Share

Bab 1915

Beberapa saat kemudian, mereka berdua baru berpisah.

Jules mengusap bibir Jessie. “Sudah saatnya tidur.”

Jessie spontan merasa gugup. Jangan-jangan masa penting itu akan tiba?

Belum sempat Jessie merespons, Jules langsung menggendong Jessie ke atas ranjang. Hati Jessie semakin tidak karuan lagi.

Setelah Jules menyelimuti Jessie, dia juga tidak melakukan gerakan lain. Dia hanya berbaring di samping untuk memeluk Jessie saja. “Tidurlah. Selamat malam.”

Jessie langsung menatap ke plafon. Ternyata “tidur” yang dimaksud Jules memang hanya sekadar tidur saja? Dia memalingkan kepala untuk menatap Jules.

Saat ini, Jules sudah memejamkan matanya. Jessie dapat merasakan raut lelah di wajah pria ini. Sepertinya dia memang sudah mengantuk.

Akhirnya Jessie bisa menghela napas lega juga. Betul juga! Pasti capek untuk menyusun dekorasi ini. Jessie membalikkan tubuhnya dengan perlahan untuk berhadapan dengan Jules, lalu kembali memejamkan matanya.

Di luar jendela, tampak rembulan menggantung di atas l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status