Share

Bab 1911

Penulis: Daun Jahe
Jules mengiakan. “Sekarang.”

“Tapi mendaftarkan pernikahan butuh kartu keluarga ….”

Jules mengeluarkan kartu keluarga Jessie. Kali ini, Jessie sungguh merasa kaget. “Gimana kamu bisa mendapatkannya?”

Jessie tersenyum tipis. “Tentu saja diberikan oleh ayah mertuaku.”

Tadi Jules dan Jerremy pergi ke vila. Mereka memang sempat membahas masalah Vila Amara, tetapi ketika Javier berdua dengan Jules, Javier malah meminta sikapnya terhadap Jessie. Jadi, Jules sekalian meminta kartu keluarganya?

Jessie sungguh tidak menyangka ayahnya akan memberikan kartu keluarga kepada Jules. Dia kepikiran sesuatu, lalu memalingkan kepalanya. “Kamu saja masih belum resmi melamarku.”

Jules berkata dengan tenang, “Kita daftarkan pernikahan kita dulu, baru aku akan melamarmu. Semuanya sudah diatur dengan baik.”

Kali ini, Jessie pun merasa gugup. Ketika hari yang ditunggu-tunggu Jessie sudah datang, Jessie merasa sangat gugup.

Tiba-tiba Jules mendekat, lalu mengecup bibirnya. “Kita menikah tidak?”

Jessie yang dic
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1912

    Setelah Dacia pergi, Jerremy bahkan tidak melanjutkan makannya lagi, lalu meninggalkan Yunita dengan alasan ada urusan lain. Ternyata semua itu bohong? Ternyata Dacia dan Jerremy sudah memiliki hubungan sejak awal!Dacia juga tidak menyangka akan dipergoki oleh Jessie. Dia juga tidak tahu bagaimana menjelaskannya. “Jessie, maaf. Sebenarnya kami ….”“Sebentar.” Jessie mengangkat tangan untuk memotong. Dia menarik napas dalam-dalam. “Biar aku cerna dulu. Maksudnya, kalian sudah jadian sejak awal?”Dacia menunduk. “Kami nggak jadian.”Jerremy memalingkan kepala menatap Dacia dengan wajah serius. Beberapa saat kemudian, dia baru berkata, “Dacia, apa kamu masih tidak ingin mengaku di hadapan Jessie?”Dacia terdiam dan menggigit bibirnya.Jerremy tersenyum sinis. “Sepertinya aku juga tidak perlu jelaskan apa-apa sama kamu.” Usai berbicara, Jerremy langsung berjalan pergi.Jessie masih tertegun di tempat. Dia menatap kepergian abangnya, lalu mengalihkan tatapannya ke sisi Dacia yang berdiri d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1913

    Kotak itu adalah kotak cincin.Jessie spontan menggenggam cincin yang dipasang di kalung lehernya. “Bukannya sudah ada cincin?”Jules menghentikan langkahnya di belakang Jessie. “Beda.” Jules tersenyum. “Cincin pada tiga tahun lalu itu hanyalah cincin pasangan kita, tidak resmi.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Kenapa malah dibeda-bedain?”Jules berjalan maju untuk membuka ikatan yang melilit kotak cincin itu. Kemudian, dia berjalan ke sisi Jessie.Jessie spontan merasa gugup ketika melihat Jules.Pada saat ini, Jules setengah berjongkok di hadapan Jessie, lalu membuka kotak cincin. Di dalamnya terdapat sebuah cincin berlian safir biru dengan ukiran nama Jules di bagian badan cincin.“Nona Jessie, apa kamu bersedia bersamaku untuk selamanya? Setelah kamu menerima cincinku, kelak kamu tidak bisa bercerai lagi.”Jessie tertawa, lalu menunduk. Matanya tampak memerah. “Apa ada orang yang lamaran seperti ini?”“Apa kamu bersedia?”Jessie mengulurkan tangannya. “Apa Tuan Jules bersedia ban

