“Ini piano Kak Jerry.”Dacia tertegun sejenak. Dia mengangkat tutup piano, lalu melihat tuts hitam putih di dalamnya. “Ternyata dia bisa main piano?”Sepertinya Dacia merasa kaget.Sejak Dacia kenal dengan Jerremy, dia mengira Jerremy tidak memiliki hobi lain, selain berbisnis. Tak disangka Jerremy masih memiliki sisi yang tidak diketahuinya.Jessie mengatakan bahwa Jerremy memiliki bakat musik sejak kecil. Dia juga pernah lompat kelas sewaktu sekolah di Akademi Musik Royal. Sebenarnya Jerremy bisa menjadi pemusik. Hanya saja, berhubung akan mengambil alih perusahaan, dia terpaksa melepaskannya.Dacia terkejut. “Bukannya sayang, ya?”“Memang sayang sekali, tapi semua ini pilihan Kak Jerry.” Jessie menunduk.Sejak Jodhiva memilih untuk mengikuti kakek buyut latihan di luar negeri, Jerremy pun melepaskan musiknya. Impian memang sangat penting, tetapi sebagai keturunan dari Keluarga Fernando, sudah seharusnya Jerremy memikul tanggung jawab ini.Berbeda dengan Jessie, lantaran dia adalah a
Saking sungkannya sikap Jerremy, Yunita merasa Jerremy bahkan tidak menganggapnya sebagai teman.Setidanya masih ada emosi di antara sesama teman. Namun, malah tidak ditemukan ekspresi apa-apa di wajah Jerremy. Meskipun ayahnya pergi menanyakan pendapat dari ayahnya Jerremy, Jerremy juga tidak mengatakan apa-apa.“Aku penasaran Tuan Jerry suka cewek yang bagaimana?”Jerremy memutar bola matanya. “Apa semua itu sangat penting bagi Nona Yunita?”Yunita juga blak-blakan. “Aku itu bukan seleranya Tuan Jerry, tentu saja aku penasaran wanita seperti apa yang akan kamu sukai. Seharusnya dia lebih unggul daripada aku.”Mungkin justru karena ini, Jerremy baru tidak mempertimbangkannya. Jika wanita itu sangat unggul, Yunita pun akan merasa wajar.Tiba-tiba Jerremy terdiam. Wanita yang unggul memang tidak sedikit. Yunita memang adalah wanita yang unggul dan memiliki latar belakang keluarga yang sepadan dengan Jerremy. Dia sangat disiplin, giat, dan pantas menjadi pedoman bagi anak-anak orang kaya
Sejak kapan Jessie bersekongkol dengan Jerremy?Jerremy melepaskan jasnya, lalu menggantungnya di atas gantungan. “Kenapa? Kamu tidak berencana beri tahu aku masalah pindahanmu?”Dacia melipat kedua tangannya. “Tanpa perlu aku beri tahu, juga ada orang yang beri tahu kamu, ‘kan?”Jerremy mengamati isi ruang tamu. Barang-barang di dalam sangatlah familier baginya. Dia berhenti di depan piano, lalu menunduk. “Jessie atur kamu untuk tinggal di sini?”Dacia tersenyum. “Menurutmu?” Usai bertanya, Dacia menambahkan, “Aku bukan tinggal secara cuma-cuma. Aku bayar uang sewa.”Jerremy terdiam, lalu memalingkan kepala untuk melihat ke sisi Dacia.Jelas-jelas Jerremy tidak bisa menemukan keunggulan dari diri Dacia yang bisa dibanggakan, tapi dia malah sangat percaya diri. Dia tidak tertarik untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan. Mungkin itulah yang membuatnya merasa percaya diri.Jerremy menatap Dacia sejenak. “Berapa uang sewanya?”Dacia tertegun sejenak, lalu memalingkan kepalanya. “Terga
