“Jelasin saja nggak bisa. Kak Jerry memang pengecut.” Saat Jessie bersama dengan Jules, meskipun hubungan mereka ditentang oleh sang ayah, Jessie tetap mengeksposnya.Jules berkata, “Pemikiran pria dengan wanita itu berbeda. Wanita tidak perlu mempertimbangkan banyak hal. Berbeda dengan pria, Jerry adalah penerus Grup Angkasa. Sejak kecil, dia sudah terbiasa untuk hidup dengan penuh hati-hati. Dia tidak bisa hidup semena-mena seperti kamu. Lagi pula, ada ibunya Dacia yang menjadi penghalang dalam hubungannya dengan Jerry.”Jessie tertegun sejenak. Dia mengangkat kepala menatap Jules. “Tapi Dacia sudah putus hubungan dengan orang tuanya. Lagi pula, dia juga sudah diakui sebagai cucu luarnya Raja Willie.”Jules menggeleng. “Seandainya Dacia menikah dengan Jerry, bisa jadi identitas Dacia akan terekspos. Meskipun dia itu cucu luarnya Raja Willie, jangan lupa kalau dia memiliki Ibu yang selalu mendatangkan masalah untuknya.”“Benar apa kata Jules.” Saat ini, Jules dan Jessie serempak men
Belum sempat Dacia menjawab, Claire pun tertawa. “Dia bilang jadi istri Jerry atau tidak, semua itu keputusannya, bukan keputusan Jerry.”Jerremy menatapnya dengan raut muram.Apa maksud ucapan Dacia? Jangan-jangan Dacia tidak berencana untuk bersamanya? Kenapa pula Ibu berbicara seperti ini? Apa Ibu ingin menentang hubungan mereka?Dacia sudah mempersiapkan mentalnya. Dia tahu statusnya sangat rumit. Jadi, dia juga tidak berharap Keluarga Fernando bisa menerimanya. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu tersenyum. “Jerry, jadian sama kamu atau nggak, semua itu pilihanku, bukan pilihanmu.”Dacia sangat tahu diri. Dia tahu hubungan mereka tidak mungkin langgeng. Setidaknya Dacia tidak akan merasa malu ketika ditolak, pemegang kendali dalam hubungan ini bukanlah Jerremy, orang yang mengajukan untuk mengakhiri hubungan juga bukan Jerremy. Beginilah cara Dacia menghibur diri sendiri. Raut Jerremy menjadi muram. “Dacia!”“Maaf, Bu Claire. Aku nggak ganggu waktu kalian lagi.” Dacia membalikkan
Jessie membungkukkan tubuhnya ke depan, lalu berbisik, “Dacia, apa kataku, ibuku orangnya baik sekali, ‘kan? Bahkan ibuku saja sudah merestui hubungan kalian.”Meskipun suara Jessie kecil, Claire juga bisa mendengarnya.Claire mengangkat kepala untuk melirik Jessie. “Sejak kapan Ibu memperlakukan kalian dengan tidak baik? Semua yang Ibu lakukan juga demi kebaikan kalian.”Jessie tersenyum lebar. “Ibu itu ibu terbaik di seluruh dunia.”“Jadi, bagaimana denganku?” tanya Javier.Jessie berpikir sejenak. “Ayah itu ayah terbaik di seluruh dunia. Tapi urutan Ayah di belakang Ibu.”Javier terdiam membisu. Hati sang ayah ini sungguh sakit.Claire tertawa, lalu mengambilkan lauk untuk Javier. “Makan saja, Suamiku. Kenapa kamu malah cemburu dalam hal sepele seperti ini?”Javier sungguh tidak berdaya. “Kedudukanku di rumah semakin rendah saja.”Di hati anak-anaknya, Javier tidak bisa dibandingkan dengan istrinya. Namun semuanya juga wajar, sebab Claire lebih banyak mengurus masalah anak. Claire
Jessie menatap Levin. “Kamu orangnya optimis juga.”“Aku itu memang sudah optimis sejak kecil.” Levin tersenyum kekeh.Jessie melipat kedua tangan di depan dadanya, lalu bersandar di depan rak. “Belakangan ini kamu lagi syuting, ‘kan?”Levin tertegun sejenak. “Gimana kamu bisa tahu?”“Kata Pak Samuel.” Usai berbicara, Jessie pun tersenyum, baru melanjutkan, “Dia bilang belakangan ini kamu cukup giat. Sepertinya kamu sudah berencana untuk fokus dalam aktingmu.”“Cih! Aku bukan giat, tapi kekurangan uang.” Levin bersikap serius. “Ayahku menghentikan kartu kreditku, tidak mengizinkan aku untuk menggunakannya lagi. Kalau aku tidak syuting, aku akan jatuh miskin, bisa jadi aku tidak sanggup membayar uang bensin.”Jessie tersenyum sembari menepuk-nepuk pundaknya. “Anak muda! Ayo, semangat! Kelak kamu jangan minta-minta lagi sama ayahmu.”Selesai berbicara, Jessie melambaikan tangannya dan berjalan pergi.Levin menunduk menatap gelas kosong di tangannya. Tatapannya seketika menjadi muram.[ D
Jessie memeluk leher Jules. “Kalau begitu, sepakat, ya. Besok kamu temani aku untuk foto pernikahan.”Selesai berbicara, Jessie kembali menambahkan, “Kamu tenang saja. Pasti nggak akan ada wartawan yang memergoki kita. Kita pergi ke bridal kenalanku saja. Staf di sana nggak bakal membocorkan privasi kliennya.”Jules memegang wajah kecil Jessie, lalu mengecup keningnya. “Aku dengar semua katamu.”Di sisi lain, Jerremy dan Dacia telah memublikasikan hubungan mereka. Berita ini bahkan telah tersebar sampai ke Negara Hyugana.Di Kediaman Keluarga Ozara.Ketika Lidya membaca berita yang di atas koran. Dia pun meremuk koran di tangannya. “Putriku itu memang hebat. Dia bahkan bisa menggaet anak Keluarga Fernando dalam waktu singkat.”Pengurus rumah di samping menunduk. “Nyonya, Tuan sudah berpesan untuk jangan ikut campur dalam masalah Nona Da ….”“Prang!” Cangkir teh disapu jatuh dari atas meja. Pengurus rumah langsung menghentikan omongannya.Raut wajah Lidya tampak muram. “Dia itu anakku.