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1914

    Jessie terkejut langsung memasukkan tubuhnya ke dalam air. Dia menahan napas hingga wajahnya merona. “Sebentar lagi … selesai.”Jules tersenyum tidak berdaya. “Aku datang untuk beri tahu kamu jangan berendam terlalu lama. Nanti kamu malah pusing.”Usai berbicara, Jules meletakkan pakaian. “Aku taruh baju tidurmu di depan pintu.”Jessie hanya mengiakan.Setelah bayangan tubuh itu pergi, Jessie baru keluar dari bathtub, lalu membungkus tubuhnya dengan handuk.Begitu pintu kamar mandi dibuka, terlihat baju tidur yang dilipat rapi di depan pintu.Jessie mengenakan baju tidur itu, lalu berjalan keluar kamar mandi. Rambutnya masih dalam keadaan basah. Jessie mencondongkan kepalanya melihat ke dalam kamar. Tampak Jules menyilangkan kedua kakinya duduk di atas sofa sembari membaca dengan menopang kening dengan satu tangannya.Saat ini, Jules sedang mengenakan jubah tidur berwarna hitam. Bagian kerah sedikit terbuka. Dia kelihatan sedang bermalas-malasan.Lampu lantai berwarna kuning hangat ber

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1915

    Beberapa saat kemudian, mereka berdua baru berpisah.Jules mengusap bibir Jessie. “Sudah saatnya tidur.”Jessie spontan merasa gugup. Jangan-jangan masa penting itu akan tiba?Belum sempat Jessie merespons, Jules langsung menggendong Jessie ke atas ranjang. Hati Jessie semakin tidak karuan lagi.Setelah Jules menyelimuti Jessie, dia juga tidak melakukan gerakan lain. Dia hanya berbaring di samping untuk memeluk Jessie saja. “Tidurlah. Selamat malam.”Jessie langsung menatap ke plafon. Ternyata “tidur” yang dimaksud Jules memang hanya sekadar tidur saja? Dia memalingkan kepala untuk menatap Jules.Saat ini, Jules sudah memejamkan matanya. Jessie dapat merasakan raut lelah di wajah pria ini. Sepertinya dia memang sudah mengantuk.Akhirnya Jessie bisa menghela napas lega juga. Betul juga! Pasti capek untuk menyusun dekorasi ini. Jessie membalikkan tubuhnya dengan perlahan untuk berhadapan dengan Jules, lalu kembali memejamkan matanya.Di luar jendela, tampak rembulan menggantung di atas l

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1916

    Setiap gerak-gerik Jessie diamati oleh awak media. Jessie juga sadar betapa tidak leluasanya untuk menjadi public figure, apalagi Jules juga bukan artis. Dia tidak berharap kehidupan Jules terpengaruh nantinya.Dacia tersenyum. “Mentang-mentang sudah daftarin pernikahan, kamu jadi begitu memikirkan suamimu.”Wajah Jessie seketika merona. “Siapa suruh dia itu suamiku? Tentu saja aku mesti memikirkannya.”Tiba-tiba Jessie kepikiran sesuatu. Dia memalingkan kepala melihat sosok Dacia. “Sebenarnya apa hubunganmu dengan Kak Jerry?”Dacia terbengong sejenak, lalu mengalihkan pandangannya ke luar jendela. “Hubungan nggak jelas.”“Apa maksudmu hubungan nggak jelas? Kak Jerry suka sama kamu. Kamu juga suka sama dia. Bukannya cocok?”“Semuanya nggak segampang yang kamu kira.” Dacia menunduk. “Jessie, masalah aku dan kakakmu … ehm … jangan beri tahu keluargamu dulu, ya?”Jessie tertegun sejenak. Tatapannya tertuju pada diri Dacia. Tiba-tiba Jessie bersandar di bangku, lalu bertanya, “Apa kamu kha

