Saking sungkannya sikap Jerremy, Yunita merasa Jerremy bahkan tidak menganggapnya sebagai teman.Setidanya masih ada emosi di antara sesama teman. Namun, malah tidak ditemukan ekspresi apa-apa di wajah Jerremy. Meskipun ayahnya pergi menanyakan pendapat dari ayahnya Jerremy, Jerremy juga tidak mengatakan apa-apa.“Aku penasaran Tuan Jerry suka cewek yang bagaimana?”Jerremy memutar bola matanya. “Apa semua itu sangat penting bagi Nona Yunita?”Yunita juga blak-blakan. “Aku itu bukan seleranya Tuan Jerry, tentu saja aku penasaran wanita seperti apa yang akan kamu sukai. Seharusnya dia lebih unggul daripada aku.”Mungkin justru karena ini, Jerremy baru tidak mempertimbangkannya. Jika wanita itu sangat unggul, Yunita pun akan merasa wajar.Tiba-tiba Jerremy terdiam. Wanita yang unggul memang tidak sedikit. Yunita memang adalah wanita yang unggul dan memiliki latar belakang keluarga yang sepadan dengan Jerremy. Dia sangat disiplin, giat, dan pantas menjadi pedoman bagi anak-anak orang kaya
Sejak kapan Jessie bersekongkol dengan Jerremy?Jerremy melepaskan jasnya, lalu menggantungnya di atas gantungan. “Kenapa? Kamu tidak berencana beri tahu aku masalah pindahanmu?”Dacia melipat kedua tangannya. “Tanpa perlu aku beri tahu, juga ada orang yang beri tahu kamu, ‘kan?”Jerremy mengamati isi ruang tamu. Barang-barang di dalam sangatlah familier baginya. Dia berhenti di depan piano, lalu menunduk. “Jessie atur kamu untuk tinggal di sini?”Dacia tersenyum. “Menurutmu?” Usai bertanya, Dacia menambahkan, “Aku bukan tinggal secara cuma-cuma. Aku bayar uang sewa.”Jerremy terdiam, lalu memalingkan kepala untuk melihat ke sisi Dacia.Jelas-jelas Jerremy tidak bisa menemukan keunggulan dari diri Dacia yang bisa dibanggakan, tapi dia malah sangat percaya diri. Dia tidak tertarik untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan. Mungkin itulah yang membuatnya merasa percaya diri.Jerremy menatap Dacia sejenak. “Berapa uang sewanya?”Dacia tertegun sejenak, lalu memalingkan kepalanya. “Terga
Dacia yang marah itu langsung memukul Jerremy. Jerremy segera menahan pergelangan tangannya, lalu menindihnya ke sisi lemari.Kali ini, Dacia tidak berhasil mendorongnya. “Jerry, kamu nggak tahu malu banget, sih!”Jerremy mengangkat dagu Dacia, menatap wajah meronanya. “Apa aku pernah tahu malu?”Dacia terdiam membisu.Jerremy menunduk untuk mencium bibir Dacia. Tadinya Jerremy hanya ingin bercanda saja, tetapi candaannya malah kelewatan batas.Jujur saja, Jerremy sudah sangat familier dengan setiap lekuk tubuh Dacia. Seandainya Dacia bisa memiliki perasaan terhadapnya, hubungan mereka juga akan berkembang ke tahap selanjutnya. Sepertinya hanya waktu seperti ini saja, mereka berdua baru kelihatan kompak.…Satu minggu kemudian, di acara perayaan selesai syuting.Jessie sebagai tokoh utama juga menghadiri acara kali ini. Di luar acara, ada banyak reporter yang berkerumun. Saat Jessie dan Levin datang, para reporter langsung melangkah ke sisi mereka.“Nona Jessie, siapa pria yang berhasi
Setelah minum beberapa gelas champagne tadi, wajah Jessie juga tampak merona. Seandainya dia minum anggur merah, sepertinya dia sudah mabuk dari tadi.Ketika meninggalkan acara pesta, kepalanya terasa pusing dan wajahnya sangat panas.Raffa diam-diam mengikuti langkah Jessie. Jessie berjalan ke area parkiran, lalu berjalan ke sisi mobil Porsche Cayenne berwarna perak.Menurut dugaan Raffa, seharusnya pria yang datang menjemput Jessie memiliki latar belakang tidak biasa. Dia segera melangkah maju, sengaja memapah Jessie. “Nona Jessie, kamu sudah minum kebanyakan. Gimana kalau aku antar kamu ke mobil?”Jessie merasa syok. Belum sempat dia merespons, tiba-tiba Derrick menepis tangan Raffa. “Tidak perlu merepotkan Tuan, bosku bisa mengantarnya.”Raffa terbengong sejenak. Bos? Ternyata pria itu memiliki latar belakang yang tidak biasa.Setelah Jessie memasuki mobil, Derrick baru masuk ke bangku pengemudi, mulai menjalankan mobil.Saat ini, Raffa masih berdiri di tempat. Sayangnya, dia tidak