Dacia yang marah itu langsung memukul Jerremy. Jerremy segera menahan pergelangan tangannya, lalu menindihnya ke sisi lemari.Kali ini, Dacia tidak berhasil mendorongnya. “Jerry, kamu nggak tahu malu banget, sih!”Jerremy mengangkat dagu Dacia, menatap wajah meronanya. “Apa aku pernah tahu malu?”Dacia terdiam membisu.Jerremy menunduk untuk mencium bibir Dacia. Tadinya Jerremy hanya ingin bercanda saja, tetapi candaannya malah kelewatan batas.Jujur saja, Jerremy sudah sangat familier dengan setiap lekuk tubuh Dacia. Seandainya Dacia bisa memiliki perasaan terhadapnya, hubungan mereka juga akan berkembang ke tahap selanjutnya. Sepertinya hanya waktu seperti ini saja, mereka berdua baru kelihatan kompak.…Satu minggu kemudian, di acara perayaan selesai syuting.Jessie sebagai tokoh utama juga menghadiri acara kali ini. Di luar acara, ada banyak reporter yang berkerumun. Saat Jessie dan Levin datang, para reporter langsung melangkah ke sisi mereka.“Nona Jessie, siapa pria yang berhasi
Setelah minum beberapa gelas champagne tadi, wajah Jessie juga tampak merona. Seandainya dia minum anggur merah, sepertinya dia sudah mabuk dari tadi.Ketika meninggalkan acara pesta, kepalanya terasa pusing dan wajahnya sangat panas.Raffa diam-diam mengikuti langkah Jessie. Jessie berjalan ke area parkiran, lalu berjalan ke sisi mobil Porsche Cayenne berwarna perak.Menurut dugaan Raffa, seharusnya pria yang datang menjemput Jessie memiliki latar belakang tidak biasa. Dia segera melangkah maju, sengaja memapah Jessie. “Nona Jessie, kamu sudah minum kebanyakan. Gimana kalau aku antar kamu ke mobil?”Jessie merasa syok. Belum sempat dia merespons, tiba-tiba Derrick menepis tangan Raffa. “Tidak perlu merepotkan Tuan, bosku bisa mengantarnya.”Raffa terbengong sejenak. Bos? Ternyata pria itu memiliki latar belakang yang tidak biasa.Setelah Jessie memasuki mobil, Derrick baru masuk ke bangku pengemudi, mulai menjalankan mobil.Saat ini, Raffa masih berdiri di tempat. Sayangnya, dia tidak
Keesokan paginya.Jessie yang baru bangun berjalan menuruni tangga. Dia dapat mencium aroma telur goreng dari dalam dapur.Saat ini, Jules sedang berada di dalam dapur. Dia baru saja selesai menggoreng telur, lalu memasukkan telur mata sapi ke atas piring. Sepasang tangan tiba-tiba memeluknya dari belakang.Jules tertegun sejenak, lalu menoleh sembari tersenyum tipis. “Sudah bangun?”Jessie bersandar di atas punggung Jules. Punggung yang lebar itu terasa sangat hangat. “Emm.”Suara Jules sangat hangat. “Kamu mandi dulu sana. Sebentar lagi sarapan baru siap.”Jessie naik ke lantai atas untuk membasuh tubuhnya. Dia mengganti pakaian, baru kembali menuruni tangga. Saat ini, sarapan sudah dihidangkan di atas meja makan. Ada bubur, roti, ham, dan juga telur mata sapi.Jessie menarik kursi, lalu duduk di atasnya. Kali ini, dia mulai merasa tidak enak hati. “Kak Jules, sebenarnya kamu nggak usah selalu bangun pagi buat bikin sarapan. Aku bisa masak sendiri, kok.”Senyuman merekah di wajah Jul
“Raffa dari Agensi Pencari Bakat lagi menyelidikiku. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menjual berita kepada awak media. Dia mengira dia bisa bangkit kembali nantinya. Tapi aku masih tidak bisa menampakkan diri.”Usai mendengar, Tommy langsung mengerti. “Kamu berharap aku bisa mengatasi masalah ini?”Jules mengangguk. “Kamu adalah bos Agensi Solar. Kamu memiliki kedudukan tinggi di perusahaan. Jadi, orang yang paling tepat untuk turun tangan itu kamu. Lagi pula ….”Jules terdiam beberapa detik. Jari tangannya mengetuk-ngetuk di samping jendela. “Kalau Raffa mengandalkan media untuk bangkit kembali, Agensi Solar pasti akan terpengaruh juga. Waktu itu, aku yang mengekspos hubungan dia dengan Kerin. Sekarang aku malah bekerja sama dengan Agensi Solar.”Tentu saja Tommy mengerti makna tersirat dari dalam ucapan Jules.Raffa memang selalu mencari masalah dengan Jessie. Masalah itu sebenarnya hanyalah masalah sepele. Namun, berhubung masalah itu sangat heboh, Raffa pun ditekan oleh