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1917

    “Ini piano Kak Jerry.”Dacia tertegun sejenak. Dia mengangkat tutup piano, lalu melihat tuts hitam putih di dalamnya. “Ternyata dia bisa main piano?”Sepertinya Dacia merasa kaget.Sejak Dacia kenal dengan Jerremy, dia mengira Jerremy tidak memiliki hobi lain, selain berbisnis. Tak disangka Jerremy masih memiliki sisi yang tidak diketahuinya.Jessie mengatakan bahwa Jerremy memiliki bakat musik sejak kecil. Dia juga pernah lompat kelas sewaktu sekolah di Akademi Musik Royal. Sebenarnya Jerremy bisa menjadi pemusik. Hanya saja, berhubung akan mengambil alih perusahaan, dia terpaksa melepaskannya.Dacia terkejut. “Bukannya sayang, ya?”“Memang sayang sekali, tapi semua ini pilihan Kak Jerry.” Jessie menunduk.Sejak Jodhiva memilih untuk mengikuti kakek buyut latihan di luar negeri, Jerremy pun melepaskan musiknya. Impian memang sangat penting, tetapi sebagai keturunan dari Keluarga Fernando, sudah seharusnya Jerremy memikul tanggung jawab ini.Berbeda dengan Jessie, lantaran dia adalah a

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1918

    Saking sungkannya sikap Jerremy, Yunita merasa Jerremy bahkan tidak menganggapnya sebagai teman.Setidanya masih ada emosi di antara sesama teman. Namun, malah tidak ditemukan ekspresi apa-apa di wajah Jerremy. Meskipun ayahnya pergi menanyakan pendapat dari ayahnya Jerremy, Jerremy juga tidak mengatakan apa-apa.“Aku penasaran Tuan Jerry suka cewek yang bagaimana?”Jerremy memutar bola matanya. “Apa semua itu sangat penting bagi Nona Yunita?”Yunita juga blak-blakan. “Aku itu bukan seleranya Tuan Jerry, tentu saja aku penasaran wanita seperti apa yang akan kamu sukai. Seharusnya dia lebih unggul daripada aku.”Mungkin justru karena ini, Jerremy baru tidak mempertimbangkannya. Jika wanita itu sangat unggul, Yunita pun akan merasa wajar.Tiba-tiba Jerremy terdiam. Wanita yang unggul memang tidak sedikit. Yunita memang adalah wanita yang unggul dan memiliki latar belakang keluarga yang sepadan dengan Jerremy. Dia sangat disiplin, giat, dan pantas menjadi pedoman bagi anak-anak orang kaya

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1919

    Sejak kapan Jessie bersekongkol dengan Jerremy?Jerremy melepaskan jasnya, lalu menggantungnya di atas gantungan. “Kenapa? Kamu tidak berencana beri tahu aku masalah pindahanmu?”Dacia melipat kedua tangannya. “Tanpa perlu aku beri tahu, juga ada orang yang beri tahu kamu, ‘kan?”Jerremy mengamati isi ruang tamu. Barang-barang di dalam sangatlah familier baginya. Dia berhenti di depan piano, lalu menunduk. “Jessie atur kamu untuk tinggal di sini?”Dacia tersenyum. “Menurutmu?” Usai bertanya, Dacia menambahkan, “Aku bukan tinggal secara cuma-cuma. Aku bayar uang sewa.”Jerremy terdiam, lalu memalingkan kepala untuk melihat ke sisi Dacia.Jelas-jelas Jerremy tidak bisa menemukan keunggulan dari diri Dacia yang bisa dibanggakan, tapi dia malah sangat percaya diri. Dia tidak tertarik untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan. Mungkin itulah yang membuatnya merasa percaya diri.Jerremy menatap Dacia sejenak. “Berapa uang sewanya?”Dacia tertegun sejenak, lalu memalingkan kepalanya. “Terga

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status