Keesokan paginya.Jessie yang baru bangun berjalan menuruni tangga. Dia dapat mencium aroma telur goreng dari dalam dapur.Saat ini, Jules sedang berada di dalam dapur. Dia baru saja selesai menggoreng telur, lalu memasukkan telur mata sapi ke atas piring. Sepasang tangan tiba-tiba memeluknya dari belakang.Jules tertegun sejenak, lalu menoleh sembari tersenyum tipis. “Sudah bangun?”Jessie bersandar di atas punggung Jules. Punggung yang lebar itu terasa sangat hangat. “Emm.”Suara Jules sangat hangat. “Kamu mandi dulu sana. Sebentar lagi sarapan baru siap.”Jessie naik ke lantai atas untuk membasuh tubuhnya. Dia mengganti pakaian, baru kembali menuruni tangga. Saat ini, sarapan sudah dihidangkan di atas meja makan. Ada bubur, roti, ham, dan juga telur mata sapi.Jessie menarik kursi, lalu duduk di atasnya. Kali ini, dia mulai merasa tidak enak hati. “Kak Jules, sebenarnya kamu nggak usah selalu bangun pagi buat bikin sarapan. Aku bisa masak sendiri, kok.”Senyuman merekah di wajah Jul
“Raffa dari Agensi Pencari Bakat lagi menyelidikiku. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menjual berita kepada awak media. Dia mengira dia bisa bangkit kembali nantinya. Tapi aku masih tidak bisa menampakkan diri.”Usai mendengar, Tommy langsung mengerti. “Kamu berharap aku bisa mengatasi masalah ini?”Jules mengangguk. “Kamu adalah bos Agensi Solar. Kamu memiliki kedudukan tinggi di perusahaan. Jadi, orang yang paling tepat untuk turun tangan itu kamu. Lagi pula ….”Jules terdiam beberapa detik. Jari tangannya mengetuk-ngetuk di samping jendela. “Kalau Raffa mengandalkan media untuk bangkit kembali, Agensi Solar pasti akan terpengaruh juga. Waktu itu, aku yang mengekspos hubungan dia dengan Kerin. Sekarang aku malah bekerja sama dengan Agensi Solar.”Tentu saja Tommy mengerti makna tersirat dari dalam ucapan Jules.Raffa memang selalu mencari masalah dengan Jessie. Masalah itu sebenarnya hanyalah masalah sepele. Namun, berhubung masalah itu sangat heboh, Raffa pun ditekan oleh
Kerin juga tidak mungkin baru meninggalkan Agensi Pencari Bakat setelah masa kontraknya berakhir. Jika menunggu Kerin aktif kembali, sepertinya tidak ada ruang lagi baginya di dunia hiburan.Kerin tidak memiliki latar belakang keluarga sehebat Jessie. Dia hanya bisa mengandalkan dirinya untuk memperoleh semua yang dia inginkan. Atas dasar apa dia mesti menerima semua perlakuan ini?“Oke, aku janji akan membantumu.”Raffa mengulurkan tangannya, lalu mengusap punggung tangan Kerin. “Aku sudah membantumu. Kerin, sudah seharusnya kamu membalasku, ‘kan?”Hingga saat seperti ini, Raffa masih saja ingin mengambil keuntungan dari dirinya. Meski Kerin merasa emosi, dia hanya bisa menahan amarahnya saja. Sebab, Kerin masih membutuhkannya.…Samuel menyerahkan naskah program acara TV kepada Jessie. Jessie membacanya dan dia pun terbengong. “Ini ….”Samuel berkata, “Pak Tommy berharap kamu mengikuti program acara TV ini. Sekarang para awak media sedang menebak-nebak identitas pasanganmu. Daripada
Baru saja Dacia hendak mengatakan sesuatu, ponselnya malah berdering.Dacia mengeluarkan ponselnya, lalu tampak nama “Jerremy” di atas layar.Jessie mengintip, kemudian berkata dengan tersenyum, “Panjang umur juga Kak Jerry.”Dacia berjalan keluar untuk mengangkat telepon. Jessie tahu seharusnya Dacia merasa malu untuk berbicara di hadapannya. Dia juga tidak mengganggu Dacia. Saat membalikkan tubuhnya, dia tidak sengaja menjatuhkan tas di atas meja.Jessie memungut tas dari lantai. Ketika Jessie tidak sengaja menemukan sekotak pil KB, dia sungguh terkejut.Selesai mengangkat telepon, Dacia kembali ke ruangan. Dia menyadari Jessie sedang membaca naskah di depan meja. Dacia juga tidak mengganggunya.Jessie menyadari Dacia sedang sibuk di depan laptopnya. Dia pun kepikiran dengan kotak obat tadi. Sebenarnya Jessie ingin bertanya, tetapi dia tidak berani untuk menanyakannya.Mungkin Dacia dan Jerremy masih muda, mereka masih tidak menginginkan anak. Hanya saja, Jessie sungguh tidak menyang