Jessie tertegun sejenak, lalu spontan berdeham ringan. “Apa kamu masih belum selesai memilih?”Jules menutup buku, lalu menyerahkannya kepada pelayan toko di samping. “Sudah, tapi entah gaun mana yang kamu sukai.”Pelayan toko sudah mencatat beberapa nomor gaun yang dipilih Jules tadi. Dia berkata dengan tersenyum, “Sekarang aku akan mempersiapkannya.”Tak lama kemudian, pelayan toko mendorong beberapa set gaun pengantin yang dipilih Jules unuk diperlihatkannya ke hadapan Jessie.Jessie merasa syok, langsung berdiri. Di hadapannya, ada beberapa gaun pengantin yang bergaya klasik dan mewah, sederhana dan elegan, serta mewah dan penuh fantasi. Jules memilih setiap gaun yang cocok untuknya.Pelayan toko bertanya dengan tersenyum, “Kalau Nona Jessie suka semuanya, kita bisa coba satu per satu.”Jessie berjalan ke depan gaun pengantin sembari mengelusnya. “Apa boleh?”Pelayan toko mengangguk. “Prinsip layanan di toko kami ini adalah membuat semua wanita menjadi pengantin tercantik di dunia.
Namun, ketika melihat foto pernikahan mereka, Jessie merasa semua itu pantas. “Kak Jules tampan sekali. Alangkah bagusnya jika bisa menikmati tubuhnya.”Pada saat ini, Jules membuka pintu kamar. Kebetulan dia melihat Jessie sedang berbaring telungkup di atas ranjang sembari melihat foto. Dia juga kedengaran ucapan yang dilontarkan Jessie tadi. Jules berjalan ke sisi ranjang, lalu membungkukkan tubuhnya. Tangannya ditopang di sisi tubuh Jessie. “Ternyata sudah lama kamu mengharapkan tubuhku.”Jessie tertegun di tempat. Dia sungguh merasa sangat canggung. Dia memalingkan kepalanya dengan perlahan untuk berpapasan dengan tatapan Jules. Jarak Jules dengannya sangatlah dekat. Saking dekatnya, dia bahkan dapat merasakan embusan napas panas si pria. Tatapan tajam Jules seolah-olah akan mengisap Jessie ke dalam matanya saja. “Aku … aku cuma asal bicara.”Jules mengangkat sedikit dagu Jessie. “Kamu juga bisa beraksi.”Bulu mata Jessie bergetar. Dia mengalihkan pandangannya dengan sedikit gugu
Kesempatan ini diberikan Jerremy kepada Dacia. Dia percaya dengan karakter Dacia yang pantang menyerah, Dacia pasti tidak akan mengecewakannya.Saat ini, di Agensi Solar.Setelah Jessie mengetahui kabar Dacia berhasil mendapatkan kesempatan kerja sama dengan penerbit, dia sungguh merasa gembira. “Apa kataku! Kamu berbakat sekali, pasti bisa berhasil.”Dacia menyeduh kopi. “Kamu memang jago membual, ya. Kalau aku gagal, aku pun nggak ada muka untuk ketemu sama kamu lagi.”Jessie bertopang dagu. “Kegagalan itu adalah permulaan dari keberhasilan. Kalau kamu nggak mengalami kegagalan, bagaimana ceritanya kamu bisa berhasil? Apa benar kataku?”Dacia tersenyum, lalu membalikkan tubuhnya untuk menatap Jessie. “Benar juga katamu.”Baru saja Dacia meneguk kopi, tiba-tiba dia merasa mual. Dia meletakkan cangkirnya, bergegas berlari ke kamar mandi. Dia berjongkok di depan kloset, memuntahkan semua sarapan yang disantapnya tadi pagi.“Dacia, apa kamu baik-baik saja?” tanya Jessie di depan pintu de
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me