Kerin juga tidak mungkin baru meninggalkan Agensi Pencari Bakat setelah masa kontraknya berakhir. Jika menunggu Kerin aktif kembali, sepertinya tidak ada ruang lagi baginya di dunia hiburan.Kerin tidak memiliki latar belakang keluarga sehebat Jessie. Dia hanya bisa mengandalkan dirinya untuk memperoleh semua yang dia inginkan. Atas dasar apa dia mesti menerima semua perlakuan ini?“Oke, aku janji akan membantumu.”Raffa mengulurkan tangannya, lalu mengusap punggung tangan Kerin. “Aku sudah membantumu. Kerin, sudah seharusnya kamu membalasku, ‘kan?”Hingga saat seperti ini, Raffa masih saja ingin mengambil keuntungan dari dirinya. Meski Kerin merasa emosi, dia hanya bisa menahan amarahnya saja. Sebab, Kerin masih membutuhkannya.…Samuel menyerahkan naskah program acara TV kepada Jessie. Jessie membacanya dan dia pun terbengong. “Ini ….”Samuel berkata, “Pak Tommy berharap kamu mengikuti program acara TV ini. Sekarang para awak media sedang menebak-nebak identitas pasanganmu. Daripada
“Meskipun dia adalah anggota keluarga kerajaan, dia juga mesti dihukum kalau dia melakukan hal yang melanggar hukum. Kalau dia mengidap penyakit mental, seharusnya kalian mengutus lebih banyak orang lagi untuk mengawasinya. Jangan sampai dia bunuh diri di dalam sel. Nantinya reputasimu malah akan menjadi buruk.”Kepala penjara menunduk. “Benar apa kata Yang Mulia.”Silvia memasuki mobil. Mobil kerajaan melaju kencang.Satu minggu kemudian, Jules menyuruh pelayan untuk membersihkan Vila Laguna. Berhubung vila ini didirikan pada era 60-an, interior di dalam vila ini tergolong kuno.Kimin mengikuti Jules berjalan menuruni tangga. “Tuan Muda, aku sudah unggah lowongan pekerjaan itu. Sekarang sudah ada sepuluh orang yang melamar. Apa kamu ingin menyortirnya?”Jules duduk di sofa. “Coba aku lihat.”Kimin mengeluarkan tablet yang diambilnya. Di atasnya terdapat CV dari semua pelamar pekerja.Jules membaca CV dan keningnya seketika berkerut. “Semuanya anak muda?”Kimin sungguh tidak berdaya. “
Orang yang duduk di dalam ruangan memalingkan kepala melihat ke sisi Silvia. Silvia yang berpakaian rapi dan mewah itu sungguh tidak cocok dengan lingkungan di dalam penjara. Berbeda dengan Lidya, dia sedang mengenakan seragam tahanan. Dibandingkan dengan dulu, Lidya yang sekarang tidak kelihatan sombong lagi. Dia kelihatan bagai sudah kehilangan semangat hidupnya saja.“Adik kesayanganku. Aku sungguh gembira kamu masih mengingatku.” Silvia tersenyum, seolah-olah sedang mengenang masa lalu saja.Tatapan Lidya kelihatan muram. “Selamat! Setelah Ayah meninggal, kamu pun berhasil menjadi Ratu.” Lidya tidak memberi selamat dengan tulus.Silvia juga menganggap Lidya sedang memberi selamat untuknya saja. “Terima kasih.” Kepala penjara membawa kursi mempersilakan Silvia untuk duduk.Setelah Silvia duduk, dia berkata kepada kepala penjara dengan tersenyum, “Aku ingin ngobrol berdua sama dia.”Kepala penjara mengangguk. Dia memerintah anak buahnya untuk mundur. Setelah mereka menjauh, Silvia b
