut kepulangan Jessie dari rumah sakit. Jika Dacia tidak datang, sepertinya Dacia terlalu tidak memberi muka kepada Jessie. Lagi pula, Dacia datang bersama abang sepupunya. Seharusnya tidak akan menimbulkan salah paham juga.Claire mengamati Jessie sembari menyipitkan matanya. “Baguslah kalau kamu bisa datang. Ayo, cepat duduk. Anggap saja rumah sendiri.”Dacia berjalan ke sisi Jessie. Jessie menarik-narik ujung lengan pakaiannya, lalu berbisik, “Kapan kamu berencana beri tahu masalah kamu dan Kak … uhm ….”Dacia menutup mulut Jessie.Jules melirik mereka sekilas, lalu tersenyum. Dia berjalan ke sisi Claire. “Ibu, biar aku membantumu.”Claire tertegun sejenak. Dia tertawa sembari menepuk-nepuk pundak Jules. “Boleh, terima kasih
Namun, anjing yang berdiri di samping Dacia saat ini memiliki postur tubuh yang sangat besar. Jujur saja, Dacia merasa terkejut ketika melihatnya.“Ahh!” Jerremy yang baru memasuki halaman mendengar suara jeritan Dacia. Dia segera berlari ke halaman belakang, lalu tampak Dacia ditindih Rezeki di atas lantai.Saking takutnya, Dacia pun memejamkan matanya. Sepertinya Rezeki sangat menyukai Dacia. Ia terus menjilat wajah Dacia.Jerremy menepuk keningnya. “Rezeki.”Rezeki menyadari ada yang memanggilnya. Ia memalingkan kepalanya untuk melihat Jerremy. Kemudian, ia langsung duduk di tempat sembari menunjukkan ekspresi lugunya.Jerremy memapah Dacia, lalu mengeluarkan saputangan untuk menyeka wajahnya. Dia berkata dengan serius, “Rezeki, lain kali kamu tidak boleh cium dia.”Dacia terdiam membisu.Rezeki menggonggong seolah-olah sedang protes saja.Dacia mendorong Jerremy. Dia berdiri, kemudian menepuk-nepuk pakaiannya. Rasa canggung membaluti hatinya. “Aku kira dia bisa gigit ….”Setahu Da
“Jelasin saja nggak bisa. Kak Jerry memang pengecut.” Saat Jessie bersama dengan Jules, meskipun hubungan mereka ditentang oleh sang ayah, Jessie tetap mengeksposnya.Jules berkata, “Pemikiran pria dengan wanita itu berbeda. Wanita tidak perlu mempertimbangkan banyak hal. Berbeda dengan pria, Jerry adalah penerus Grup Angkasa. Sejak kecil, dia sudah terbiasa untuk hidup dengan penuh hati-hati. Dia tidak bisa hidup semena-mena seperti kamu. Lagi pula, ada ibunya Dacia yang menjadi penghalang dalam hubungannya dengan Jerry.”Jessie tertegun sejenak. Dia mengangkat kepala menatap Jules. “Tapi Dacia sudah putus hubungan dengan orang tuanya. Lagi pula, dia juga sudah diakui sebagai cucu luarnya Raja Willie.”Jules menggeleng. “Seandainya Dacia menikah dengan Jerry, bisa jadi identitas Dacia akan terekspos. Meskipun dia itu cucu luarnya Raja Willie, jangan lupa kalau dia memiliki Ibu yang selalu mendatangkan masalah untuknya.”“Benar apa kata Jules.” Saat ini, Jules dan Jessie serempak men
Belum sempat Dacia menjawab, Claire pun tertawa. “Dia bilang jadi istri Jerry atau tidak, semua itu keputusannya, bukan keputusan Jerry.”Jerremy menatapnya dengan raut muram.Apa maksud ucapan Dacia? Jangan-jangan Dacia tidak berencana untuk bersamanya? Kenapa pula Ibu berbicara seperti ini? Apa Ibu ingin menentang hubungan mereka?Dacia sudah mempersiapkan mentalnya. Dia tahu statusnya sangat rumit. Jadi, dia juga tidak berharap Keluarga Fernando bisa menerimanya. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu tersenyum. “Jerry, jadian sama kamu atau nggak, semua itu pilihanku, bukan pilihanmu.”Dacia sangat tahu diri. Dia tahu hubungan mereka tidak mungkin langgeng. Setidaknya Dacia tidak akan merasa malu ketika ditolak, pemegang kendali dalam hubungan ini bukanlah Jerremy, orang yang mengajukan untuk mengakhiri hubungan juga bukan Jerremy. Beginilah cara Dacia menghibur diri sendiri. Raut Jerremy menjadi muram. “Dacia!”“Maaf, Bu Claire. Aku nggak ganggu waktu kalian lagi.” Dacia membalikkan
Jessie membungkukkan tubuhnya ke depan, lalu berbisik, “Dacia, apa kataku, ibuku orangnya baik sekali, ‘kan? Bahkan ibuku saja sudah merestui hubungan kalian.”Meskipun suara Jessie kecil, Claire juga bisa mendengarnya.Claire mengangkat kepala untuk melirik Jessie. “Sejak kapan Ibu memperlakukan kalian dengan tidak baik? Semua yang Ibu lakukan juga demi kebaikan kalian.”Jessie tersenyum lebar. “Ibu itu ibu terbaik di seluruh dunia.”“Jadi, bagaimana denganku?” tanya Javier.Jessie berpikir sejenak. “Ayah itu ayah terbaik di seluruh dunia. Tapi urutan Ayah di belakang Ibu.”Javier terdiam membisu. Hati sang ayah ini sungguh sakit.Claire tertawa, lalu mengambilkan lauk untuk Javier. “Makan saja, Suamiku. Kenapa kamu malah cemburu dalam hal sepele seperti ini?”Javier sungguh tidak berdaya. “Kedudukanku di rumah semakin rendah saja.”Di hati anak-anaknya, Javier tidak bisa dibandingkan dengan istrinya. Namun semuanya juga wajar, sebab Claire lebih banyak mengurus masalah anak. Claire
Jessie menatap Levin. “Kamu orangnya optimis juga.”“Aku itu memang sudah optimis sejak kecil.” Levin tersenyum kekeh.Jessie melipat kedua tangan di depan dadanya, lalu bersandar di depan rak. “Belakangan ini kamu lagi syuting, ‘kan?”Levin tertegun sejenak. “Gimana kamu bisa tahu?”“Kata Pak Samuel.” Usai berbicara, Jessie pun tersenyum, baru melanjutkan, “Dia bilang belakangan ini kamu cukup giat. Sepertinya kamu sudah berencana untuk fokus dalam aktingmu.”“Cih! Aku bukan giat, tapi kekurangan uang.” Levin bersikap serius. “Ayahku menghentikan kartu kreditku, tidak mengizinkan aku untuk menggunakannya lagi. Kalau aku tidak syuting, aku akan jatuh miskin, bisa jadi aku tidak sanggup membayar uang bensin.”Jessie tersenyum sembari menepuk-nepuk pundaknya. “Anak muda! Ayo, semangat! Kelak kamu jangan minta-minta lagi sama ayahmu.”Selesai berbicara, Jessie melambaikan tangannya dan berjalan pergi.Levin menunduk menatap gelas kosong di tangannya. Tatapannya seketika menjadi muram.[ D