Akhirnya Lidya merespons. Dia memalingkan kepala untuk menatap Daniel dengan tatapan menyindir. “Apa kamu lupa? Sekarang wanita itu bisa memberimu kedudukan juga berkat aku?”Daniel tertegun.Lidya tersenyum sinis. “Ada darah keluarga kerajaan yang mengalir di dalam tubuhku. Siapa kamu? Kalau waktu itu aku tidak menikah sama kamu, apa mungkin kamu dan anak sialan itu akan dianugerahkan kedudukan? Hahaha.”Lidya tertawa histeris. Polisi langsung melihat ke dalam kamar.Daniel menurunkan kelopak matanya. “Apa kamu begitu membenci putri kandungmu?”Lidya langsung berdiri. Polisi khawatir dia akan menyerang anggota keluarganya. Mereka pun sudah siap siaga.“Apa aku bersedia untuk melahirkannya?” Lidya menjerit dengan mata merah. “Kamu yang mohon sama aku untuk melahirkannya. Anak perempuan itu tidak berguna. Dia bisa hidup sampai sekarang juga karena beruntung saja.”Raut wajah Daniel berubah tegang. “Putraku sudah mati. Dia dicelakai oleh anggota Keluarga Tanzil. Sekarang, suami dan putr
Nordin merasa bingung. “Terima kasih sama aku?”Dacia tersenyum. “Kalau bukan karena ucapanmu di atap waktu itu, aku nggak bakal kepikiran metode pembunuhan yang begitu sempurna.”Carly tersenyum, lalu menarik tangan Dacia. “Metode apa?”Baru saja Dacia ingin menjawab, suara dering ponsel memotong ucapannya. Dia mengeluarkan ponselnya. Ternyata ada panggilan masuk dari Jerremy.…Di sisi lain, di pusat penilaian forensik.Jules duduk di mobil baris belakang. Tatapannya tertuju pada pintu gedung pusat penilaian forensik. Tidak lama kemudian, Derrick berjalan ke sisi mobil, lalu mengetuk kaca jendelanya.Jendela mobil diturunkan secara perlahan. Derrick membungkukkan sedikit tubuhnya, lalu berkata, “Hasil penilaian sudah keluar. Dia bukan menderita gangguan mental, tapi dia didiagnosis mengidap depresi berat.”Jules menyipitkan matanya. “Apa ada yang aneh?”“Tidak ada. Anggota di pusat penilaian forensik tidak pernah ikut campur dalam masalah di penjara. Hanya saja … selain diawasi oleh
”Mengenai bagaimana pelaku bisa menghindar dari kamera CCTV, dia hanya bisa melewati tangga darurat saja. Karena nggak ada kamera CCTV di sana. Dia bisa bersembunyi hingga keesokan paginya, hingga ada yang menyadari jenazah, kemudian berpura-pura menjadi pemilik apartemen. Dia turun dari salah satu lantai melalui jalur darurat dan meninggalkan tempat.”Asisten terlihat bingung, “Kenapa harus menunggu sampai pagi?”Lance berdiri dengan perlahan. “Karena siang hari adalah waktu semua penghuni beraktivitas keluar masuk rumah. Kalau dia pergi malam itu juga, justru akan menambah kecurigaan. Jadi, demi nggak menimbulkan kecurigaan, dia menunggu hingga pagi, lalu bersama penghuni lainnya keluar gedung di pagi hari.”Asisten pun merespons.Dacia tersenyum melihat ekspresi mereka yang terkejut dan tersenyum. “Tentu saja, setiap metode pembunuhan yang sempurna di dunia nyata pasti memiliki celah. Bagaimana menurut Tuan Lance, apa Tuan Lance menganggap metode pembunuhan ini masuk akal?”Lance me
Asisten merasa kaget. “Korban digantung di luar?”“Sebenarnya semua ini adalah inspirasi dari Tuan Muda Nordin. Di bagian luar atap terdapat satu anak tangga yang menonjol. Kalaupun ada kamera CCTV di atap, saat pelaku melompat, dia pun akan jatuh di anak tangga itu. Kalau seperti itu, pelaku tindak kriminal ini mesti dijalankan dua orang.”“Pembantu pelaku berada di balkon rumah korban untuk menarik pelaku yang meluncur turun dengan tali. Pembantu pelaku pasti adalah orang yang sangat dekat dengan korban. Dia bisa menggunakan alasan terlalu emosi ketika melihat orang yang dicintainya bunuh diri, lalu menghancurkan rekaman CCTV itu. Jadi, pelaku utama bisa melarikan diri dengan kesempatan itu.”Lance tersenyum dengan puas dan tertawa. “Bagus, memang lebih cocok kalau metode kejahatan yang dilakukan oleh dua orang.”Dacia menjentikkan jarinya. ”Jadi, berbeda kalau tindak kriminal hanya dilakukan oleh satu orang saja. Pelaku utama mengikat satu ujung tali di anak tangga bagian luar atap,
“Kebetulan nggak ada kamera CCTV di lantai atas. Di dalam rekaman kamera CCTV lift hanya terlihat pelaku yang menyamar sebagai korban. Setelah itu, nggak ada siapa pun yang tertangkap kamera lagi. Mengenai bagaimana pelaku menghindari kamera CCTV dan melarikan diri, atau korban sebenarnya didorong dari lantai atas atau bukan, aku rasa semua itu adalah teka-teki yang ingin diketahui oleh semua penonton,” kata Dacia.Asisten itu tersenyum lagi. “Biasanya untuk skenario seperti ini, pelaku pasti bekerja sama dengan seseorang. Pelaku utama menyamar sebagai korban dan pergi ke atap, sedangkan korban yang sebenarnya dilempar dari balkon rumahnya oleh kaki tangan pelaku. Tentu saja kaki tangan pelaku bisa jadi adalah suami atau pacar korban.”Dacia menggeleng. “Di dalam naskahku, Nona Mimosa tinggal sendiri.”Asisten tertegun sejenak, lalu melirik ke ujung. Terlihat Lance sedang memberi isyarat mata. Kemudian, dia baru bertanya, “Pelakunya satu orang saja? Jadi, pelaku sudah lebih dulu melem
Dacia tersadar dari lamunannya, lalu berdiri dengan perlahan. “Kalau begitu, aku akan datang lagi besok.”Resepsionis menatap bayangan punggung Dacia sembari menggeleng. Padahal wanita ini sudah ditolak dua kali, dia masih saja datang ke perusahaan. Sebenarnya, tidak peduli dia datang berapa kali, Sutradara Lance juga tidak akan menemuinya.Dacia berdiri di depan pintu. Ketika melihat mobil dan pejalan kaki yang hilir mudik di jalan raya, dia berusaha untuk menenangkan dirinya. Kemudian, dia segera menghalangi taksi untuk meninggalkan tempat.Carly sedang duduk di lapangan basket akademi. Ketika melihat Dacia sudah kembali, dia bergegas ke hadapan Dacia. “Bagaimana?”Dacia menggeleng.Sebenarnya Carly juga sudah menduganya. Dacia masih belum berhasil untuk menemuinya.Bukan hanya mahasiswa seperti mereka saja yang ditolak, bahkan selebritas papan atas yang pernah memenangkan penghargaan di ajang Goldwood juga belum pasti bisa mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan Lance.Dacia mena
Benn mengerti apa maksud ucapan Jerremy. Dia mengangkat gelas anggur, lalu menyesapnya dengan perlahan dan bertanya, “Apa kamu mencurigainya?”Jerremy tersenyum. “Dia menerima pukulan di saat mengetahui kabar penobatan. Apa mungkin aku tidak curiga?”Lidya telah mengetahui kabar kekuasaan jatuh ke tangan anggota Keluarga Tanzil. Apa mungkin dia akan merasa rela?Seorang wanita yang sudah kehilangan akal sehatnya bisa melakukan apa pun. Meskipun dia memiliki kesempatan untuk keluar dari penjara dan menerima pengobatan, apa dia benar-benar sedang fokus dalam pengobatannya atau dia sedang menyusun rencana selanjutnya? Siapa juga yang mengetahuinya?Benn menghela napas ringan. “Jerry, aturan di Negara Hyugana memang seperti itu. Seandainya narapidana mengidap penyakit mental, dia akan dibebaskan dari masa hukumannya untuk menerima pengobatan.”“Aku mengerti.” Tatapan Jerremy semakin serius. “Jadi, apa pun ceritanya, aku tidak boleh membiarkannya memiliki kesempatan itu.”Di sisi lain, di r